Padi Oryza sativa L.

4 Tabel 1. Jumlah kromosom dan distribusi dari spesies Oryza Chang 2003 Spesies Jumlah kromosom 2n Distribusi O. alta Swallen 48 Amerika Tengah dan Selatan O. angustifolia C. E. Hubbard - Afrika O. australiensis Domin 24 Australia O. brachyantha A.Chev. et Roehr. 24 Afrika Tengah dan Barat O. breviligulata A.Chev. et Roehr. 24 Afrika Barat O. coarctata Roxb. 48 Burma, India dan Pakistan O. eichingeri A. Peter 24, 48 Ceylon and Afrika Timur O. glaberrima Steud. 24 Afrika Barat O. grandiglumis Doell Prod. 48 Amerika Selatan O. granulata Nees et Arn. ex Hook f. 24 Asia Selatan dan Tenggara O. latifolia Desv. 48 Amerika Selatan dan Tengah O. longiglumis Jansen 48 New Guinea O. malampuzhaensis Krish. et Chand. 48 India O. meyeriana Zoll et Mor. ex Steud. Baill. 24 Asia Tenggara O. minuta J. S. Presl ex C. B. Presl 48 Asia Tenggara O. officinalis Wall. ex Watt 24 Asia Selatan dan Tenggara O. perennis Moench subsp. Balunga 1 24 Asia Selatan dan Tenggara O. perennis Moench subsp. barthii 1 24 Afrika O. perennis Moench subsp. cubensis 1 24 Amerika Selatan, Indies Barat O. perrieri A. Camus 24 Malagasay O. punctata Kotschy ex Steud. 24, 48 Afrika O. ridleyi Hook f. 48 Asia Tenggara O. sativa L. 24 Asia, Afrika, Australia, Eropa, Amerika O. sativa L. v. fatua Prain 2 or O. sativa L. f. spontanea Roschev. 2 24 Asia, Australia, Amerika Selatan, Malagasay O. schlechteri Pilger - New Guinea O. stapfii Roschev. 24 Afrika Barat O. tisseranti A. Chev. 24 Afrika Tengah 1 penandaan sementara 2 penggunaan nama masih belum tetap 5 Tabel 2. Ekogenetik dari Oryza sativa berdasarkan perbandingan karakteristik fisiologi dan morfologi Chang 2003 Indica Japonica Javanica Bentuk daun lebar menyempit hijau muda Bentuk daun menyempit dengan warna hijau tua Bentuk daun lebar, kasarkaku, hijau muda Panjang hingga pendek, ramping, butir padi bertingkat Pendek, butir padi berentetan Panjang, besar, butir padi rapat dan padat Paling banyak ditanam petani Cukup diminati petani Kurang diminati petani Tipis, dengan rambut pendek pada lemma dan palea Tebal, dengan rambut panjang pada lemma dan palea Berambut panjang pada lemma dan palea Mudah untuk digiling Rendah untuk digiling Rendah untuk digiling Jaringan tanaman lunak Jaringan tanaman keras Jaringan tanaman keras Sensitivitas yang bervariasi terhadap fotoperiodik Sensitivitas dari nol hingga rendah terhadap fotoperiodik Sensitivitas rendah terhadap fotoperiodik Amilose 23-31 Amilose 10-20 Amilose 20-25 Temperatur gelatin berubah-ubah rendahintermediet Temperatur gelatin rendah Temperatur gelatin rendah 6 Gambar 1 Morfologi tanaman padi. A. Struktur biji padi, B. Bagian dari anakanbatang primer dan sekunder, C. Komponen malai, D. Bagian- bagian dari bunga padi spikelet, dan E. Perkecambahan biji padi Datta 1981.

2.2 Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Padi

Adanya fenomena alam yang ekstrim, seperti periode musim kemarau dan musim penghujan yang bertambah panjang, tanah masam, salinitas yang tinggi dan temperatur ekstrim akibat pemanasan global secara tidak langsung menyebabkan penurunan produksi padi dunia. Cekaman lingkungan abiotic stress yang terus meningkat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi Grover et al. 2009. Cekaman air seperti kekeringan merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan produktivitas padi. Cekaman air pada fase vegetatif menyebabkan berkurangnya lebar daun, dan asimilasi CO 2 , tinggi tanaman, jumlah anakan dan 7 area daun. Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi padi adalah tanah masam, sehingga upaya pemanfaatan lahan-lahan marginal seperti lahan kering dan rawa menjadi kurang berkembang dikarenakan kondisi tanah yang masam dengan pH 3.5-5.5 Noor 1996. Toksisitas aluminium merupakan salah satu cekaman abiotik yang biasanya ditemukan pada lahan masam. Aluminium adalah salah satu diantara unsur yang memiliki kelimpahan paling banyak di bumi, mewakili sekitar 8 berat lapisan bumi Asher 1991. Keracunan Al merupakan salah satu faktor pembatas pertumbuhan yang penting bagi tanaman pada berbagai tanah masam dunia, yang meliputi 50 lebih dari lahan pertanian didunia adalah tanah asam Bot et al. 2000. Tanah masam adalah tanah yang memiliki pH yang rendah, tanah ini terbentuk karena dekomposisi bahan organik dan curah hujan yang tinggi Salisbury dan Ross 1995. Pengaruh cekaman Al tidak sama pada semua tanaman, bahkan dalam spesies yang sama. Akar merupakan bagian tanaman yang paling sensitif terhadap keracunan Al. Gejala awal yang tampak pada tanaman yang keracunan Al, yaitu tidak berkembangnya sistem perakaran sebagai akibat penghambatan perpanjangan sel Purnamaningsih dan Mariska 2008. Keracunan Al yang berat terutama pada pH tanah dibawah 5, Al menjadi terionisasi dengan bentuk ion trivalent Al 3+ bersifat toksik bagi tanaman dan merusak sistem perakaran tanaman Kochian et al. 2004. Namun tidak semua Al bersifat toksik, Al yang membentuk ikatan dengan ligand seperti aluminium silikat tidak beracun bagi tanaman. Rout et al. 2001, mengemukakan bahwa kelarutan Al yang tinggi di dalam tanah sangat merugikan tanaman karena menghambat pertumbuhan akar. Namun terdapat beberapa spesies tanaman yang memiliki toleransi terhadap konsentrasi Al yang tinggi Bell dan Edwards 1987. Akar dari tanaman yang toleran Al akan sedikit atau sama sekali tidak mengalami kerusakan ketika tercekaman Al dibandingkan akar dari tanaman yang sensitif Al Delhaize et al. 2004, sehingga akar dari tanaman yang toleran Al akan memiliki kemampuan pertumbuhan akar kembali yang lebih tinggi dibanding akar dari tanaman yang sensitif Al. Kemampuan toleransi ini dikontrol secara genetik. Menurut Taylor 1991 mekanisme toleransi tanaman terhadap Al terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1 dengan mencegah Al masuk ke dalam simplas dan sampai daerah metabolik yang peka di dalam sel tanaman mekanisme ekslusi, dan 2 dengan detoksikasi, imobilisasi atau pengubahan dalam metabolisme saat Al telah masuk ke dalam simplas sehingga memungkinkan tanaman melanjutkan proses tumbuhnya mekanisme internal. Mekanisme eksklusi berhubungan dengan: imobilisasi Al dalam dinding sel, sifat selektif permeabel membran plasma, meningkatkan pH di sekitar perakaran, dan kelatisasi Al oleh asam organik. Mekanisme internal berhubungan dengan: kelatisasi Al dalam sitosol oleh asam organik atau protein, kompartementasi Al dalam vakuola, evolusi enzim pada tanaman toleransi Al Anggraito 2012. Selain itu beberapa peneliti melaporkan bahwa toleransi terhadap Al juga dipengaruhi oleh mucilage pada tanaman. Mucilage adalah bahan seperti gel yang dihasilkan pada bagian ujung akar yang sedang berkembang. Mucilage merupakan partikel penting pada tanah mineral asam untuk melindungi meristem akar, Watanabe et al. 2008 menyebutkan bahwa mucilage akar berperan dalam imobilisasi kation-kation logam misalnya Al pada rizofer. Pada tanaman Vigna unguiculata dan M. Malabathricum memiliki toleransi terhadap Al karena dapat