Agama Menurut Perspektif Pemadam Kebakaran

BAB IV APLIKASI AGAMA DAN ISTIKAMAH DALAM PERSPEKTIF PEMADAM

KEBAKARAN

A. Agama Menurut Perspektif Pemadam Kebakaran

Agama merupakan hubungan yang dihayati manusia dengan Yang Trasenden yang melebihi dan mengatasi alam ciptaan ini Tuhan. Hubungan tersebut bersifat lahir dan batin. Dilihat dari segi lahiriah, agama menyangkut kelakuan, perilaku, atau tindak tanduk tertentu yang mengungkapkan segi batin dalam praktik kehidupan sehari-hari. Dari segi batiniah, agama menyangkut perasaan, keinginan, harapan dan keyakinan yang dipunyai manusia terhadap kekuasaan yang trasenden. 57 Agama secara mendasar dan umum dapat didefinisikan sebagai tata aturan dan peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dengan dunia lain gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan juga mengatur hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Dan lebih spesifik lagi, agama dapat didefinisikan sebagai suatu tatanan sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok masyarakat dalam mengisi interpretasi dan memberi respon terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. 58 Bagi para pemadam kebakaran yang melakukan pekerjaan penuh dengan risiko, agama dalam pemahaman mereka beragam. Ada yang memahami agama sebagai pedoman hidup, dengan harapan agar apa yang mereka lakukan dalam hidup 57 Nico Dister, Psikologi Agama Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1989, h. 9 58 Roland Robertson, Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis jakarta : CV Rajawali, 1992, h. v-vi mereka tidak hanya sebatas kegiatan belaka. Dengan meyakini agama sebagai pedoman hidup, diharapkan dapat menuntun mereka selamat dalam kehidupan dunia dan juga kehidupan akhirat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Syukri Bahanan, seorang staf di kantor, pemadam kebakaran Unit Jakarta Barat: “Menurut saya, agama adalah pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Saya mendapatkan pengetahuan agama dari pendidikan formal di sekolah dan juga dari pendidikan non formal seperti saat mengaji, majlis taklim yang ada di mushalla, dan juga cerama-ceramah di berbagai media. 59 Hal senada juga diungkpakan oleh Sutarno, seorang komandan pleton, dan Saipulloh, pasukan pada suku dinas pemadam kebakaran Jakarta Barat. Bagi mereka agama adalah pedoman hidup. Agama dipahami sebagai pegangan untuk mendapatkan keselamatan dan di dunia dan akhirat. Sedangkan bagi Taufik, seorang anggota pasukan pemadam kebakaran di Unit Jakarta Barat, menganggap bahwa agama adalah kebutuhan. Seperti yang dikatakannya: “Agama bagi saya adalah kebutuhan yang saya maksud kebutuhan adalah bahwa harus ada yang disembah dan dijalani perintah-Nya serta dijauhi larangan-Nya. Karena bagaimanapun juga, segala yang ada di dunia ini ada Yang Mengatur dan pusat segala kekuasaan. Saya mendapatkan pengetahuan agama dari didikan keluarga, sekolah dan juga keyakinan dalam diri saya”. 60 Agama memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Sehingga setiap aktivitas manusia tidak bisa dilepaskan dari ajaran agama, meskipun ada yang tidak mengakui keberadaan agama. Yang agak berbeda adalah pendapat Paimin Supendi, seorang kepala sector. Baginya agama harus diyakini dan dihayati. Sebagaimana yang dituturkannya kepada penulis: “Bagi saya agama itu harus diyakini dan dihayati. Segala ketentuan yang datangnya dari Allah saya yakin bahwa itu semua adalah yang terbaik bagi saya. Begitu juga bila ada ketentuan yang menurut orang buruk, bagi saya ada hikmah di balik itu semua. Sedangkan agama harus dihayati, maksudnya 59 Wawancara pribadi dengan Syukri Bahanan, tanggal 19 Februari 2007. 60 Wawancara pribadi dengan Taufik, tanggal 19 Februari 2007 adalah segala perintah dan larangan yang ada harus dikerjakan dengan penuh penghayatan. Dengan begitu agama akan menjadi tuntutan dan penerang dalam hidup kita.” Sedangkan Imam Santosa memahami agama sebagaimana yang dituturkannya, yaitu: Agama merupakan sumber pengetahuan dan petuntuk untuk menuntun manusia menjalani hidup di dunia dan akhirat sesuai yang diinginkan oleh Allah SWT. 61 Meski agama dipahami beragam oleh para petugas pemadam kebakaran, yang dapat ditarik kesimpulannya adalah bahwa agama bagi mereka harus benar-benar dihayati dan diamalkan segala ajaran yang terdapat di dalamnya. Karena hal tersebut adalah kunci bahagia hidup di dunia dan di akhirat

B. Keberagamaan Pemadam Kebakaran