7. Proses process, merupakan faktor penting bagi konsumen. Dimana dalam bisnis ritel proses dimulai dari perencanaan presediaan produk digudang
hingga produk tersebut dipasarkan ke konsumen
D. Binis Ritel
Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Usaha ritel atau eceran retailing dapat
dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan
bukan penggunaan bisnis Utami, 2006:4. Usaha eceran adalah kegiatan yang menyangkut penjualan barang atau
jasa secara langsung kepada konsumen untuk penggunaan pribadi dan non – bisnis Kotler dan Amstrong,2003:51
Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis ritel adalah menjual berbagai produk, jasa, atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan konsumsi
pribadi maupun bersama. Para peritel berupaya memuaskan kebutuhan konsumen dengan mencari kesesuaian antara barang – barang yang
dimilikinya dengan harga, tempat, dan waktu yang diinginkan pelanggan. Ritel juga menyediakan pasar bagi para produsen untuk menjual produk –
produk mereka. Dengan demikian ritel adalah kegiatan terakhir dalam jalur distribusi yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Jalur distribusi
adalah sekumpulan atau beberapa perusahaan yang memudahkan penjualan kepada konsumen sebagai tujuan akhir.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Simamora 2003:388 secara garis besar pengecer dapat dibedakan menjadi pengecer toko store retailing dan pengecer bukan toko
retailing non – store retailing. 1.
Pengecer toko store retailing Pengecer toko adalah usaha eceran yang menggunakan toko sebagai
sarana memasarkan produk yang dijual. Pada umumnya usaha eceran menggunakan toko yang disebut dengan toko eceran.
2.. Pengecer bukan toko non – store retailing Pengecer bukan toko non-store retailing poduknya tidak di – display,
dengan kata lain, pemajangan produk secara tetap tidak menjadi bagian eceran. Pengecer bukan toko termasuk diantaranya adalah : internet
marketing, direct selling. Produsen menjual produk – produknya kepada peritel maupun peritel
besar wholesaler. Peritel besar ini juga kerap disebut sebagai grosir atau pedagang partai besar. Hal ini akan membentuk suatu jalur distribusi, antara
produsen ke konsumen akhir.
Gambar 2.1,Jalur Distribusi Barang Dagangan Sumber : Utami,2006:5
E . Harga
1. Pengertian Harga
Produsen Pedagang
Besar Konsumen
Akhir Ritel
Universitas Sumatera Utara
Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa Lamb, dkk. 2001:268. Agar dapat
sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, manajer harus mengintegrasikannya dulu dengan keputusan-keputusan sebelumnya, yaitu
dalam bidang produksi, distribusi, dan strategi promosi. Penyesuaian ini dibutuhkan agar dapat menciptakan suatu bauran pemasaran yang konsisten,
terpadu, dan mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 2.
Tujuan Penetapan Harga Menurut Tjiptono 2005:35, ada 4 hal yang menjadi tujuan penetapan
harga, yaitu: Tujuan berorientasi pada laba
Ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba
yang maksimum. Dalam kondisi persaingan yang ketat dan serba kompleks penerapannya sangat sulit untuk dilakukan
Tujuan berorientasi pada volume Tujuan ini berorientasi pada volume, di mana harga ditetapkan
sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar. Misalnya: biaya
operasional pemasangan jalur telepon untuk satu rumah tidak berbeda jauh dengan biaya pemasangan untuk lima rumah.
Tujuan berorientasi pada citra Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan citra perusahaan. Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk citra nilai tertentu.
Tujuan stabilisasi harga Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.
Tujuan-tujuan lainnya
Universitas Sumatera Utara
Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang,
atau menghindari campur tangan pemerintah. 3.
Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penetapan Harga Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua
faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu: Faktor internal perusahaan
Faktor ini berasal dari dalam perusahaan, yang meliputi: a.
Tujuan pemasaran perusahaan Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan
pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa
pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-
lain. b.
Strategi bauran pemasaran Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu,
harga perlu dikoordinasikan dan saling emndukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.
c. Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu,
setiap perusahaan sangat memperhatikan biaya biaya tetap dan biaya variabel, serta jenis-jenis biaya lainnya.
Faktor eksternal perusahaan Merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan, yaitu:
a. Sifat pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan semprna, persaingan
monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya ialah elastisitas permintaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Persaingan
Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang berbeda-beda.
Berdasarkan bentuk persaingannya, ada empat jenis pasar, antara lain: 1.
Pasar Persaingan Murni Pure Competition, yaitu pasar yang terdiri dari banyak pembeli dan penjual yang memperdagangkan
komoditas yang searagam. 2.
Pasar Persaingan Monopoli Monopolistic Competition, yaitu pasar yang terdiri dari banyak pembeli dan penjual yang berdagang
pada kisaran harga tertentu, bukan pada satu harga pasar. 3.
Pasar Persaingan Oligopoli Oligopolistic Competition, yaitu pasar yang terdiri dari sedikit penjual yang sangat sensitif pada
penetapan harga dan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pesaing.
4. Pasar Monopoli Murni Pure Monopoly, yaitu pasar yang hanya
ada satu penjual saja.
F. Lokasi