Oleh: Oswar Mungkasa*

Oleh: Oswar Mungkasa*

Kesehatan

Pendidikan

Pendapatan/ Konsumsi

- Penyakit terkait air dan sanitasi - Malnutrisi karena diare - Berkurangnya usia harapan hidup

- Tingkat kehadiran berkurang karena sakit, atau antri air

- Tingginya proporsi pengeluaran

untuk air - Berkurangnya potensi penda-

patan karena sakit, berkurangnya kesempatan kerja yang memerlukan ketersediaan air.

Dimensi Kemiskinan

Dampak Utama

Kekura- ngan Air Minum dan Sanitasi

Gambar 1. PENGARUH KETERSEDIAAN AIR MINUM TERHADAP BERAGAM DIMENSI KEMISKINAN

Sumber: Bosch dkk (2000)

Meningkatnya biaya bagi yang tidak memperoleh akses. Ketika penduduk tidak memperoleh akses, mereka mencari alternatif lain yang lebih mahal. Masyarakat miskin membeli 5-30 liter air per kapita/hari melalui "perantara" seperti pemilik rumah, kios air, dan penjaja keliling dengan harga yang jauh lebih mahal. Penduduk menghabiskan dana seki- tar 10-40 persen dari pendapatan un- tuk air minum dan mungkin memba- yar 10-100 kali tarif rata-rata (Black, 1996). Sementara itu, RT pelanggan air per- pipaan umumnya hanya mengeluar- kan kurang dari 2 persen (Satter-

waithe, 1998). Hal itu selengkapnya da- pat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Sebagai perbandingan, di negara maju, pengeluaran air berkisar pada 0,5 sam- pai 2 persen dari pendapatan rata-rata (1,3 persen di Jerman dan Belanda, 1,2 persen di Perancis). Air minum diang- gap mahal jika pengeluaran melampaui

3 persen dari pendapatan rata-rata penduduk (Water Academy, 2004). Berkurangnya konsumsi air. Semakin besar biaya, waktu dan usa-

ha yang dibutuhkan bagi konsumsi air, air yang dikonsumsi penduduk

miskin kemungkinan semakin jauh dari kebutuhan minimal. Bertambahnya beban kesehatan dan timbulnya biaya ekonomi karena hi- langnya produktivitas. Kekurangan akses ke air minum ber- kaitan ke penyakit baik yang langsung maupun yang tidak langsung. Banyak penduduk miskin terjangkit penyakit disebabkan oleh kurang la- yaknya air yang dikonsumsi. Akibat- nya, sebagian besar pendapatan habis untuk penanggulangan kesehatan se- hingga tidak cukup tersedia dana un- tuk kegiatan produktif. Selain itu, penduduk yang menderita sakit diare atau yang merawat keluarga yang sa- kit tidak akan dapat bekerja, yang berarti hilangnya produktivitas. (Sur- jadi, 2003)

Karakteristik pasar air minum di an- tara komunitas miskin menunjukkan hal-hal sebagai berikut. (i) Kinerja pe- nyedia air minum yang rendah lebih menyengsarakan penduduk miskin di- bandingkan yang kaya. Penduduk mis- kin biasanya tergantung pada gaji hari- an sehingga waktu yang terbuang untuk memperoleh air akan mengurangi ke- sempatan memperoleh penghasilan. (ii) Penduduk miskin membayar lebih be-

sar untuk air minum. Meskipun terda- pat persepsi bahwa penduduk miskin ti- dak mampu membayar, kenyataannya mereka membayar lebih besar daripada penduduk kaya, seperti membeli air dari penjaja keliling dengan harga yang

Percik „ Oktober 2006 „

19

Tabel 1 PERBANDINGAN HARGA AIR MINUM PENJAJA KELILING DAN PERPIPAAN

Kota

Abidjan Bandung Dhaka Ho Chi Minh, Vietnam Istanbul

Jakarta

Kampala Karachi Lagos Lima Manila Nairobi Onitsha, Nigeria Port-au-Prince, Haiti Surabaya

Rasio harga air penjaja

keliling terhadap

4:1 - 9:1 28:1 - 83:1

35 :1 - 300:1 7:1 - 100:1 20:1 - 60:1

Sumber Data

World Bank, 1998

ADB, 1993 World Bank, 1998

ADB, 1993 World Bank, 1998

Crane, 1994

World Bank, 1998 World Bank, 1998 World Bank, 1998 World Bank, 1998

David dan Ionesco, 1998

World Bank, 1998 Whittington dkk, 1991

World Bank, 1998 World Bank, 1998

Sumber: Diolah dari World Bank, 1998 dan Satterwaithe, 1998

Lokasi

Onitsha, Nigeria Manila, Filipina Addis Abeba, Ethiopia Port-au-Prince, Haiti Khartoum, Sudan

Proporsi Pengeluaran/Pendapatan

18 persen 8,2 persen

9 persen 3,2 - 10,6 persen 16,5 - 55,6 persen

Sumber

Whittington dkk, 1991 David dan Inocencio, 1998 Bahl dan Lihn, 1992 Fass, 1998 Cairneross dan Kinner, 1992

Sumber: Satterwaithe, 1998

Tabel 2. PROPORSI PENGELUARAN AIR MINUM RUMAH TANGGA MISKIN PERKOTAAN

a.

b.

c.

lebih mahal. (iii) Penyedia alternatif merupakan jalan keluar bagi pendu- duk miskin untuk mendapatkan layan- an. Tingginya kebutuhan air yang tidak terlayani oleh penyedia air perpipaan memungkinkan penyedia skala kecil mengembangkan inovasi, seperti kios air, penjaja keliling, jaringan indepen- den, dan lain-lain. (iv) Ketersediaan dana tunai merupakan isu dalam men- dapatkan layanan air minum. Pendu- duk miskin cenderung membayar tidak teratur dan dalam jumlah kecil sesuai dengan ketersediaan dana mereka. (v) Pemilikan lahan merupakan kendala mendapatkan layanan (Kariuki, 2000).

Program pembangunan air minum dapat menanggulangi kemiskinan me- lalui 2 cara, yaitu (i) mengurangi biaya layanan dasar, dan (ii) mengurangi beberapa risiko penyebab menurunnya kondisi kesehatan masyarakat yang dapat menurunkan tingkat kesejahtera- an masyarakat (Cain, 1998). Namun, aspek pertama yang terkait langsung dengan kondisi ekonomi yang sering di- kemukakan adalah berupa peningkatan pendapatan yang dapat digunakan un- tuk keperluan selain air minum. Kaitan ini dijelaskan secara nyata melalui ilustrasi berupa peningkatan penda-

patan penduduk miskin setelah pen- duduk miskin tersebut beralih dari mengonsumsi air yang dibeli dari pen- jual keliling ke air perpipaan.

Ketika pemerintah maupun swasta berkeinginan memberikan layanan air minum pada penduduk miskin, faktor yang menjadi kepedulian penduduk miskin perlu mendapat perhatian. Terdapat tiga hal yang menjadi kepedu- lian utama dari penduduk miskin. Ketiga hal tersebut akan diuraikan berikut ini.

Harga air. Rumah tangga miskin lebih tertarik pada harga air yang rendah dan penerapan skema subsidi silang. Ekspansi sistem distribusi. Rumah tangga miskin akan lebih memberi perhatian pada besarnya biaya sambungan dan cara pemba- yaran biaya sambungan (sekali ba- yar vs dicicil). Tingkat layanan (kualitas air, lama layanan, sistem penagihan dan la- innya). Rumah tangga miskin cen- derung membayar tagihan dalam jumlah kecil dengan frekuensi yang lebih sering. Selain itu, penyedia air minum ha-

rus memperhatikan beberapa hal, yaitu (i) desain penyediaan air minum harus tetap mempertahankan sasaran me- ningkatkan taraf kehidupan penduduk miskin, (ii) menghindari asumsi bahwa melayani penduduk miskin berisiko tinggi dan tingkat pengembalian ren- dah, (iii) memberikan kebijakan dan pengaturan yang jelas, (iv) mempersi- apkan beragam pilihan akses air minum bagi penduduk miskin, dengan catatan bahwa penyedia air minum alternatif mungkin lebih sesuai dengan penduduk miskin, dan (v) memberikan subsidi ke penduduk miskin melalui tarif yang se- ring tidak berhasil. Penduduk miskin sebagian memperoleh air dari tempat umum bahkan penyedia skala kecil, se- mentara subsidi silang lebih mengarah pada sambungan rumah. Akibatnya, subsidi terhadap harga menguntungkan penduduk kaya daripada penduduk miskin. Harga air yang murah tanpa di- dukung oleh akses air minum ke pendu- duk miskin hanya akan menguntungkan pedagang dan bukan penduduk miskin (McIntosch, 2003), (vi) perlu ditingkat- kan keterlibatan penduduk miskin se- hingga keinginan mereka dapat tersam- paikan (Kariuki, 2000). „

*Anggota Pokja AMPL Pusat

Percik „ Oktober 2006 20 „

Program pembangunan

air minum dapat menanggulangi kemiskinan

melalui 2 cara, yaitu

(i) mengurangi biaya

layanan dasar, dan (ii) mengurangi beberapa risiko penyebab menurun-

nya kondisi kesehatan masyarakat yang dapat

menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

FOTO: MUJIYANTO

Strategi Menciptakan Sistem Laporan PDAM Berfokus Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja

B masyarakat (LSM) membutuhkan suatu Dinamika yang sedang berkembang informasi tambahan yang dipan-

ahwa setiap organisasi baik ber- sajikan secara komparatif dengan bentuk perusahaan, pemerintah

periode yang lalu dan dengan angka maupun organisasi swadaya

Oleh: Abdul Gani*

proyeksi/ anggaran. Penjelasan dari

laporan. Laporan merupakan media in-

dang perlu harus disertakan untuk formasi bagi internal organisasi mau-

dalam pelayanan air minum menunjuk-

menghindari adanya penafsiran pun stakeholder yang digunakan untuk

kan masyarakat pengguna dan stake-

yang menyesatkan. mengetahui dan memahami semua ak-

holder makin kritis dan cerdas dalam

merespon kinerja pelayanan PDAM.

b. Informatif

tivitas organisasi pada kurun waktu ter-

Laporan harus menyajikan informa- tentu apakah dilaksanakan sesuai de-

Hal ini didorong oleh lahirnya Undang-

si yang mudah dipahami oleh ngan rencana, target. Begitu juga hal-

Undang No. 7 Tahun 2004 tentang

Sumber Daya Air (SDA) dan ter-

pemakai.

nya dengan PDAM sebagai badan usaha

bentuknya BPPSPAM (Badan Pen-

c. Relevan

Laporan harus berisi informasi pen- yang digunakan untuk kepentingan

milik daerah, membutuhkan laporan

dukung Pengembangan Sistem Penye-

ting yang dengan tepat dapat meme- analisa, pengendalian, pengambilan ke-

diaan Air Minum) sesuai dengan KEP-

nuhi kebutuhan manajemen. putusan dan juga sebagai bentuk akun-

MENPU No.294 Tahun 2005.

Adanya isu perubahan lingkungan dan

d. Akurat

tabilitas.

merespon dinamika perubahan yang se-

Laporan harus menyajikan infor-

dang berkembang pada sektor air minum,

masi yang diandalkan kecermatan-

Pendahuluan

terutama menghadapi isu transparansi dan

nya.

Merujuk pada PP No 16 Tahun 2005

akuntabilitas penyampaian informasi pe-

e. Tepat waktu

Laporan harus disiapkan/disajikan lenggara pelayanan air minum, dinya-

bahwa PDAM sebagai salah satu penye-

layanan kepada masyarakat (publik), sudah

tepat pada waktu yang diperlukan takan pada pasal 6, ayat e bahwa dalam

saatnya manajemen PDAM memperha-

atau segera setelah berakhirnya menjalankan tugas dan tanggung jawab

tikan tersedianya sistem pelaporan yang

periode pelaporan. berkewajiban membuat laporan penye- lenggaraan secara transparan, akunta-

transparan, efisien, efektif dan akuntabel.

Jika dikaitkan peran dan fungsi bel dan bertanggung jawab sesuai de-

Laporan yang baik antara lain

laporan dengan unsur GCG, idealnya ngan prinsip tata pengusahaan yang

menyajikan data/ informasi yang

sebuah laporan minimal mengandung baik.

memiliki format dan struktur

unsur Transparansi dan Akuntabilitas. Kalau kita pahami makna dari pasal

Pengertian transparansi dalam penye- tersebut, terkandung maksud bahwa se-

laporan yang sistematis, mudah

lenggaraan PDAM adalah keterbukaan tiap kegiatan penyelenggaraan pelayanan

dipahami dan dianalisa sebagai

dalam menyampaikan materi informasi air minum, PDAM berkewajiban meme-

dasar dalam pengambilan

yang relevan dalam proses pengambil- domani prinsip tata pengusahaan yang

keputusan manajemen.

an keputusan manajemen kepada ma- baik atau sering dikenal dengan istilah

syarakat, pemilik dan stakeholder. Good Corporate Governance (GCG).

Laporan yang disampaikan PDAM Kita mengenal enam prinsip GCG,

Peran dan Fungsi Laporan

memenuhi prinsip akuntabilitas, de- meliputi aspek Transparansi, Akunta-

Sesuai dengan pedoman akuntansi

ngan pengertian adanya kejelasan fung- bilitas, Keadilan, Integritas, Kemandiri-

PDAM - Menteri Negara Otonomi Dae-

si pelaksanaan dan pertanggungjawa- an dan Partisipasi. Dua prinsip yang

rah tahun 2000, sebuah laporan harus

ban unsur manajemen atas pengelolaan pertama merupakan aspek yang ber-

memenuhi kriteria sebagai berikut.

perusahaan agar dapat terlaksana seca- kaitan erat dan berkontribusi yang

a. Lengkap

Laporan harus menyajikan infor-

ra efektif.

signifikan terhadap proses pembuatan

Kewajiban untuk menyampaikan laporan manajemen yang baik.

masi yang lengkap mengenai hasil

kegiatan periode berjalan yang di-

laporan bagi penyelenggara pelayanan

Percik „ Oktober 2006 „ Percik „ Oktober 2006 „

 Laporan yang disampaikan dari tiap

Kesimpulan

yang tidak terpisahkan dari Tugas Po-

 Peran dan fungsi strategis laporan kok dan Fungsi (TUPOKSI), yang biasa-

divisi memedomani TUPOKSI, Visi,

bagi PDAM antara lain untuk nya tercantum pada Susunan Orga-

Misi dan Tujuan Strategis Perusa-

menginformasikan pelaksanaan nisasi dan Tata Laksana.

haan ?

tugas dan tanggung jawab kepada Penyampaian Laporan PDAM ber-

 Apakah setiap jenjang manajemen

pemilik dan stakeholder secara fungsi sebagai pertanggungjawaban

secara konsisten membuat laporan

transparan dan akuntabel manajemen atas pengelolaan dan pen-

sesuai dengan wewenang dan uraian

 Untuk menciptakan laporan yang capaian kinerja perusahaan pada kurun

tugas masing-masing?

akurat, sistematis dan tepat wak- waktu tertentu kepada pemilik dan

 Apakah dari materi laporan yang

tu dibutuhkan kerangka acuan sebagai informasi kinerja pelayanan ke-

ada, direksi dapat menilai keberha-

dasar atau Sistem dan Prosedur pada publik dan stakeholder. Agar lapo-

silan tiap divisi melalui indikator ki-

nerja yang tersedia?

(SOP).

ran yang dibuat dapat dipahami dan

 Sistem laporan yang terstruktur, berperan sebagai media komunikasi

Rangkaian pertanyaan di atas dapat

sistematis, akurat dan mencer- yang efektif, memerlukan tindakan stra-

membantu PDAM untuk menilai apa-

minkan akuntabilitas setiap ting- tegis dari setiap jenjang manajemen

kah sistem pelaporan yang ada saat ini

memerlukan perbaikan/perubahan. Ji-

katan organisasi merupakan faktor

ka berdasarkan jawaban pertanyaan di

pendukung dalam membantu ma-

Strategi Menciptakan Sistem Pe-

atas, ternyata dinilai sistem pelaporan

najemen dalam pengambilan ke-

laporan

masih memerlukan perbaikan, maka

putusan.

 Proses pelaksanaan studi identi- PDAM sebenarnya sudah diatur dan me-

Kondisi eksisting sistem pelaporan

tindakan strategis yang dilakukan an-

fikasi untuk menciptakan standa- medomani Sistem Akuntansi PDAM ber-

tara lain melakukan studi identifikasi

risasi laporan PDAM mensyarat- dasarkan KEPMENOTDA Nomor 8 Tahun

sistem pelaporan berbasis kinerja

kan dibentuknya Tim Internal 2000. Namun demikian, pada dasarnya

Untuk memudahkan gambaran

PDAM yang dibantu oleh tenaga fungsi laporan tidak hanya digunakan se-

umum pelaksanaan studi, di bawah ini

ahli (fasilitator). „ bagai unsur pertanggungjawaban pelaksa-

disajikan Diagram Alir (Road Map) se-

*) Tim BMS Pusat - PERPAMSI naan kegiatan perusahaan, tetapi diguna- kan juga sebagai alat manajemen untuk menilai, menganalisa dan mengevaluasi

perti berikut:

ROAD MAP STUDI SISTEM LAPORAN PDAM

indikator kinerja keberhasilan. Permasalahan umum yang dihadapi oleh PDAM di Indonesia antara lain

Bentuk Tim Kerja

Management Assist/Fasilitator

laporan yang ada tidak sistematis, tidak akurat dan tidak tepat waktu penyam-

Tentukan Sasaran

paiannya, sehingga berpengaruh pada

Strategis (Objective)

Referensi/Dok :

kecepatan manajemen dalam proses

„ „ Struktur Org.

pengambilan keputusan. Review & Analisa

„ „ SOP

Kebutuhan Laporan

„ „ Laporan Divisi

Untuk menilai apakah kondisi eksis-

„ „ Laporan Mgt

ting laporan manajemen PDAM sudah

Identifikasi &

efektif, di bawah ini disajikan rangkaian

Analisis Masalah

pertanyaan/kuesioner, antara lain ;  Apakah sumber laporan dari tiap

unit kerja/divisi saat ini sudah me-

SOP & Equipment

Tupoksi, Visi & Misi

Knowledge & Skill

miliki format baku/standar?  Apakah laporan bulanan yang diteri-

Hasil Kajian & Solusi

ma direksi tepat waktu? Kerangka Acuan Kerja  Apakah materi laporan yang di-

sajikan sudah akurat, sistematis dan

FORMATKERANGKAACUAN SISTEM LAPORAN

mudah dianalisa oleh direksi untuk

Laporan Divisi / Bagian, Direktur Bidang & Laporan Manajemen

proses pengambilan keputusan ?