UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
100 cm dan diameter 5 cm. Selanjutnya kolom dipasang pada statif. Pada ujung bagian bawah dalam kolom diberi kapas kemudian dialiri
dengan pelarut n-heksana. Kemudian silika gel 60 GF
254
fase diam yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker dan
ditambahkan pelarut n-heksana secukupnya lalu diaduk-aduk, selanjutnya dimasukkan ke dalam kolom sedikit demi sedikit, kemudian
kolom diketuk-ketuk hingga silika gel 60 GF
254
memadat dan permukaannya rata.
Sebanyak 10 gram ekstrak digerus dengan sebagian silika gel 60 GF
254
sebanyak 5 gram sampai terbentuk serbuk lalu dimasukkan ke dalam kolom dan di atas ekstrak ditambahkan kapas untuk menjaga
agar permukaan ekstrak tetap rata sehingga pemisahannya baik. Kemudian ditambahkan campuran pelarut sebagai fase gerak yang
bertingkat kepolarannya
yaitu n-heksana:etil
asetat dengan
perbandingan 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9, 0:10 sebanyak 250 mL ke dalam kolom sedikit demi sedikit sambil kran
dibuka, eluat yang keluar dari kolom ditampung dalam vial dan diberi nomor. Dari kromatografi kolom ini dihasilkan 204 fraksi. Yang
selanjutnya di uji dengan KLT dan kemudian digabung berdasarkan kesamaan pola kromatogramnya, sehingga diperoleh 9 fraksi gabungan
I - IX. Kemudian
dilakukan pemurnian
lebih lanjut
dengan kromatografi kolom. Fraksi yang dilakukan pemurnian lebih lanjut
adalah fraksi III dan fraksi IV karena mempunyai pola kromatogram yang menarik. Adapun pelarut yang digunakan adalah n-heksana dan
etil asetat dengan berbagai perbandingan.
c. Kromatografi Kolom dari Fraksi III
Pada kromatografi kolom fraksi III 0,438 gram , kolom yang digunakan memiliki ukuran yang lebih kecil daripada kolom
kromatografi yang sebelumnya yaitu dengan tinggi 30 cm dan diameter 1,5 cm. Fraksi yang akan dilakukan pemisahan adalah fraksi III dengan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berat 0,438 gram dan menggunakan silika gel 60 GF
254
sebanyak 20 gram.
Fase gerak yang digunakan adalah n-heksana : etil asetat dengan perbandingan 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 0:10 sebanyak 150
mL, dari kromatografi kolom ini dihasilkan 75 fraksi. Setiap fraksi dilakukan uji KLT untuk mengetahui eluat yang memiliki pola
kromatogram yang sama. Yang selanjutnya digabung berdasarkan kesamaan pola kromatogramnya, sehingga diperoleh 6 fraksi gabungan
III A - III F dan kemudian pelarutnya diuapkan. Pada fraksi gabungan III-B terdapat kristal jarum yang masih
bercampur dengan eluat berwarna kuning kecoklatan selanjutnya kristal tersebut dimurnikan dengan pelarut metanol p.a dan menghasilkan
kristal jarum berwarna putih. Kristal tersebut dimurnikan lebih lanjut dengan cara rekristalisasi berulang menggunakan pelarut metanol p.a
hingga diperoleh 8 mg kristal putih III-B.
d. Kromatografi Kolom dari Fraksi IV
Pada kromatografi kolom fraksi IV 1,946 gram ini, kolom yang digunakan memiliki ukuran tinggi 30 cm dan diameter 1,5 cm.
Fraksi yang akan dilakukan pemisahan adalah fraksi IV dengan berat 1,946 gram dan silika gel 60 GF
254
yang digunakan adalah 20 gram. Fase gerak yang digunakan adalah n-heksana : etil asetat
dengan perbandingan 10:0 sebanyak 100 mL, 9:1 sebanyak 200 mL, 8:2 sebanyak 200 mL, 7:3 sebanyak 200 mL, 6:4 sebanyak 200 mL, 5:5
sebanyak 200 mL, 4:6 sebanyak 200 mL, 3:7 sebanyak 100 mL, 0:10 sebanyak 100 mL, dari pemisahan ini dihasilkan 157 fraksi. Kemudian
setiap fraksi dilakukan uji KLT untuk mengetahui eluat yang memiliki pola kromatogram yang sama. Yang selanjutnya digabung berdasarkan
kesamaan pola kromatogramnya, sehingga diperoleh 7 fraksi gabungan IV A-III G dan kemudian pelarutnya diuapkan.
Pada fraksi gabungan IV-B terdapat kristal jarum yang masih bercampur dengan eluat berwarna kuning kecoklatan selanjutnya kristal
tersebut dimurnikan dengan pelarut metanol p.a dan menghasilkan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kristal jarum berwarna putih. Kristal tersebut dimurnikan lebih lanjut dengan cara rekristalisasi berulang menggunakan pelarut metanol p.a
hingga diperoleh 4 mg kristal putih IV-B.
e. Penetapan Titik Leleh