Uraian Proses Produksi Proses Produksi

c. Kayu Kayu sebagai bahan dalam proses pengasapan untuk pengeringan d. Amoniak NH 3 Penambahan amoniak dalam pengolahan ini berfungsi untuk menjaga lateks tetap encer tidak menggumpal.

2.5.1.3. Bahan Tambahan

Adapun bahan tambahan yang digunakan untuk RSS adalah pallet sebagai tempat untuk mem-packing hasil akhir dari karet tersebut.

2.5.2. Uraian Proses Produksi

Pada proses produksi RSS, yang terdiri dari beberapa tahapan proses akan dijelaskan, yaitu: 1. Penimbangan Setibanya di pabrik, lateks ditimbang brutotarra di jembatan timbangan untuk mengetahui jumlah lateks yang diterima setiap hari atau bisa juga diukur menggunakan alat ukur yang terbuat dari batang kayu atau bambu yang dilapisi dengan aluminium. Skala volume di alat ukur tersebut telah dikalibrasi range skala sebesar 50 kg disesuaikan dengan kapasitas volume LTT lateks tangki transport. Universitas Sumatera Utara 2. Penerimaan Lateks Lateks dari LTT dituang melalui saringan 20 mesh dan 40 mesh ke bak penerimaan. Setelah tangki penerimaan diisi sesuai dengan kebutuhan dilakukan analisis ulang KKK kadar karet kering dan NH 3 campuran lateks, guna menentukan penambahan air untuk pengenceran lateks dan pembubuhan formic acid untuk penggumpalan pada proses pengolahan selanjutnya. 3. Bak Penerimaan Bak penerimaan berfungsi tempat penerimaan lateks dari lapangan sekaligus proses pengenceran lateks menjadi DRC 13 - 15. Banyaknya air yang ditambahkan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: XA R R S V − = Dimana: V = volume yang diperlukan untuk pengenceran A = volume lateks sebelum pengenceran S = DRC lateks sebelum pengenceran R = DRC pengenceran yang dikehendaki Sumber : Lab. Pabrik Pengolahan karet Kebun Sei Silau Air pengenceran harus benar-benar bersih agar proses pengadukan di bak pengenceran benar – benar tercampur secara homogen. Pengukuran DRC lateks di bak pengenceran menggunakan metrolaks. Universitas Sumatera Utara Setelah pengukuran DRC latek selesai proses selanjutnya adalah pengadukan di bak pengenceran, agar seluruh bahan tercampur secara merata. 4. Bak Koagulasi Bak koagulasi berfungsi sebagai tempat lateks yang telah diencerkan. Proses pembekuan dilakukan dengan mencampur formic acid 7,5-9,00 kgton kering dengan kapasitas bak 600 literbak. 5. Penggilingan Sheet Lembaran koagulum dimasukkan ke penggilingan pertama dan selanjutnya secara otomatis lembaran akan bergerak memasuki penggilingan hingga sampai pada penggilingan terakhir printer yang diberi patron alur-alur. Jarak antara gilingan dan putaran rpm diatur sedemikian agar ketebalan lembaran sheet yang keluar menjadi 2 sd 4 mm dan untuk mencegah koyaknya lembaran selama penggilingan. Tujuan penggilingan yang dilakukan adalah: a. Mengeluarkan sebagian air sehingga mempercepat proses penggilingan b. Memperluas permukaan sheet dengan menipiskan dan memberi kembang print sehingga pengeringan lebih cepat pada ruang asap c. Menyeragamkan mutu warna dan tebal. Tebal lembaran sheet dari hasil penggilingan sheeter dapat dilihat pada Tabel 2.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Tebal Lembaran Sheet dari Hasil Penggilingan Sheeter No. Roll Tebal Sheet mm 1 Roll 1 8-9 2 Roll 2 7-8 3 Roll 3 6-7 4 Roll 4 5-6 5 Roll 5 4-5 6 Roll 6 feenester roll bunga 2-4 Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Silau 6. Penirisan di Lori Sheet yang telah digiling jatuh ke dalam bak pencucian, kemudian setiap lembaran digantungkan pada bambu yang telah disiapkan di trolly. Sebelum digunakan, bambu dan rak penjemuran trolly harus benar-benar dalam keadaan bersih. Pengisian rak dimulai dari bagian atas menuju ke bawah agar memudahkan petugas untuk memanjat guna menggantungkan sheet di rak bagian atas. Setelah rak penjemuran penuh, rak dibiarkan di udara terbuka selama 2 – 4 jam agar air menetes, kemudian dimasukkan ke dalam ruang pengasapan. Tidak dibenarkan sheet terlalu lama berhubungan dengan udara, sebab dapat menimbulkan oksidasi yang menyebabkan terbentuknya noda karat rustiness. 7. Kamar Asap Kebun Sei Silau Mempunya 3 kamar asap, yaitu Kamar Asap Malaka, kamar Asap Subur lama dan kamar Asap Subur baru, setiap kamar asap memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Pengasapan dan pengeringan sheet berlangsung Universitas Sumatera Utara selama 5 lima hari pada temperatur, jumlah asap serta besar ventilasi yang berbeda untuk setiap hari pengeringan dengan pengaturan sebagai berikut: a. Hari I pertama Tahap pengasapan dengan temperatur 40 C-45 C. b. Hari II kedua Temperatur yang digunakan 45 C-50 C. c. Hari III ketiga Temperatur yang digunakan 50 C-55 C. d. Hari IV keempat Temperatur 55 C-60 C e. Hari V kelima Temperatur 60 C dan ventilasi tertutup. 8. Sortasi Bagian sortasi berfungsi untuk menyortir lembaran sheet memperoleh 3 mutu RSS-I, RSS-II, dan RSS-III dan 1 mutu hasil sampingan berupa cutting. PPK KSSIL hanya memproduksi RSS-I, RSS-III dan cutting. Kriteria sheet dapat diuraikan sebagai berikut : a. RSS-I Kriteria lembaran sheet bersih, warna cokelat jernih, kokoh, bebas noda dan tidak mengandung gelembung udara. Universitas Sumatera Utara b. RSS-II Kriteria warna cokelat, bebas kontaminan, boleh mengandung sedikit gelembung udara sebesar kepala jarum dan letaknya berserakan. c. RSS-III Kriteria warna cokelat, kokoh, bersih, diperbolehkan mengandung gelembung udara yang letaknya berserakan. d. Cutting Merupakan guntingan kecil-kecil dari hasil guntingan RSS I dan RSS II, RSS III dan boleh ada karet mentah. 9. Gudang Produksi Gudang produksi berfungsi untuk menyimpan produksi yang siap untuk di-export.

2.6. Mesin dan Peralatan

Untuk melakukan proses produksinya PTP. Nusantara II Persero Kebun Sei Silau, menggunakan mesin-mesin dan juga peralatan-peralatan produksi yang sangat berperan dalam menghasilkan produk yang berkualitas.

2.6.1. Mesin

Beberapa Mesin dan Peralatan yang digunakan dalam proses produksi lateks cair antara lain dapat dilihat berikut ini: Universitas Sumatera Utara