8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perspektif dan Teori Komunikasi
2.1.1 Perspektif
Perspektif merupakan sudut pandang atau cara pandang kita terhadap sesuatu. Cara memandang yang kita gunakan dalam mengamati kenyataan untuk
menentukan pengetahuan yang kita peroleh. Perspektif berdasarkan pada konteks komunikasi menekankan bahwa manusia aktif memilih dan mengubah aturan-
aturan yang menyangkut kehidupannya. Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik individu-individu yang berinteraksi harus menggunakan aturan-
aturan dalam menggunakan lambang-lambang. Bukan hanya aturan mengenai lambang itu sendiri, tetapi juga harus ada aturan atau kesepakatan dalam hal
berbicara, bagaimana bersikap sopan santun atau sebaliknya, bagaimana harus menyapa, dan sebagainya, agar tidak terjadi konflik atau kekacauan. Perspektif ini
memiliki dua ciri utama: 1. Aturan pada dasarnya merefleksikan fungsi-fungsi perilaku dan kognitif
yang kompleks dari kehidupan manusia. 2. Aturan menunjukan sifat-sifat dari keberaturan yang berbeda dari
keberaturan sebab akibat.
Universitas Sumatera Utara
9 Para ahli penganut aliran evolusi mengemukakan bahwa dalam
mengamati tingkah laku manusia, perspektif ini menunjuk tujuh unsur di mana masing-masing mempunyai penekanan yang berbeda dalam pengamatannya,
diantaranya: 1. Memfokuskan perhatiannya pada pengamatan tingkah laku sebagai
aturan. 2. Mengamati tingkah laku yang menjadi kebiasaan.
3. Menitikberatkan perhatiannya pada aturan-aturan yang menentukan tingkah laku
4. Mengamati aturan-aturan yang menyesuaikan diri dengan tingkah laku.
5. Memfokuskan pengamatannya pada aturan-aturan yang mengikuti tingkah laku.
6. Mengikuti aturan-aturan yang menerapkan tingkah laku. 7. Memfokuskan perhatiannya pada tingkah laku yang merefleksikan
aturan.
2.1.2 Pengertian Teori
Teori adalah abstraksi dari realitas. Teori terdiri dari sekumpulan prinsip dan definisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris
secara sistematis. Sedangkan Llittle John and Foss 2005: 4 mengatakan “ A Theory is a system of thought, a way of looking”. Jadi dapat disimpulkan teori
merupakan konseptualisasi mengenai aspek dunia empirik tentang suatu fenomena, peristiwa atau gejala yang telah tersusun secara sistematis dengan
penjelasan yang logis.
Universitas Sumatera Utara
10 Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara perspektif dengan teori,
karena sudut pandang seseorang akan mempengaruhi bagaiamana dia akan mengumpulkan prinsip dan definisi dalam dunia empirik secara sistematis. Begitu
juga teori akan mempengaruhi perspektif seorang atau sekelompok orang dalam memandang suatu fenomena.
Didalam dunia akademisi teori dijadikan alat berpikir untuk mempelajari peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala yang ada disekitar. Peristiwa atau gejala
tersebut disebut dengan data atau fakta. Dalam proses pembuatan teori, Little John dan Foss 2005 memberikan gambaran sederhana yang mencakup tiga hal
sebagai berikut: 1. Mengembangkan pertanyaan.
2. Pengamatan. 3. Mengkonstruksi jawaban
Tahapan inilah yang disebut menyusun teori. Menurut Little John penjelasan dalam teori berdasarkan prinsip keperluan the principal of necessity
terbagi menjadi tiga macam yaitu: 1. Causal Necessity keperluan kausal, yaitu penjelasan yang menerangkan
hubungan sebab akibat. 2. Practical Necessity keperluan praktis, yaitu penjelasn yang menunjukkan
kondisi hubungan tidakan-konsekuensi. 3. Logical Necessity keperluan logis, yaitu x dan y secara konsisten akan
selalu menghasilkan x Karena teori adalah konstruksi ciptaan manusia secara individual, maka
sifatnya relatif, dalam arti tergantung pada cara pandang si pencipta teori, sifat
Universitas Sumatera Utara
11 dan aspek yang diamati, serta kondisi-kondisi lain yang mengikat seperti waktu,
tempat, dan lingkungan sekitar diamana teori tersebut di buat. Menurut Abraham Kaplan 1964, sifat dan tujuan teori bukan semata-
mata untuk menemukan fakta yang tersembunyi, tetapi juga suatu cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta merepresentasikan fakta tersebut. Dengan
demikian teori yang baik adalah teori yang sesuai dengan realitas kehidupan. Apabila konsep dan pejelasan tidak sesuai dengan relaitas, maka teori demikian
dinamakan teori semu. Jadi teori yang baik harus memenuhu kedua unsur tersebut:
1. Teori yang sesuai dengan reallitas kehidupan 2. Teori yang konseptualisasi dan penjelasannya didukungoleh fakta serta
diterapkan kedalam kehidupan nyata.
2.1.3 Tipologi Teori Komunikasi