13 Tabel 7 Daerah penangkapan tuna longline di perairan Indonesia
Bulan Daerah penangkapan
Januari barat Sumatera, selatan NTBNTT, Laut Flores, Laut Banda bagian timur
Pebruari barat Sumatera, selatan JawaBaliNTBNTT dan relatif kecil di Laut Banda
Maret barat Sumatera, selatan JawaBaliNTBNTT dan relatif kecil di Laut Banda
April barat Sumatera, selatan JawaBaliNTBNTT, Laut Flores dan di Laut Banda
cukup padat Mei
terutama di selatan JawaBaliNTB dan Laut Banda Juni
selatan JawaBaliNTB dan Laut Banda Juli
selatan JawaBali, lepas pantai NTBNTT dan sedikit di Laut Banda Agustus
sedikit di barat Sumatera dan selatan Jawa dan Laut Banda September
barat Sumatera, selatan Jawa, lepas pantai NTB dan Laut Banda.cukup padat Oktober
selatan JawaBaliNTBNTT dan Laut Banda November
barat Sumatera, sedikit di selatan JawaNTB, Laut Flores dan Laut Banda Desember
selatan NTBNTT dan Laut Banda serta Laut Flores
2.3 DNA
Deoxyribonuleic Acid Mitokondria
DNA mitokondria sangat potensial digunakan untuk pengamatan hubungan genetik antar spesies maupun di dalam spesies intra spesies yang memiliki
hubungan dekat. Brown 1983 diacu dalam Arifin 2005 menyatakan bahwa peranan DNA mitokondria dalam studi keragaman genetik dan biologi populasi
pada hewan cukup besar, karena DNA mitokondria memiliki derajat polimorfisme yang tinggi serta hubungan yang jelas antara poplimorfisme dengan substansi
basa-basa penyusun genomnya. DNA mitokondria, berbeda dengan organel sel lainnya, mitokondria
memiliki materi genetik sendiri yang karakteristiknya berbeda dengan materi genetik di inti sel. Mitokondria, sesuai dengan namanya, merupakan rantai DNA
yang terletak di bagian sel yang bernama mitokondria. DNA mitokondria memiliki ciri-ciri yang berbeda dari DNA nukleus ditinjau dari ukuran, jumlah
gen, dan bentuk. Di antaranya adalah memiliki laju mutasi yang lebih tinggi, yaitu sekitar 10-17 kali DNA inti. Selain itu DNA mitokondria terdapat dalam jumlah
banyak lebih dari 1.000 kopi dalam tiap sel, sedangkan DNA inti hanya berjumlah dua kopi. DNA inti merupakan hasil rekombinasi DNA kedua orang
tua sementara DNA mitokondria hanya diwariskan dari ibu maternally inherited Anonim 2008c.
Aplikasi DNA mitokondria telah banyak dilakukan pada bidang perikanan sebagai dasar analisis keragaman genetik ikan dan struktur populasi Saiki et al.
1988; Kitamura et al. 1996, diacu dalam Arifin 2005. Analisis DNA mitokondria
14 memberikan hasil yang lebih kuat dibandingkan dengan analisis protein karena
analisis DNA mitokondria dapat mendeteksi semua keragaman genetik yang bernilai bagi pemahaman identifikasi stok Ferris dan Berg 1987, diacu dalam
Rina 2001. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil-hasil penelitian dengan menggunakan DNA mitokondria dan analisis protein pada ikan-ikan American
oyster Crassostrera virginica, kepiting Limulus polyphemus, ikan teleostei laut
Fundulus heteroclitus dan Theragra chalcogramma ikan teleostei air tawar Stizestedion vitreum serta ikan anadromus American shad Alosa sapidissima
yang menyimpulkan bahwa sub divisi populasi lebih besar terlihat pada analisis dengan DNA mitokondria dibandingkan dengan protein Ward dan Grewe 1995,
diacu dalam Rina 2001.
Daerah D-loop atau dikenal juga dengan nama daerah kontrol control region
merupakan bagian dari DNA mitokondria yang sangat spesifik. Analisis DNA mitokondria pada D-loop telah digunakan untuk menduga keragaman
genetik dan struktur populasi ikan japanese flounder Paralichthys alovaceus oleh Fujii dan Nishida 1997.
2.4 RFLP