BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Savitri 2006 melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang”. Teknik
penelitian ini dilakukan dengan mengukur tingkat korelasi antara variabel dependen dan independen dengan menggunakan korelasi dan regresi berganda,
diolah dengan statistik menggunakan sofware SPSS versi 12.0 for windows dengan persamaan Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e, adapun hasil dari
penelitian ini adalah struktur organisasi berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtamusi Palembang.
Prima 2009 dengan judul melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kabupaten
Dairi Sumatera Utara”. Sampel yang diambil sebanyak 49 orang, teknik analisis data yang digunakan koefisien korelasi Product Moment dan koefisien
determinan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai dan berdasarkan perhitungan determinan maka diketahui
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai sebesar 38,44 dan 61,56 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
B. Konsep Organisasi 1. Pengertian Organisasi
Istilah atau kata organisasi mengenai pengertian tentang organisasi berbeda-beda satu sama lainnya, walaupun demikian pengertian tersebut
mempunyai elemen-elemen dasar yang sama. Dalam pengertian yang sederhana organisasi sering diartikan sebagai kelompok orang yang bekerjasama dan ingin
mencapai tujuan bersama. Organisasi didirikan karena beberapa tujuan tertentu yang hanya dapat dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan bersama-sama,
apakah tujuan itu berupa laba, pemberian pendidikan, sosial dan lain-lain. Ditinjau dari asal usul katanya, maka perkatan organisasi berasal dari
istilah yunani yaitu organom, dan istilah latin yaitu organum yang berarti alat, bagan, anggota, badan atau komponen-komponen Manullang, 2002:59. Dalam
literatur dewasa ini, arti organisasi beraneka ragam. Walaupun banyak perbedaan dalam memberikan pengertian atau defenisi organisasi oleh beberapa ahli
manajemen, tetapi perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai elemen dasar yang sama yaitu adanya sekelompok orang, kerjasama, proses pembagian kerja,
pengaturan hubungan dan tujuan yang hendak dicapai. Adapun pengertian organisasi menurut beberapa ahli, antara lain:
a. Menurut Barnard dalam buku Wursanto 2005:53 mendefinisikan organisasi
adalah suatu sistem usaha bersama antara dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak berwujud dan tidak bersifat pribadi, yang sebagian besar mengenai
hubungan-hubungan kemanusiaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Atmosudirdjo dalam buku Wursanto 2005: 53 mendefinisikan organisasi itu
sebagai struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai suatu tujuan yang tertentu. c.
Menurut Manullang dalam buku Hasibuan 2001:119 mendefinisikan organisasi suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan
dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga
memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
Berdasarkan definisi-definisi organisasi yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Organisasi adalah suatu himpunan interaksi manusia yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama yang terikat dalam suatu ketentuan yang telah disetujui bersama.
b. Organisasi merupakan suatu wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen
untuk mencapai tujuan bersama. c.
Organisasi merupakan suatu sistem terbuka dan organisasi sebagai kelompok yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.
d. Organisasi adalah tempat kerja sama formal dari sekelompok orang dalam
melakukan tugas-tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada
anggotanya. Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi
menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan
susunan perwujudan pola tetap hubungan. Hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun posisi maupun orang-orang yang menunjukkan tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai desain organisasi
organizational design. Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi organizational structure.
Menurut Siswanto 2005: 85 struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka
ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Pengertian lain dari struktur organisasi adalah suatu
bagan khusus dari hubungan antara kegiatan usaha dan sumber daya yang ada di dalam organisasi disertai dengan tugas-tugas yang mereka jalankan Sukirno,
2006: 129. Persoalan menyusun organisasi yang sesuai di dalam manajemen dapat
mendorong pada peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha. Dengan
Universitas Sumatera Utara
adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan kontinuitas organisasi tetap bertahan.
Struktur organisasi mengindikasikan alur perintah yang mengindikasi jabatan pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan oleh masing-masing tipe
karyawan. Struktur organisasi berfungsi sebagai alat untuk membimbing kearah efisiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber daya yang dibutuhkan
dalam meraih tujuan organisasi.
3. Unsur-Unsur Struktur Organisasi
Seperti halnya dalam organ tubuh manusia, dalam struktur organisasi pun terdapat elemen yang perlu dianalisis. Stoner dan Wengkell dalam buku Siswanto
2005:90 mengemukakan adanya empat elemen yang berguna untuk menganalisis struktur organisasi sebagai berikut:
a. Spesialisasi aktivitas Specialization of activities
Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesialisasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi pembagian kerja dan pengaturan-
pengaturan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja Departementasi. Di dalam sebuah organisasi, pembagian tugas pekerjaan adalah keharusan
mutlak tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih amat besar. Pembagian tugas pekerjaan pada akhirnya akan menghasilkan departemen-
departemen terkecil dalam organisasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Standardisasi aktivitas Standardization of activities
Standardisasi kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayakdugaan Predictability aktivitasnya. Menstandardisasi
berarti menjadikan kegiatan pekerjaan seragam dan taat azas. c.
Koordinasi aktivitas Coordination of activities Koordinasi aktivitas yaitu proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas
dan fungsi-fungsi sub organisasi dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi, untuk menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit yang ada
dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. d.
Sentralisasi dan Desentralisasi pengambilan keputusan Centralization and Decentralization of dicision making
Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi otoritas pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang di sentralisasi
keputusan diambil pada tingkat tinggi atau oleh manajer puncak, atau bahkan oleh seorang saja. Dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya pengambilan
keputusan dibagi di antara para bawahan pada hierarki manajemen menengah dan bawah.
4. Bentuk Struktur Organisasi
Berdasarkan hubungan yang ada pada organisasi menurut Hasibuan 2001: 150 terdapat tiga jenis utama organisasi maka bentuk-bentuk organisasi tersebut
dapat dibedakan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Bentuk Organisaasi Lini
Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi lini terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung secara
vertikal dari atasan ke bawahan. Ciri-ciri organisasi lini :
1. Organisasinya relatif kecil dan sederhana
2. Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui
garis wewenang terpendek. 3.
pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan dan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan dan kebijakan dari organisasi.
4. Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal
5. Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak
beraneka macam. 6.
masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada di dalam unitnya.
Keunggulannya : 1.
Kesatuan pimpinan dan azas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya.
2. Garis komando dan pengendalian tegas, tidak mungkin terjadi kesimpang
siuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan. 3.
Proses pengambilan keputusan berjalan cepat. 4.
Pengawasan melekat secara ketat terhadap kegiatan karyawan dapat dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
5. Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik.
6. Koordinasi relatif mudah dilaksanakan.
7. rasa solidaritas para karyawan pada umumnya tinggi, karena masih saling
mengenal. Kelemahannya :
1. Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi sering kali tidak
dapat dibedakan. 2.
ada kecenderungan pucuk pimpinan bertindak secara otoriter dan diktator 3.
maju mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk pimpinan.
4. kaderisasi dan pengembangan karyawan kurang mendapatkan perhatian.
Gambar 2.1 Bentuk Struktur organisasi lini
Sumber : Hasibuan 2001: 152 b.
Bentuk Organisasi Lini dan Staff Bentuk organisasi lini dan staff pada dasarnya merupakan kombinasi dari
organisasi lini dan organisasi fungsional. Kombinasi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan
kebaikan-kebaikannya dan meniadakan keburukan-
Direktur
Manajer Keuangan
Manajer Personalia
Manajer Produksi
Pekerja A Pekerja B
Pekerja C
Universitas Sumatera Utara
keburukannya. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan
dibawahnya, dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari pada staff. Tugas para staff hanya memberikan bantuan,
pemikiran dan saran-saran, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya.
Ciri-cirinya organisasi lini dan staff : 1.
Pucuk pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh para staff. 2.
Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staff.
3. kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan
tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan langsung.
4. Organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat
kompleks. 5.
Hubungan antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung. 6.
Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal. 7.
Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.
Keunggulannya : 1.
Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada dalam satu tangan saja.
Universitas Sumatera Utara
2. Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang
staff. 3.
adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staff dan pelaksana.
4. Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya
mempunyai seorang atasan saja. 5.
Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah ada pembagian tugas yang jelas.
Kelemahannya : 1.
Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat.
2. solidaritas karyawan kurang, karena tidak saling mengenal.
3. Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian
menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.
Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Lini dan Staff Sumber Hasibuan 2001: 153
Direktur Utama Staff
Manajer Pemasaran Staff
Unit A Unit C
Unit D Unit E
Unit F Staff
Manajer Produksi
Unit B
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Line authority Wewenang lini =
Staff authority Wewenang Staff = - - - - - - - - C. Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk organisasi fungsional diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan.
Pada tipe organisasi ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang
sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya.
Ciri ciri organisasi fungsional: 1.
Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan. 2.
Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan. 3.
Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya. 4.
Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas. 5.
Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu lini dan fungsional. Keunggulannya:
1. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara
optimal. 2.
Keuntungan adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin. 3.
Para karyawan akan terampil di bidangnya masing-masing. 4.
Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan. 5.
Solidaritas, moral dan kedisiplinan karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang sama tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Kelemahannya: 1.
Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa atasan.
2. Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan.
3. Para karyawan sulit mengadakan alih tugas akibat spesialisasi yang
mendalam, kecuali mengikuti pelatihan lebih dahulu. 4.
Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan.
5. Sering terjadi solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat
menimbulkan pengotak-ngotakan ikatan karyawan yang sempit.
Gambar 2.3 Bentuk Organisasi Fungsional
Sumber : Hasibuan 2001: 153 Keterangan :
Line authority Wewenang lini =
Functional authority Wewenang Staff = - - - - - - - - Direktur Utama
Direktur Perencana
Direktur Teknik
Direktur Peralatan
Proyek A Proyek B
Proyek C Proyek D
Universitas Sumatera Utara
C. Kinerja Pegawai 1. Pengertian Kinerja
Performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai
hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawaikaryawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar target, sasaran
atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama, jika karyawan tidak melakukan pekerjaannya maka suatu organisasi akan mengalami
kegagalan Wibowo, 2007:2. Menurut Mangkunegara 2006:9 kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Suntoro dalam buku
Tika 2006:121 mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai
tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Menurut Tika 2006:121 kinerja adalah hasil-hasil fungsi
pekerjaankegiatan seseorang atau sekelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode
waktu tertentu. Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksudkan disini adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi
wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Sedangkan faktor-
Universitas Sumatera Utara
faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan seseorang atau kelompok terdiri dari faktor intern yaitu kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, karateristik
kelompok kerja dan sebagainya, sedangkan faktor ekstern terdiri dari peraturan ketenagakerjaan, pesaing, kondisi ekonomi dan sebagainya.
Sedharmayanti 2003:147 menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika, yang paling penting dari pengertian itu adalah prestasi yang dicapai oleh individu ataupun kelompok kerja sesuai dengan aturan
yang berlaku yang telah ditetapkan oleh organisasi. Simanjuntak 2005:1 memberikan gambaran bahwa kinerja suatu
organisasi atau perusahaan adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja di dalamnya, dengan kata lain upaya peningkatan kinerja organisasi dilakukan
melalui peningkatan kinerja masing-masing individu.
2 Pengertian Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai adalah tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu. Beberapa ahli mendefinisikan kinerja pegawai sebagai berikut: a.
Menurut Kusriyanto dalam buku Mangkunegara 2006:9 mendefinisikan kinerja karyawan adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta
tenaga kerja persatuan waktu lazimnya perjam.
Universitas Sumatera Utara
b. Faustino dalam buku Mangkunegara 2006:9 mendefinisikan kinerja
karyawan ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dibutuhkan dengan produktivitas.
c. Amstrong dan Baron dalam buku Wibowo 2007:7 mendefinisikan kinerja
karyawan adalah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi
ekonomi. Beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa kinerja pegawai adalah
hasil kerja baik dari kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai persatuan periode waktu pada pelaksanaan tugas kerjanya seseorang sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
3. Prinsip Dasar Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja bekerja atas prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan bersama agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun prinsip dasar
manajemen kinerja menurut Wibowo 2007:11 adalah sebagai berikut: a.
Kejujuran Kejujuran menampakkan diri dalam komunikasi umpan balik yang jujur
diantara manajer, pekerja dan rekan kerja, kejujuran termasuk dalam mengekspresikan pendapat, menyampaikan fakta dan memberikan
pertimbangan dan perasaan. b.
Pelayanan Setiap aspek dalam proses kinerja harus memberikan pelayanannya kepada
setiap pekerja, manajer, pemilik dan pelanggan, dalam proses manajemen
Universitas Sumatera Utara
kinerja, umpan balik dan pengukuran harus membantu pekerja dan perencanaan kinerja.
c. Tanggung Jawab
Merupakan prinsip dasar dibelakangi pengembangan kinerja dengan memahami dan menerima tanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan dan
tidak kerjakan untuk mencapai tujuan mereka. Pekerja belajar tentang apa yang perlu mereka perbaiki.
d. Perumusan Tujuan
Manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi,
sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki dan selanjutnya tujuan yang sudah dirumuskan tersebut dirinci lebih lanjut menjadi tujuan ditingkat yang
lebih rendah, seperti divisi, departemen, tim dan karyawan. e.
Komunikasi Dua Arah Manajemen kinerja memerlukan gaya manajemen yang bersifat terbuka dan
jujur serta mendorong terjadinya komunikasi dua arah antara atasan dengan bawahan. Komunikasi dua arah ini akan menunjukkan adanya sikap
keterbukaan dan saling pengertian antara dua pihak.
4. Indikator Kinerja
Penggunaan tenaga kerja yang efektif dan terarah merupakan kunci dari peningkatan kinerja pegawai, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan perusahaan
melalui penerapan struktur organisasi yang baik di dalam mengerakkan tenaga
Universitas Sumatera Utara
kerja tersebut agar mau bekerja lebih produktif sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan..
Menurut Hasibuan 2002:95, indikator kinerja pegawai dapat dinilai dari beberapa unsur yaitu:
5. Prestasi Kerja
Hasil prestasi kerja pegawai, baik kualitas maupun kuantitas menjadi tolok ukur kinerja.
a. Kualitas
Merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian dan keterkaitan hasil tidak mengabaikan
volume pekerjaan di dalam mengerjakan pekerjaan.
b. Kuantitas
Merupakan volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau
dialami pekerja selama bekerja. 6.
Kerja sama Diukur dari kesediaan pegawaikaryawan dalam berpartisipasi dan bekerja
sama dengan karyawan lain secara vertikal dan horizontal sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik.
7. Tanggung Jawab
Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana
yang dipergunakan, serta perilaku kerjanya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya BT BS Medica
BTBS Medica bergerak dalam bidang pendidikan non formal yang bernaung dalam bentuk yayasan, yaitu melatih dan mendidik siswasiswi
Indonesia menjadi lebih baik dalam mendapatkan ilmu pengetahuan dan lebih memiliki persiapan dan kemampuan yang lebih dalam menghadapi ujian ulangan
sekolah, Ujian Semester, Ujian Akhir Nasional UAN atau Ujian Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri SMPTN.
BTBS Medica didirikan pada tanggal 10 September 1979 di Jl. Mataram Medan oleh dr. Reinhard Silalahi dan dr. Thomas Silangit. Mereka berdua adalah
mahasiswa USU Fakultas Kedokteran yang semasa kuliah aktif memberikan les privat kepada siswasiswi dari kelas 6 SD sampai kelas 3 SMA sampai akhirnya
mereka berdua sepakat untuk membentuk sebuah lembaga yang menaungi private yang mereka lakukan. Karena mereka berdua dari Fakultas Kedokteran maka
disepakati nama yang dibuat adalah MEDICA, didaftarkan ke akte notaris dan tanggal berdirinya disepakati tanggal 10 September 1979. Seiring dengan
meningkatnya jumlah siswa yang mengikuti bimbingan di Medica dan yang berhasil lulus di perguruan tinggi-perguruan tinggi negeri favorit di Indonesia,
maka BTBS Medica menjadi lembaga pendidikan atau bimbingan belajar terbesar di kota Medan bahkan di Pulau Sumatra.
Universitas Sumatera Utara
BTBS Medica adalah Pusat Bimbingan yang paling diminati oleh para pelajar terbukti dari jumlah siswasiswi selalu yang terbesar. Sampai saat ini,
Medica memiliki lokasi bimbingan yang tersebar di wilayah Sumatera Utara, Palembang dan Lampung dengan jumlah pegawai sebanyak 570 orang yang
tersebar di berbagai wilayah tersebut.
B. Struktur Organisasi