Abu Vulkanik Bahan Penyusun Batako
terjadi karena, misalnya kekeliruan waktu menjalankan eksperimen, variasi antara unit eksperimen dan pengaruh gabungan dari semua faktor tambahan yang
mempengaruhi karakteristik yang sedang dipelajari. Tentu saja kekeliruan kesperimen ini hendaknya diusahakan supaya terjadi
sekecil-kecilnya. Cara yang lazim ditempuh untuk menguranginya antara lain dengan jalan: menggunakan informasi sebaik-baiknya tentang variabel yang telah
ditentukan dengan tepat, melakukan eksperimen seteliti-telitinya dan menggunakan disain eksperimen yang lebih efisien.
Prinsip dasar yang lazim digunakan dan dikenal yaitu: replikasi, randomisasi atau pengacakan dan kontrol lokal berikut penjelasannya.
1. Replikasi
Replikasi diartikan dengan pengulangan daripada eksperimen dasar. Replikasi diperlukan karena dapat:
a. Memberikan taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai untuk
menentukan panjang interval konfidensi atau dapat digunakan sebagai satuan dasar pengukuran untuk penetapan taraf signifikansi daripada
perbedaan-perbedaan yang diamati. b.
Menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen. c.
Memungkinkan kita untuk memperoleh taksiran yang lebih baik mengenai efek rata-rata daripada suatu faktor
2. Pengacakan atau Randomisasi
Tes atau uji signifikansi akan banyak dilakukan. Untuk ini, umumnya untuk setiap prosedur pengujian, asumsi-asumsi tertentu perlu diambil dan dipenuhi agar
pengujian yang dilakukan menjadi berlaku.Salah satu daripadanya ialah pengamatan-pengamatan jadi juga kekeliruan-kekeliruan berdistribusi secara
independen.Asumsi ini sukar untuk dapat dipenuhi tetapi dengan jalan berpedomen kepada prinsip sampel acak random sampel yang diambil dari
sebuah populasi atau berpedoman pada perlakuan acak terhadap unit eksperimen, maka pengujian dapat dijalankan seakan-akan asumsi yang diambil benar adanya.
Dengan kata lain, pengacakan menyebabkan penguijian menjadi berlaku yang menyebabkan pula memungkinkannya data dianalisi dengan anggapan seolah-
olah asumsi tentang independen dipenuhi. Pengacakan memungkinkan kita untuk melanjutkan langkah-langkah berikutnya dengan anggapan soal independensi
sebagai suatu kenyataan.Ini berarti bahwa pengacakan tidak menjamin terjadinya independensi, melainkan hanyalah memperkecil adanya korelasi antar
pengamatan. Selain daripada keberhasilan untuk membuat korelasi antar kekeliruan
sekecil-kecilnya, pengacakan juga merupakan suatu cara untuk ”menghilangkan” bias. Misalnya pada contoh berikut:
Seorang analis akan menentukan adanya zat gula pada macam-macam kentang. Untuk itu dia akan mengambil sebuah sampel dari setiap macam kentang
dan lalu ditentukan adanya zat tersebut dengan menggunakan metoda A. Kemudian ia melakukan penentuan zat itu dengan metoda B. Urutan penggunaan
metoda A dan lalu metoda B dalam penentuan zat tersebut dilakukan beberapa kali terhadap sampel yang berbeda-beda. Dalam hal ini, setiap perbandingan yang
dilakukan antara metoda A dan metoda B akan bias ke arah B karena bisa terjadi