Teori ERG dari Alderfer Teori Insting Teori Drive Teori Dua Faktor Herzberg

a. Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan tanggungjawab untuk pemecahan masalah. b. Need for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain dan berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. c. Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas dalam memiliki pengaruh terhadap orang lain.

2. Teori ERG dari Alderfer

Teori ERG merupakan refleksi dari nama tiga 3 dasar kebutuhan, yaitu : a. Existence needs. Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi pegawai, seperti makan, minum, pakaian, bernapas, gaji, keamanan kondisi kerja dan fringe benefits. b. Relatedness needs. Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan kerja. c. Growth needs. Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan pegawai.

3. Teori Insting

Teori motivasi insting timbulnya berdasarkan teori evaluasi Charles Darwin. Darwin berpendapat bahwa tindakan yang intelligent merupakan refleks dan instingtif yang diwariskan. Oleh karena itu, tidak semua tingkah laku dapat direncanakan sebelumnya dan dikontrol oleh pikiran.

4. Teori Drive

Konsep drive menjadi konsep yang tersohor dalam bidang motivasi sampai tahun 1918. Woodsworth menggunakan konsep tersebut sebagai energi yang mendorong organisasi untuk melakukan suatu tindakan. Kata drive dijelaskan sebagai aspek motivasi dari tubuh yang tidak seimbang. Motivasi didefinisikan sebagai suatu dorongan yang membangkitkan untuk keluar dari ketidakseimbangan, atau tekanan.

5. Teori Dua Faktor Herzberg

Menurut Arep dan Tanjung 2002, terdapat beberapa model motivasi, salah satunya adalah model motivasi Herzberg yang terkenal dengan teori dua 2 faktornya. Teori ini dikemukakan oleh Fedrick Herzberg dan kebutuhan ini disebut dengan istilah Two-Factor View. Sebelumnya kepuasan orang terbagi menjadi dua 2, yaitu puas dan tidak puas. Selanjutnya Pittsburgh melakukan studi yang kemudian melahirkan teori Two-Factor, yaitu : a. Motivator : kepuasan kerja atau perasaan positif. b. Hygiene : perasaan negatif atau ketidakpuasan kerja. Menurut teori ini, perlu diciptakan dan ditingkatkan faktor motivator dan mengurangi faktor hygiene. Dalam teori ini terdapat beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan karyawan, yaitu : a. Peraturan dan Kebijakan perusahaa Peraturan dan Kebijakan perusahaan adalah ketentuan dan ketetapan yang berlaku untuk semua karyawan perusahaan demi kelancaran kegiatan perusahaan dan segala keputusan tentang kegiatan yang akan di tempuh dalam mencapai, atau menunjang terlaksananya tujuan dan produktivitas kerja perusahaan. b. Pengawasan Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. c. Hubungan dengan pengawas Hubungan dengan pengawas adalah salah satu hubungan yang harus dijaga dan dijalin dengan baik, agar karyawan tersebut merasa lebih dihargai. d. Kondisi kerja Kondisi kerja adalah suasana kerja dan perlengkapan kerja dapat memengaruhi karyawan dalam melaksanakan tugas. e. Gaji Gaji adalah kompensasi langsung yang diberikan perusahaan kepada karyawan secara berkala dalam bentuk uang. f. Hubungan dengan rekan sekerja Hubungan antar rekan kerja dapat diukur dari kedekatannya, baik rekan kerja dalam satu bagian, maupun dari bagian lain. Hubungan yang baik dapat dicerminkan dari kesediaan karyawan untuk memberikan bantuan dan bekerjasama dengan rekan kerja. g. Kehidupan pribadi Kehidupan Pribadi merupakan kebutuhan yang utuh dan memiliki ciri yang khusus atau unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis, sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupannya. h. Hubungan dengan bawahan Hubungan dengn bawan yaitu Hubungan kerja yang serasi dan harmonis antara atasan dan bawahan sangat penting untuk mencapai keberhasilan bersama dalam suatu kegiatan. Tanpa ada komunikasi dua arah dan suasana keterbukaan, kecil sekali kemungkinan terjalinnya hubungan baik tersebut. i. Status Status mengandung banyak arti dalam perusahaan, salah satunya status karyawan dalam sebuah perusahaan yang merupakan kedudukan seorang karyawan pada suatu perusahaan sebagai karyawan tetap atau karyawan kontrak. Dalam arti lain status hubungan karyawan sudah menikah atau belum menikah. j. Keamanan Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan kebutuhan fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya. Mencari lingkungan yang betul-betul aman memang sulit, maka konsekuensinya promosi keamanan berupa kesadaran dan penjagaan adalah hal yang penting. Secara umum keamanan safety adalah status seseorang dalam keadaan aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagalan, kerusakan, kecelakaan, atau berbagai keadaan yang tidak diinginkan. Beberapa faktor yang sering memberikan kepuasan kepada pegawai adalah : a. Tercapainya tujuan b. Pengakuan c. Pekerjaan itu sendiri d. Pertanggungjawaban e. Peningkatan f. Pengembangan Oleh karena itu dalam meningkatkan motivasi, manajer harus : a. Menghilangkan ketidakpuasan b. Memberikan peluang untuk pencapaian prestasi, peningkatan dan tanggungjawab. Kedua hal tersebut diilustrasikan pada Gambar 3.  Ketidakpuasan Kerja Tinggi Ketidakpuasan Kerja Rendah  Kepuasan Kerja Tinggi Kepuasan Kerja Rendah Gambar 3. Model dua faktor Herzberg Arep dan Tanjung 2002 Menurut Arep dan Tanjung 2002 Herzberg membagi motivasi ke dalam motivasi yang bersifat intrinsik, yaitu faktor-faktor yang memuaskan dalam diri pekerja dan motivasi yang bersifat ekstrinsik, yaitu faktor-faktor luar yang menyehatkan orang. Faktor intrinsik seperti penghargaan penuh yang yang diperoleh dari pelaksanaan pekerjaan yang baik, sedangkan faktor ekstrinsik seperti upah dan kondisi lingkungan pekerjaan.

2.2. Produktivitas Kerja