Perekat Pengaruh Letak Sambungan Terhadap Sifat Fisis Mekanis Bambu Lapis Yang Terbuat Dari Anyaman Bambu Tali (Gigantochloa Apus (J.A & J.H. Schultes) Kurz)

atap, keranjang tradisional dan kerajinan tangan. Di Jawa Barat telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri papan serat bambu Widjaya, 2001.

2.3 Perekat

Perekat adhesive adalah suatu zat atau bahan yang memiliki kemampuan mengikat dua benda melalui ikatan permukaan Blomquist et al., 1983; Forest Product Society, 1999, diacu dalam Surdiding et al., 2007. Menurut Vick 1999, perekat adalah substansi yang memiliki kemampuan untuk mempersatukan bahan sejenistidak sejenis melalui ikatan permukaannya. Melekatnya dua buah benda yang direkat disebabkan adanya gaya tarik menarik antara perekat dengan bahan yang direkat gaya adhesi dan gaya tarik menarik kohesi antara perekat dengan perekat. Dalam penggunaan perekat harus dipilih perekat yang dapat memberikan ikatan yang baik dalam jangka waktu yang panjang pada suatu struktur. Perekat yang ideal untuk kayu mempunyai persyaratan tertentu yaitu harganya murah, mempunyai waktu kadaluarsa yang panjang, cepat mengeras dan cepat matang hanya dengan temperatur rendah, mempunyai ketahanan tinggi terhadap kelembaban, tahan panas dan mikroorganisme, serta dapat digunakan untuk berbagai keperluan Ruhendi, 1988. Bahan kimia Isocyanate Resins adalah sejenis bahan perekat yang meningkatkan kualitas dalam menghasilkan kayu lapis yang tahan air, tahan api dan tahan terhadap serangan ulat dan serangga. Selain itu kayu lapis diharapkan memiliki tingkat pelepasan formaldehid yang rendah sesuai dengan aturan yang mengharuskan low formaldehyde emission yang selaras dengan permintaan pangsa pasar, terutama Jepang dan Eropa. Isocyanate juga dapat membantu ketahanan mekanis papan partikel dan kayu lapis Ministry of Plantation Industries and Commodities Malaysia, 2007. Perekat MDI Methylene Diphenyl Isocyanate pertama kali digunakan untuk produk komersil seperti waferboard pada tahun 1985. Sejak saat itu, penggunaan MDI terus berkembang sehingga saat ini sekitar 15-20 pasar waferboard dan plywood menggunakannya. Marra 1992 menyatakan bahwa keuntungan menggunakan perekat isocyanate dibandingkan perekat berbahan dasar resin adalah 1 dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk memproduksi papan dengan kekuatan yang sama, 2 dapat menggunakan suhu kempa yang lebih rendah, 3 memungkinkan penggunaan kempa yang lebih cepat, 4 lebih toleran pada partikel maupun vinir berkadar air tinggi, 5 energi untuk pengeringan lebih sedikit dibutuhkan, 6 stabilits dimensi papan yang dihasilkan lebih stabil, 7 tidak ada emisi formaldehid. MDI juga berpotensi memaksimalkan sifat fisis penampilan panel plywood, mengefisienkan proses dan menguntungkan karena lebih cepat matang dan terikat kuat yang berimplikasi pada biaya produksi yang lebih rendah. Selain itu penampilan fisik papan tampak bersih Wikimedia 2006 diacu dalam Nuryawan dan Massijaya 2006. Kayu Lapis Dalam penerapannya baik di dunia industri maupun penelitian ilmiah, bambu lapis umumnya diasosiasikan dengan kayu lapis. Hal ini karena bambu lapis merupakan inovasi baru yang pengerjaannya mengacu pada prosedur pengerjaan dan standar kayu lapis. Kayu lapis adalah produk vinir-vinir kayu yang direkat bersama sehingga arah serat sejumlah vinir tegak lurus dan yang lain sejajar sumbu panjang panel. Pada kebanyakan tipe kayu lapis, setiap dua lapis sekali diletakkan vinir yang arahnya sejajar dengan lapis pertama Haygreen dan Bowyer, 1989. Pengertian vinir menurut Dumanauw 1990 adalah lembaran kayu tipis dengan ukuran ketebalan seragam berkisar 0,24 -6 mm yang diperoleh dari penyayatan dolok kayu jenis tertentu. Selanjutnya Haygreen dan Bowyer 1989 menyatakan bahwa untuk menyesuaikan kayu lapis dengan penggunaannya yang tepat memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang merupakan faktor utama sebagai penentu kualitas kayu lapis antara lain a daya tahan yang diperlukan garis rekat untuk menghindari pengelupasan, b persyaratan kekuatan, kekakuan dan daya penahan paku, c kualitas visual permukaannya dan d persyarakatan khusus lainnya seperti ketahanan terhadap pembusukan dan api. Kayu lapis memiliki kelebihan dibandingkan bahan jadi kayu lainnya, diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Ruhendi dan Widarmana 1983 meliputi 1 stabilitas dimensinya yang tinggi karena jumlah lapisan yang ganjil dipasangkan sedemikian rupa saling tegak lurus, 2 tampak rupa kayu asli dengan ukuran lebih lebar, 3 mempunyai sifat mekanis yang lebih baik, 4 mudah dikerjakan dan 5 dapat dibuat dari hampir semua jenis kayu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian