Dari Plato ke Kebijakan AMPL-BM
Dari Plato ke Kebijakan AMPL-BM
ini mulai menyadari hadirnya isu yang K
apankah manusia mulai meng- Evelyn mengusulkan untuk membuat hadapi isu lingkungan, dan ka-
Oleh: Alma Arief
aturan yang membatasi para pencemar pankah manusia di planet bumi
dan Dormaringan Saragih*
lingkungan dan menganjurkan pendu-
duk untuk melakukan penghijauan. penanggulangannya harus diselesaikan
Engels menggambarkan mengenai kon- secara bersama? Dua pertanyaan ini
wa tanah hanya tinggal kerangka yang
disi permukiman kumuh yang didiami memiliki keterkaitan linear, terutama
sudah kehilangan kesuburannya, sudah
kelas pekerja di Salford dan kumuhnya yang berkenaan dengan tumbuhnya ke-
tidak lagi bisa menyimpan air hujan
permukiman para pekerja, sanitasi yang sadaran global melalui proses belajar
yang langsung mengalir di atas tanah
sangat buruk, kualitas bangunan yang yang nyatanya memerlukan rentang
gundul menuju ke laut (Wall D., 1994).
tidak lebih dari kandang sapi dengan waktu sangat panjang. Tulisan ini men-
Degradasi lingkungan di Greece, Meso-
atap yang bocor, dan lain-lainnya. Se- coba merentang benang merah tumbuh-
potamia, Egypt, disebabkan berbagai
lain degradasi lingkungan, kualitas per- nya kesadaran global, action program
hal yaitu: penebangan hutan untuk la-
mukiman dan polusi udara pada masa yang dicanangkan bersama dan melihat
han pertanian guna memenuhi kebu-
lalu juga para pendahulu sudah memba- posisi Indonesia dalam mewujudkan ga-
tuhan pangan penduduk kota, untuk
has perlindungan binatang. Sommer- gasan masa depan bersama?
membangun piramid dan kuil, serta
untuk membuat perlengkapan perang.
ville, pada akhir abad 17 telah menu-
Kepedulian terhadap masalah ling-
liskan mengenai ancaman musnahnya
Kapan isu mulai terdokumentasi?
binatang tertentu karena dibantai untuk Isu lingkungan dalam skala lokal
kungan di tingkat lokal, tampaknya juga
memenuhi kenikmatan hidup. Sedang- sudah mulai terdokumentasi sejak jauh
terjadi di tempat lain, ribuan tahun se-
kan Salt pada tahun 1880 menge- sebelum tahun masehi. Plato sudah
sudah era Plato. Polusi di kota London
mukakan ide mengenai gerakan mem- menuliskan mengenai kerusakan ling-
pada akhir abad 17 dan awal abad 18
bela hak-hak binatang. Bagaimanapun, kungan yang terjadi di Attica. Dalam
sudah dituliskan oleh John Evelyn.
kesadaran di tingkat lokal tersebut tulisannya Plato mengungkapkan bah-
Menanggapi polusi udara oleh asap in-
dustri yang mengandung sulfur, John
belum mengarah pada kajian yang
FOTO: KURNIA RATNA DEWI
bersifat sistemik dan holistik seba- gaimana kajian masalah lingkungan pada saat ini, tetapi lepas satu dari lain- nya.
Kajian ilmu ekonomi mulai menam- pakkan kesalingterkaitan tersebut. Mal- thus, sebagai contoh, mengemukakan keterkaitan antara pertumbuhan pen- duduk dan tingkat pemenuhan kebu- tuhan hidup. Namun begitu, di ka- langan ilmuwan ekonomi terjadi perbe- daan pandangan yang tajam. Adam Smith dalam :"An inquiry into the Na- ture and Cause of the Wealth of Nations." mengemukakan bahwa pasar bebas akan mampu mengantar pada terwujudnya kesejahteraan umum dan keuntungan-keuntungan individu. Pa-
23
Percik Oktober 2006
sar akan mengatur dirinya sendiri melalui mekanisme invisible hand, dan memiliki kekuatan untuk menciptakan efisiensi, masa depan yang aman, damai dan setara, atau dengan kata lain ter- wujudnya kesejahteraan untuk semua. Sementara Alfred Marshal, ilmuwan ekonomi Neoklasik, menyatakan bahwa lingkungan (daya dukungnya) tidak menjadi kepedulian ilmu ekonomi. Ter- lebih lagi, manusia mempunyai kemam- puan menciptakan teknologi untuk me- nanggulangi kelangkaan sumber daya. Mekanisme pasar dan kemampuan menciptakan teknologi inilah yang akan mengatur kestabilan stok kebutuhan manusia, sehingga tak perlu berbagai pembatasan. Bila sumber daya langka harga akan naik, konsumsi akan menu- run sehingga memberi kesempatan pe- mulihan, sedangkan bila menyangkut sumber daya tak terbaharui, diyakini manusia akan mampu menemukan al- ternatifnya.
Namun asumsi-asumsi itu justru mengantarkan para ilmuwan di bela- kang hari mempertimbangkan aspek lingkungan dalam melaksanakan pem- bangunan. Pada masa lalu manusia su- dah menerapkan prinsip keberlanjutan. Nelayan, pekebun, dan sebagainya, se- lalu memanen sesuai dengan tingkat kemampuan untuk pemulihan. Dalam rangka mempertahankan keseimbang- an pertumbuhan sumber daya dengan hasil yang dipanen, nelayan selalu memberi kesempatan bagi ikan-ikan untuk tumbuh kembali sehingga sum- ber daya tidak akan punah, dan suplai- nya dapat berlangsung terus. Masalah lingkungan telah muncul ke permukaan karena eksploitasi berlebih, untuk kon- sumsi manusia, untuk kepuasan manu- sia yang tidak berbatas. Produksi ba- rang dan jasa tidak semata-mata untuk kebutuhan hidup tetapi terlebih dari itu, untuk kenikmatan hidup yang terus- menerus bertambah dan beragam. Ma- nusia kini sudah tidak bisa terpisahkan dari kosmetik, aksesori, furnitur, AC, transportasi mewah, dan sebagainya.