Uji-t Metode pengolahan citra

2 Pengujian model Sebelum memilih model hubungan yang akan diuji dan digunakan, pada model-model yang dihasilkan terlebih dahulu harus dilihat nilai R 2 dan RMS error-nya. Nilai R 2 merupakan koefisien determinasi garis regresi sebagai pengukur keeratan hubungan antara peubah y dan peubah x sebagai peubah respons variabel tak bebas dan peubah penjelas variabel bebas. Semakin dekat nilai R 2 ini dengan 1, makin dekat pula titik pengamatan ke garis regresinya dan model semakin baik Aunuddin, 1989. Seperti halnya nilai R 2 , nilai RMS error menyatakan seberapa jauh suatu titik di atas atau di bawah garis regresi. RMS error dari suatu model hubungan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut dengan N merupakan jumlah data. Semakin kecil nilai RMS error, maka semakin bagus model hubungan tersebut. Berikut merupakan rumus perhitungan RMS error. RMS error = - - .............................. 8 di mana N merupakan jumlah data.

3.3.3 Uji-t

Untuk mengetahui perbedaan pendugaan nilai klorofil-a dan transparansi perairan dari model hubungan yang dibuat dengan nilai in situ-nya, maka dilakukan uji beda nilai tengah uji-t. Dalam uji-t, jika nilai t-statistik t-hitung berada dalam selang t-kritis, maka kedua nilai tengah yang diujikan tidak berbeda nyata. Hipotesis yang digunakan dalam uji-t ini dirumuskan sebagai berikut. H : 1 = 2 H 1 : 1 2 di mana 1 adalah nilai in situ klorofil-a atau transparansi perairan sedangkan 2 adalah nilai duga dari model. Kemudian akan dibuktikan bahwa nilai tengah klorofil-a dan transparansi perairan pada pengukuran in situ tidak beda nyata dengan nilai duga dari model 1 = 2 sehingga model hubungan transparansi dan klorofil-a yang dibuat dapat diterima. . 3.3.4 Uji-F Selain menggunakan uji-t, penelitian ini juga menggunakan uji-F namun parameter yang diujikan dan hipotesisnya berbeda. Parameter yang diujikan adalah nilai konsentrasi klorofil-a dan transparansi perairan dari model sebelumnya. Uji-F ini dilakukan untuk membuktikan bahwa memang ada hubungan antara konsentrasi klorofil-a dengan tranparansi perairan. Adapun hipotesis yang digunakan dalam uji-F ini dirumuskan sebagai berikut. H : = 0 H 1 : 0 merupakan nilai parameter regresi dari model yang didapat. H berarti tidak terdapat hubungan saling mempengaruhi antara variabel bebas x, klorofil-a dan variabel tak bebas y, transparansi. H 1 berarti terdapat hubungan saling mempengaruhi antara variabel bebas x, klorofil-a dan variabel tak bebas y, transparansi. Tujuan uji-F ini adalah membuktikan bahwa nilai parameter regresi dari model yang didapat tidak sama dengan nol 0 yang berarti terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas dari model sehingga model hubungan yang dibuat dapat diterima. Apabila H diterima dan H 1 ditolak berarti ß 1 dianggap sama dengan nol. Bila H ditolak dan H 1 diterima maka ß 1 dianggap tidak sama dengan nol dan terdapat hubungan saling mempengaruhi antara klorofil-a dengan transparansi perairan. Suatu model dikatakan berkorelasi tinggi jika F hitung -nya empat sampai lima kali lebih besar dari F tabel pada selang kepercayaan 95 Drapper dan Smith, 1981.

3.3.5 Pemetaan klorodil-a dan transparansi perairan Teluk Jakarta