Transparansi perairan Teluk Jakarta musim hujan

tahun 2000 BPS, 2003, in Arifin, 2004 di sekitar Teluk Jakarta serta tingginya aktivitas pembangunan masyarakat di Jabodetabek yang menyebabkan buangan limbah dan material terlarut semakin tinggi, sehingga transparansi perairan menurun. Nilai transparansi perairan yang layak untuk pertumbuhan koral menurut Kantor MNKLH 1988 adalah lebih dari 5 m. Pada gambar di atas, wilayah yang masih layak untuk pertumbuhan koral diwakili oleh warna hijau dan biru. Dari Gambar 24 di atas terlihat bahwa wilayah perairan yang masih baik untuk pertumbuhan koral semakin berkurang dari tahun 2004-2009. Namun untuk kegiatan pariwisata dan penyelaman, secara umum seluruh Teluk Jakarta tidak baik untuk kegiatan tersebut karena rendahnya transparansi. Nilai transparansi perairan yang baik untuk kegiatan pariwisata ini sebaiknya lebih dari 10 m untuk untuk memudahkan dalam melihat di bawah air.

4.4.3 Transparansi perairan Teluk Jakarta musim hujan

Pada musim hujan, penutupan awan pada umumnya lebih tinggi dari pada musim kemarau. Gambar 25 menunjukkan distribusi perairan pada musim hujan mulai tahun 2004-2009. Pada seluruh citra terdapat tutupan awan namun tidak terlalu mengganggu visualisasi transparansi di Teluk Jakarta. Transparansi perairan Teluk Jakarta pada musim hujan dari tahun 2004 sampai 2009 sangat bervariasi. Namun tutupan awan terutama pada tahun 2009 menyebabkan kurang baiknya distribusi transparansi yang dibuat. Pada tahun 2004, perairan yang paling keruh dengan nilai transparansi kurang dari 3 m terdapat pesisir pada bagian barat, tengah dan timur Teluk Jakarta. Perairan yang masih layak untuk kegiatan perikanan 3 m masih sangat luas, meliputi wilayah perairan yang diwakili oleh warna kuning, hijau, dan biru. Gambar 25. Transparansi perairan rata-rata musim hujan tahun 2004-2009 Pada tahun 2005, nilai transparansi perairan Teluk Jakarta menurun drastis yang diwakili dengan warna merah, di mana transparansi seluruh perairan Teluk Jakarta sangat rendah dan tak baik untuk kegiatan perikanan. Jika dibandingkan dengan rata-rata musim kemarau tahun 2005 yang juga memiliki rata-rata transparansi Teluk Jakarta rendah, maka pada musim hujan rata-rata nilai transparansi jauh lebih rendah, ditandai dengan semakin luasnya perairan yang diwakili oleh warna merah kisaran transparansi 0-3 m. Pada tahun 2006, terlihat bahwa transparansi perairan relatif bertambah dan wilayah yang masih baik untuk kegiatan perikanan masih luas. Perairan dengan transparansi sangat rendah berada pada pesisir dekat muara sungai-sungai besar seperti Sungai Cisadane, Sungai Citarum, dan Sungai Cikarang. Transparansi perairan rata-rata tahun 2007 tidak jauh berbeda dengan tahun 2006. Untuk tahun 2006 dan 2007 ini, transparansi perairan rata-rata terendah terdapat di bagian timur Teluk Jakarta. Untuk tahun 2008, transparansi perairan yang paling rendah juga terdapat pada bagian timur Teluk Jakarta. Transparansi perairan cenderung turun dari tahun-tahun sebelumnya namun luasan wilayah yang sesuai untuk kegiatan perikanan berdasarkan Kantor MNKLH 1988 masih luas. Pada citra tahun 2009 terdapat tutupan awan tipis di Teluk Jakarta sehingga visualisasi transparansi perairan tidak terlihat secara jelas. Dari Gambar 25 terlihat bahwa transparansi perairan rata-rata Teluk Jakarta musim hujan cukup tinggi. Hal ini bertentangan dengan hasil yang diperoleh pada musim kemarau di mana seluruh wilayah Teluk Jakarta memiliki transparansi yang sangat rendah antara 0- 3 m saja. Wilayah perairan yang baik untuk pertumbuhan koral menurut Kantor MNKLH 1988 adalah lebih dari 5 m. Pada Gambar 25 di atas, wilayah yang masih layak untuk pertumbuhan koral diwakili oleh warna hijau dan biru. Tahun 2004, wilayah yang baik untuk pertumbuhan koral ini masih sangat luas meliputi sebagian Teluk Jakarta sampai ke perairan dekat Kepulauan Seribu. Pada tahun 2005, seluruh wilayah perairan Teluk Jakarta sudah tidak layak untuk pertumbuhan koral karena kisaran transparansi perairan yang sangat rendah antara 0-3 m. Pada tahun 2006, luas wilayah yang masih layak untuk pertumbuhan koral meningkat bahkan lebih luas dari tahun 2004, namun luasan ini semakin berkurang di tahun 2007 dan 2008. Luasan wilayah untuk kegiatan pariwisata berdasarkan Gambar 25 di atas mengalami peningkatan. Pada perairan Teluk Jakarta Hal ini juga bertolak belakang dengan hasil pada Gambar 24 yakni rata-rata transparansi pada musim kemarau di mana setiap tahun luasan yang sesuai nilai ambang batas yang diberikan oleh Kantor MNKLH 1988 memiliki kecenderungan untuk menurun.

4.5 Konsentrasi klorofil-a perairan Teluk Jakarta tahun 2004-2009