commit to user 55
meningkatkan prestasi kerja dan mencapai tujuan yang telah ditentukan perusahaan.
2. Hambatan-hambatan Manajer Personalia dalam Memotivasi Kerja
Karyawan untuk Meningkatkan Prestasi Kerja
Didalam sebuah instansi atau perusahaan, untuk dapat menumbuhkan motivasi kerja karyawan merupakan suatu kebijaksanaan yang harus dilakukan
oleh seorang manajer personalia dalam mencapai keberhasilan suatu organisasi atau tujuan pasti akan terjadi hambatan-hambatan yang mengganggu kelancaran
dalam usaha mencapai tujuan tersebut. Dalam usaha pencapaian tujuan tidak mungkin berjalan lancar, namun bukan berati hal tersebut merupakan hal yang
ditakuti sehingga tujuan tidak dapat dicapai. Hal-hal yang akan menjadi hambatan atau kendala tersebut dapat teratasi sesuai dengan kemampuan yang ada. Untuk
meningkatkan suatu prestasi kerjapun seorang karyawan kadang-kadang tidak sama dengan kecakapan yang dimilikinyan. Faktor yang menyebabkan hal
tersebut karena adanya karyawan itu sendiri dan lingkungannya. Meskipun karyawan mempunyai kemampuan untuk berprestasi tetapi apabila belum
didukung adanya minat serta kemauan, semangat dan motivasi yang tinggi, suatu perusahaan atau organisasi pemerintah harus mampu menciptakan kondisi yang
memungkinkan, sehingga karyawan tersebut dapat merasa nyaman dalam bekerja yang pada akhirnya dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Adapun
hambatan manajer personalia dalam memotivasi karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja yang terjadi di perusahaan Air Mancur ini yaitu:
a. Karakter yang berbeda-beda
Di perusahaan Air Mancur ini yang menjadi hambatan seorang manajer persoalia dalam memotivasi karyawannya yaitu pada bagian karakter, hal ini
dikarenakan karakter yang dimiliki seorang karyawan berbeda-beda, sehingga sebelum proses pemotivasian dilakukan, diperlukan suatu pendekatan terhadap
karyawan agar seorang manajer personalia dalam memotivasi karyawan bisa menyesuaikan karakter karyawannya, agar tidak terjadi kesalahan dalam proses
commit to user 56
pemotivasian. Karakter merupakan suatu pembawaan seseorang sejak lahir sehingga seorang atasan harus mampu mengerti atas karakter dari karyawan
tersebut. Hal tersebut ditegaskan oleh informan II pada tanggal 17 Desember 2010
tentang hambatan manajer personalia dalam memotivasi karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja yaitu:
”Hambatan yang terjadi di perusahaan ini adalah karakter yang dimiliki oleh masing-masing karyawan, karakter yang dimiliki setiap karyawan itu
pasti berbeda-beda, ada yang keras, ada yang halus, ada yang penurut,dll sehingga dengan adanya karakter masing-masing karyawan tersebut, saya
harus mengerti karakternya terlebih dahulu agar dalam pemberian motivasi dapat disesuaikan dengan karakter masing-
masing karyawan ”. Hal senada juga diungkapkan oleh informan V pada tanggal 4 Desember
2010 yakni: “Hambatannya itu terletak pada sifat karyawan yang bebeda-beda, jadi jika
atasan dalam memotivasi itu harus mengetahui karakter karyawannya dulu mbak, agar tidak terjadi kesalahan atau kegundahan
dari pihak karyawan”. Hal ini juga diperkuat oleh informan I pada tanggal 1 Desember 2010 yaitu:
“Hambatan yang terjadi dalam memotivasi karyawanya di perusahaan ini yaitu karakter yang dimiliki setiap karyawan mbak, dengan perbedaan
karakter tersebut, seorang atasan harus mengetahui karakter karyawan terlebih dahulu agar dalam memberikan motivasi tidak terj
adi kesalahan” Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa hambatan
manajer personalia dalam memotivasi karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja
yaitu karakter
karyawan yang
berbeda-beda, sehingga
dalam pemotivasiannya, seorang manajer harus mengetahui karakter masing-masing
karyawan terlebih dahulu, sehingga dengan begitu motivasi dari atasan dapat diterima oleh karyawan secara baik dan tidak terjadi kegundahan dari seorang
karyawan.
b. Momen yang tidak tepat
Hambatan yang terjadi di perusahaan Air Mancur ini selain karakter juga terjadi hambatan lain yaitu momen yan tidak tepat, maksudnya momen yang tidak
commit to user 57
tepat ini adalah ketika memberikan pengarahan atau motivasi terhadap karyawan, seorang atasan tanpa melihat situasi dan kondisi dari seorang karyawan tersebut
sedang kejar target atau tidak, kalau keadaan karyawan sedang kejar target, disitulah seorang atasan harus dapat mengerti keadaan, sehingga pemotivasian
dapat dilakukan dengan waktu yang berbeda, jika atasan tetap melakukan pemotivasian pada saat keadaan karyawan yang sedang mengejar target, hal ini
akan mengakibatkan kegundahan dari seorang karyawan.
Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh informan III pada tanggal 18
Desember 2010 yaitu:
“Hambatan dalam memotivasi itu momen yang tidak tepat mbak, artinya pada saat itu juga saya harus memberikan motivasi terhadap karyawan”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan VI pada tanggal 4 Desember 2010 yaitu”
“Atasan dalam memberikan suatu pemotivasian terhadap karyawan itu waktunya yang tidak tepat mbak, momennya itu kurang pas, harusnya
atasan melihat situasi dan kondisi karyawannya dulu mbak, lha dalam keadaan lagi sibuk-sibuknya tiba-tiba diberi pengarahan, hal tersebut
menimbulkan kegundahan dari karyawan mbak dan akan berdampak pada
prestasi kerja” Pernyataan yang sama diungkapkan oleh informan IV pada tanggal 4
Desember 2010 yaitu: “Hambatannya itu momen yang tidak tepat, misalnya karyawan yang
sedang mengejar target, tiba-tiba atasan memberikan motivasi dalam bentuk pengarahan, lha disitulah yang dinamakan momen yang tidak tepat,
karena atasan tidak melihat situasi karyawan sehingga mengakibatkan kegundahan
dari pihak karyawan mbak”. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hambatan
dalam memotivasi karyawan di perusahaan Air Mancur ini yaitu momen yang tidak tepat artinya seorang atasan dalam memberikan motivasi terhadap
karyawannya harus melihat situasi dan kondisi kerja karyawan terlebih dahulu, agar karyawan dapat menerima dengan baik atas pemotivasian yang diberikan
oleh seorang atasan.
commit to user 58
3. Usaha-usaha Seorang Manajer Personalia untuk Mengatasi Hambatan