pengertian biasa. Disini pengukur melakukan penilaian tentang kewajaran kecepatan kerja yang ditunjukkan oleh operator.
5. Synthetic Rating
Metode ini mengevaluasi kecepatan operator berdasarkan data waktu gerakan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Prosedurnya adalah dengan mengukur
waktu penyelesaian dari setiap elemen gerakan kemudian dibandingkan dengan waktu aktual dari data tabel waktu gerakan untuk kemudian dihitung
harga rata-ratanya. Harga rata-rata inilah yang digunakan sebagai faktor penyesuaian.
3.3. Penetapan Kelonggaran Allowance
Waktu normal untuk suatu elemen kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi bekerja menyelesaikan pekerjaan
pada kecepatan normal. Walaupun demikian pada prakteknya kita akan melihat operator tidak mampu bekerja secara terus-menerus sepanjang hari tanpa ada
interupsi sama sekah. Karena ini dibutuhkan kelonggaran dalam menyelesaikan pekerjaan yang sering disebut dengan allowance. Kelonggaran ada 3 yang terdiri
dari
14
1. Personal allowance Untuk kebutuhan pribadi.
:
Personal allowance adalah jumlah waktu yang diijinkan untuk operator yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Yang termasuk kebutuhan
14
Barnes, R.M., Motion and Time Study and Work Measurement. John Wiley Sons Inc, New York, 1980.
Universitas Sumatera Utara
pribadi disini adalah minum untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap sekedarnya dengan teman sekerja untuk menghilangkan
kejenuhan ataupun ketegangan dalam bekerja. Untuk pekerjaan dimana operator bekerja selama 8 jam perhari besamya allowance berkisar 2 - 2,5 di
negara maju sedangkan di negara berkembang diberikan 5 - 15. 2.
Delay allowance Hambatan-hambatan yang tidak dapat dihilangkan. Dalam melaksanakan pekerjaanya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai
hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol dengan sengaja. Ada pula hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena berada diluar
kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya misalnya pemadaman aliran listrik oleh PLN. Bagi hambatan pertama jelas tidak ada pilihan selain
menghilangkannya, sedangkan yang kedua harus diusahakan serendah mungkin, hambatan akan tetap ada dan karena itu harus tetap diperhitungkan
dalam melakukan perhitungan waktu standar. Beberapa contoh yang termasuk dalam hambatan tak terhindarkan adalah
15
− Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas,
:
− Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin,
− Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat, seperti mengganti alat potong
yang patah, −
Memasang kembali ban yang lepas, −
Mengasah peralatan potong, −
Mengambil alat-alat atau bahan-bahan khusus dari gudang,
15
Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.
Universitas Sumatera Utara
− Hambatan-hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun bahan, dan
− Mesin berhenti karena matinya aliran listrik.
3. Fatique allowance Menghilangkan kelelahan.
Kelelahan fatigue dapat dilihat dengan menurunnya hasil produksi baik kualitas maupun kuantitas atau dengan perkataan lain rasa lelah itu dapat
dilihat dari menurunnya kualitas kerja operator. Fatique allowance terdiri dari dua bagian, yaitu kelonggaran tetap basic allowance dan variabel allowance.
Tetapi masalahnya adalah kesulitan dalam menentukan hasil produksi yang ditimbulkan oleh rasa lelah karena masing banyak faktor lain yang
menyebabkannya. Jika rasa lelah telah datang dan pekerja harus bekerja untuk menghasilkan performansi normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih
besar dari normal dan ini akan menambah rasa lelah. Bila hal ini berlangsung terus, pada akhirnya akan menjadi lelah total, yaitu jika anggota badan yang
bersangkutan sudah tidah dapat melakukan gerakan sama sekali walaupun sangat dihendaki. Hal demikian jarang terjadi karena berdasarkan pengalamannya
pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa, sehingga lambatnya gerakan-gerakan kerja ditunjukan untuk menghilangkan rasa lelah ini.
Besarnya hambatan untuk kejadian-kejadian seperti ini sangat bervariasi dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, bahkan satu stasiun kerja ke stasiun kerja
lain, karena banyaknya penyebab seperti mesin, prosedur kerja, ketelitian suplai alat dan bahan, dsb. Salah satu cara yang terbaik yang biasanya digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
menentukan besarnya kelonggaran bagi hambatan tak terhindarkan adalah melakukan work sampling.
Dalam melakukan perhitungan waktu baku, langkah yang harus dilalui adalah menentukan besarnya kelonggaran untuk ketiga hal di atas. Kesemuanya
yang dinyatakan dengan persentase dijumlahkan, dan kemudian mengalikannya dengan waktu normal yang telah dihitung sebelumnya.
Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
16
a. Man power planning perencanaan kebutuhan tenaga kerja.
dapat dilihat pada lampiran.
3.4. Perhitungan Waktu Standar