1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kawasan hutan Indonesia umumnya merupakan hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis terkenal dengan keanekaragaman flora termasuk di
dalamnya jenis Bryophyta lumut Windadri, 2009. Lumut merupakan tumbuhan tingkat rendah yang termasuk dalam divisi bryophyta. Pada
umumnya tumbuhan lumut menyukai tempat-tempat yang basah dan lembab di dataran rendah sampai dataran tinggi. Tumbuhan ini sering disebut sebagai
tumbuhan pioneer atau tumbuhan perintis, karena lumut dapat tumbuh dalam berbagai kondisi pertumbuhan dimana tumbuhan tingkat tinggi tidak bisa
tumbuh. Lumut merupakan tumbuhan pertama yang tumbuh ketika awal suksesi pada lahan yang rusak, atau daerah dengan hara yang miskin. Setelah
area ditumbuhi lumut, area tersebut akan menjadi media yang cocok untuk perkecambahan dan pertumbuhan tumbuhan lainnya Damayanti, 2006.
Bryophyta termasuk salah satu bagian kecil dari flora yang belum banyak tergali juga merupakan salah satu penyokong keanekaragaman flora.
Tumbuhan lumut tersebar luas dan merupakan kelompok tumbuhan yang menarik. Mereka hidup di atas tanah, batuan, kayu, dan kadang-kadang di
dalam air. Lumut hati dan lumut daun yang hidup menyendiri biasanya tidak menarik. Namun dapat menarik jika tumbuh berkelompok. Pada umumnya
jenis tumbuhan ini kurang beradaptasi pada kondisi kehidupan daratan, dan sebagian besar merupakan tumbuhan yang hidup pada lingkungan lembab dan
terlindung Tjitrosomo, 1984. Indonesia sebagai negara tropis memiliki penyebaran lumut yang
sangat besar, namun informasi tersebut masih belum tereksploitasi secara penuh sehingga pengetahuan mengenai lumut di Indonesia masih kurang,
termasuk potensi pada komponen bioaktif yang terkandung pada lumut Fadhilla, 2010.
Lumut hati dibedakan dari kelas-kelas tumbuhan lumut lainnya karena ada minyak tubuh oil bodies, yang mampu mensintesis senyawa yang larut
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lemak seperti asetogenin, terpenoid dan senyawa aromatik, sementara yang lainnya tidak. Lumut hati memiliki minyak tubuh oil bodies sebagai penanda
yang sangat penting untuk klasifikasi lumut hati tersebut. Beberapa kandungan kimia dari lumut hati merupakan senyawa yang khas bagi kelas ini dan
menunjukkan berbagai aktivitas biologis yang menarik, seperti antimikroba, sitotoksik, antioksidan dan sejumlah enzim yang bekerja sebagai inhibitor
serta memiliki aktivitas yang merangsang apoptosis Komala, 2010. Lumut hati Mastigophora diclados tersebar di Indonesia, Malaysia,
Jepang, Malagasi, Taiwan Agnieszka Asakawa, 2010. Di Indonesia Mastigophora diclados banyak ditemukan di dataran tinggi yang sejuk dan
lembab seperti di Hutan Gunung Slamet, Baturaden, Purwokerto, Jawa Tengah. Mastigophora hidup menempel pada batang Pinus dan Agathis pada
ketinggian 800 m blok 55 Haerida Gradstein, 2011, hutan pegunungan Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah Gradstein Culmsee, 2010,
Pada batang pohon Palm sepanjang jalan menuju Kawah Putih pada ketinggian 2050 m Gunung Patuha Bandung, Jawa Barat Gradstein, et al.,
2011. Baru-baru ini ada kecenderungan yang lebih besar pada obat alami
atau tradisional yang berasal dari tanaman atau herbal karena minimalnya efek samping obat Manvi, et al., 2011. Salah satu jenis tumbuhan yang bisa
dijadikan obat adalah tumbuhan lumut hati. Dalam penelitian sebelumnya, Komala, et al., 2010 telah melaporkan bahwa tumbuhan lumut
Mastigophora diclados yang tumbuh di Tahiti mengandung senyawa-senyawa fenolik seskuiterpenoid herbertene. Senyawa-senyawa golongan fenolik
seskuiterpenoid herbertene dilaporkan memiliki aktivitas sitotoksik, antioksidan, dan antimikrobial.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi 2013 dan Purnamasari 2013 menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari tumbuhan lumut hati Mastigophora
diclados yang tumbuh di Indonesia memiliki aktivitas sitotoksik dan antiinflamasi. Mengingat potensi tumbuhan lumut ini untuk dikembangkan
sebagai sumber penyedia senyawa-senyawa yang berkhasiat sebagai obat, maka perlu dilakukan isolasi kandungan kimia dari tumbuhan lumut ini.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.2 Batasan dan Rumusan Masalah