Badan Hukum BMT Landasan, Asas dan Tujuan BMT

2. Badan Hukum BMT

Badan hukum BMT bisa didirikan dalam bentuk KSM Kelompok Swadaya Masyarakat atau Koperasi. 30 Langkah awal untuk mendapatkan legalitas badan hukum, Kelompok Swadaya Masyarakat KSM tersebut harus mendapatkan sertifikat operasi dari PINBUK Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil. Sementara PINBUK harus mendapat pengakuan dari Bank Indonesia BI sebagai Lembaga Pengembang Swadaya Masyarakat LPSM yang mendukung program Proyek Hubungan Bank dengan Kelompok Swadaya Masyarakat yang dikelola oleh Bank Indonesia PHBK-BI. 31 Selain dengan badan hukum KSM, BMT dapat juga didirikan dengan badan hukum koperasi, baik koperasi serba usaha, koperasi unit desa, maupun koperasi Pondok Pesantren Kopontren. Kelembagaan BMT yang tunduk pada badan hukum koperasi mengacu pada Undang-Undang Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992 dan secara spesifik diatur dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor 91KepM.UKMIX2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah KJKS. 32 Di wilayah berbasis pesantren, masyarakat bisa mendirikan BMT dengan menggunakan badan hukum Koperasi Pondok Pesantren Kopontren. Dalam hal 30 Karnaen A. Perwataatmadja. Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia. Depok: Usaha Kami, 1996, h. 216. 31 H. A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat; Sebuah Pengenalan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, h. 186. 32 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2009, h. 243. penggunaan Kopontren sebagai badan hukum BMT, keberadaan BMT di Kopontren adalah sebagai unit usaha otonom atau tempat pelayanan koperasi sebagaimana dalam KUD. Apabila di pesantren belum terbentuk Kopontren, maka civitas pesantren dapat mendirikan Kopontren dan BMT secara bersama-sama. 33

3. Landasan, Asas dan Tujuan BMT

Menurut Undang-Undang perkoperasian nomor 25 tahun 1992, dijelaskan bahwa landasan umum kelembagaan koperasi adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasarkan atas asas kekeluargaan. Atas dasar tersebut, BMT yang berbadan hukum sama dengan koperasi juga memiliki landasan dan asas yang sama. Secara ideologis, keberadaan BMT mendapat justifikasi sebagai wujud dari Ekonomi Pancasila. Hal ini menjelaskan bahwa pada landasan BMT tercermin pula aspek tauhid dan ketuhanan. 34 Sebagai wujud dari pembangunan ekonomi pancasila, BMT memiliki tujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. 33 H. A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat; Sebuah Pengenalan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, h. 186. 34 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam; Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009, h. 252.

C. Teori dan Konsep Koperasi Pondok Pesantren Koppontren

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Dan Kecil (Studi Kasus Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath IKMI, Ciputat, Kota Tangerang Selatan)

1 10 124

Konsep Pembiayaan KPRS (Kredit Perbaikan Swadaya Rumah) Mikro syariah Bersubsidi melalui lembaga keuangan mikro syariah : studi di BMT Husnayain

0 15 91

Strategi Pengembangan Pembiayaan Syariah di Sektor Mikro Agribisnis (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri KCP Tajur, Bogor)

1 18 160

Program Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dalam Peningkatan Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro (Studi Kasus BMT Syariah Baitul Karim, Bekasi)

0 9 52

KAJIAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH MIKRO DI KABUPATEN KARANGANYAR

0 22 63

Peran Keuangan Lembaga Mikro Syariah untuk Usaha Mikro di Wonogiri

0 5 10

Lembaga Keuangan Mikro Syariah Berbasis Agribisnis

0 3 19

SISTEM APLIKASI KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS Sistem Aplikasi Keuangan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis.

0 2 17

ANALISIS PERANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) BERBASIS SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA (Studi Kasus : Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Prima Tani Kecamatan Baso).

0 1 27

BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar-Dasar Lembaga Keuangan Mikro Syariah - PERAN PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS) DALAM MEMBERDAYAKAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) MASYARAKAT PERDESAAN DI KABUPATEN PRINGSEWU (Studi pada KJKS BMT El Ihsa

0 0 52