Pernyataan yang berhubungan dengan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Variabel X

B. Deskripsi Data

Data yang akan penulis sajikan dalam skripsi ini adalah hasil penyebaran angket tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah SMP Attaqwa 06 Bekasi dan efeknya terhadap pengamalan ibadah siswa kelas IX SMP Attaqawa 06 Bekasi. Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel deskriptif prosentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = FN X100 Keterangan: P= Prosentase F= Frekuensi N= Number of Cases Jumlah responden

1. Pernyataan yang berhubungan dengan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Variabel X

Untuk mengetahui Pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMP Attaqwa 06 Bekasi dapat dilihat dari hasil penelitian yang terdiri dari tabel- tabel sebagai berikut: Tabel 7 Guru datang tepat waktu No Option Frekuensi Prosentase 1 Selalu 10 33,3 Sering 12 40 Kadang-kadang 8 26,6 Tidak Pernah Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel di atas dari total responden 30 orang yang menjawab bahwa guru PAI selalu datang tepat waktu sebanyak 10 orang 33,3 responden. Yang menjawab sering sebanyak 12 orang 40. Sedangkan responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 8 orang 26,6, dan tidak ada yang menyatakan tidak pernah datang tepat waktu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru agama PAI datang tepat waktu dan siap memberikan materi pelajaran, walaupun hanya 33,3 responden yang menyatakan selalu. Tabel 8 Guru memberikan pertanyaan di awal pelajaran No Option Frekuensi Prosentase 2 Selalu 6 20 Sering 4 13,3 Kadang-kadang 12 40 Tidak Pernah 8 26,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang diteliti, sebanyak 6 orang 20 yang menjawab bahwa guru agama selalu memberikan pertanyaan di awal pelajaran, dan 4 orang 13,3 juga yang menjawab sering, 12 orang 40 menjawab kadang-kadang, dan 8 orang 26,7 yang menjawab tidak pernah, hal ini mengindikasikan bahwa guru agama harus lebih banyak memberikan pertanyaan di awal pelajaran sebagai penguatan kembali kepada siswa terhadap pelajaran yang lalu. Tabel 9 Guru menerangkan materi pelajaran dengan jelas No Option Frekuensi Prosentase 3 Selalu 14 46,7 Sering 10 33,3 Kadang-kadang 5 16,7 Tidak Pernah 1 3,3 Jumlah 30 100 Penjelasan guru sangat berpengaruh terhadap daya serap siswa, dari tabel diatas menjelaskan bahwa sebanyak 14 orang 46,7 menyatakan selalu, dan 10 orang 33,3 menyatakan sering, 5 orang 16,7 menyatakan kadang-kadang dan 1 orang 3,3 yang menyatakan tidak pernah, hal ini dapat disimpulkan bahwa kualitas penjelasan guru sudah sangat bagus. Tabel 10 Penguasaan materi pelajaran No Option Frekuensi Prosentase 4 Selalu 16 53,4 Sering 11 36,6 Kadang-kadang 3 10 Tidak Pernah Jumlah 30 100 Keberhasilan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi juga oleh penguasaan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dengan memperhatikan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden 16 orang 53,4 yang menjawab bahwa guru agama menguasai materi pelajaran, selebihnya 11 orang 36,6 menjawab sering, 3 orang 30 menjawab kadang-kadang, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa penguasaan guru terhadap materi pelajaran harus dipertahankan. Tabel 11 Penggunaan Metode penyajian No Option Frekuensi Prosentase 5 Selalu 18 60 Sering 5 16,7 Kadang-kadang 3 10 Tidak Pernah 4 13,3 Jumlah 30 100 Metode merupakan salah satu hal yang tak bisa dipisahkan dalam menyampaikan materi pelajaran, dari tabel di atas sebanyak 18 orang 60 yang menjawab selalu, 5 orang 16,7 menjawab sering, 3 orang 10 yang menjawab kadang-kadang dan 4 orang 13,3 yang menjawab tidak pernah. Ini menunjukan bahwa metode penyajian sudah tepat akan tetapi ada siswa yang tidak cocok dengan metode yang digunakan. Tabel 12 Metode penyajian dengan diskusi No Option Frekuensi Prosentase 6 Selalu 2 6,7 Sering 3 10 Kadang-kadang 10 33,3 Tidak Pernah 15 50 Jumlah 30 100 Dari 30 responeden hanya 2 orang 6,7 menjawab bahwa guru agama selalu memberikan metode penyajian materi dengan diskusi, 3 orang 10 menjwa sering, 10 orang 33,3 menjawab kadang-kadang, dan 15 orang 50 menjawab tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa metode penyajian materi pembelajaran dengan diskusi masih belum dilakukan pada proses belajar mengajar dan harus lebih ditingkatkan. Tabel 13 Metode penyajian dengan ceramah No Option Frekuensi Prosentase 7 Selalu 22 73,4 Sering 3 10 Kadang-kadang 2 6,6 Tidak Pernah 3 10 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 22 orang 73,4 responden menyatakan bahwa guru agama selalu memberikan metode penyajian materi pelajaran dengan ceramah, 3 orang 10 menyatakan sering, 2 orang 6,6 menyatakan kadang-kadang dan 3 orang 10 menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru agama memfokuskan metode penyajian materi pelajarannya dengan metode penyajian ceramah. Tabel 14 Metode penyajian dengan tanya jawab No Option Frekuensi Prosentase 8 Selalu 9 30 Sering 6 20 Kadang-kadang 10 33,3 Tidak Pernah 5 16,7 Jumlah 30 100 Pada tabel di atas diketahui bahwa dari 30 responden sebanyak 9 orang 30 yang menjawab bahwa guru agama selalu menggunakan metode penyajian dengan tanya jawab, dan 6 orang 20 menjawab sering, dan sebanyak 10 orang 33,3 menjawab kadang-kadang, dan 5 orang 16,7 yang menjawab tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa guru agama harus lebih meningkatkan metode penyajian dengan tanya jawab pada proses belajar mangajarnya. Tabel 15 Penggunaan alat peraga atau Media pengajaran No Option Frekuensi Prosentase 9 Selalu 3 10 Sering 1 3,3 Kadang-kadang 10 33,3 Tidak Pernah 16 53,4 Jumlah 30 100 Dari tabel di atas sebanyak 3 orang 10 menyatakan selalu, dan hanya 1 orang 3,3 menyatakan sering, dan 10 orang 33,3 menyatakan kadang-kadang dan 16 orang 53,4 menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga oleh guru hanya dilakukan apabila ada materi yang harus dipraktekan saja. Tabel 16 Memberikan tugas atau PR No Option Frekuensi Prosentase 10 Selalu 7 23,3 Sering 7 23,3 Kadang-kadang 15 50 Tidak Pernah 1 3,4 Jumlah 30 100 Pada tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 7 orang 23,3 responden yang menyatakan selalu guru agama memberikan tugasPR, dan 7 orang 23,3 yang menyatakan sering. Selebihnya, 15 orang 50 menyatakan kadang-kadang dan hanya 1 orang 3,4 menyatakan tidak pernah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru agama harus mau memberikan tugasPR setelah materi pokokbab selesai kepada siswa. Tabel 17 Menyampaikan hasil pokok materi No Option Frekuensi Prosentase 11 Selalu 16 53,4 Sering 7 23,3 Kadang-kadang 6 20 Tidak Pernah 1 3,3 Jumlah 30 100 Berdasarkan data tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru menyampaikan pokok materi pelajaran kepada siswa sangat tinggi. Hal ini terlihat dari prosentase siswa yang menyatakan bahwa guru selalu menyampaikan pokok materi pelajaran yang mencapai 53,4 atau sebanyak 16 orang. Selanjutnya 7 orang 23,3 menyatakan sering, 6 orang 20 menyatakan kadang-kadang dan hanya 1 orang 3,3 yang menyatakan tidak pernah. Tabel 18 Memberikan contoh nyata mengenai materi No Option Frekuensi Prosentase 12 Selalu 3 10 Sering 11 36,6 Kadang-kadang 11 36,6 Tidak Pernah 4 13,4 Jumlah 30 100 Pada tabel di atas diketahui bahwa hanya 3 orang 10 responden yang menyatakan selalu guru memberikan contoh nyata mengenai materi, 11 orang 36,6 yang menyatakan sering, 11 orang 63,6 yang menyatakan kadang-kadang dan 4 orang 13,4 yang menyatakan tidak pernah. Maka dapat di simpulkan bahwa guru masih minim dalam memberikan contoh nyata dan tentunya guru harus lebih banyak menekankan pada materi yang ada disekitar siswa agar siswa dapat mudah untuk memahami dari materi yang diajarkan. Tabel 19 Memberikan hasil nilai setiap tugas No Option Frekuensi Prosentase 13 Selalu 8 26,7 Sering 13 43,3 Kadang-kadang 9 30 Tidak Pernah Jumlah 30 100 Dari 30 responden 8 orang 26,7 menjawab bahwa guru agama selalu memberikan nilai setiap tugas, 13 orang 43,3 menjawab sering, 9 orang 30 menjawab kadang-kadang dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Ini mununjukkan guru agama peduli terhadap hasil nilai setiap tugas, walaupun hanya 26,7 yang menjawab selalu memberkan hasil nilai kepada siswa. Tabel 20 Penggunaan waktu secara tepat dalam mengajar No Option Frekuensi Prosentase 14 Selalu 4 13,3 Sering 12 40 Kadang-kadang 13 43,4 Tidak Pernah 1 3,3 Jumlah 30 100 Pada tabel di atas sebanyak 4 orang 13,3 menyatakan bahwa guru agama selalu menggunakan waktu secara tepat dari 30 responden. Selebihnya, 12 orang 40 menyatakan sering, 13 orang 43,4 yang menyatakan kadang-kadang, dan hanya 1 orang 3,3 yang menyatakan tidak pernah. Tabel 21 Memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan No Option Frekuensi Prosentase 15 Selalu 3 10 Sering 6 20 Kadang-kadang 19 63,3 Tidak Pernah 2 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden hanya 3 orang 30 yang menjawab guru agama selalu memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam materi ajar, dan 6 orang 20 yang menjawab sering. Selebihnya, 19 orang 63,3 yang menjawab kadang-kadang, dan 2 orang 6,7 yang menjwab tidak pernah. Ini menyimpulkan guru agama harus lebih meningkatkan dalam memperhatikan siswanya. Tabel 22 Guru menejelaskan indikator tujuan pembelajaran sebelum memulai pelajaran No Option Frekuensi Prosentase 16 Selalu 1 3,3 Sering 1 3,3 Kadang-kadang 12 40 Tidak Pernah 16 53,4 Jumlah 30 100 Pada tabel di atas diketahui bahwa hanya 1 orang 3,3 responden yang menyatakan selalu guru menjelaskan indikator sebelum memulai pelajaran, 1 orang 3,3 yang menyatakan sering, 12 orang 40 yang menyatakan kadang-kadang dan 16 orang 53,4 yang menyatakan tidak pernah. Maka dapat di simpulkan bahwa guru masih minim dalam menjelaskan indikator sebelum memulai pelajaran keapada siswa. Tabel 23 Guru menjelaskan materi pelajaran secara sistematis No Option Frekuensi Prosentase 17 Selalu 12 40 Sering 8 26,7 Kadang-kadang 10 33,3 Tidak Pernah Jumlah 30 100 Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden sebanyak 12 orang 40 yang menjawab guru agama selalu menjelaskan materi pelajaran secara sistematis, dan 8 orang 26,7 yang menjawab sering. Selebihnya, 10 orang 33,3 yang menjawab kadang- kadang, dan tidak ada yang menjwab tidak pernah. Ini menyimpulkan guru agama harus mempertahankan penjelasan materi pelajarannya kepada siswa siswinya. Tabel 24 Guru memberikan praktek dalam pembelajaran PAI No Option Frekuensi Prosentase 18 Selalu 5 16,6 Sering 16 53,4 Kadang-kadang 9 30 Tidak Pernah Jumlah 30 100 Pada tabel di atas sebanyak 5 orang 16,6 menyatakan bahwa guru agama selalu memberikan praktek dalam pembelajaran PAI dari 30 responden. Selebihnya, 16 orang 53,4 menyatakan sering, 9 orang 30 yang menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada yang menyatakan tidak pernah guru memberikan praktek dalam pembelajaran PAI. Tabel 25 Guru dalam menyampaikan materi pelajaran penjelasannya mudah dipahami No Option Frekuensi Prosentase 19 Selalu 2 6,7 Sering 4 13,3 Kadang-kadang 23 76,7 Tidak Pernah 1 3,3 Jumlah 30 100 Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden hanya 2 orang 6,7 yang menjawab guru agama selalu menyampaikan materi pelajaran mudah dipahami siswa, dan 4 orang 13,3 yang menjawab sering. Selebihnya, 23 orang 76,7 yang menjawab kadang-kadang, dan hanya 1 orang 3,3 yang menjwab tidak pernah. Ini menyimpulkan guru agama harus lebih dapat memberikan penjelasan yang semudah-mudahnya kepada siswa terhadap materi pelajarannya. Tabel 26 Guru memberikan pertanyaan setelah materi pelajaran berakhir No Option Frekuensi Prosentase 20 Selalu 6 20 Sering 13 43,3 Kadang-kadang 11 36,6 Tidak Pernah Jumlah 30 100 Pada tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 6 orang 20 responden yang menyatakan selalu guru memberikan pertanyaan setelah meteri pelajaran berakhir, 13 orang 43,3 yang menyatakan sering, 11 orang 36,6 yang menyatakan kadang-kadang dan tidak ada yang menyatakan tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa guru agama harus mempertahankan proses belajar memberikan pertanyaan apabila selesai materi yang suadah dibahas, walaupun hanya 20 dari 30 responen yang menjawab selalu.

2. Pernyataan yang Berhubungan dengan Pengamalan Ibadah Siswa Variabel Y