Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka timbul pertanyaan ilmiah sebagai berikut
:
1. Bagaimana kepuasan pengunjung di Restoran Bukit Gumati Bogor.
2. Bagaimana cara untuk meningkatkan kinerja Restoran Bukit Gumati.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan : 1.
Menganalisis kepuasan pengunjung di Restoran Bukit Gumati. 2.
Merumuskan rekomendasi hasil penelitian untuk Restoran Bukit Gumati Bogor.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1
Peneliti, sebagai pengalaman untuk latihan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
2 Perusahaan, memberikan informasi dan masukan bagi Restoran Bukit Gumati
agar bertahan di pasaran. Hal ini dapat dilihat dari kepuasan pengunjung dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya.
3 Kalangan akademis, sebagai referensi atau sumber informasi untuk penelitian
lebih lanjut mengenai layanan makanan restoran.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian terbatas pada pengunjung domestik yang datang ke Restoran Bukit Gumati. Hal ini bertujuan untuk membatasi pelanggan yang
menjadi cakupan penelitian untuk mengambil data konsumen sehingga hasil lebih
mudah didapatkan.
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Deskripsi Restoran
Restoran adalah salah satu jenis usaha dibidang jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan
peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian, dan penjualan makanan dan minuman untuk umum. Pengusahaan restoran
meliputi jasa pelayanan makan dan minum kepada tamu restoran sebagai usaha pokok dan jasa hiburan didalam bangunan restoran sebagai usaha penunjang yang
tidak terpisahkan dari usaha pokok sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang ditetapkan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1979
Rumah Makan merupakan sektor usaha yang tercakup dalam bidang Kepariwisataan, dan pembinaanya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat
I. Namun untuk tercapainya kesatuan tata cara pengaturan dan pembinaan urusan rumah makan tersebut, maka pemerintah mengeluarkan SK Menteri Pariwisata,
Pos dan Telekomunikasi No : KM 73PW 105MPPT-85 tentang Peraturan Urusan Rumah Makan. Berdasarkan SK tersebut menunjukkan bahwa pembinaan
dan pengawasan rumah makan dilakukan oleh Gubernur, sedangkan tata cara pengawasan ditetapkan oleh Gubernur sebagai Kepala Daerah Tingkat I. Sehingga
untuk mengusahakan sebuah Rumah Makan harus memiliki izin lokasi dan izin usaha yang masing-masing ditetapkan oleh Gubernur sebagai Kepala Daerah
Tingkat I. Sementara itu, menurut SK Direktorat Jenderal Pariwisata no. 15UII88 tentang pelaksanaan ketentuan dan penggolongan restoran
menunjukkan bahwa perizinan dalam bidang usaha restoran ini secara umum
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : izin sementara usaha restoran dan izin tetap usaha restoran. izin sementara usaha restoran adalah izin yang bersifat
sementara yang berlaku sampai 3 tahun dan diberikan oleh direktur jenderal untuk membangun restoran, sedangkan izin tetap usaha restoran adalah izin yang
diberikan oleh direktur jenderal untuk mengusahakan restoran. Menurut Arief 2005, jenis restoran diantaranya :
1 Café, sejenis restoran yang berfungsi sebagai tempat makan dan minum
untuk umum public dining place, merupakan restoran informal sejenis coffe
shop hotel, namun berdiri sendiri diluar hotel, mengutamakan penjualan makanan cepat saji dan menyediakan iringan musik seperti longue hotel.
2 Bistro, adalah restoran kecil bermodel perancis. Restoran ini biasanya ada di
pertokoan yang ramai yang mana orang banyak melalui tempat ini. 3
Canteen, restoran yang menjual makanan kecil. 4
Delicatesent, restoran khusus yang menjual makanan khusus. 5
Cabaret, atau yang lebih dikenal nite club yaitu restoran yang mengadakan pertunjukan disamping menjual makanan dan minuman.
6 Cafeteria, restoran self service dimana para tamu mengambil sendiri
hidangan yang disukai dan makanan diatur dimeja service display, harga makanan menurut apa yang diambil oleh tamu
7 Chop steak atau steak house, yaitu restoran dengan spesialisasi menjual
makanan yang dibakar. 8
Coffe pot, restoran kecil yang informal dengan harga yang dijangkau oleh semua golongan ekonomi.
9 Coffe shop, restoran yang menyediakan dan menghidangkan makanan dan
minuman dengan service informal, tapi lebih cepat dalam pelayanannya karena umumnya makanan sudah ready to serve dan tidak mengidangkan full
course dinner atau jamuan makanan resmi formal service 10
Rail road cathering, restoran yang berada di dalam kereta api, tamu dapat makan minum di restoran atau memesan pada waiters dan disajikan dengan
menggunakan kereta dorong atau nampan. 11
Drive inn, berada di teater mobil, makanan dihidangkan dalam mobil, hanya mejual makanan yang praktis, seperti es krim, sandwich dan sebagainya.
12 Grill restoran, spesial restoran yang khusus menjual steak atau chops,
dimana hidangan tersebut dibakar menurut selera tamu cook to order 13
Lunch wagon, restoran dorong atau mobil yang biasanya digelar menggunakan kereta dorong atau mobil yang biasanya di tempat-tempat
keramaian dengan menghidangkan makanan kecil seperti bakso, mie, sate, mie ayam dan sebagainya.
14 Rathskiller, restoran ciri khas Jerman yang biasanya terletak di bawah tangga
atau di dalam basement.
15 Rottiserie, yaitu restoran dimana tempat pembakaran daging dapat dilihat
oleh tamu yang memesan. 16
Tavern, yaitu restoran kecil yang menjual bird dan wine. 17
Common, restoran yang menghidangkan makanan untuk banyak orang dalam satu meja panjang, biasanya terdapat dalam satu lembaga
18 Spesialies restoran, restoran khusus yang menyajikan hidangan-hidangan
khas daerah atau negara tertentu.
2.2 Penelitian Terdahulu