Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BT/BS (BIMBINGAN TEST/BIMBINGAN STUDI)
MEDICA KANTOR PUSAT MEDAN
SKRIPSI
Oleh:
FRANS NATALDO SIAHAAN 070521207
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
(2)
ABSTRAK
Frans Nataldo Siahaan (2010). Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan. Dibawah bimbingan Dra. Ramona. R.I Hasibuan, MP sebagai Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ritha. Dalimunthe, S.E, M.Si sebagai Ketua Departemen Manajemen, Dra. Lucy Anna, Ms sebagai Dosen Penguji I, dan Dra. Friska Sipayung, M.Si sebagai Dosen Penguji II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah struktur organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, penyebaran kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriftif dan metode kuantitatif. Data primer dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pertanyaan, pengukuranya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.0 For Windows yaitu untuk menghitung uji T, dan identifikasi determinan ( R2). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode insidental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS Medica Kantor Pusat Medan sebesar 43,3%.
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih dan KaruniaNya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Drs. E. Siahaan dan Dra. F. Simanjuntak sebagai orang tua penulis yang dari waktu ke waktu terus memberikan doa dan dukungan penuh sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapakan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departamen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen 4. Ibu. Dra. Ramona R.I Hasibuan, MP, selaku Dosen Pembimbing yang banyak
memberikan bimbingan, saran dan bersedia meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dra. Lucy Anna, MS, selaku Dosen Penguji I yang telah menyediakan waktu, saran dan kritikan yang sangat berguna demi kesempurnaan skripsi ini.
(4)
6. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah menyediakan waktu, saran dan kritikan yang sangat berguna demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan jasa kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Pimpinan dan para pegawai BT/BS Medica Kantor Pusat Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan riset.
9. Saudara-saudariku Welfa, Maya dan Joy yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi penulis.
10. Teman-teman penulis selama menjalani masa perkuliahan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, langsung maupun tidak langsung telah memberikan andil kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Medan, September 2010 Penulis,
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Kerangka Konseptual ... 5
D. Hipotesis ... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1. Tujuan Penelitian ... 6
2. Manfaat Penelitian ... 7
F. Metode Penelitian ... 7
1. Batasan Operasional ... 7
2. Definisi Operasional ... 8
3. Skala Pengukuran Variabel ... 10
4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11
5. Populasi dan Sampel ... 11
6. Jenis dan Sumber Data ... 13
7. Teknik Pengumpulan Data ... 13
8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 14
9. Metode Analisis Data ... 15
BAB II URAIAN TEORITIS ... 17
A. Penelitian Terdahulu ... 17
B. Konsep Organisasi ... 18
1. Pengertian Organisasi ... 18
2. Struktur Organisasi ... 20
3. Unsur-Unsur Struktur Organisasi ... 21
4. Bentuk Struktur Organisasi ... 22
C. Kinerja Pegawai ... 29
1. Pengertian Kinerja ... 29
2. Pengertian Kinerja Pegawai ... 30
3. Prinsip Dasar Manajemen Kinerja ... 31
(6)
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 34
A. Sejarah Berdirinya BT/BS Medica ... 34
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 35
C. Kegiatan BT/BS Medica ... 40
D. Prosedur Kegiatan BT/BS Medica ... 40
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Karakteristik Responden ... 42
B. Validitas dan Reliabilitas Data ... 43
C. Analisis deskriptif ... 46
D. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 51
E. Koefisien Determinan (R2) ... 52
F. Pengujian Hipotesis ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA
(7)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman Tabel 1.1 Jumlah Seluruh Siswa/Siswi dan Persentase
Tingkat Kelulusan Program SD ... 3
Tabel 1.2 Jumlah Seluruh Siswa/Siswi Program Intensive dan Persentase Tingkat Kelulusan ... 4
Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel ... 10
Tabel 1.4 Tabel Instrument Skala Likert... 11
Tabel 1.5 Data Pegawai Operasional BT/BS Medica Kantor Pusat Medan ... 13
Tabel 4.1 Karakteristik Responden ... 42
Tabel 4.2 Validitas Untuk Variabel Struktur Organisasi (X) ... 44
Tabel 4.3 Validitas Untuk Variabel Kinerja Pegawai (Y) ... 45
Tabel 4.4 Nilai ralpha untuk Variabel Struktur Organisasi dan Kinerja Pegawai ... 45
Tabel 4.5 Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel X ... 46
Tabel 4.6 Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel Y ... 49
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana ... 51
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan R Square (R2) ... 52
(8)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Halaman
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ... 6
Gambar 2.1 Bentuk Organisasi Lini... 24
Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Lini dan Staff ... 26
Gambar 2.3 Bentuk Organisasi Fungsional ... 28
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Lampiran Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Data Hasil Uji Coba Kuesioner Kepada 30 Responden Variabel Struktur Organisasi (X)
Lampiran 3 Data Hasil Uji Coba Kuesioner Kepada 30 Responden Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Lampiran 4 Reliability Struktur Organisasi Lampiran 5 Reliability Kinerja Pegawai Lampiran 6 Tabulasi Jawaban 51 Responden Variabel Struktur Organisasi (X) Lampiran 7 Tabulasi Jawaban 51 Responden Variabel Kinerja Pegawai (Y) Lampiran 8 Regression
Lampiran 9 Tabel Nilai r Product Moment Lampiran 10 Tabel Harga Kritik Untuk t
(10)
ABSTRAK
Frans Nataldo Siahaan (2010). Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan. Dibawah bimbingan Dra. Ramona. R.I Hasibuan, MP sebagai Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ritha. Dalimunthe, S.E, M.Si sebagai Ketua Departemen Manajemen, Dra. Lucy Anna, Ms sebagai Dosen Penguji I, dan Dra. Friska Sipayung, M.Si sebagai Dosen Penguji II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah struktur organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, penyebaran kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriftif dan metode kuantitatif. Data primer dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pertanyaan, pengukuranya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.0 For Windows yaitu untuk menghitung uji T, dan identifikasi determinan ( R2). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode insidental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS Medica Kantor Pusat Medan sebesar 43,3%.
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kinerja merupakan prestasi kerja atau hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan persatuan periode waktu dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja pada dasarnya adalah sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan, sehingga mereka mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada instansi atau organisasi termasuk pelayanan kualitas yang disajikan
Kinerja diawali dengan perumusan dan penetapan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan organisasi dicapai melalui serangkaian kegiatan antar bagian dalam organisasi dengan mengerahkan semua sumber daya yang diperlukan untuk pencapaian tujuan perusahaan.
Setiap perusahaan pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Supaya dapat mencapai tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan menunjang jalannya operasi perusahaan secara terus-menerus serta wadah yang merupakan alat komunikasi antar bagian yaitu struktur organisasi dalam mengelolah kinerja secara berkelanjutan.
Pada struktur organisasi terdapat garis hubungan antar manajer dan karyawan yang memiliki garis hubungan antar tugas, wewenang, dan tanggung
(12)
pembagian kerja dan menunjukkan fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja.
Struktur organisasi yang benar-benar sempurna memang tidak ada, tetapi jika kita ingin mendapatkan suatu struktur organisasi yang baik maka yang menjadi perhatian utama menurut Stoner dalam buku Siswanto (2005:99) adalah spesialisasi aktivitas, standardisasi aktivitas, koordinasi aktivitas dan sentralisasi dan disentralisasi pengambilan keputusan, sehingga kinerja pegawai/karyawan akan terlaksana dengan baik dimana setiap pekerja akan mengetahui apa yang harus dikerjakannya, harus melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya tersebut.
BT / BS Medica adalah salah satu pusat bimbingan belajar yang bergerak dalam bidang pendidikan non formal, didirikan pada tanggal 10 September 1979 di Jl. Mataram Medan. Adapun Visi dan Misi Medica yaitu melatih dan mendidik siswa/siswi Indonesia menjadi lebih baik dalam mendapatkan ilmu pengetahuan dan lebih memiliki persiapan dan kemampuan yang lebih dalam menghadapi berbagai ujian. Adapun kegiatan ini sekaligus memupuk keuntungan bagi perusahaan melalui jumlah siswa/siswi yang mengikuti bimbingan belajar di Medica. Dengan kata lain semakin banyak siswa/siswi yang mengikuti bimbingan maka semakin banyak pulalah keuntungan perusahaan.
BT/BS Medica mengubah bentuk struktur organisasinya pada tahun 1997, dari yang bersifat lini menjadi fungsional sesuai dengan perubahan kebutuhan organisasi demi mengurangi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas atau
(13)
pekerjaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi kinerja pegawainya, bentuk struktur organisasi yang beraneka cenderung akan mempengaruhi, sebab tiap-tiap bentuk struktur organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Berbasis terhadap struktur organisasi bersifat fungsional, maka pencapaian target kerja Medica telah mengalami peningkatan secara signifikan dan berkelanjutan, hal ini tentunya tidak lepas dari peranan kinerja para pegawai dalam hal kualitas, kuantitas, kerjasama dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya, terbukti dengan meningkatnya jumlah pelajar dan tingkat kelulusan siswa/siswi setiap tahunnya, diberbagai wilayah Sumatera Utara, Palembang dan Lampung.
Adapun jumlah peningkatan siswa dan persentase kelulusan dapat dilihat pada Tabel 1.1 sampai dengan Tabel 1.2.
Tabel 1.1
Jumlah Seluruh Siswa/Siswi dan Persentase Tingkat Kelulusan yang Mengikuti Bimbingan Belajar di Medica (satuan orang)
Persentase SD SMP SMA Tingkat Kelulusan
2005 s/d 2006 1.940 3.300 6.900 100%
2006 s/d 2007 2.000 4.139 7.713 100%
2007 s/d 2008 3.054 5.372 17.606 100%
2008 s/d 2009 4.446 6.879 21.891 100%
2009 s/d 2010 6.609 12.416 22.048 100%
Tahun Program
Sumber : Medica Kantor Pusat Medan (2010) data diolah
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah siswa/siswi program SD, SMP, dan SMA selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan, dengan tingkat
(14)
Tabel 1.2
Jumlah Seluruh Siswa/Siswi Program Intensive dan persentase tingkat kelulusan yang Mengikuti Bimbingan Belajar di Medica (satuan orang)
Jumlah Persentase
SMA XII Yang Tingkat
IPA/IPS Lulus PTN Kelulusan
2005 s/d 2006 3.750 15.721 19.471 11.725 60,21%
2006 s/d 2007 4.223 11.579 15.802 8.421 53,30%
2007 s/d 2008 6.991 19.920 26.911 20.271 75,32%
2008 s/d 2009 9.000 20.207 29.207 23.181 79,37%
2009 s/d 2010 10.117 23.529 33.646 27.421 81,50%
Tahun
Kelas/Program
Jumlah Alumni
Sumber : BT/BS Medica Kantor Pusat Medan (2010), data diolah
Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah pelajar SMA (Sekolah Menengah Atas) kelas XII dan alumni mengalami peningkatan, meskipun periode tahun 2006 s/d 2007 ada penurunan jumlah alumni namun tidak begitu signifikan mempengaruhi peningkatan jumlah siswa, Begitu juga halnya dengan tingkat kelulusan pelajar yang lulus PTN (Perguruan Tinggi Negeri), juga mengalami peningkatan meskipun pada periode tahun 2006 s/d 2007 ada penurunan tingkat kelulusan yakni 53,30%.
Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa kinerja Medica mengalami penurunan walaupun tidak begitu signifikan mempengaruhi. Penurunan kinerja tersebut terjadi pada tahun 2006 s/d 2007, hal ini menunjukkan belum efektifnya peranan masing-masing pegawai Medica dalam mencapai sasaran kinerja apabila di bandingkan dengan tahun sebelum dan sesudahnya. khususnya mengenai kelulusan siswa/siswi yang mengalami penurunan pada tahun tersebut.
Menyadari pentingnya peranan struktur organisasi dalam mempengaruhi kinerja pegawai di dalam mencapai tujuan perusahaan, maka penulis tertarik untuk memilih judul struktur organisasi dan kinerja sebagai objek pembahasan
(15)
dalam skripsi ini, sedangkan alasan memilih BT/BS Medica Kantor Pusat Medan sebagai tempat penelitian, dikarenakan perkembangan Medica yang semakin pesat dengan jumlah pelajar yang selalu meningkat tiap tahunnya khususnya saat program intensive Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis melakukan penelitian dan menyajikannya dalam bentuk skripsi yang berjudul ”Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai BT/BS Medica Kantor Pusat Medan?”.
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan penjelasan tentang hubungan antar variable yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2008:89).
Menurut Siswanto (2005: 85) struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja.
(16)
Menurut Amstrong dalam buku Wibowo (2007:7) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan yang strategis organisasi, kepuasaan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan terdahulu, maka dapat dibuat kerangka skema sistematis kerangka konseptual pada gambar 1.1, sebagai berikut :
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Siswanto (2005:90) dan Mangkunegara (2006:9) data diolah D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008:93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan perumusan masalah maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh signifikan Struktur organisasi terhadap kinerja pegawai BT/BS Medica Kantor Pusat Medan”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja pegawai BT/BS Medica Kantor Pusat Medan.
Struktur Organisasi (X)
Kinerja Pegawai (Y)
(17)
2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan yang berguna bagi perkembangan perusahaan dalam mempertimbangkan penentuan kebijakan yang berhubungan dalam peningkatan kinerja perusahaan secara berkelanjutan.
b. Bagi Penulis
Memberikan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah didapatkan selama kuliah serta menambah wawasan dalam bidang sumber daya manusia terutama dalam memahami peran struktur organisasi terhadap kinerja pegawai.
c. Bagi Pihak Lain
Sebagai pedoman atau bahan referensi dalam melakukan penelitian di bidang sumber daya manusia, khususnya yang relevan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
a. Struktur organisasi yang digunakan BT/BS Medica Kantor Pusat Medan sebagai variabel bebas (X)
(18)
2. Definisi Operasional Variabel a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2008:59). Dalam penelitian ini variable bebasnya adalah struktur organisasi BT/BS Medica Kantor Pusat Medan. Struktur organisasi adalah suatu bagan khusus dari hubungan antara kegiatan usaha dan sumber daya yang ada di dalam organisasi disertai dengan tugas-tugas yang mereka jalankan (Sukirno, 2006:129). Adapun indikator unsur pembentukan struktur organisasi menurut Stoner dalam buku Siswanto (2005:90) adalah sebagai berikut:
1. Spesialisasi Aktivitas
Mengacu pada spesifikasi tugas individual dan pembagian kerja di seluruh organisasi.
2. Standardisasi Aktivitas
Prosedur yang digunakan organisasi untuk menjadikan keseragaman dan taat azas aktivitasnya.
3. Koordinasi Aktivitas
Prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi sub unit organisasi untuk menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit yang ada dalam pencapaian tujuan perusahaan.
(19)
4. Sentralisasi dan Desentralisasi Pengambilan Keputusan
Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi otoritas pengambilan keputusan.
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab, karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2008:59). Menurut Mangkunegara (2006:9) kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Hasibuan (2002:95), kinerja pegawai diukur dengan indikator : 1. Kualitas Kerja
Merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian dan keterkaitan hasil tidak mengabaikan volume pekerjaan di dalam mengerjakan pekerjaan.
2. Kuantitas Kerja
Merupakan volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau dialami pekerja selama bekerja.
3. Kerja sama
Diukur dari kesediaan pegawai/karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik.
(20)
4. Tanggung Jawab
Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya.
Tabel 1.3
Definisi Operasional Variabel
Sumber : Siswanto (2005) dan Hasibuan (2002), data diolah 3. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2008:132). Dengan menggunakan skala
likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-Variabel Defenisi Indikator Skala
Pengukuran Variabel Struktur
Organisasi (X)
Struktur organisasi adalah suatu bagan khusus dari hubungan antara kegiatan usaha dan sumber daya yang ada di dalam organisasi disertai dengan tugas-tugas yang mereka jalankan 1. Spesialisasi Aktivitas 2. Standardisasi Aktivitas 3. Koordinasi Aktivitas 4. Sentralisasi dan desentralisasi Pengambilan Keputusan Likert Kinerja Pegawai (Y)
kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
1. Kualitas 2. kuantitas 3. Kerjasama 4.Tanggung Jawab Likert
(21)
item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Dalam melakukan
penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor. Skor yang diberikan adalah :
Tabel 1.4
Instrumen Skala Likert
No Pernyataan Skor
1 Sangat setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang setuju 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
Sumber: Sugiyono (2008:133) 4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada Bimbingan Test/Bimbingan Studi Medica Kantor Pusat Medan yang beralamat di Jalan Karya Sembada No.107 Koserna Padang Bulan Medan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2010 sampai dengan Agustus 2010.
5. Populasi dan Sampel a. Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115) yang menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang dapat ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh pegawai operasional yang bekerja pada BT/BS (Bimbingan Tes/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan, berjumlah 105 orang.
(22)
b. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan pada rumus Slovin, sebagai patokan untuk menentukan sampel minimal yang harus diambil (Umar, 2005:149).
2
1 Ne N n
+ =
Dimana:
n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi e = Standard error
Sehingga : 2
) 1 , 0 ( 105 1
105 + =
n
21 , 51 =
n
Jadi sampel yang diambil dibulatkan menjadi 51 sehingga seluruh sampel atau responden berjumlah 51 orang, kemudian disusun dengan menggunakan sampel secara insidental yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008:122).
(23)
Tabel 1.5
Data Pegawai BT/BS Medica Kantor Pusat Medan (Dalam satuan orang)
Bagian Populasi Sampel Jumlah
Keuangan 23 23/105 x 51 = 11,1 11
Jadwal 12 12/105 x 51 = 5,8 6
SPI (Satuan
Pengawasan Intern
11 11/105 x 51 = 5,3 5
Percetakan 16 16/105 x 51 = 7,7 8
Komputer 18 18/105 x 51 = 8,7 9
Quiz 15 15/105 x 51 = 7,2 7
Pembimbing 10 10/105 x 51 = 4,9 5
Jumlah 105 51
Sumber: BT/BS Medica Kantor Pusat Medan 6. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan terdiri dari 2 (dua) yaitu :
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan cara memberikan daftar pertanyaan (Kuesioner) dan melakukan wawancara dengan pimpinan kepegawaian dan umum serta pegawai pada Bimbingan Tes/Bimbingan Studi Medica Kantor Pusat Medan.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, majalah, data yang berkaitan dengan sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi serta internet untuk mendukung penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara (Interview), yaitu memperoleh data-data melalui proses percakapan dalam bentuk tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berwenang memberi data dan informasi yang dibutuhkan.
(24)
b. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)
Teknik ini dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab.
c. Studi Dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan tulisan dari perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
8. Uji Validitas dan Realibilitas a) Uji Validitas
Uji validitas digunakan oleh penulis untuk mengukur data valid atau tidak valid dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Pengujian validitas instrumen dilakukan pada 30 pegawai di kantor lokasi Medica yang beralamat di Jl. Bantam No. 12 Medan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Software
SPSS (Statistic Package For The Social Science) 15.0, dengan kriteria sebagai
berikut :
(1) Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid (2) Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid b) Uji Reliabilitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0, butir pertanyaan yang sudah valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
(1) Jika ralpha > rtabel maka pertanyaan reliabel (2) Jika ralpha < rtabel
maka pertanyaan tidak reliabel
(25)
9. Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif, merupakan suatu cara menganalisa dimana data yang sudah dikumpulkan, dikelompokkan, dianalisis dan diinterprestasikan sehingga diperoleh gambaran tentang seberapa besar pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS (Bimbingan Tes/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan.
b. Metode Analisis Regresi Linier Sederhana
Metode analisis regresi linier sederhana yaitu untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja Pegawai.
Menurut Sugiyono (2008:270) rumus regresi linier sederhana adalah:
Dimana :
Y = Kinerja Pegawai a = Konstanta
b = Koefisien estimasi X = Struktur Organisasi
Analisa ini menggunakan bantuan aplikasi sofware SPSS (Statistic
Product and Service Solution) 15.0 for windows. Suatu perhitungan statistic
signifikan secara statistic apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah Ho diterima.
(26)
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji signifikan individual (uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah:
H0: βi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : βi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 % Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5% 2. Koefisien Determinan (R2)
pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) terhadap varibel terikat (Y) semakin kuat.
(27)
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Savitri (2006) melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang”. Teknik penelitian ini dilakukan dengan mengukur tingkat korelasi antara variabel dependen dan independen dengan menggunakan korelasi dan regresi berganda, diolah dengan statistik menggunakan sofware SPSS versi 12.0 for windows dengan persamaan Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e, adapun hasil dari penelitian ini adalah struktur organisasi berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtamusi Palembang.
Prima (2009) dengan judul melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi Sumatera Utara”. Sampel yang diambil sebanyak 49 orang, teknik analisis data yang digunakan koefisien korelasi Product Moment dan koefisien determinan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai dan berdasarkan perhitungan determinan maka diketahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai sebesar 38,44% dan 61,56% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
(28)
B. Konsep Organisasi 1. Pengertian Organisasi
Istilah atau kata organisasi mengenai pengertian tentang organisasi berbeda-beda satu sama lainnya, walaupun demikian pengertian tersebut mempunyai elemen-elemen dasar yang sama. Dalam pengertian yang sederhana organisasi sering diartikan sebagai kelompok orang yang bekerjasama dan ingin mencapai tujuan bersama. Organisasi didirikan karena beberapa tujuan tertentu yang hanya dapat dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan bersama-sama, apakah tujuan itu berupa laba, pemberian pendidikan, sosial dan lain-lain.
Ditinjau dari asal usul katanya, maka perkatan organisasi berasal dari istilah yunani yaitu organom, dan istilah latin yaitu organum yang berarti alat, bagan, anggota, badan atau komponen-komponen (Manullang, 2002:59). Dalam literatur dewasa ini, arti organisasi beraneka ragam. Walaupun banyak perbedaan dalam memberikan pengertian atau defenisi organisasi oleh beberapa ahli manajemen, tetapi perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai elemen dasar yang sama yaitu adanya sekelompok orang, kerjasama, proses pembagian kerja, pengaturan hubungan dan tujuan yang hendak dicapai.
Adapun pengertian organisasi menurut beberapa ahli, antara lain:
a. Menurut Barnard dalam buku Wursanto (2005:53) mendefinisikan organisasi adalah suatu sistem usaha bersama antara dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak berwujud dan tidak bersifat pribadi, yang sebagian besar mengenai hubungan-hubungan kemanusiaan.
(29)
b. Atmosudirdjo dalam buku Wursanto (2005: 53) mendefinisikan organisasi itu sebagai struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan yang tertentu.
c. Menurut Manullang dalam buku Hasibuan (2001:119) mendefinisikan organisasi suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
Berdasarkan definisi-definisi organisasi yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Organisasi adalah suatu himpunan interaksi manusia yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang terikat dalam suatu ketentuan yang telah disetujui bersama.
b. Organisasi merupakan suatu wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen untuk mencapai tujuan bersama.
c. Organisasi merupakan suatu sistem terbuka dan organisasi sebagai kelompok yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.
d. Organisasi adalah tempat kerja sama formal dari sekelompok orang dalam melakukan tugas-tugasnya.
(30)
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya. Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan. Hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun posisi maupun orang-orang yang menunjukkan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai desain organisasi
(organizational design). Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi
dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure).
Menurut Siswanto (2005: 85) struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Pengertian lain dari struktur organisasi adalah suatu bagan khusus dari hubungan antara kegiatan usaha dan sumber daya yang ada di dalam organisasi disertai dengan tugas-tugas yang mereka jalankan (Sukirno, 2006: 129).
Persoalan menyusun organisasi yang sesuai di dalam manajemen dapat mendorong pada peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha. Dengan
(31)
adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan kontinuitas organisasi tetap bertahan.
Struktur organisasi mengindikasikan alur perintah yang mengindikasi jabatan pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan oleh masing-masing tipe karyawan. Struktur organisasi berfungsi sebagai alat untuk membimbing kearah efisiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber daya yang dibutuhkan dalam meraih tujuan organisasi.
3. Unsur-Unsur Struktur Organisasi
Seperti halnya dalam organ tubuh manusia, dalam struktur organisasi pun terdapat elemen yang perlu dianalisis. Stoner dan Wengkell dalam buku Siswanto (2005:90) mengemukakan adanya empat elemen yang berguna untuk menganalisis struktur organisasi sebagai berikut:
a. Spesialisasi aktivitas (Specialization of activities)
Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesialisasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan pengaturan-pengaturan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (Departementasi). Di dalam sebuah organisasi, pembagian tugas pekerjaan adalah keharusan mutlak tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih amat besar. Pembagian tugas pekerjaan pada akhirnya akan menghasilkan departemen-departemen terkecil dalam organisasi.
(32)
b. Standardisasi aktivitas (Standardization of activities)
Standardisasi kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayakdugaan (Predictability) aktivitasnya. Menstandardisasi berarti menjadikan kegiatan pekerjaan seragam dan taat azas.
c. Koordinasi aktivitas (Coordination of activities)
Koordinasi aktivitas yaitu proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dan fungsi-fungsi sub organisasi dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi, untuk menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit yang ada dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
d. Sentralisasi dan Desentralisasi pengambilan keputusan (Centralization and
Decentralization of dicision making)
Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi otoritas pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang di sentralisasi keputusan diambil pada tingkat tinggi atau oleh manajer puncak, atau bahkan oleh seorang saja. Dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya pengambilan keputusan dibagi di antara para bawahan pada hierarki manajemen menengah dan bawah.
4. Bentuk Struktur Organisasi
Berdasarkan hubungan yang ada pada organisasi menurut Hasibuan (2001: 150) terdapat tiga jenis utama organisasi maka bentuk-bentuk organisasi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:
(33)
a. Bentuk Organisaasi Lini
Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi lini terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung secara vertikal dari atasan ke bawahan.
Ciri-ciri organisasi lini :
1. Organisasinya relatif kecil dan sederhana
2. Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis wewenang terpendek.
3. pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan dan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan dan kebijakan dari organisasi.
4. Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal
5. Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak beraneka macam.
6. masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada di dalam unitnya.
Keunggulannya :
1. Kesatuan pimpinan dan azas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya.
2. Garis komando dan pengendalian tegas, tidak mungkin terjadi kesimpang siuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan.
3. Proses pengambilan keputusan berjalan cepat.
(34)
5. Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik. 6. Koordinasi relatif mudah dilaksanakan.
7. rasa solidaritas para karyawan pada umumnya tinggi, karena masih saling mengenal.
Kelemahannya :
1. Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi sering kali tidak dapat dibedakan.
2. ada kecenderungan pucuk pimpinan bertindak secara otoriter dan diktator 3. maju mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk
pimpinan.
4. kaderisasi dan pengembangan karyawan kurang mendapatkan perhatian.
Gambar 2.1 Bentuk Struktur organisasi lini Sumber : Hasibuan (2001: 152)
b. Bentuk Organisasi Lini dan Staff
Bentuk organisasi lini dan staff pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Kombinasi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kebaikan-kebaikannya dan meniadakan
keburukan-Direktur
Manajer Keuangan
Manajer Personalia
Manajer Produksi
(35)
keburukannya. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan dibawahnya, dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari pada staff. Tugas para staff hanya memberikan bantuan, pemikiran dan saran-saran, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya. Ciri-cirinya organisasi lini dan staff :
1. Pucuk pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh para staff.
2. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staff.
3. kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan langsung.
4. Organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat kompleks.
5. Hubungan antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung. 6. Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
7. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.
Keunggulannya :
1. Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada dalam satu tangan saja.
(36)
2. Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staff.
3. adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staff dan pelaksana.
4. Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai seorang atasan saja.
5. Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah ada pembagian tugas yang jelas.
Kelemahannya :
1. Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat.
2. solidaritas karyawan kurang, karena tidak saling mengenal.
3. Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.
Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Lini dan Staff Sumber Hasibuan (2001: 153)
Direktur Utama
Staff
Manajer Pemasaran Staff
Unit A Unit C Unit D Unit E Unit F
Staff Manajer Produksi
(37)
Keterangan:
Line authority (Wewenang lini) = ( ) Staff authority ( Wewenang Staff) = ( - - - ) C. Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk organisasi fungsional diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya.
Ciri ciri organisasi fungsional:
1. Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan. 2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan. 3. Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
4. Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas. 5. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu lini dan fungsional.
Keunggulannya:
1. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.
2. Keuntungan adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin. 3. Para karyawan akan terampil di bidangnya masing-masing.
4. Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
(38)
Kelemahannya:
1. Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa atasan.
2. Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan.
3. Para karyawan sulit mengadakan alih tugas akibat spesialisasi yang mendalam, kecuali mengikuti pelatihan lebih dahulu.
4. Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan.
5. Sering terjadi solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan pengotak-ngotakan ikatan karyawan yang sempit.
Gambar 2.3 Bentuk Organisasi Fungsional Sumber : Hasibuan (2001: 153)
Keterangan :
Line authority (Wewenang lini) = ( ) Functional authority ( Wewenang Staff) = ( - - - )
Direktur Utama
Direktur Perencana
Direktur Teknik
Direktur Peralatan
(39)
C. Kinerja Pegawai 1. Pengertian Kinerja
Performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi
kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai/karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama, jika karyawan tidak melakukan pekerjaannya maka suatu organisasi akan mengalami kegagalan (Wibowo, 2007:2).
Menurut Mangkunegara (2006:9) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Suntoro dalam buku Tika (2006:121) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.
Menurut Tika (2006:121) kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau sekelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksudkan disini adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi
(40)
faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan seseorang atau kelompok terdiri dari faktor intern yaitu kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, karateristik kelompok kerja dan sebagainya, sedangkan faktor ekstern terdiri dari peraturan ketenagakerjaan, pesaing, kondisi ekonomi dan sebagainya.
Sedharmayanti (2003:147) menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika, yang paling penting dari pengertian itu adalah prestasi yang dicapai oleh individu ataupun kelompok kerja sesuai dengan aturan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Simanjuntak (2005:1) memberikan gambaran bahwa kinerja suatu organisasi atau perusahaan adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja di dalamnya, dengan kata lain upaya peningkatan kinerja organisasi dilakukan melalui peningkatan kinerja masing-masing individu.
2 Pengertian Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai adalah tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Beberapa ahli mendefinisikan kinerja pegawai sebagai berikut:
a. Menurut Kusriyanto dalam buku Mangkunegara (2006:9) mendefinisikan kinerja karyawan adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya perjam).
(41)
b. Faustino dalam buku Mangkunegara (2006:9) mendefinisikan kinerja karyawan ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dibutuhkan dengan produktivitas.
c. Amstrong dan Baron dalam buku Wibowo (2007:7) mendefinisikan kinerja karyawan adalah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.
Beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa kinerja pegawai adalah hasil kerja baik dari kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai persatuan periode waktu pada pelaksanaan tugas kerjanya seseorang sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
3. Prinsip Dasar Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja bekerja atas prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan bersama agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun prinsip dasar manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:11) adalah sebagai berikut:
a. Kejujuran
Kejujuran menampakkan diri dalam komunikasi umpan balik yang jujur diantara manajer, pekerja dan rekan kerja, kejujuran termasuk dalam mengekspresikan pendapat, menyampaikan fakta dan memberikan pertimbangan dan perasaan.
b. Pelayanan
(42)
kinerja, umpan balik dan pengukuran harus membantu pekerja dan perencanaan kinerja.
c. Tanggung Jawab
Merupakan prinsip dasar dibelakangi pengembangan kinerja dengan memahami dan menerima tanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan dan tidak kerjakan untuk mencapai tujuan mereka. Pekerja belajar tentang apa yang perlu mereka perbaiki.
d. Perumusan Tujuan
Manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi, sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki dan selanjutnya tujuan yang sudah dirumuskan tersebut dirinci lebih lanjut menjadi tujuan ditingkat yang lebih rendah, seperti divisi, departemen, tim dan karyawan.
e. Komunikasi Dua Arah
Manajemen kinerja memerlukan gaya manajemen yang bersifat terbuka dan jujur serta mendorong terjadinya komunikasi dua arah antara atasan dengan bawahan. Komunikasi dua arah ini akan menunjukkan adanya sikap keterbukaan dan saling pengertian antara dua pihak.
4. Indikator Kinerja
Penggunaan tenaga kerja yang efektif dan terarah merupakan kunci dari peningkatan kinerja pegawai, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan perusahaan melalui penerapan struktur organisasi yang baik di dalam mengerakkan tenaga
(43)
kerja tersebut agar mau bekerja lebih produktif sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan..
Menurut Hasibuan (2002:95), indikator kinerja pegawai dapat dinilai dari beberapa unsur yaitu:
5. Prestasi Kerja
Hasil prestasi kerja pegawai, baik kualitas maupun kuantitas menjadi tolok ukur kinerja.
a. Kualitas
Merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian dan keterkaitan hasil tidak mengabaikan volume pekerjaan di dalam mengerjakan pekerjaan.
b. Kuantitas
Merupakan volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau dialami pekerja selama bekerja.
6. Kerja sama
Diukur dari kesediaan pegawai/karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain secara vertikal dan horizontal sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik.
7. Tanggung Jawab
Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana
(44)
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya BT/ BS Medica
BT/BS Medica bergerak dalam bidang pendidikan non formal yang bernaung dalam bentuk yayasan, yaitu melatih dan mendidik siswa/siswi Indonesia menjadi lebih baik dalam mendapatkan ilmu pengetahuan dan lebih memiliki persiapan dan kemampuan yang lebih dalam menghadapi ujian ulangan sekolah, Ujian Semester, Ujian Akhir Nasional (UAN) atau Ujian Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN).
BT/BS Medica didirikan pada tanggal 10 September 1979 di Jl. Mataram Medan oleh dr. Reinhard Silalahi dan dr. Thomas Silangit. Mereka berdua adalah mahasiswa USU Fakultas Kedokteran yang semasa kuliah aktif memberikan les privat kepada siswa/siswi dari kelas 6 SD sampai kelas 3 SMA sampai akhirnya mereka berdua sepakat untuk membentuk sebuah lembaga yang menaungi private yang mereka lakukan. Karena mereka berdua dari Fakultas Kedokteran maka disepakati nama yang dibuat adalah MEDICA, didaftarkan ke akte notaris dan tanggal berdirinya disepakati tanggal 10 September 1979. Seiring dengan meningkatnya jumlah siswa yang mengikuti bimbingan di Medica dan yang berhasil lulus di perguruan tinggi-perguruan tinggi negeri favorit di Indonesia, maka BT/BS Medica menjadi lembaga pendidikan atau bimbingan belajar terbesar di kota Medan bahkan di Pulau Sumatra.
(45)
BT/BS Medica adalah Pusat Bimbingan yang paling diminati oleh para pelajar terbukti dari jumlah siswa/siswi selalu yang terbesar. Sampai saat ini, Medica memiliki lokasi bimbingan yang tersebar di wilayah Sumatera Utara, Palembang dan Lampung dengan jumlah pegawai sebanyak 570 orang yang tersebar di berbagai wilayah tersebut.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan. Struktur organisasi harus memiliki pola tetap dan efektif, agar kesimpangsiuran pekerjaan dapat dihindari.
Struktur organisasi disusun pada awal pekerjaan sebelum pelaksanaan kegiatan dijalankan. Dengan adanya struktur organisasi tersebut maka tercipta pembagian tugas dan tanggung jawab yang akan membantu dan memudahkan pimpinan mengarahkan serta mengawasi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.
Model struktur yang digunakan oleh Bimbingan Test/Bimbingan Studi Medica adalah secara fungsional. Dimana semua jenis tugas dan pekerjaan tidak dibebankan atau menjadi tanggung jawab pimpinan saja melainkan telah dibagi-bagi kepada para manajemen menengah sesuai dengan bidang-bidang yang telah ditentukan. Pendelegasian wewenang ini dilakukan untuk mengimbangi pembagian pekerjaan yang telah ditentukan.. Struktur Organisasi BT/BS Medica
(46)
Gambar 3.1 STRUKTUR ORGANISASI BT/BS MEDICA KANTOR PUSAT MEDAN PIMPINAN
YAYASAN
MANAGER UMUM SUPERVISOR
MMI
(Manajemen Medica Indonesia)
Kabag Keuangan
Kabag Jadwal
Kabag Percetakan Kabag
SPI
Pembimbing Senior Kabag
Quiz Kabag
Komputer
Manager Sumut Manager Palembang Manager Lampung
Manager Lokasi Manager Lokasi Manager Lokasi
(47)
Secara umum akan diuraikan tugas masing-masing bagian yang terdapat di BT/BS Medica Kantor Pusat Medan ini sebagai berikut:
1. Pimpinan
Sebagai pemilik dan pemimpin BT/BS Medica secara menyeluruh. Dalam hal ini pimpinan hanya memimpin, melihat dan memberikan dorongan ataupun dukungan kepada jajaran manajemen dalam menjalankan BT/BS Medica kearah yang lebih baik.
2. Yayasan
Mengelola dan mengawasi serta mengurus segala sesuatu yang terjadi di dalam organisasi secara keseluruhan.
3. Manager Umum
Menanggung jawabi seluruh operasional manajemen BT/BS Medica dan juga mengambil keputusan dan tindakan yang cepat dan tepat atas suatu permasalahan.
4. Supervisor
Mengawasi segala kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam BT/BS Medica. 5. Managemen Medica Indonesia
Mengkoordinasikan segala proses aktivitas dan menangggung jawabi segala sesuatu yang terjadi dalam Bimbingan baik itu masalah Pegawai, Pembimbing, jajaran Manajemen dan juga bahan belajar yang akan dipakai oleh siswa.
(48)
6. Kepala Bagian Keuangan
Bertanggung jawab atas efektivitas fungsi keuangan dan layanan keuangan kepada seluruh unit organisasi Medica.
7. Kepala Bagian Jadwal
Bertanggung jawab atas efektivitas pelaksanaan jadwal belajar siswa/siswi dan juga jadwal mengajar pembimbing.
8. Kepala Bagian SPI (Satuan Pengawasan Intern)
Bertanggung jawab atas penyesuaian jumlah pemasukan dalam Laporan Pemasukan Harian (LPH), kwintansi yang datang dari lokasi, dan juga mengawasi bahan-bahan belajar serta inventaris kantor.
9. Kepala Bagian Percetakan
Bertanggung jawab atas efektivitas fungsi percetakan dalam mencetak bahan - bahan belajar yang akan dipakai oleh siswa/siswi.
10.Kepala Bagian Komputer
Bertanggung jawab atas aktivitas pengetikan bahan-bahan seperti naskah, model soal dan artikel-artikel lainnya.
11.Kepala Bagian Quiz
Bertanggung jawab atas permintaan bahan belajar yang akan dipakai oleh siswa/siswi setiap hari.
12.Pembimbing Senior
Bertanggung jawab atas kinerja pembimbing yang ada dilokasi belajar serta memotivasi siswa/siswi untuk meningkatkan semangat belajar.
(49)
13.Manager Sumut
Menanggung jawabi segala sesuatu yang terjadi di lokasi Sumut baik itu masalah pegawai, pembimbing dan juga bahan belajar yang dipakai siswa/siswi.
14.Manager Palembang
Menanggung jawabi segala sesuatu yang terjadi di lokasi Palembang baik itu masalah pegawai, pembimbing dan juga bahan belajar yang dipakai siswa/siswi.
15.Manager Lampung
Menanggung jawabi segala sesuatu yang terjadi di lokasi Lampung baik itu masalah pegawai, pembimbing dan juga bahan belajar yang dipakai siswa/siswi.
16.Manager Lokasi
Menjamin promosi, pelayanan, serta produk yang baik bagi masyarakat. 17.Pegawai
Orang yang bekerja di Medica dan bertugas di lokasi sesuai dengan tanggung jawab dan pekerjaan masing-masing.
18.Pembimbing
Mendidik dan membimbing siswa/siswi yang ada di Bimbingan Test/Bimbingan Studi Medica serta memotivasi semangat belajar siswa.
(50)
C. Kegiatan BT/BS Medica
Bimbingan Test/Bimbingan Studi Medica mempunyai kegiatan dalam meningkatkan mutu dan kualitas bimbingan, yaitu dengan memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa/siswi dan juga motivasi yang baik dalam membangkitkan semangat belajar siswa/siswi nya.
Bimbingan Test/Studi mengadakan simulasi untuk menguji seberapa besar kemampuan siswa/siswi dalam membahas soal-soal yang di ujikan baik itu di sekolah maupun di bimbingan. Selain itu Bimbingan Test/Bimbingan Studi Medica juga menyediakan sarana bagi siswa/siswi nya seperti halnya Medis (Meja Diskusi) yang gunanya untuk memberikan kebebasan kepada siswa/siswi untuk bertanya yang belum jelas atau belum mengerti apa yang disampaikan Pembimbingnya pada saat menerangkan di dalam ruangan.
D. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan BT/BS Medica
Didalam prosedur pelaksanaan kegiatan Bimbingan Test/Bimbingan Studi Medica terdapat 2 simulasi yaitu :
1. Simulasi Reguler
Simulasi Reguler ini dilaksanakan sebanyak 5 kali simulasi selama Program Reguler berjalan. Setiap melaksanakan simulasi siswa/siswi harus menjalani proses belajar selama kurang lebih dari dua setengah bulan. Simulasi Reguler ini dibuat untuk semua siswa/siswi kelas 1,2,3 SMA, 1,2,3 SMP, 4,5,6 SD di dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian kenaikan kelas di sekolah dan ujian lainnya.
(51)
2. Simulasi Intensive
Simulasi Intensive dilaksanakan 4 kali simulasi dalam waktu kurun waktu yang cukup singkat yaitu kira-kira 1 bulan penuh. Simulasi ini khusus untuk siswa/siswi kelas 3 SMA dan juga alumni dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) setiap tahunnya dalam memasuki Perguruan Tinggi Negeri. Disamping Simulasi Intensive khusus untuk kelas 3 SMA ada juga Simulasi Intensive untuk kelas 3 SMP, dimana simulasi ini berguna untuk mempersiapkan diri siswa/siswa dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN).
Bimbingan Test/Bimbingan Studi menyediakan bimbingan program Medica Plus, dimana di dalam bimbingan ini siswa/siwi di bimbing dalam waktu satu bulan penuh. Bimbingan Medica Plus ini khusus untuk siswa/siswi kelas 3 SMA yang ingin mengikuti ujian Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN).
(52)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Karateristik Responden
Kuesioner yang disebarkan kepada pegawai BT/BS Medica Kantor Pusat Medan sebagai responden terdiri dari 20 pernyataan, setiap variabelnya terdiri dari 10 pernyataan. Hasil kuesioner menunjukkan karateristik responden seperti terlihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Karateristik Responden
No Karateristik Responden Frekuensi Persentase (%)
1. Jenis Kelamin Laki-laki 33 64,70
Perempuan 18 35,30
Jumlah 51 100,00
2. Usia 20-30 Tahun 30 58,82
30-40 Tahun 21 41,18
Jumlah 51 100,00
3. Pendidikan SMA 1 1,96
Diploma 31 60,79
Sarjana 19 37,25
Jumlah 51 100,00
4. Bagian Keuangan 11 21,57
Jadwal 6 11,76
SPI 5 9,80
Percetakan 8 15,68
Komputer 9 17,65
Quiz 7 13,72
Pembimbing 5 9,80
Jumlah 51 10,00
5. Lama Kerja 1-5 Tahun 15 29,41
6-10 Tahun 29 56,87
>11 Tahun 7 13,72
Jumlah 51 100,00
(53)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian sebesar 64,70% berjenis kelamin laki-laki dan sisanya sebesar 35,30% adalah wanita. Usia responden dalam penelitian ini paling banyak berusia 20-30 tahun atau 58.82% sedangkan usia 30-40 tahun sebanyak 21 orang atau 41,18%. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas jumlah pegawai BT/BS Medica adalah tenaga kerja yang masih berproduktif untuk bekerja. Pada penelitian ini, pendidikan responden paling besar adalah berpendidikan Diploma dengan persentase sebesar 60,79% dan untuk pendidikan SMU sebesar 1.96%, sedangkan sisanya sebesar 37,25% adalah berpendidikan Sarjana.
Responden pada penelitian ini diambil secara insidental yang mana untuk bagian Keuangan sebesar 21,57%, bagian Jadwal sebesar 11,76%, bagian SPI (Satuan Pengawasan Intern) sebesar 9,80%, bagian Percetakan sebesar 15,68%, bagian Komputer sebesar 17,65%, bagian Quiz sebesar 13,725% dan bagian Pembimbing sebesar 9,80%, Lama bekerja para responden dalam penelitian ini paling besar berada dikisaran 6-10 tahun sebesar 56,87% yang berada dikisaran lebih dari 11 tahun sebesar 13,72% sedangkan sisanya yang berada di kisaran 1-5 tahun sebesar 29,41%.
B. Validitas dan Reliabilitas Data
Suatu instrumen yang baik harus memiliki tingkat kesasihan (validitas) serta tingkat reliabilitas yang tinggi. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengukur hal yang
(54)
instrumen penelitian tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini (kuesioner) diuji terlebih dahulu kepada 30 pegawai di kantor lokasi Medica yang beralamat di Jl. Bantam No. 12 Medan supaya diperoleh item/butir pernyataan kuesioner yang valid dan reliabel. Pada penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan rhitung> rtabel untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item/butir pernyataan pada kuesioner dengan ketentuan apabila rhitung> rtabel maka pernyataan tersebut valid. Nilai rtabel dapat dilihat pada Tabel r dengan menggunakan df = n-2 = 30 – 2 = 28, pada tingkat taraf kesalahan 5% dapat diketahui rtabel = 0, 374. Nilai rhitung dapat dilihat pada lampiran 4 yaitu Tabel Item-Total Statistic di kolom Corrected
Item-Total Correction. Hasil pengujian validitas instrumen dapat dilihat pada
Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.
Tabel 4.2
Validitas Untuk Variabel Struktur Organisasi (X) No. Butir
Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan
1 0,806 0,374 Valid
2 0,429 0,374 Valid
3 0,686 0,374 Valid
4 0,531 0,374 Valid
5 0,646 0,374 Valid
6 0,553 0,374 Valid
7 0,413 0,374 Valid
8 0,456 0,374 Valid
9 0,772 0,374 Valid
10 0,465 0,374 Valid
(55)
Tabel 4.3
Validitas Untuk Variabel Kinerja Pegawai (Y) No. Butir
Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan
1 0,641 0,374 Valid
2 0,581 0,374 Valid
3 0,855 0,374 Valid
4 0,696 0,374 Valid
5 0,771 0,374 Valid
6 0,581 0,374 Valid
7 0,641 0,374 Valid
8 0,493 0,374 Valid
9 0,855 0,374 Valid
10 0,408 0,374 Valid
Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)
Uji validitas yang dilakukan pada 20 butir pernyataan yang diuji menunjukkan bahwa keseluruhan butir pernyataan memperoleh rhitung (Corrected
Item-Total Correlation) diatas nilai rtabel (rtabel = 0,374) sehingga dapat disimpulkan semua pernyataan tersebut valid.
Analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas dan uji tersebut dilakukan dengan membandingkan nilai ralpha dengan rtabel. Pada uji reliabilitas sebagai nilai ralpha adalah nilai alpha yang terdapat pada Tabel Reliability Statistic di kolom
Cronbach’s Alpha pada lampiran 5. Ketentuannya apabila ralpha > rtabel maka pernyataan tersebut reliabel. Nilai ralpha untuk instrumen struktur organisasi dan kinerja pegawai dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Nilai ralpha untuk Variabel Struktur Organisasi dan Kinerja Pegawai
Instrumen Cronbach’s Alpha Keterangan
Struktur Organisasi 0,821 Reliabel
Kinerja Pegawai 0,899 Reliabel
(56)
= 0,374) maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan tersebut adalah reliabel.
C. Analisis Deskriftif
Pada Tabel 4.5 ini adalah data hasil olahan kuesioner yang merupakan deskripsi penelitian berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan variabel bebas (struktur organisasi). Kategori nilai jawaban responden terhadap pernyataan variabel X (struktur organisasi) dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel X Item No. Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Total
F % F % F % F % F % F %
1 15 29,4 33 64,7 3 5,9 0 0 0 0 51 100
2 5 9,8 41 80,4 5 9,8 0 0 0 0 51 100
3 15 29,4 36 70,6 0 0 0 0 0 0 51 100
4 18 35,3 33 64,7 0 0 0 0 0 0 51 100
5 17 33,3 32 62,7 2 4 0 0 0 0 51 100
6 23 45 28 55 0 0 0 0 0 0 51 100
7 14 27,4 30 58,8 6 11,7 1 1,9 0 0 51 100 8 16 31,4 29 56,8 6 11,7 0 0 0 0 51 100
9 14 27,4 37 72,6 0 0 0 0 0 0 51 100
10 14 27,4 25 49 8 15,7 0 0 0 0 51 100 Sumber : Pengelolahan Kuesioner Penelitian 2010
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan:
1. Pernyataan ” uraian pekerjaan (job description) saudara pada perusahaan sudah sesuai dengan struktur organisasi di perusahaan ini”, menunjukkan 15 orang responden (29,4%) menyatakan sangat setuju, 33 orang responden (64,7%) menyatakan setuju, dan 3 orang responden (5,9%) menyatakan kurang setuju.
(57)
2. Pernyataan ”jabatan saudara saat ini sesuai dengan pendidikan saudara”, menunjukkan 5 orang responden (9,8%) menyatakan sangat setuju, 36 orang responden (80,4%) menyatakan setuju, dan 5 orang responden (9,8%) menyatakan kurang setuju.
3. Pernyataan ”prosedur pekerjaan yang sistematis dapat menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan perusahaan”, menunjukkan 15 orang responden (29,4%) menyatakan sangat setuju, 41 orang responden (80,4%) menyatakan setuju. 4. Pernyataan ”adanya penyeragaman prosedur aktivitas pekerjaan membuat
saudara lebih terarah dalam penyelesaian pekerjaan”, menunjukkan 18 orang responden (35,3%) menyatakan sangat setuju, 33 orang responden (64,7%) menyatakan setuju.
5. Pernyataan ”koordinasi dapat menghindari kepentingan masing-masing bagian di dalam pekerjaan”, menunjukkan 17 orang responden (33,3%) menyatakan sangat setuju, 32 orang responden (62,7%) menyatakan setuju, dan 2 orang responden (4%) menyatakan kurang setuju.
6. Pernyataan ”dengan adanya koordinasi maka akan tercipta suasana kerja sama, kesatuan tindakan maupun kesatuan tujuan akhir dalam pencapaian tujuan organisasi”, menunjukkan 23 orang responden (45%) menyatakan sangat setuju, 28 orang responden (55%) menyatakan setuju.
7. Pernyataan ”struktur organisasi yang dijalankan telah mempekerjakan pegawai secara efektif dan efisien”, menunjukkan 14 orang responden (27,4%) menyatakan sangat setuju, 30 orang responden (58,8%) menyatakan setuju, 6
(58)
orang responden (11,7%) menyatakan kurang setuju, dan 1 orang responden (1,9%) menyatakan tidak setuju.
8. Pernyataan ”kebijakan pimpinan tertinggi/puncak terhadap prosedur aktivitas perusahaan, sudah efektif dan efisien dalam meningkatkan kinerja saudara”, menunjukkan 16 orang responden (31,4%) menyatakan sangat setuju, 29 orang responden (56,8%) menyatakan setuju, dan 6 responden (11,7) menyatakan kurang setuju.
9. Pernyataan ”pada BT/BS Medica, pengambilan keputusan dibagi-bagi diantara tingkat manajemen menengah dan bawahan”, menunjukkan 14 orang responden (27,4%) menyatakan sangat setuju, 37 orang responden (72,6%) menyatakan setuju.
10. Pernyataan ”pengambilan keputusan yang dibagi kepada tingkat manajemen menengah dan bawahan dapat membuat penyesuaian yang tetap terhadap beraneka ragam kondisi pekerjaan”, menunjukkan 14 orang responden (27,4%) menyatakan sangat setuju, 25 orang responden (49%) menyatakan setuju, 8 orang responden (15,7%) menyatakan kurang setuju, dan 4 orang responden (7,8%) menyatakan tidak setuju.
Tabel 4.6 adalah data hasil olahan kuesioner yang merupakan deskripsi penelitian berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan variabel terikat (kinerja pegawai). Kategori nilai jawaban responden terhadap pernyataan variabel Y (kinerja pegawai) dapat dilihat pada Tabel 4.6.
(59)
Tabel 4.6
Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel Y Item No. Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Total
F % F % F % F % F % F %
1 4 7,8 40 78,4 7 13,7 0 0 0 0 51 100 2 16 31,4 30 58,8 4 7,8 1 1,9 0 0 51 100
3 7 13,7 44 86,3 0 0 0 0 0 0 51 100
4 15 29,4 30 58,8 6 11,7 0 0 0 0 51 100 5 15 29,4 31 60,8 5 9,8 0 0 0 0 51 100
6 22 43,1 24 47 5 9,8 0 0 0 0 51 100
7 18 35,3 33 64,7 0 0 0 0 0 0 51 100
8 17 33,3 31 60,8 3 5,9 0 0 0 0 51 100
9 17 33,3 34 66,6 0 0 0 0 0 0 51 100
10 17 33,3 23 45 9 17,6 2 3,9 0 0 51 100 Sumber : Pengelolahan Kuesioner Penelitian 2010
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan:
1. Pernyataan ”saudara selalu teliti dalam menyelesaikan pekerjaan”, menunjukkan 4 orang responden (7,8%) menyatakan sangat setuju, 40 orang responden (78,4%) menyatakan setuju, dan 7 orang responden (13,7%) menyatakan kurang setuju.
2. Pernyataan ”hasil kerja saudara selalu diterima oleh rekan kerja saudara”, menunjukkan 16 orang responden (31,4%) menyatakan sangat setuju, 30 orang responden (58,8%) menyatakan setuju, 4 orang responden (7,8%) menyatakan kurang setuju, dan 1 orang responden (1,9%) menyatakan tidak setuju.
3. Pernyataan ”saudara selalu menyelesaikan pekerjaan dengan rapi.”, menunjukkan 7 orang responden (13,7%) menyatakan sangat setuju, 44 orang
(60)
4. Pernyataan ” Banyaknya volume pekerjaan yang saudara terima sudah sesuai dengan kemampuan saudara”, menunjukkan 15 orang responden (29,4%) menyatakan sangat setuju, 30 orang responden (58,8%) menyatakan setuju, dan 6 orang responden (11,7%) menyatakan kurang setuju.
5. Pernyataan ”banyaknya volume pekerjaan saudara tidak menjadi hambatan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya”, menunjukkan 15 orang responden (29,4%) menyatakan sangat setuju, 31 orang responden (60,8%) menyatakan setuju, dan 5 orang responden (9,8%) menyatakan kurang setuju. 6. Pernyataan ” saudara mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari volume yang
telah ditentukan”, menunjukkan 22 orang responden (43,1%) menyatakan sangat setuju, 24 orang responden (47%) menyatakan setuju, dan 5 orang responden (9,8%) menyatakan kurang setuju.
7. Pernyataan ”saudara aktif dan mampu bekerjasama dengan rekan kerja”, menunjukkan 18 orang responden (35,3%) menyatakan sangat setuju, 33 orang responden (64,7%) menyatakan setuju.
8. Pernyataan ”ketika ada suatu masalah dalam suatu divisi pekerjaan, saudara siap memberikan waktu dan tenaga saudara untuk menyelesaikannya demi kepentingan bersama”, menunjukkan 17 orang responden (33,3%) menyatakan sangat setuju, 31 orang responden (60,8%) menyatakan setuju, dan 3 orang responden (5,9%) menyatakan kurang setuju.
9. Pernyataan ”saudara akan menyelesaikan masalah yang terjadi dalam pekerjaan saudara dengan baik”, menunjukkan 17 orang responden (33,3%) menyatakan sangat setuju, 34 orang responden (66,6%) menyatakan setuju.
(61)
10. Pernyataan ”saudara bersedia melaksanakan pekerjaan yang mendesak di atas jam kerja kantor”, menunjukkan 17 orang responden (33,3%) menyatakan sangat setuju, 23 orang responden (45%) menyatakan setuju, 9 orang responden (17,6%) menyatakan kurang setuju, dan 2 orang responden (3,9) menyatakan tidak setuju.
D. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh dari struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan.
Model persamaan dari regresi linear sederhana yang digunakan pada penelitian ini adalah: Y = a + bX.
Hasil perhitungan regresi linier sederhana yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.0
For Windows dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d
Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 21.078 3.436 6.134 .000
Struktur_
Organisasi .497 .081 .658 6.122 .000 1.000 1.000 a Dependent Variable: Kinerja Pegawai
(62)
1. Hasil perhitungan pada Tabel 4.7 diperoleh nilai konstanta (a) sebesar 21,078 satuan dan nilai b sebesar 0.497 satuan sehingga persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh adalah: Y = 21,078 + 0,497 X.
2. Koefisien regresinya sebesar 0,497 satuan menyatakan bahwa jika struktur organisasi yang diterapkan pada perusahaan didasarkan pada konsep spesialisasi aktivitas, standardisasi aktivitas, koordinasi aktivitas, sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan sebesar 1 satuan akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 0,497 satuan.
E. Koefisien Determinasi (R2)
Uji R Square (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS Medica Kantor Pusat Medan, dapat dilihat melalui koefisien determinan (R2) dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.0 For Windows pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan R Square (R2) Model Summary(b)
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
R Square Change
F
Change df1 df2
Sig. F Change 1 .658(a) .433 .422 2.33867 .433 37.478 1 49 .000 a Predictors: (Constant), Struktur_Organisasi
b Dependent Variable: Efektivitas_Kerja
(63)
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.8 tersebut dapat diketahui bahwa nilai R Square (R2) adalah 0,433 atau 43,3%. Nilai sebesar 43,3% menunjukkan bahwa pengaruh struktur organisasi (X) terhadap kinerja pegawai (Y) sebesar 43,3% sedangkan selebihnya sebesar 56,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
F. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang ditetapkan pada penelitian ini adalah hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS Medica Kantor Pusat Medan. Perhitungan pada Tabel 4.7 diperoleh nilai thitung sebesar 6,122 sedangkan ttabel pada tingkat signifikan (α) 5% dan df = 51-2 = 49 adalah sebesar 1,684 satuan, maka hipotesis yang menyatakan: “Struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada BT/BS Medica Kantor Pusat Medan” dapat diterima.
(64)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Struktur organisasi yang diterapkan pada perusahaan didasarkan pada konsep spesialisasi aktivitas, standardisasi aktivitas, koordinasi aktivitas, sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan sebesar 1 satuan akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 0,497 satuan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh pada penelitian ini adalah Y = 21,078 + 0,497 X
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS Medica Kantor Pusat Medan yang dapat dilihat dari nilai thitung 6,122 > nilai ttabel 1,684.
3. Nilai koefisien determinan (R2) yang diperoleh adalah sebesar 0,433 satuan atau 43,3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel penelitian struktur organisasi (X) memberikan kontribusi sebesar 43,3% terhadap variabel kinerja pegawai (Y), sedangkan selebihnya yaitu sebesar 56,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
(1)
Lampiran 7 Nomor Responden
Item/Butir Pernyataan Kinerja Pegawai (Y)
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 2 4 4 4 4 5 4 5 4 40
2 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 46
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38
4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 37
5 4 3 4 4 4 3 4 5 4 5 40
6 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 38
7 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 40
8 4 5 4 3 5 5 4 5 5 5 45
9 4 5 4 5 3 5 5 4 5 5 45
10 4 5 4 5 5 5 5 5 5 2 45
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
12 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 41
13 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 41
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
15 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 38
16 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 41
17 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 47
18 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 42
19 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 46
20 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 43
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 48
22 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 48
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
24 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
25 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 36
26 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 47
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
28 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
29 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 42
30 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 40
31 4 5 4 5 3 5 4 5 5 3 43
32 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 47
33 4 3 4 3 4 4 5 5 4 5 41
34 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 41
35 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 42
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
(2)
43 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 42
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
45 4 5 4 5 5 3 4 4 5 5 44
46 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3 45
47 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 46
48 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 41
49 4 5 4 3 5 5 5 4 5 3 43
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
(3)
Lampiran 8
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kinerja_Pegawai 42,0196 3,07565 51 Struktur_Organisasi 42,1765 4,07777 51
Correlations
Kinerja_Pegawai
Struktur_Organis asi Pearson Correlation Kinerja_Pegawai 1,000 ,658
Struktur_Organisasi ,658 1,000
Sig. (1-tailed) Kinerja_Pegawai . ,000
Struktur_Organisasi ,000 .
N Kinerja_Pegawai 51 51
Struktur_Organisasi 51 51
Variables Entered/Removed(b)
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1
Struktur_Org
anisasi(a) . Enter a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
Durbin-Watson R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 ,658(a) ,433 ,422 2,33867 ,433 37,478 1 49 ,000 1,791 a Predictors: (Constant), Struktur_Organisasi
b Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 204,981 1 204,981 37,478 ,000(a)
(4)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardi zed Coefficie
nts t Sig. Correlations
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Zero-order Partial Part
Tolera
nce VIF
1 (Constant) 21,078 3,436 6,134 ,000
Struktur_Org
anisasi ,497 ,081 ,658 6,122 ,000 ,658 ,658 ,658 1,000 1,000 a Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Collinearity Diagnostics(a)
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions (Constant) Struktur_Organisasi (Constant) Struktur_Organisasi
1 1 1,995 1,000 ,00 ,00
2 ,005 20,940 1,00 1,00
a Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Residuals Statistics(a)
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 38,9528 45,9043 42,0196 2,02475 51 Std. Predicted Value -1,515 1,919 ,000 1,000 51 Standard Error of Predicted
Value ,328 ,714 ,450 ,110 51
Adjusted Predicted Value 38,8794 45,8944 42,0162 2,02333 51
Residual -4,40772 5,55762 ,00000 2,31517 51
Std. Residual -1,885 2,376 ,000 ,990 51
Stud. Residual -1,960 2,415 ,001 1,009 51
Deleted Residual -4,76824 5,73982 ,00337 2,40706 51 Stud. Deleted Residual -2,021 2,547 ,004 1,027 51
Mahal. Distance ,002 3,681 ,980 ,984 51
Cook's Distance ,000 ,157 ,020 ,029 51
Centered Leverage Value ,000 ,074 ,020 ,020 51 a Dependent Variable: K
(5)
Lampiran 9
Tabel Nilai R Product Moment
N Taraf Signif N Taraf Signif N Taraf Signif
5% 10% 5% 10% 5% 10%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0.,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0.074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
(6)
Tabel Harga Kritik untuk t
Level Of Significance for one-tailed test
df .10 .05 .025 .01 .005 .0005
Level of Significance for two-tailed test
df .20 .10 .05 .02 .01 .001
1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 636,619
2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 31,598
3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 12,941
4 1,533 2,132 2,770 3,747 4,604 8,613
5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 6,859
6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,959
7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 5,405
8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 5,041
9 1,383 1,830 2,262 2,821 3,250 4,781
10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,587
11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,437
12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 4,318
13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 4,221
14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 4,140
15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 4,073
16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 4,015
17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,965
18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,922
19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,883
20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,850
21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,819
22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,792
23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,767
24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,745
25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,725
26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,707
27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,690
28 1,313 1,701 2,052 2,467 2,763 3,674
29 1,311 1,699 2,048 2,462 2,756 3,659
30 1,310 1,697 2,045 2,457 2,750 3,646
40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,551
60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,460
120 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617 3,373