BUNGKIL KELAPA Fraksinasi Protein Bungkil Kelapa dari Hasil Samping Industri Minyak Kelapa

6

B. BUNGKIL KELAPA

Gambar 2. Bungkil kelapa dan struktur penyusun utamanya Berdasarkan SNI 01-2904-1996Rev.1996, yang dimaksud dengan bungkil kelapa adalah hasil ikutan yang didapat dari ektraksi daging buah kelapa segarkering. Dikarenakan hasil ekstraksi minyak kelapa dengan menggunakan cara kering paling tinggi, kebanyakan industri menggunakan cara ini untuk menghasilkan minyak kelapa. Cara pres dilakukan terhadap daging buah kelapa kering kopra. Dengan metode ini, kopra dihaluskan menjadi serbuk kasar, dipanaskan, kemudian dipres. Cara ini dilakukan berulang kali hingga kandungan minyak yang tersisa dalam kopra menjadi sangat kecil Bank Indonesia, 2007. Bungkil kelapa ditemukan sebagian besar di negara-negara tropis dan tersedia dengan harga yang kompetitif. Pada tahun 2002, sebanyak 65 produksi bungkil kelapa di dunia dihasilkan dari Indonesia dan Filipina Sundu dan Dingle, 2005. Tabel 2 menunjukkan volume dan nilai ekspor produk turunan kelapa di Indonesia pada tahun 2005. 7 Tabel 2. Volume dan nilai ekspor produk turunan kelapa di Indonesia pada tahun 2005 Jenis produk Ekspor Volume ton Nilai US 1000 Kelapa parut kering 51.456 35.939 Kopra 56.884 14.417 Minyak kelapa kasar 752.072 413.762 Bungkil kelapa 323.774 25.269 Arang aktif 25.671 16.303 Arang tempurung 800 111 Lain-lain kelapa segar, tempurung, krimsusu kelapa, dan serat sabut 59.853 24.030 Jumlah 1.207.510 529.831 Sumber: APCC 2005 di dalam Allorerung, et al. 2008 Menurut APPC 2004 di dalam Damanik 2007, jenis produk kelapa yang banyak diekspor di tingkat dunia adalah minyak kelapa, bungkil kelapa, desicated coconut , dan sabut. Sebagai negara penghasil kelapa, Indonesia mampu memproduksi produk olahan kelapa seperti bungkil, kopra, minyak kelapa, dan desicated coconut. Persentase nilai produksi produk-produk olahan kelapa Indonesia tersebut dibandingkan dengan nilai produksi dunia berturut-turut adalah 31,26, 20,03, 18,28, dan 13,66 Departemen Perdagangan RI, 2006. Perkembangan nilai ekspor berbagai produk kelapa umumnya mengalami peningkatan, kecuali serat sabut. Secara keseluruhan pada tahun 2003 hasil ekspor produk-produk kelapa mencapai US 2121,6 juta terutama berasal dari Crude Coconut Oil CCO sebesar US 153,6 juta dan Desiccated Coconut DC sebesar US 23,7 juta, sedangkan sisanya berasal dari bugkil kelapa. Saat ini, bungkil kelapa masih kurang dimanfaatkan karena kandungan seratnya yang tinggi, rendahnya palatabilitas, dan beberapa masalah terkait kandungan zat anti-nutrisi. Serat yang terdapat dalam bungkil 8 kelapa antara lain mannan, galaktomannan, xilan dan arabinoxilan. Apabila bungkil kelapa ini diolah sedemikian rupa sehingga polimer mannan pecah menjadi monomer mannosa yang lebih sederhana, bungkil kelapa dapat dimafaatkan untuk berbagai hal seperti ingredien pangan, bahan pakan ternak, sebagai media tumbuh, dan media fermentasi Riyadi, 2009. Bungkil kelapa dapat dihasilkan sebanyak 20 - 25 dari total jumlah input dan umumnya dijual dengan harga Rp 500 - Rp 600 per kilogram. Hal ini menyebabkan bungkil kelapa berpotensi untuk dimanfaatkan dan diolah menjadi sumber protein yang memiliki nilai ekonomis Bank Indonesia, 2009. Pemanfaatan protein dari bungkil kelapa akan membantu mempertinggi jumlah protein untuk makanan manusia Bank Indonesia, 2009. Berdasarkan SNI 01-2904-1996Rev.1996, kandungan protein dalam bungkil kelapa cukup tinggi yaitu 18 . Komposisi nutrisi yang terdapat pada bungkil kelapa menurut SNI dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi kimia bungkil kelapa Komposisi Mutu I Mutu II Air 12 12 Protein kasar 18 16 Serat kasar 14 16 Abu 7 9 Lemak 12 15 BETN 37 32

C. ENZIM MANNANASE