Hipotesa Definisi Operasional PENDAHULUAN

1.7. Hipotesa

Dalam penelitian ini hipotesa yang dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Fasilitas sosial ekonomi yang ada di Kota Jatinom selain dimanfaatkan oleh penduduk Kota Jatinom juga dimanfaatkan oleh penduduk daerah sekitar. 2. Fasilitas sosial ekonomi di Kota Jatinom lebih banyak dimanfaatkan oleh penduduk Kota Jatinom sendiri .

1.8. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penetitian ini adalah metode survai. Didalam metode survai informasi dikumpulkan dari responden dari sebagian populasi dengan menggunakan kuesioner daftar pernyataan. Tujuan metode survai adalah untuk meneliti hubungan antara variabel penelitian dengan cara mempelajari fenomena-fenomnena sosial Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1984. Umumnya pengertian survai dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sempel untuk mewakili seluruh populasi

1.8.1. Pemilihan Daerah Penelitian

Daerah penelitian yang dipilih adalah Kota Jatinom yang meliputi Desa Krajan, Desa Bonyokan, Desa Pandeyan dan Kalurahan Jatinom dengan alasan : 1 Menurut Rencana Umum Tata Ruang Kecamatan Jatinom, Kota Jatinom merupakan pusat pertumbuhan dan pusat pengembangan utama dalam sistem pewilayahan untuk Kecamatan Jatinom. 2 Kota Jatinom mempunyai tingkat perkembangan perekonomian lebih tinggi dibanding dengan desa-desa lain 3 Kota Jatinom yang merupakan bekas pusat pemerintahan kawedanan memperoleh keuntungan adanya tambahan fasilitas-fasilitas pelayanan.

1.8.2. Pengambilan Sampel

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer : a. Wawancara Digunakan untuk memperoleh data primer yang dipelukan dan diperoleh dari wawancara responden yang diambil secara eksidental terhadap pemanfaat fasilitas sosial ekonomi di Kota Jatinom berdasarkan penduduk yang sedang melakukan aktifitas di pusat kegiatan pelayanan sosial ekonomi dengan alat kuesioner. Dalam penelitian ini responden yang diwawancarai adalah pengguna fasilitas ekonomi perdagangan dan keuangan. Sedangkan pengguna fasilitas sosial pendidikan dan kesehatan didasarkan pada data sekunder yang berasal dari institusi terkait. Populasi penelitian adalah seluruh para pengguna fasilitas perdagangan dan keuangan Kota Jatinom. Sampel diambil secara random sampling dan quota sampling, yaitu sampel diambil secara acak dari populasi pengguna fasilitas perdagangan dan keuangan Kota Jatinom sehingga memenuhi quota dengan jumlah sebesar 240 responden fasilitas ekonomi yaitu 120 responden pengguna fasilitas ekonomi perdagangan meliputi 30 responden warung, 30 responden toko, 30 responden pasar hewan 30 responden toko yang berada dipasar. Untuk 120 pengguna fasilitas ekonomi keuangan meliputi 60 responden bank pemerintah sedangkan untuk bank swasta 60 responden. Dari sistem penggambilan tersebut diharapkan dapat mewakili pengguna fasilitas pelayanan sosial ekonomi di Kota Jatinom. b. Pencatatan Digunakan untuk memperoleh data sekunder , yang diperoleh dari survai instansi- instansi yang terkait yang terdiri dari Bappeda, Biro Pusat Statistik, Monografi Desa di Kota Jatinom, Rumah Sakit dan pendidikansekolah.

1.8.3. Analisa Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Setelah data di analisa dan diinformasikan yang lebih sederhana diperoleh hasilnya yang harus diintepretasikan untuk mencapai makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil penelitian.Sofyan Effendi dan Masri Singarimbun, 1984 Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa data secara kualitatif dan kuantitatif. a. Analisa data secara kualitatif dipakai untuk mendiskripsikan Kota Jatinom dan menjelaskan fenomena-fenomena fungsi Kota Jatinom sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi. b. Analisa data secara kuantitatif dipakai untuk menganalisa hubungan antara variabel fasilitas pelayanan sosial ekonomi pengaruh dan Variabel jangkauan wilayah pelayanan terpengaruh selanjutnya dilakukan perhitungan persentase jenis fasilitas dan asal pengguna fasilitas. Setelah itu dilakukan analisa secara kualitatif unutk menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi dari analisa kuantitatif.

1.9. Definisi Operasional

- Peranan : diartikan sebagai fungsi. Fungsi di sini merupakan fungsi kota. Menurut Urban Function Rural Development, fungsi kota adalah pelayanan, fasilitas, infrastruktur, institusi atau aktivitas ekonomi yang terkumpul di pemukiman dengan jumlah penduduk sedikit dengan maksud memberikan tawaran secara ekonomis dan efisien. - Kota kecil : kota-kota yang diperintahkan pemerintah menjadi “Second urban Centre” dan mempunyai karakteristik kota. Dan kota yang mempunyai penduduk 100,000 jiwa ke bawah Rondinelli 1983. Daerah sekitar: daerah yang mengitari Kamus Indonesia. Dalam hal ini daerah sekitar sama dengan daerah hinterland. - Daerah hinterland sekitar daerah yang dalam perkembangannya dipengaruhi daerah lain, yang mempengaruhi daerah pusat Rondinelli 1985. - Keterkaitan : merupakan keterkaitan atas hubungan antar wilayah, dapat dibedakan menjadi 3 macam bentuk yaitu antara pusat kota dan daerah hinterlandnya. Antara pusat-pusat dalam wilayah internal. Serta pusat-pusat dalam wilayah dengan daerah luar external Rondinelli 1985. Analisis keterkaitan wilayah yang digunakan adalah keterkaitan antara pusat dengan daerah hinterlandnya. Keterkaitan ini dipengaruhi oleh frekuensi kendaraan yang lewat. - Jangkauan pelayanan, pelayanan yang mencapai pada suatu daerah kamus Indonesia. - Interaksi terjadi hubungan keterkaitan antara dua wilayah atau lebih dan hubungan itu dapat timbul suatu kenyataan yang baru dalam wujud tertentu yang sedang atau sudah terjadi Bintarto, 1983. - Fasilitas pelayanan : merupakan fungsi dan kebijakasanaan pemerintah yaitu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah seperti puskesmas, sekolah-sekolah negeri, bank pemerintah serta pelayanan-pelayanan yang perkembangannya dilakukan sendiri seperti warung, toko, bengkel ESCAP, 1919. - Pelayanan sosial-ekonomi : pelayanan yang penggolongannya berdasarkan dampak langsung yang ditimbulkan oleh pelayanan tersebut ESCAP, 1979. - Pelayanan sosial, pelayanan yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup masyarakat ESCAP, 1979. - Pelayanan ekonomi : merupakan pelayanan yang mendukung secara langsung pada kegiatan ekonomi dan produksi atau memberi keuntungan Finansial ESCAP, 1979. - Perdagangan : aktivitas jual beli untuk menukarkan uang dengan barang non pertanian maupun pertanian di tempat pelayanan perdagangan yaitu pasar, toko, warung Pande, 1989, - Pasar : suatu tempat dengan sekelompok los-los bangunan yang dipergunakan untuk tempat bagi pedagang-pedagang berjual beli dengan konsumen Rodinelli, 1985. - Warung : sebuah usaha dengan skala usaha yang lebih kecil dari pada toko dan hanya menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hani terutama bahan makanan, kegiatan jual beli setiap hari Pande, 1989. - Kota Jatinom : termasuk dalam wilayah Kecamatan Jatinom, terletak pada jalur trasportasi yang menghubungkan 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali. Kota Jatinom meliputi Kalurahan Jatinom, Desa Pandeyan, Desa Krajan, Desa Bonyokan

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

2.1. Letak, Luas dan Batas

Secara astronomis Kota Jatinom terletak pada 110 11’ – 110 15’ BT dan antara 7 6’ – 7 10’ LS yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten. Sebagai bekas wilayah pembantu bupati, kota Jatinom menampung hampir semua kegiatan yang berciri kekotaan bagi kecamatan Jatinom. Domisili kegiatan yang menonjol di Kota Jatinom antara lain Perdagangan dan Pekerjaan Umum. Kota Jatinom ini telah cukup tinggi invertasi perkembangan serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap Kecamatan Jatinom dan kecamatan lainya di Kabupaten Klaten. Dan Kota Jatinom merupkan satuan wilayah pengembangan VI SWP VI. Kota Jatinom terletak di persimpangan jalan antara Klaten, Solo dan Boyolali. Secara jelas Kota Jatinom terletak kurang lebih 10 Km dari kota Klaten, kea rah selatan dan kurang lebih 10 Km dari Kota Boyolali kearah utara. Secara administrasi Kota Jatinom merupakan bagian dari Kecamatan Jatinom. Kota Jatinom terdiri dari 1 kelurahan dan 3 desa. Kota Jatinom mempunyai luas 378 Ha, terdiri dari Kelurahan Jatinom 44 Ha, Desa Krajan 150 Ha, Desa Bonyokan 96 Ha, Desa Pandeyan 88 Ha . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 2.1. Tabel 2.1. Luas Wilayah Kota Jatinom Tahun 2003 Desa Luas Ha Persentase Krajan Jatinom Boyokan Pandeyan 150 44 96 88 39,7 11,6 25,4 23,3 Jumlah 378 100 S umber : Monografi Kecamatan Jatinom, 2003 Menurut RUTRK Jatinom 2003 daerah hinterland belakang Kota Jatinom berasal dari desa- desa di wilayah Kecamatan Jatinom dan kecamatan yang berdekatan dengan Kecamatan Jatinom. Yaitu Kecamatan Karanganom, Kecamatan Tulung, Kecamatan Ngawen. 19