Proses Hukum Kasus Munir

33 mual dan muntah-muntah, mendapati keadaan korban yang demikian, crew pesawat memutuskan untuk membawa korban ke bisnis class untuk dibaringkan dan sempat mendapat perawatan dari dokter Dr. Tarmizi. Namun dua jam sebelum mendarat Munir dinyatakan meninggal dunia akibat sakit perut dan muntaber, selanjutnya Dr. Tarmizi membuatkan surat kematian. Namun berdasarkan hasil visum et repertum yang dibuat pro justitia dari Kementrian Kehakiman lembaga Forensik Belanda tanggal 13 Oktober 2004 yang ditandatangani oleh dr. Robert Visser, dokter dan patolog bekerja sama dengan dr. B. Kubat, menerangkan bahwa berdasar otopsi yang telah dilakukan dari tanggal 8 September 2004 hingga 13 Oktober 2004, menyimpulkan bahwa kematian Munir disebabkan konsentrasi arsen yang meningkat sangat tinggi dalam tubuh Munir. Demikianlah paparan singkat tentang kronologi Pembunuhan Munir.

B. Proses Hukum Kasus Munir

Persidangan Pollycarpus di Pengadilan Negeri 4 Sidang kasus Munir dengan terdakwa Pollycarpus di pengadilan negeri berlangsung dari tanggal 17 Agustus 2005 sampai dengan 20 Desember 2005, dalam persidangan tingkat pertama ini pengadilan menjerat Pollycarpus dengan dua dakwaan, dakwaan pertama yaitu ikut serta dalam pembunuhan berencana, oleh karena itu Pollycarpus dijerat dengan pasal 340 KUHP jo pasal 55 1 4 Data diperoleh dari arsip KASUM 34 KUHP, sedangkan dakwaan kedua yaitu tentang menggunanakan surat tugas palsu, dimana dalam hal ini Pollycarpus dijerat dengan pasal 263 KUHP jo pasal 55 1 ke-1 KUHP. Dalam Sidang Pollycarpus ke-II. Pembela Pollycarpus, Moh. Assegaf dalam eksepsinya menyatakan bahwa dakwaan JPU tidak lengkap, tidak cermat, dan prematur, namun dalam sidang Pollycarpus ke-III. jaksa Domu P Sihite yang juga mantan anggota TPF meminta majelis hakim untuk menolak eksepsi nota keberatan yang diajukan terdakwa Pollycarpus. Permintaan jaksa tersebut dikabulkan majelis hakim pada sidang Pollycarpus ke-IV. Dengan demikian sidang terus dilanjutkan. Dalam persidangan-persidangan selanjutnya dihadirkan keterangan para saksi terkait kasus pembunuhan terhadap Munir, beberapa saksi tersebut antara lain Suciwati istri Munir yang memberikan kesaksian seputar upaya Pollycarpus untuk mengontak Munir sebelum Munir bertolak ke Belanda. Saksi kedua adalah Indra Setiawan mantan Dirut P.T Garuda. Kesaksian Indra seputar penugasan Pollycarpus sebagai extra crew pada penerbangan Jakarta-Singapura. Indra Setiawan hanya mengakui adanya kesalahan administrative dalam penugasan kerja Pollycarpus. Pada sidang tingkat pertama ini pengadilan juga menghadirkan beberapa saksi, baik dari jajaran PT. Garuda Indonesia, Badan Intelejen Negara BIN, kepolisian maupun beberapa saksi ahli, saksi-saksi tersebut antara lain sebagai berikut : 35 1. Ramelgia Anwar, yang pada saat sidang ini ia selaku Mantan Vice President Corporate Security PT Garuda. 2. Rohainil Aini selaku Sekretaris Chief Pilot Airbus 3. Karmel Sembiring selaku Chief Pilot Airbus. 4. Eddy Santoso dan Akhirina, selaku bagian administrasi penjadwalan. 5. Hermawan selaku crew tracking. 6. Sabur Muhammad Taufiq, selaku Kapten pilot GA-974 Jakarta-Singapura. 7. Alex Maneklarang, selaku bagian keuangan PT. Garuda 8. Brahmanie Hastawati, selaku purser Garuda 9. Oedi Irianto, seorang pramugara Garuda 10. Tri Wiryasmadi, seorang pramugara 11. Pantun Matondang, kapten pilot GA-974 Singapura-Amsterdam 12. Yeti Susmiarti, seorang pramugari Garuda 13. Tia Ambari, seorang pramugari Garuda 14. Majib Nasution, Purser Garuda 15. Bondan, Pramugara 16. Addy Quresman, Puslabfor Mabes Polri 17. DR. Tarmizi, dokter yang sempat memberikan perawatan kepada Munir. 18. Ridla Bakri, Ahli di bidang racun 19. Budi Sampurna, Ahli forensic Setelah mendengarkan berbagai keterangan dari para saksi, jaksa menuntut agar Pollycarpus dihukum dengan hukuman penjara seumur hidup, 36 namun pengadilan tingkat pertama memutuskan, bahwa Pollycarpus dihukum dengan hukuman penjara selama empat belas tahun. Persidangan Pollycarpus di Pengadilan Tinggi Pada persidangan tingakt pertama ada dua hal yang didakwakan kepada Pollycarpus, yang pertama yaitu pembunuhan berencana dan kedua pemalsuan surat, yang mana pada sidang tingkat pertama Pollycarpus sudah dikenakan hukuman penjara selama 14 tahun. Namun pada sidang permohonan banding di pengadilan tinggi DKI Jakarta majelis hakim memutuskan untuk membebaskan terdakwa dari tuduhan pembunuhan berencana, karena menurut majelis hakim dakwaan kesatu dinyatakan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Sehingga melalui putusan pengadilan tinggi hari Senin tanggal 27 Maret 2006, dengan surat putusan bernomor 16PID2006PT.DKI, memutuskan untuk membebaskan Pollycarpus dari dakwaan ke satu dan hanya menghukum terdakwa selama 4 tahun karena pidana pemalsuan surat. Kasasi 5 Putusan sidang kasasi dengan No. 1185 KPID2006 dibacakan pada sidang terbuka untuk umum pada tanggal 3 Oktober 2006, beberapa pokok-pokok pertimbangan putusan MA adalah sebagai berikut : - Pertimbangan Judex factie hanya didasarkan pada asumsi dan bukan didasarkan pada alat bukti yang terungkap dipersidangan. 5 Risalah Kasus Munir,……..hal : 272-273 37 - Tidak dapat dibuktikan bahwa terdakwalah yang menyebabkan kematian Munir dengan memberikan racun arsen ke dalam juice atau mie goreng yang dimakan atau diminum korban. - Tidak dapat dibuktikan bahwa terdakwa telah memasukkan atau menyuruh memasukkan racun arsen kedalam minuman atau makanan yang disajikan kepada korban dalam penerbangan Jakarta-Singapura GA 974. - Berdasarkan pertimbangan tersebut, MA berpendapat bahwa unsur-unsur dakwaan kesatu tidak terpenuhi sehingga dakwaan kesatu tidak dapat dibuktikan secara sah dan meyakinkan, sehingga terdakwa harus dibebaskan. - MA dalam pertimbangannya juga memisahkan antara dakwaan kesatu dan kedua sebagai tindak pidana yang terpisah dan berdiri sendiri, sehingga tindak pidana tersebut tidak terkait satu sama lainnya. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut MA menetapkan amar putusan sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan kesatu; 2. Membebaskan terdakwa dari dakwaan kesatu; 3. Menyatakan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ menggunakan surat palsu “; 4. Menjaruhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama 2 dua tahun. 38 Dari amar putusan diatas jelas terlihat bahwa MA terlampau positifistik dalam memutuskan sebuah persoalan, hal ini nampak dalam putusan MA yang seolah menghendaki adanya saksi yang melihat secara kasat mata terdakwa memasukkan racun arsen kedalam minuman atau makanan yang disajikan untuk Munir di dalam pesawat, dengan mengabaikan sama sekali fakta hukum yang sebenarnya saling berkaitan. Beberapa fakta hukum yang diabaikan begitu saja oleh MA misalnya : 1. Bahwa benar Pollycarpus dan Munir menggunakan pesawat terbang yang sama ke Singapura; 2. Bahwa benar Pollycarpus menggunakan surat tugas palsu untuk berangkat ke Singapura; 3. Bahwa benar Pollycarpus hanya beberapa jam di Singapura; 4. Bahwa benar Pollycarpus melakukan beberapakali pembicaraan melalui telepon dengan personil Badan Intelijen Negara BIN; 5. Bahwa benar Pollycarpus memiliki kegiatan sampingan selain sebagai pilot Garuda. Sedangkan penjelasan dari fakta-fakta hukum diatas sudah dijelaskan dalam rangkaian peristiwa pembunuhan Munir pada sidang tingkat pertama, dan seharusnya fakta hukum yang ada tidak bisa diabaikan begitu saja. 39

C. Sidang Peninjauan Kembali Kasus Munir