114
Hasil pengujian VIF dari model regresi dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.32 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2015
Hasil tabel 4.32 diatas perhitungan nilai Variance Inflation Faktor VIF menunjukkan nilai-nilai VIF variabel produk 1,564, variabel harga
2,645, variabel budaya 1,674 dan variabel sosial 2,552 ini menunjukan tidak ada satu variabel independenpun yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonearitas antara variabel independen dalam model regresi. Hasil perhitungan juga
menunjukan nilai Tolerance masing-masing variabel yaitu, variabel produk 0,639, variabel harga sebesar 0,378, budaya sebesar 0,598, dan
sosial sebesar 0,392. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada variabel
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF 1
Constant 5.591 1.867
2.995 .004
produk_x1 .156 .073
.207 2.143
.037 .639
1.564 harga_x2
.337 .127
.332 2.644
.011 .378
2.645 budaya_x3 .386
.079 .488
4.890 .000
.598 1.674
sosial_x4 .233 .113
.253 2.057
.044 .392
2.552 a. Dependent Variable: kp_y
115
independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 Tolerance 0,10, maka hasilnya adalah tidak terjadi Multikolinieritas dalam model
regresi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Imam Ghozali 2005: 91, bahwa nilai cutoff yang umum dipakai untuk menilai adanya
Multikolinieritas adalah jika nilai VIF 10 atau nilai tolerance 0,10. 3. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homoskesdastisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas. Ghozali 2005:105. Terdapat
beberapa cara untuk mengetahuinya, beberapa diantaranya yaitu: uji glejser dan metode grafik scatterplot
a. Uji Glejser Uji glejser ini dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel
bebas terhadap nilai absolute residual. Selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi, dan absolute adalh nilai mutlaknya, itu adalah
pengertian dari residual.jika nilai signifikansi antaa variabel independen dengan residual 0,05, maka tidak terjadi
heterokedastisitas Ghozali, 2006 dalam Duwi Prayitno, 2013:62
116
Tabel 4.33 Hasil Uji Glejser
Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2015 Dari hasil output pada tabel 4.33 dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi untuk variabel produk X
1
sebesar 0,883, lalu variabel harga X
2
sebesar 0,623, pada variabel budaya X
3
sebesar 0,992, dam pada variabel sosial X
4
sebesar 0,844. Karena tingkat signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi tidak ada masalah heterokedastisitas atau dengan kata lain bebas hetero kedastisitas.
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.633 1.177
1.387 .171
produk_x1 .007
.046 .025
.148 .883
harga_x2 -.040
.080 -.108
-.494 .623
budaya_x3 .000
.050 -.002
-.010 .992
sosial_x4 .014
.071 .042
.197 .844
117
118
E. Uji Hipotesis
1. Uji t parsial Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05 Ghozali,
2009:84
Tabel 4.34 Uji Signifikasi Parsial Uji t
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 5.591
1.867 2.995
.004 produk_x1 .156
.073 .207
2.143 .037
harga_x2 .337
.127 .332
2.644 .011
budaya_x3 .386 .079
.488 4.890
.000 sosial_x4
.233 .113
.253 2.057
.044 Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2015
Hasil uji t hitung pada tabel 4.34 coefficient diatas dapat diketahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen
diketahui hasil sebagai berikut: a. Pengaruh persepsi produk terhadap keputusan pembelian:
1 H
o
: β
1
= 0 ; tidak terdapat pengaruh antara persepsi harga terhadap keputusan pembelian
119
2 Ha : β
1
≠ 0 ; terdapat pengaruh antara persepsi harga terhadap keputusan pembelian
Hasil uji t variabel produk X1 terhadap keputusan pembelian Y menunjukkan nilai signifikansi 0,037 0,05. Karena sig. α,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi pada variabel produk signifikan. Artinya variabel
produk secara parsial individu berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis diatas menunjukan bahwa variabel produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Stevigrow
Sweetener. Penelitian ini sesuai dengan temuan pada penelitian Hendra 2008 bahwa produk mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian teh celup sari wangi, Rudi 2009 bahwa produk hijau berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian, dan Suti 2010 bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
b. Pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian: 1 H
o
: β
1
= 0 ; tidak terdapat pengaruh antara persepsi harga terhadap keputusan pembelian
2 Ha : β
1
≠ 0 ; terdapat pengaruh antara persepsi harga terhadap keputusan pembelian
Hasil uji t variabel harga X2 terhadap keputusan pembelian Y menunjukkan nilai signifikansi 0,011 0,05. Karena sig. α, maka
120
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi pada variabel harga signifikan. Artinya harga secara
parsial individu berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Jadi hasil analisis diatas menunjukan bahwa variabel harga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Stevigrow Sweetener. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Hendra 2008
bahwa harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk teh celup sariwangi dan Rudi 2009
bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk. Faktor terpenting dari sebuah produk bukanlah harga itu
sendiri objective price tetapi harga subjektif, yaitu harga yang dipersepsikan oleh pelanggan. Artinya apabila produk A harganya
mahal, maka pelanggan akan memandang bahwa produk A adalah produk yang berkualitas oleh karena itu wajar bila memerlukan
pengorbanan uang yang lebih banyak. Sehingga produk yang dipersepsikan oleh pelanggan tersebut berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian c. Pengaruh budaya terhadap keputusan pembelian:
1 H
o
: β
2
= 0 ; tidak terdapat pengaruh antara budaya terhadap keputusan pembelian
2 Ha : β
2
≠ 0 ; terdapat pengaruh antara budaya terhadap keputusan pembelian
121
Hasil uji t variabel budaya X3 terhadap keputusan pembelian Y menunjukkan nilai signifikansi 0,000 0,05. Karena sig. α,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi pada variabel budaya signifikan. Artinya variabel
budaya secara parsial individu berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Hasil ini dengan didukung oleh
Haeruma 2009 yang mengatakan bahwa faktor budaya mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen ponsel nokia. Akan tetapi bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Imama 2013 yang
mengatakan bahwa faktor budaya tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsmetik warga di Jember
d. Pengaruh sosial terhadap keputusan pembelian: 1 H
o
: β
3
= 0 ; tidak terdapat pengaruh antara sosial terhadap keputusan pembelian
2 Ha : β
3
≠ 0 ; terdapat pengaruh antara sosial terhadap keputusan pembelian
Hasil uji t variabel sosial X4 terhadap keputusan pembelian Y menunjukkan nilai signifikansi 0,025 0,05. Karena sig. α, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi pada variabel sosial signifikan. Artinya variabel