44 Dayangku jangan terbang te lawang-lawang
Takut marah pawang raje mude sedie
4.5 Analisis Fungsi Teks dendang lebah masyarakat Melayu Tamiang
Mantra adalah gubahan bahasa yang diyakini memiliki kekuatan magis, diucapkan oleh orang tertentu, dan pada konteks tertentu pula. Dalam konteks
mengambil madu lebah, mantra dendang lebah memiliki fungsi:
a. Sebagai Doa
Berdoa berarti memohon dan meminta sesuatu kepada Allah SWT yang disertai kerendahan hati untuk mendapat kebaikan. Berdoa senantiasa dipanjatkan
baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam kesulitan maupun dalam kelapangan.
Dalam mengambil madu lebah, doa yang diucapkan pawang adalah berupa mantradendang sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT atas pekerjaan yang
akan dilakukan yaitu mengambil madu lebah di atas pohon tualang, tujuan dari pembacaan mantradendang disini adalah sebagai permohonan kepada Allah agar apa
yang di minta dapat dikabulkan oleh Allah serta kelancaran atas pekerjaan itu. Kalimat yang terdapat dalam mantra dendang lebah banyak yang berupa
permintaan atau doa yang ditujukan kepada Allah, penunggu pohon tualang, pohon tualang dan lebah. Keseluruhan doa itu sebenarnya bertujuan agar pawang dan
anggotanya selamat dari berbagai bahaya dan keburukan yang akan menimpa, baik
45 dari gangguan makhluk gaib seperti penunggu pohon tualang, alam, dan gangguan
dari hewan-hewan lain. Mantradendang sebagai doa terdapat pada kalimat berikut:
Kami begantong ku Allah Serte betungkek ku Nabi
Hal tersebut menjelaskan bahwa segalanya yang terjadi diserahkan kepada Allah SWT, karena Allah-lah yang berkehendak atas segala sesuatu atas apa yang
ada dilangit dan dibumi. Doa merupakan penghancuran nilai-nilai egoisme kemanusiaan yang selalu identik dengan kesombongan, keangkuhan dan merasa
bahwa setiap keberhasilan adalah jerih payah sendiri tanpa menganggab adanya campur tangan Allah SWT sebagai Zat Pengatur.
b. Sebagai Media Komunikasi
Selain sebagai doa, mantra dendang juga berfungsi sebagai media berkomunikasi antara pawang, dengan makhluk gaib penunggu pohon tualang dan
lebah. Seperti dendang pertama untuk kayu tualang ini merupakan mantra yang berfungsi sebagai media bagi pawang untuk dapat berkomunikasi dengan makhluk
lain penunggu pohon tualang itu, seperti tergambar pada kutipan dari bait berikut: Ayun le ayun buah sentayun
selembor betarok mude Mayoh le hati bunge kuayun
46 Dayang nak naik, oi......
Selain itu, mantra Dendang Lebah ini juga sebagai media komunikasi antara pawang dan lebah mantra yang digunakan adalah mantra yang kedua untuk mengusir
lebah dan mengambil madunya, seperti terlihat pada kutipan dari bait berikut ini: Paku rundok paku ku rendang
Panggang kerapu dibawah cabang Turun le tundok lebah tualang
Malamne kusapu isok ko buleh pulang
Dayangku jangan bepaok padi Kalo le bidok beserempu juge
Dayangku jangan bejaoh hati Dilaen musem kite besue juge
c. Sebagai Alat pendidikan