Gula Aren Granul Rekayasa Proses Granulasi Gula Aren Cetak
9 seimbang dengan tekanan uap lingkungannya. Tekanan uap air di atmosfer dihitung
sebagai persentase relatif kelembaban RH. Kandungan air absolut di udara gkg udara kering dapat dihitung dengan menggunakan informasi suhu dan grafik
psychometric. Kandungan air pada saat bahan padat menghasilkan tekanan uap air yang sama dengan yang ada pada lingkungan sekitar didefinisikan sebagai kadar air
kesetimbangan. Akibatnya, kadar air kesetimbangan adalah kelembaban yang membatasi bahan tertentu dapat dikeringkan dalam kondisi suhu udara dan kelembaban tertentu.
Jumlah air terkait bahan padat pada RH dan suhu tertentu tergantung pada afinitas kimia bahan padat tersebut. Hal ini juga tergantung pada interaksi yang terjadi pada luas
permukaan dan sifat bahan Moyers dan Baldwin, 1999.
Sorpsi isotermis diukur secara eksperimental dalam kondisi isotermal, digunakan untuk menggambarkan sifat higroskopis dari suatu produk Mujumbar, 2007. Sorpsi
isotermis mencirikan jumlah uap teradsorpsi atau terdesorbsi pada kesetimbangan uap air yang berbeda. Penyerapan uap air isotermis berguna dalam memperkirakan stabilitas
keadaan padatan, interaksi pada tahap awal pengembangan formulasi, dan pengaruh kelembaban pada sifat fisiko-kimia bentuk akhir Airaksinen et al. 2005a, 2005b. Pada
beberapa bahan, nilai kesetimbangan kadar air tergantung pada arah dimana keseimbangan didekati. Nilai desorpsi lebih disukai untuk perhitungan pengeringan.
Kadar air kesetimbangan dicapai dengan pengeluaran air biasanya lebih tinggi dari pada yang dicapai dengan menyerap air Brooker 1992. Perbedaan antara adsorpsi dan
desorpsi isotermis disebut hysteresis.
Menurut Fenema 1985 model persamaan yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah :
1. BET Brunauer, Emmet, and Teller dengan persamaan sebagai berikut : m =
�
�
� −�
�
�
�
�− +
atau
�
�
−�
�
=
�
+
�− �
�
1 untuk zona 1 dan 2
= �
=
+ �
− � − = +
�
untuk zona 3 C = C
e
QRT
4 dimana : m= kadar air bk ,
= kadar air pada lapisan monolayer db; =
aktivitas air; C = tetapan energi adsorpsi pada lapisan monolayer pada suhu tertentu. C =
faktor eksponen awal, Q = sorpsi enersi, dan R = konstanta gas. Persamaan BET dapat digunakan tidak tergantung pada suhu. Angka atau nilai yang berbeda dari
dan C digunakan untuk mencocokkan masing-masing isotermis. Kadar air pada monolayer
dihubungkan dengan nilai sorpsi dari permukaan bahan. diharapkan tidak tergantung
suhu dan tidak berpengaruh terhadap struktur permukaan bahan. 2. GAB Guggenheim, Anderson and de Boer dengan persamaan sebagai berikut :