Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manajemen persediaan merupakan masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kelancaran pemenuhan permintaan konsumen maka manajemen harus selalu berusaha menjamin ketersediaan bahan. Manajemen persediaan mengharuskan adanya pengelolaan persediaan untuk merencanakan dan mengendalikan persediaan pada tingkat yang optimum, menentukan kualitas persediaan yang wajar untuk memenuhi kebutuhan pengolahanproduksi atas suatu dasar yang terjadwal dan sesuai dengan order pelanggan. Tujuan dari manajemen persediaan tidak hanya mempertimbangkan biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya transportasi, tetapi pertimbangan lain yang harus dilakukan adalah tingkat layanan service level bagi pelanggan. Perusahaan Indah Traso merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri yang memproduksi paving block, batako dinding, dan kanstin. Selain itu, perusahaan tersebut juga menyediakan berbagai jenis batu alam dan asesoris bangunan yang khusus didatangkan dari Pulau Jawa seperti batu koral sikat, batu palimanan, batu hijau, batu marmot, batu templek, batu andesit, batu bogos, batu paras jogja, batu candi, batu candi merah dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Proses pembuatan batako dinding, kanstin dan paving block dikerjakan menggunakan mesin cetak press. Paving block yang diproduksi perusahaan ini adalah paving block petak kasar polos 6 cm dan panjang 20 cm, paving block petak kasar merah 6 cm, paving block petak kasar polos 8 cm, paving block petak kasar merah 8 cm, paving block petak kasar polos 10 cm, paving block segi enam kasar polos 6 cm, paving block segi enam kasar merah 6 cm, paving block segi enam kasar polos 8 cm dan paving block segi enam kasar merah 8 cm. Sekarang jumlah mesin yang digunakan Perusahaan Indah Traso sebanyak dua mesin, dimana masing-masing mesin dijalankan oleh seorang operator dan dibantu tiga orang untuk mengaduk bahan baku dan mengangkut produk jadi ke tempat pengeringan dan penyimpanan. Untuk setiap satu mesin mampu memproduksi 5000 pcs paving block atau 1600 pcs batako dinding atau 400 pcs kanstin pada setiap harinya. Prosedur sistem produksi pada Perusahaan Indah Traso sekarang ini dapat dilihat pada Gambar 1.1. Sistem produksi pada perusahaan ini berawal dari permintaan pelanggan terhadap paving block baik mengenai jenis produk maupun jumlahnya, kemudian Bagian Marketing menyampaikan informasi ini ke Bagian Administrasi. Bagian Administrasi meminta informasi ke Bagian Penyimpanan Paving Block untuk mengetahui berapa jumlah persediaan yang ada di gudang apakah cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan, jika persediaan barang jadi tidak mencukupi maka informasi ini disampaikan ke Bagian Pengadaan Bahan untuk melakukan pemesanan bahan baku ke Vendor Bahan dan selanjutnya Bagian Administrasi menyampaikan Universitas Sumatera Utara informasi ke Bagian Manufakturing di lantai pabrik untuk melaksanakan proses produksi setelah menerima bahan dari Bagian Penerimaan Bahan. Keterangan: Aliran Informasi Aliran bahan produk dan bahan baku Aliran Uang Gambar 1.1. Sistem Produksi Perusahaan Indah Traso Medan Di sini tidak terlihat adanya fungsi Bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi yang berfungsi dalam perencanaan produksi, perencanaan persediaan, perencanaan kapasitas, otorisasi produksi dan pengadaan, pengendalian produksi dan penyimpanan bahan. Dalam memenuhi permintaan konsumen, perusahaan sering sekali melakukan backlog atau pengiriman susulan terhadap barang yang dipesan dikarenakan kekurangan persediaan stock out. Stock out terdapat pada produk paving block petak kasar merah 6 cm yaitu bulan Februari yaitu sebesar 14,36; bulan April 31,71; bulan Juli 34,34; Konsumen Marketing Pengadaan Bahan Vendor Bahan Penerimaan Bahan Penyimpanan Bahan Proses Manufakturing Penjualan Pengiriman Penyimpanan Barang Jadi Bagian Keuangan Administrasi Universitas Sumatera Utara bulan Agustus 13,38; bulan Oktober 16,21; bulan November 30,38; dan Desember 23,15. Service level atau tingkat pelayanan kepada konsumen pada produk ini adalah 85, masih lebih rendah dari yang ditargetkan perusahaan yaitu sebesar 90. Sedangkan pada produk paving block petak kasar polos 6 cm, stock out terjadi pada bulan Februari sebesar 26,72; bulan Maret 23,59; bulan April 20,70; bulan Mei 26,13; bulan September 21,33; dan bulan Desember 20,57. Service level produk ini adalah 86. Dari data tersebut menunjukkan bahwa service level perusahaan perlu untuk ditingkatkan. Service level adalah kemampuan untuk memenuhi permintaan konsumen dari persediaan yang ada. Nilai service level akan berpengaruh pada safety stock yang diharapkan, sehingga dapat meminimalisasi kekurangan persediaan. Permintaan barang jadi paving block pada perusahaan menunjukkan permintaan yang berfluktuasi dan sulit diprediksi atau dapat dikatakan sebagai probabilistic demand. Jika quantity demand membesar maka kemungkinan terjadinya stock out dapat terjadi, namun jika demand lebih kecil dari pada perkiraan maka pengisian inventory akan datang terlambat dari pada yang direncanakan dan akan tersimpan dalam persediaan. Klasifikasi produk pada perusahaan ini adalah make to stock, dimana kegiatan produksi dilakukan untuk mengisi persediaan yang jumlahnya ditentukan berdasarkan peramalan terhadap potensi permintaan pelanggan terhadap produk jadi. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan khususnya akibat fluktuasi permintaan yang Universitas Sumatera Utara sering di luar batas antisipasi normal maka persediaan pengaman safety stock ditentukan. 1 Safety stock yang semakin besar memungkinkan kehabisan persediaan semakin kecil, tetapi akibatnya adalah holding safety stock -nya semakin besar sehingga tujuan yang ingin dicapai adalah mencari keseimbangan antara holding cost tambahan karena adanya safety stock dan perkiraan dari biaya kehabisan persediaan. Tingkat optimal dari safety stock adalah bila biaya total persediaannya minimum. 2 Safety stock merupakan cadangan inventory yang harus disediakan untuk menghindari terjadinya kekurangan barang, terutama pada saat memenuhi permintaan pelanggan yang tak bisa diduga. Kondisi sistem persediaan yang terjadi pada perusahaan sekarang ini, dimana permintaan paving block selalu kontinyu dan berfluktuasi maka pemecahan masalah pada penelitian ini menggunakan sistem pengendalian persediaan Model Probabilistik dengan Back Order. Back order adalah kondisi dimana barang yang dipesan tidak dapat disediakan seluruhnya pada saat permintaaan. Berdasarkan fenomena yang ada pada perusahaan, maka perlu dilakukan suatu kajian khusus terhadap sistem persediaan yaitu “Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Model Probabilistik dengan Back Order pada Perusahaan Indah Traso Medan”. 1 Sukaria Sinulingga. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. 2 Arman Hakim Nasution Yudha Prasetyawan. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008. Universitas Sumatera Utara Penelitian dengan metode yang sama membahas tentang model persediaan probabilistik untuk kasus back order tanpa kendala dan dengan kendala. Model ini bertujuan untuk membantu menentukan jumlah bahan baku dan safety stock yang harus disiapkan setiap dilakukan pemesanan secara lebih optimal dengan meminimalkan total biaya pembelian. 3 Penelitian lainnya juga dengan metode yang sama bertujuan untuk mengintegrasikan model peramalan spare part dengan permintaan intermittent ke dalam model persediaan yang membolehkan terjadinya back order. 4

1.2. Perumusan Masalah