Analisis Pengaruh Langsung Antar Faktor Pengembangan Usaha

41

4.4 Formulasi Strategi Pengembangan Usaha

Skenario pengembangan usaha disusun berdasarkan faktor-faktor kunci yang berpengaruh pada pengembangan usaha keripik pisang di Kota Bandarlampung. Berdasarkan faktor-faktor kunci tersebut selanjutnya dideskripsikan tentang berbagai keadaan state yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Dari kelima faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha, selanjutnya akan dipilih keadaan yang mungkin terjadi di masa mendatang. Menurut Hardjomidjojo 2002, penyusunan skenario dimaksudkan untuk memprediksi kemungkinan yang dapat terjadi pada faktor tersebut, apakah akan berkembang ke arah yang lebih baik dari sekarang, tetap, atau akan semakin buruk dari keadaan sekarang. Hasil ini dapat memberikan kewaspadaan bagi pengambil kebijakan untuk menjalankan strategi yang dipilih. Pemetaan keadaan faktor-faktor penentu pengembangan usaha keripik pisang di Bandarlampung yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan keadaan yang telah dibuat, maka dapat disusun skenario tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi untuk pengembangan usaha di masa yang akan dating. Skenario disusun dalam rangka menghasilkan rekomendasi operasional untuk pengembangan usaha di masa depan. Pemetaan keadaan faktor-faktor penentu pengembangan industri keripik pisang di Bandarlampung dapat dilihat pada Tabel 9. Berdasarkan hasil pemetaan tersebut kemudian disusun skenario pengembangan usaha keripik pisang di Bandarlampung. Kondisi sekarang Baseline merupakan kondisi awal untuk mencapai skenario optimis. Kondisi Baseline yaitu 1B-2B-3B-4B-5B. Skenario pengembangan usaha keripik pisang di Bandarlampung dapat dilihat pada Tabel 10. 42 Tabel 9. Pemetaan keadaan faktor-faktor penentu pengembangan industri keripik pisang di Bandarlampung Faktor Keadaan State Kemampuan Teknis 1A 1B 1C Semakin meningkat karena adanya pelatihan-pelatihan teknis produksi Tetap seperti sekarang, kemampuan teknis pengusaha tidak meningkat - Akses Informasi 2A 2B 2C Semakin meningkat sebagai dampak adanya kemajuan teknologi informasi dan keinginan pengusaha untuk terus menggali informasi Tetap seperti sekarang karena kemajuan teknologi informasi tidak dimanfaatkan oleh pengusaha - Kemampuan Manajerial 3A 3B 3C Semakin meningkat karena adanya pelatihan-pelatihan pengelolaan usaha, Tetap seperti sekarang, kemampuan manajerial pengusaha tidak meningkat - Proses Produksi 4A 4B 4C Semakin canggih dengan menggunakan alat- alat yang semakin modern Tetap seperti sekarang menggunakan alat manual dan sederhana - Ketersediaan Bahan Baku 5A 5B 5C Semakin tercukupi karena adanya kerjasama dengan petani dan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi pisang Tetap seperti sekarang, pada saat-saat tertentu kesulitan untuk mencari pisang Menurun karena adanya pengalihan lahan tanaman pisang menjadi industri dan perumahan Keterangan: : Kondisi Baseline saat ini : Skenario Pesimis : Skenario Moderat : Skenario Optimis 43 Tabel 10. Skenario pengembangan usaha keripik pisang di Bandarlampung Kondisi sekarang Baseline 1B - 2B - 3B - 4B – 5B No Skenario Keadaan 1 Pesimis 1B - 2B - 3B - 4B - 5C 2 Moderat 1A - 2A - 3B - 4B - 5B 3 Optimis 1A - 2A - 3A - 4A - 5A Kondisi sekarang baseline 1B - 2B - 3B - 4B – 5B pada usaha keripik pisang di Bandar Lampung jika dilihat dari faktor kunci pengembangan usaha yaitu kemampuan teknis, kemampuan manajerial pengusaha belum meningkat, pengusaha masih belum memanfaatkan teknologi informasi dengan baik dan tidak adanya keinginan untuk menggali informasi seluas-luasnya. Proses produksi masih dilakukan dengan cara manual serta pada saat-saat tertentu sulit mencari pisang untuk bahan baku. Skenario I 1B - 2B - 3B - 4B - 5C adalah skenario pesimis yaitu skenario yang tidak diharapkan terjadi. Pada skenario ini kemampuan teknis dan kemampuan manajerial pengusaha keripik pisang tetap seperti sekarang belum ada peningkatan. Akses informasi masih seperti saat ini, pengusaha masih belum memanfaatkan teknologi informasi dengan baik dan tidak adanya keinginan untuk menggali informasi seluas-luasnya. Proses produksi masih dilakukan dengan cara manual dan sederhana serta ketersediaan bahan baku semakin menurun karena adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi industri dan perumahan. Skenario 2 1A - 2A - 3B - 4B - 5B adalah skenario moderat. Skenario ini dapat terjadi jika kemampuan teknis pengusaha keripik semakin meningkat karena adanya pelatihan-pelatihan teknis produksi dan pengusaha menjadi lebih produktif, kemampuan manajerial pengusaha keripik dalam mengelola usaha tetap seperti sekarang, akses informasi semakin meningkat sebagai dampak adanya kemajuan teknologi informasi dan keinginan pengusaha untuk terus menggali informasi, proses produksi masih dilakukan dengan cara manual dan sederhana, serta ketersediaan bahan baku masih seperti sekarang, pada saat-saat tertentu mengalami kesulitan untuk mencari pisang Skenario optimis 1A - 2A - 3A - 4A - 5A merupakan skenario yang diharapkan terjadi. Skenario ini dapat terwujud jika kemampuan teknis pengusaha 44 keripik semakin meningkat dengan adanya pelatihan-pelatihan teknis produksi dan pengusaha menjadi lebih produktif, kemampuan manjemen pengusaha semakin meningkat karena adanya pelatihan-pelatihan pengelolaan usaha dan kapabilitas dalam mengelola usaha tidak meningkat, akses informasi semakin meningkat sebagai dampak adanya kemajuan teknologi informasi dan keinginan pengusaha untuk terus menggali informasi, proses produksi yang dilakukan semakin canggih dengan menggunakan alat-alat yang semakin modern, serta ketersediaan bahan baku semakin tercukupi karena adanya kerjasama dengan petani dan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi pisang. Berdasarkan skenario–skenario yang telah disusun, skenario optimis skenario 3 merupakan skenario yang diharapkan terjadi. Demi mewujudkan skenario ini dibutuhkan dukungan yang besar dari berbagai pihak, seperti pengusaha keripik sendiri, Pemerintah Kota Bandarlampung, dan pihak swasta. Keripik pisang merupakan produk yang potensial untuk dikembangkan sehingga dapat menjadi salah satu produk unggulan. Produk unggulan merupakan produk yang potensial untuk dikembangkan dalam suatu wilayah dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia setempat, serta mendatangkan pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah. Produk unggulan merupakan hasil proses dari suatu kegiatan berupa barang atau jasa yang mempunyai keunggulan tersendiri dan dapat bersaing di pasar secara berkelanjutan. Produk unggulan dicirikan oleh indikator stratejik setiap produk yang dapat diukur dari: 1 indikator ekspor, 2 indikator kandungan lokal dalam produk, 3 indikator penyerapan tenaga kerja, 4 indikator pertumbuhan nilai tambah, 5 indikator keterkaitan antar sektor, 6 indikator konservasi lingkungan, dan 7 indikator jangkauan pemasaran. Beberapa ciri produk unggulan telah dimiliki oleh usaha keripik pisang di Bandarlampung, yaitu 1 hampir seluruh bahan baku yang digunakan merupakan produk lokal, 2 penyerapan tenaga kerja untuk usaha ini semakin tinggi dengan semakin berkembangnya usaha sehingga membutuhkan tenaga kerja semakin banyak, 3 pertumbuhan usaha keripik pisang semakin hari semakin meningkat, 4 kawasan sentra industri keripik di Bandarlampung berwawasan lingkungan, hal ini bisa dilihat dari lingkungan usaha yang bersih dan tidak ada limbah yang 45 berbahaya bagi masyarakat, serta 5 jangkauan pemasaran juga semakin diperluas sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pangsa pasar keripik pisang. Tahap yang dilakukan selanjutnya adalah penilaian skenario yang telah disusun terhadap tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pengembangan usaha keripik pisang di Bandarlampung, yaitu: 1 perluasan pangsa pasar dan 2 menjadikan keripik pisang sebagai produk unggulan Kota Bandarlampung. Penilaian dilakukan oleh responden pakar. Pakar akan menilai apakah skenario yang telah disusun berpengaruh positif atau negatuif terhadap tujuan pengembangan usaha keripik pisang di Bandarlampung. Hasil penilaian skenario terhadap tujuan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Penilaian Pakar; Skenario Vs Tujuan Tujuan Skenario Pesimis Skenario Moderat Skenario Optimis + - + - + - Perluasan Pangsa Pasar Produk Unggulan Berdasarkan penilaian skenario vs tujuan tersebut, skenario pesimis berdampak negatif terhadap perluasan pangsa pasar industri keripik pisang di Bandarlampung dan juga berdampak negatif terhadap kebijakan pemerintah untuk menjadikan keripik pisang sebagai produk unggulan Kota Bandarlampung. Skenario moderat berdampak positif terhadap perluasan pangsa pasar industri keripik pisang di Bandarlampung dan berdampak negatif terhadap kebijakan pemerintah untuk menjadikan keripik pisang sebagai produk unggulan Kota Bandarlampung. Skenario optimis berdampak positif terhadap perluasan pangsa pasar industri keripik pisang di Bandarlampung dan berdampak positif terhadap terhadap kebijakan pemerintah untuk menjadikan keripik pisang sebagai produk unggulan Kota Bandarlampung. 46

4.5 Rekomendasi Operasional

Rekomendasi operasional pengembangan usaha keripik pisang di Bandarlampung disusun berdasarkan skenario yang diharapkan terjadi yaitu skenario optimis. Skenario optimis menjadi usaha keripik pisang dengan pangsa pasar yang luas dan menjadi salah satu produk unggulan Kota Bandarlampung. Skenario ini perlu didorong agar terjadi dengan memperhatikan faktor-faktor kunci penentu yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan usaha. Faktor- faktor tersebut, yaitu kemampuan teknis, kemampuan manajerial, akses informasi, proses produksi, dan ketersediaan bahan baku. Formulasi strategi pengembangan usaha keripik pisang di Bandarlampung secara skematis dapat dilihat pada Gambar 4. Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa tujuan strategi adalah mendorong agar skenario optimis terjadi yaitu perluasan pangsa pasar dan menjadikan keripik pisang sebagai produk unggulan Kota Bandarlampung. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan faktor-faktor kunci pengembangan usaha. Tujuan skenario optimis adalah perluasan pangsa pasar dan menjadikan keripik pisang sebagai produk unggulan Kota Bandarlampung. Hal ini dapat diwujudkan dengan beberapa tahapan. Kondisi pesimis 1B-2B-3B-4B-5C, merupakan kondisi yang tidak diharapkan terjadi. Kondisi ini tidak dapat mendorong kondisi optimis. Secara rinci tahapan rekomendasi operasional secara skematis dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. 47 Gambar 4. Formulasi strategi pengembangan usaha keripik pisag di Bandarlampung Keterangan: 1A : Kemampuan teknis pengusaha semakin meningkat karena adanya pelatihan-pelatihan teknis produksi 2A : Akses informasi semakin meningkat sebagai dampak adanya kemajuan teknologi informasi dan keinginan pengusaha untuk terus menggali informasi 3A : Kemampuan manajerial pengusaha semakin meningkat karena adanya pelatihan-pelatihan pengelolaan usaha 4A : Proses produksi semakin canggih dengan menggunakan alat-alat yang semakin modern 5A : Ketersediaan bahan baku semakin tercukupi karena adanya kerjasama dengan petani dan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi pisang 1B : Kemampuan teknis pengusaha tetap seperti sekarang, kemampuan teknis pengusaha tidak meningkat 2B : Akses informasi tetap seperti sekarang karena kemajuan teknologi 48 informasi tidak dimanfaatkan oleh pengusaha 3B : Kemampuan manajerial pengusaha tetap seperti sekarang, kemampuan manajerial pengusaha tidak meningkat 4B : Proses produksi tetap seperti sekarang menggunakan alat manual dan sederhana 5B : Ketersediaan bahan baku tetap seperti sekarang, pada saat-saat tertentu kesulitan untuk mencari pisang 5C : Ketersediaan bahan baku tetap menurun karena adanya pengalihan lahan tanaman pisang menjadi industri dan perumahan Kondisi optimis diharapkan terjadi dengan mendorong kondisi moderat. Tahapan yang dilakukan untuk mendorong terjadinya kondisi optimis dimulai dari kondisi saat ini baseline. Akan tetapi, pengusaha dan pemerintah Kota Bandar Lampung harus berhati-hati karena jika kondisi saat ini tidak dapat ditingkatan atau bahkan dipertahankan maka kondisi pesimis dapat terjadi. Kondisi pesimis dapat terjadi jika ketersediaan bahan baku tidak diantisipasi dengan baik. Saat ini pengalihan lahan pertanian menjadi industri dan perumahan merupakan permasalahan yang terjadi di dunia pertanian. Jumlah penduduk yang terus bertambah mendorong investor perumahan untuk meningkatkan produksi mereka. Selain itu, perkembangan industri pengolahan juga dinilai memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan dengan usahatani. Jika hal ini tidak diantisipasi dengan baik, maka produksi tanaman pertanian khususnya pisang akan semakin menurun. Penurunan produksi ini akan menghambat produksi keripik pisang bahkan mungkin akan menyebabkan berhentinya produksi keripik pisang. Usaha-usaha untuk meningkatkan produksi tanaman pisang seperti metode kultur jaringan harus ditingkatkan guna mendukung ketersediaan bahan baku industri keripik pisang. Kondisi optimis merupakan kondisi yang diharapkan terjadi. Tahapan- tahapan yang dapat dilakukan untuk mendorong kondisi optimis dijabarkan sebagai berikut. Tahap pertama 1 yaitu meningkatkan kemampuan teknis produksi pengusaha keripik dengan sering mengikuti pelatihan-pelatihan 1B-1A. Pelatihan-pelatihan yang diadakan selama ini kurang mendapatkan respon yang positif karena pengusaha merasa cukup dengan kemampuan mereka yang ada saat ini. Pelatihan teknis biasanya diberikan oleh Pemerintah Kota Bandarlampung, Politeknik Negeri Lampung Polinela, serta BUMN seperti PTPN VII dan PT