Pembahasan Pengetahuan Orang Tua Terhadap Pola Asuh Pada Anak Usia Pra Sekolah (3-5 thn) di RA. Asy-syakirin

asuh ini memandang anak sebagai seorang pribadi dan mendorong mereka untuk tidak berdisiplin dan anak diperbolehkan untuk mengatur tingkah lakunya sendiri. Dengan pola asuh seperti ini anak mendapatkan kebebasan sebanyak mungkin dari orangtua. Pola asuh permessive membuat hubungan antara anak dan orangtua penuh kasih sayang, tetapi menjadikan anak agresif dan suka menurutkan kata hatinya Baumrind 1991, dalam Parke locke, 1999. Tabel 5.4 Tabel Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Orangtua Berdasarkan Pola Asuh Permisif Pada Anak Usia Pra Sekolah Di RA.Asy-Syakirin Tahun 2014 n=35 Kriteria f Persentase Baik 7 20 Cukup 14 40 Kurang 14 40 Dari tabel 5.4 diats dapat dilihat bahwa dari 35 responden yang telah diteliti berdasarkan pengetahuan orang tua pola asuh permisif minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 14 responden 40.

B. Pembahasan

1. Karakteristik responden Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan 35 responden usia mayoritas berumur 26-40 tahun sebanyak 25 responden 71,4. Dari keseluruhan responden berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 18 responden 51,4, dan pekerjaan responden Wiraswasta sebanyak 18 responden 51,4. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, diantaranya: umur, pendidikan, dan pekerjaan. Umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin bertambah umur semakin bertambah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki mengenai Universitas Sumatera Utara perilaku yang sesuai untuk mendidik anak. Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua serta pengalaman sangat berpengaruh dalam mengasuh anak. Pendidikan akan memberikan dampak bagi pola pikir dan pandangan orang tua dalam mendidik anaknya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan dan wawasan yang tinggi akan memperhatikan dan merawat anak sesuai dengan usia perkembangannya dan akan menunjukkan penyesuaian pribadi dan sosial yang lebih baik yang akan membuat anak memiliki pandangan positif terhadap orang lain dan masyarakat. Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam 2008, pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk mejunjang kehidupanya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian ika, menunjukkan bahwa 51 orang tua menerapkan tipe pola asuh demokratis, 62,7 orang tua berpendidikan perguruan tinggi, dan 90,2 orang tua dalam rentang usia dewasa tengah. Hal ini terbukti bahwa orang tua dengan pendidikan yang tinggi lebih memilih tipe pola asuh demokratis dan orang tua pada usia dewasa tengah lebih terbuka, hangat, dan perhatian terhadap anaknya. Muttaqin 2005 mengatakan bahwa pola asuh demokratis dapat mengakibatkan anak mandiri, mempunyai kontrol diri dan kepercayaan diri yang kuat, dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dengan baik, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, kooperatif dengan orang dewasa, penurut, patuh dan berorientasi pada prestasi . Hasil penelitian diatas menunjukkan dengan pendidikan yang tinggi, pekerjaan yang menetap dan umur semakin bertambah akan mempengaruhi pola asuh yang Universitas Sumatera Utara diterapkan pada anak. Dan menurut peneliti dengan bertambahnya umur maka pengalaman juga bertambah. Pola pikirnya semakin maju dan biasanya berpikir lebih jauh kedepan serta tidak sembarangan mengambil suatu keputusan dalam melakukan tindakan. Bersikap lebih dewasa dan berani mempertanggung jawabkan suatu hal yang sudah dilakukan. 2. Pengetahuan orangtua terhadap pola asuh otoriter Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan 35 responden berdasarkan pengetahuan pola asuh otoriter mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 15 responden 42,8. Pola asuh authoritarian otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orangtua atau kontrol yang ditujukan kepada anak untuk mendapatkan ketaatan dan kepatuhan. Pola asuh ini adalah pengasuhan yang kaku, diktaktor dan memaksa anak untuk selalu mengikuti perintah orangtua tanpa banyak alasan. Baumrind 1991, dalam Parke locke, 1999. Penelitian ini sejalan dengan penelitian fhadilah yang telah dilakukan yaitu ada 29,4 orang tua yang masih menerapkan pola asuh otoriter. Orang tua yang menerapkan tipe pola asuh otoriter akan menuntut dan mengendalikan sematamata karena kekuasaan, tanpa kehangatan, bimbingan, dan komunikasi dua arah. Mereka mengendalikan dan menilai perilaku anak dengan standar mutlak; mereka menghargai kepatuhan, rasa hormat terhadap kekuasaan mereka, dan tradisi. Anak- anak dengan orang tua seperti ini cenderung memiliki kompetensi dan tanggung jawab sedang, cenderung menarik diri secara sosial dan tidak memiliki spontanitas Dewi, 2008. Universitas Sumatera Utara Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa mayoritas pengetahuan orangtua terhadap pola asuh otoriter baik karena orangtua beranggapan dengan diterapkan pola asuh otoriter pada anaknya, anak akan lebih patuh dan disiplin dalam peraturan yang telah ditetapkan tanpa memikirkan dampak yang timbul pada anak. Sedangkan minoritas pengetahuan orangtua terhadap pola asuh otoriter kurang karena orangtua sudah lebih paham dan mengerti tentang pola asuh otoriter dan tidak menetapkan pola asuh otoriter ini pada anak. 3. Pengetahuan orangtua terhadap pola asuh otoritatif Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan 35 responden berdasarkan pengetahuan pola asuh otoritatif mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 18 responden 51,4. Pola asuh authoritative demokratis adalah pola asuh yang bercirikan adanya hak dan kewajiban orangtua dan anak adalah sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri, tetapi masih dalam pengawasan orangtua. Pola asuh ini dihubungkan dengan sikap dan tingkah laku anak-anak yang memperlihatkan emosional positif, sikap positif, sosial, dan pengembangan kognitif. Pola asuh ini adalah paling kondusif diterapkan pada anak Baumrind 1991, dalam Parke locke, 1999. Penelitian ini sejalan dengan penelitian ika bahwa dari 66 orang tua di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kota Kediri, ada 38 orang tua yang menerapkan pola asuh autoritatif. Dari 38 orang tua tersebut diketahui 14 anaknya memiliki tingkat kreativitas tinggi 21,2, 16 anak memiliki tingkat kreativitas sedang 24,4, dan 8 anak memiliki tingkat kreativitas rendah 12,1. pola asuh otoritatif demokratis merupakan pola asuh yang terbanyak yang diterapkan oleh orang tua Universitas Sumatera Utara kepada anaknya karena pola asuh demokratis mempunyai prinsip mendorong anak untuk mandiri, tapi orang tua tetap menetapkan batas dan kontrol. Orang tua biasanya bersikap hangat, dan penuh belas kasih kepada anak, bisa menerima alasan dari semua tindakan anak, mendukung tindakan anak yang konstruktif, dan tidak sedikitpun mengarahkannya secara otoriter. Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa mayoritas pengetahuan orangtua terhadap pola asuh otoritatif memiliki pengetahuan baik karena orangtua memiliki hak dan kewajiban yang sama, pola asuh otoritatif lebih efektif diterapkan pada anak, yang bertujuan melatih untuk mengeluarkan pendapat, ide atau gagasan anak, bertanggung jawab, bersikap positif. Minoritas pengetahuan orangtua terhadap pola asuh otoritatif kurang karena orangtua harus ada perbedaannya dengan anak antara hak dan kewajiban dalam berpendapat. 4. Pengetahuan orangtua terhadap pola asuh permisif Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan 35 responden berdasarkan pengetahuan pola asuh permisif mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 14 responden 40. Pola asuh permessive merupakan bentuk pengasuhan dimana orangtua memberikan kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya. Anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol orangtua. Pola asuh ini memandang anak sebagai seorang pribadi dan mendorong mereka untuk tidak berdisiplin dan anak diperbolehkan untuk mengatur tingkah lakunya sendiri. Dengan pola asuh seperti ini anak mendapatkan kebebasan sebanyak mungkin dari orangtua. Pola asuh permessive membuat hubungan antara anak dan orangtua penuh kasih sayang, tetapi menjadikan anak agresif dan suka menurutkan kata hatinya Baumrind 1991, dalam Parke locke, 1999. Universitas Sumatera Utara Penelitian ini sejalan dengan penelitian ika, menunjukkan 19,6 orang tua menerapkan tipe pola asuh permisif. Pola asuh permisif merupakan orang tua serba membolehkan anak berbuat apa saja. Orang tua memiliki kehangatan dan menerima apa adanya. Kehangatan, cenderung memanjakan, dituruti keinginnannya. Sedangkan menerima apa adanya akan cenderung memberikan kebebasan kepada anak untuk berbuat apa saja. Pola asuh ini dapat mengakibatkan anak agresif, tidak patuh pada orang tua, sok kuasa, kurang mampu mengontrol diri dan kurang intens mengikuti pelajaran sekolah Muttaqin,2005. Pola asuh permisif atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak Petranto, 2006. Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa mayoritas pengetahuan orangtua terhadap pola asuh permisif berpengetahuan baik karena orangtua menganggap anak seorang pribadi yang mampu mengatur tingkah lakunya sendiri, dan kebebasan sepenuhnya pada anak tanpa banyak dikontrol orangtua. Minoritas pengetahuan orangtua terhadap pola asuh permisif berpengetahuan kurang karena orangtua menjadikan anak lebih agresif dan tidak disiplin. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Tingkat Kemandirian Personal Hygiene pada Anak Usia Prasekolah di Desa Sigumpar Kecamatan Lintonghuta Kabupaten Humbanghasundutan

42 306 142

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Orang Tua dengan Perilaku Pencegahan Diare Di Gampong Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa

7 85 115

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Temperamen Anak Usia Sekolah Di Desa Tanjung Rejo Dusun XI Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

45 175 87

Perbedaan Kepedulian Orang Tua Pada Kegiatan Belajar Anak Sekolah Dasar Di Desa Dan Di Kota (Studi Komparasi di Kelurahan Batang Beruh dan Kota Sidikalang,Kabupaten Dairi)

2 54 160

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TEMPER TANTRUM PADA ANAK PRA SEKOLAH

6 34 130

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP TINGKAT PERKEMBANGAN Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat Perkembangan Pada Anak Usia Pra Sekolah Di TK Al-Islam I.

1 4 16

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP TINGKAT PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA PRA Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat Perkembangan Pada Anak Usia Pra Sekolah Di TK Al-Islam I.

0 1 16

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA PERWANIDA 01 BOYOLALI Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Anak Usia Dini Di Ra Perwanida 01 Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 15

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA PERWANIDA 01 BOYOLALI Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Anak Usia Dini Di Ra Perwanida 01 Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012.

1 3 14

PERBEDAAN PERILAKU MAKAN BERDASARKAN POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK USIA PRA- SEKOLAH (3-5 TAHUN) DI TK-RA AL-HUSNA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Perbedaan Perilaku Makan Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua pada Anak Usia Pra-Sekolah (3-5 tahun) di TK-RA Al-Hu

0 2 11