Analisis Multivariat Hasil Analisis

Tabel 4.17 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pelayanan Kesehatan dan Kejadian Kurang Energi Protein, ², p value, OR, CI 95 di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 Kasus Kontrol Pelayanan Kesehatan n n ² p value OR CI 95 Baik 96 80 112 93,3 Tidak Baik 24 20 8 6,7 Jumlah 120 100 120 100 8,113 0,004 3,500 1,503 – 8,150 Berdasarkan Tabel 4.18. hasil uji statistik ² didapatkan nilai p = 0,004 berarti ada hubungan yang bermakna antara pelayanan kesehatan dengan kejadian kurang energi protein yaitu anak balita yang pelayan kesehatannya tidak baik secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol . Nilai OR 3,500 CI 95 : 1,503 – 8,150 menunjukkan bahwa anak balita kurang energi protein kemungkinan pelayanan kesehatannya tidak baik 3,500 kali lebih besar dibandingkan dengan anak balita yang tidak kurang energi protein, pada tingkat kepercayaan 95, diyakini nilai OR berada pada interval 1,503 – 8,150.

4.2.6. Analisis Multivariat

Analisis multivariat bertujuan untuk menguji beberapa variabel yang dilakukan secara bersama-sama berpengaruh dalam hubungannya dengan kejadian kurang energi protein Berdasarkan hasil uji bivariat, ternyata semua variabel independen bebas yang diteliti 5 variabel memiliki nilai p 0,25 sehingga kelima variable yaitu Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008 persediaan pangan keluarga, pola asuh anak balita, pengetahuan gizi ibu, tingkat pendapatan keluarga dan pelayanan kesehatan diikutkan dalam analisa multivariate Selain untuk melihat hubungan beberapa variabel independen bebas secara bersama-sama terhadap variabel dependen terikat, analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dan juga untuk menentukan variabel yang paling dominan yang mempengaruhi kejadian kurang energi protein. Dalam pemodelan ini seluruh variabel dicobakan bersama-sama, kemudian variabel yang memiliki nilai p ≥ 0,05 akan dikeluarkan secara berurutan dimulai dari p value terbesar. Tabel 4.19 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Lima Variabel Yang Berhubungan Bermakna Dengan Kejadian Kurang Energi Protein Di Kecamatan Medan Denai Tahun 2007 Variabel Independen B P OR Adjusted CI 95 Persediaan Pangan Keluarga 1,550 0,000 4,713 2,491-8,916 Pola Asuh Anak Balita 1,523 0,008 4,585 1,484-14,165 Pengetahuan Gizi Ibu 1,509 0,077 2,884 0,890-9,346 Tingkat Pendapatan Keluarga 1,037 0,003 2,822 1,418-5,616 Pelayanan Kesehatan 1,380 0,004 3,974 1,556-10,145 Hasil penelitian berdasarkan analisis multivariat regresi logistik, didapatkan 1 satu varibel yaitu pengetahuan gizi ibu memiliki p value 0,05 yaitu 0,077. Dari hasil ini, maka variabel pengetahuan gizi dikeluarkan dari pemodelan. Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008 Setelah variabel pengetahuan gizi dikeluarkan dari pemodelan, proses selanjutnya adalah analisis multivariat variabel persediaan pangan keluarga, pola asuh anak balita, tingkat pendapatan ibu dan pelayanan kesehatan dengan kejadian kurang energi protein sebagaimana terlihat pada Tabel 4.20. Tabel 4.20. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Empat Variabel Yang Berhubungan Bermakna Dengan Kejadian Kurang Energi Protein Di Kecamatan Medan Denai Tahun 2007 Variabel Independen B P OR Adjusted CI 95 Persediaan Pangan Keluarga 1,558 0,000 4,748 2,520-8,943 Pola Asuh Anak Balita 1,588 0,006 4,896 1,592-15,059 Tingkat Pendapatan Keluarga 1,016 0,003 2,762 1,397-5,461 Pelayanan Kesehatan 1,439 0,002 4,218 1,669-10,665 Constant -3,990 0,000 0,019 Overall Percentage : 69,6 Hasil analisis multivariat diatas didapatkan bahwa semua variable : persediaan pangan keluarga, pola asuh anak balita, tingkat pendapatan keluarga, pelayanan kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian kurang energi protein pada anak balita. Dari 4 empat variabel yang masuk kedalam multivariat ternyata variabel yang paling dominan berpengaruh dengan kejadian kurang energi protein pada anak balita adalah variabel pola asuh anak balita dengan nilai Odds Ratio Adjusted tertinggi yaitu 4,896. Nilai odds ratio 4,896 menunjukkan bahwa anak balita kurang energi protein kemungkinan pola asuh anak balitanya tidak baik 4,896 kali lebih Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008 besar dibandingkan dengan anak balita yang tidak kurang energi protein setelah tiga variable lainnya dikontrol.Variabel persediaan pangan, setelah tiga variabel lainnya dikontrol, didapat odds ratio adjusted : 4,748. Ini menunjukkan anak balita kurang energi protein kemungkinan persediaan pangan keluargnya kurang 4,748 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang tidak kurang energi protein. Variabel tingkat pendapatan , setelah tiga variabel lainnya dikontrol didapat odds ratio adjusted : 2,762. Ini menunjukkan anak balita kurang energi protein kemungkinan tingkat pendapatan keluarganya tidak cukup 2,762 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang tidak kurang energi protein. Varibel pelayanan kesehatan setelah tiga variabel lainnya dikontrol didapat odds ratio adjusted : 4,218 berarti anak balita kurang energi protein kemungkinan pelayanan kesehatannya tidak baik 4,218 kali lebih besar dibandingkan anak balita yang tidak kurang energi protein Dengan demikian dapat dihasilkan model regresi logistik dalam bentuk persamaan sebagai berikut : Logit p = -3,99 + 1,588 pola asuh anak balita +1,558 persediaan pangan keluarga + 1,439 pelayanan kesehatan + 1,016 tingkat pendapatan keluarga Dari model diatas didapatkan suatu turunan perhitungan matematik tentang probabilitas anak balita untuk menderita kurang energi protein adalah : p = 1_____________________________________ 1 + e – -3,99+1,588 pola asuh anak balita+1,558 persediaan pangan keluarga+1,439 pelayanan kesehatan+1,016 tingakt pendapatn keluarga Melalui model ini juga dapat diperkirakan bahwa pengaruh faktor determinan : pola asuh anak balita tidak baik, persediaan pangan keluarga kurang, pelayanan kesehatan anak balita tidak baik, tingkat pendapatan keluarga tidak cukup secara Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008 bersama-sama berhubungan dengan kejadian kurang energi protein pada anak balita sebesar : 69,6 overall percentage = 69,6 Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Hubungan Persediaan Pangan Keluarga Dengan Kejadian Kurang Energi Protein

Ketahanan pangan ditingkat rumah tangga sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan dikonsumsi oleh setiap anggota keluarga untuk mencapai gizi baik,oleh karena itu perlu adanya persediaan pangan di tingkat keluarga. Hasil analisis bivariat diperoleh variabel persediaan pangan keluarga kurang pada kelompok kasus sebesar 82,5, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 48,3 perbedaan ini signifikan dengan p = 0,000 dan OR : 5,039. Setelah dilakukan analisis multivariat terhadap 5 variabel independen didapatkan hasil p = 0,000 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara persediaan pangan keluarga dengan kejadian kurang energi protein dan OR berubah menjadi 4,713 OR Adjusted. Hasil akhir analisis multivariat terhadap 4 variabel didapatkan hasil p = 0,000 dan OR berubah menjadi 4,748 OR Adjusted. Dengan demikian dalam penelitian ini persediaan pangan keluarga mempengaruhi kejadian kurang energi protein. Hal ini sesuai dengan penelitian Andra Fikar di Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2003 dengan hasilnya ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan pangan dengan terjadinya kurang energi protein dengan nilai odds ratio 3,668. Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008