1
1
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zooplankton dalam rantai makanan berperan sebagai sumber makanan untuk tingkat trofik yang lebih tinggi. Proses pemangsaaan fitoplankton oleh
zooplankton dapat mentransfer lebih dari 50 karbon dari produktivitas primer ke tingkat trofik yang lebih tinggi Scavia et al., 1988; Laws et al., 2000.
Zooplankton juga memainkan peran penting sebagai pemangsa yang mengontrol populasi fitoplankton dan bakteri Pomeroy et al., 2007. Zooplankton dapat
mempengaruhi struktur komunitas fitoplankton secara langsung melalui pemangsaan selektif atau secara tidak langsung melalui regenerasi nutrien Elser
et al., 2001; Sterner 1990; Kagami et al., 2006. Berbagai studi telah menunjukkan penurunan biomassa fitoplankton tergantung dari densitas dan
ukuran zooplankton pemangsa Turner, 2004, laju pemangsaan zooplankton Peterson et al., 1983, dan kelimpahan fitoplankton yang berkaitan dengan
kemampuan fitoplankton untuk mereproduksi selnya Durbin and Durbin, 1992. Dari studi pada perairan tawar telah diketahui dengan baik bahwa biomassa
dan komposisi spesies fitoplankton yang dipengaruhi asupan nutrien dapat dengan kuat dimodifikasi dengan mengendalikan komunitas pemangsa Sterner, 1990;
Carpenter et al., 1998; Cottingham and Schindler 2000; Cottingham et al., 2004. Cottingham et al. 2004 menunjukkan bahwa zooplankton besar seperti Daphnia
spp. dapat mengurangi pengaruh nutrien pada komunitas fitoplankton yaitu dengan ukurannya yang besar sehingga akan mempercepat laju pemangsaan
fitoplankton. Pada studi yang lain pengkayaan nutrien yang dikombinasikan dengan tekanan pemangsaan zooplankton yang besar menyebabkan dominasi sel
yang resisten terhadap pemangsaan, dimana dominasi spesies Cryptomonas tetrapyrenoidosa digantikan oleh spesies Aphanizomenon flos aquae Lynch and
Saphiro, 1981. Sterner 1990 menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara rasio N:P
dalam alga dan rasio N:P yang dilepaskan oleh zooplankton. Daphnia akan meningkatkan rasio unsur N:P karena mangsanya yaitu Cladocera memiliki rasio
2
unsur P yang lebih tinggi dibandingkan dengan Calanoid dan Copepoda Andersen and Hessen, 1992. Hasil penelitian Urabe et al. 1997 dalam skala
laboratorium menunjukan bahwa laju pertumbuhan Daphnia tidak dipengaruhi oleh penambahan unsur P yang lebih tinggi pada fitoplankton, karena Daphnia
cenderung mengkonsumsi fitoplankton dengan kandungan unsur P yang lebih rendah.
Ekskresi zooplankton sangat kuat mempengaruhi dinamika trofik dalam ekosistem melalui kontribusi N dan P anorganik untuk produktivitas primer
Lehman, 1980; Sterner, 1990; Vanni, 2002. Urabe et al. 1997 mengestimasi kisaran unsur N dan P yang dimanfatkan oleh fitoplankton 14 - 50 berasal dari
hasil eksresi zooplankton. Faktor yang memengaruhi fraksi unsur N dan P termasuk diantaranya adalah kondisi fisik lingkungan, komposisi spesies dan
biomassa fitoplankton dan zooplankton, dan rasio nutrien internal. Karena faktor- faktor ini berinteraksi secara dinamis sehingga menjadi sangat sulit untuk
mengkuantifikasi peran zooplankton dalam siklus nutrien. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang mencakup proses fisik, kimia dan biologi untuk
mempelajari peran zooplankton dalam dinamika nutrient di perairan, sehingga dengan memahami peran mereka dalam distribusi dan fluks nutrien dalam
ekosistem akuatik merupakan hal penting untuk manajemen perairan.
1.2 Kerangka Pikir