SMA yaitu sejumlah 5 orang 62,5. Sedangkan untuk pekerjaan orang tua diketahui lebih dari 50 adalah wiraswasta yaitu sejumlah 5 orang 62,5. Fenia
Teviana, Maria Anita Yusiana, 2012.hlm.58.¶ 2. Dari uraian tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengetahuan orang tua terhadap pola asuh pada anak usia pra sekolah 3-5 thn di RA. Asy-syakirin.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan orang tua terhadap pola asuh pada anak usia pra sekolah 3-5 thn di RA. Asy-syakirin.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan orang tua terhadap pola asuh pada anak usia pra sekolah 3-5 thn.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden
b. Untuk mengetahui pengetahuan orang tua terhadap pola asuh otoriter pada anak usia
pra sekolah. c.
Untuk mengetahui pengetahuan orang tua terhadap pola asuh otoritatif pada anak usia pra sekolah.
d. Untuk mengetahui pengetahuan orang tua terhadap pola asuh permisif pada anak usia
pra sekolah.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden
Memberi informasi tentang pola asuh yang baik agar dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari kepada anak untuk disiplin.
2. Bagi Peneliti
Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh oleh peneliti selama perkuliahan dan menambah wawasan peneliti pada pembelajaran metode penelitian
tentang pengetahuan orang tua terhadap pola asuh anak 3-5 tahun. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai data dan informasi untuk pelaksanaan penelitian yang lebih lanjut mengenai pola asuh yang yang benar.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan 1. Defenisi
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat diperoleh
baik dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain Notoatmodjo, 2005, hal. 10.
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tau seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya untuk tau, sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2005, hlm. 50. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia Notoatmodjo, 2003, hal. 121.
2. Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif
Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif, yaitu : a Tahu know diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali Recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari dengan : menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya. b
Memahami Comperhansion diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi
Universitas Sumatera Utara
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan terhadap objek yang di pelajari.
c Aplikasi application diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi real sebenarnya. d Analisis analysis adalah suatu
kemampuan yang menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti: menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan. d Sintesis synthesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. e Evaluasi
evaluation berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek Notoatmodjo, 2003, hal. 122.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, diantaranya: umur, pendidikan, dan pekerjaan Notoatmodjo, 2003
Umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin bertambah umur semakin bertambah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki mengenai perilaku
yang sesuai untuk mendidik anak. Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, tetapi pada umur tertentu bertambahnya
proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun, sebagai contoh daya ingat seseorang itu sangat dipengaruhi oleh umur.
Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua serta pengalaman sangat berpengaruh dalam mengasuh anak. Pendidikan akan memberikan dampak bagi pola
pikir dan pandangan orang tua dalam mendidik anaknya. Orang tua yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
tingkat pendidikan dan wawasan yang tinggi akan memperhatikan dan merawat anak sesuai dengan usia perkembangannya dan akan menunjukkan penyesuaian pribadi
dan sosial yang lebih baik yang akan membuat anak memiliki pandangan positif terhadap orang lain dan masyarakat.
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam 2008, pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk mejunjang kehidupanya dan
kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.
Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan menyita waktu. Bekerja bagi ibu- ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
4. Kategori Pengetahuan
Tingkat pengetahuan menurut Machfoedz 2009, hal. 128, yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu: a Tingkat pengetahuan baik bila
skor atau nilai 76-100 . b Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-75 . c Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai 55 .
B. Pola Asuh Orang Tua 1. Definisi
Pola asuh adalah proses mendidik agar kepribadian anak dapat berkembang dengan baik, ketika dewasa jadi bertanggung jawab. Pola asuh yang baik menjadikan
anak berkepribadian kuat, tak mudah putus asa, dan tangguh menghadapi tekanan
hidup Nugraha.2012.hlm.2.25
Menurut Chabib Thoha 1996, hlm. 109, dalam Astuti, 2005, hlm. 36 pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik
Universitas Sumatera Utara
anak sebagai perwujudan dari tanggung jawab kepada anak. Peran keluarga menjadi penting untuk mendidik anak baik dalam sudut tinjauan agama, tinjauan sosial
kemasyarakatan maupun tinjauan individu. Jika pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka mampu menumbuhkan perkembangan kepribadian
anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif. Pola asuh menurut Soetjiningsih 2004, dalam Astuti, 2005, hlm. 36 adalah
suatu model atau cara mendidik anak yang merupakan suatu kewajiban dari setiap orang tua dalam usaha membentuk pribadi yang sesuai dengan harapan masyarakat
pada umumnya. Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak, yaitu bagaimana
cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan aturan,mengajarkan nilai norma,memberikan perhatian dan kasih sayang
serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi sikap anaknya Theresia,2009, dalam Suparyanto, 2010.
2. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua
Tipe pola asuh orangtua menurut Baumrind 1991, dalam Parke locke, 1999 terdiri dari tiga tipe yaitu: a Pola asuh authoritarian otoriter adalah bentuk pola
asuh yang menekankan pada pengawasan orangtua atau kontrol yang ditujukan kepada anak untuk mendapatkan ketaatan dan kepatuhan. Pola asuh ini adalah
pengasuhan yang kaku, diktaktor dan memaksa anak untuk selalu mengikuti perintah orangtua tanpa banyak alasan. Perilaku orangtua dalam berinteraksi dengan anak
bercirikan tegas, suka menghukum, anak dipaksa untuk patuh terhadap aturan-aturan yang diberikan oleh orangtua tanpa perlu menjelaskan kepada anak apa guna dan
alasan dibalik aturan tersebut, serta cenderung mengekang keinginan anak. Para
Universitas Sumatera Utara
orangtua mempunyai sifat keras, kekuasaan yang keras, kasar dan tidak mau mendengarkan keinginan anak-anak mereka.
b Pola asuh authoritative demokratis adalah pola asuh yang bercirikan adanya hak dan kewajiban orangtua dan anak adalah sama dalam arti saling melengkapi,
anak dilatih untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri, tetapi masih dalam pengawasan orangtua. Pola asuh ini dihubungkan dengan dengan sikap dan tingkah
laku anak-anak yang memperlihatkan emosional positif, sikap positif, sosial, dan pengembangan kognitif. Pola asuh ini adalah paling kondusif diterapkan pada anak.
c Pola asuh permessive merupakan bentuk pengasuhan dimana orangtua memberikan kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya. Anak
tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol orangtua. Pola asuh ini memandang anak sebagai seorang pribadi dan mendorong mereka untuk
tidak berdisiplin dan anak diperbolehkan untuk mengatur tingkah lakunya sendiri. Dengan pola asuh seperti ini anak mendapatkan kebebasan sebanyak mungkin dari
orangtua. Pola asuh permessive membuat hubungan antara anak dan orangtua penuh kasih sayang, tetapi menjadikan anak agresif dan suka menurutkan kata hatinya. Pola
asuh ini membuat anak lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dengan teman yang membuat orangtuanya tidak suka, anak menjadi lebih cepat dewasa
secara biologis. Orangtua yang permessive adalah orangtua yang kaku dan berfokus pada kebutuhan mereka sendiri. Terutama saat anak menjadi lebih dewasa, orangtua
gagal mengawasi kegiatan anak atau untuk mengetahui dimana mereka, apa yang sedang mereka lakukan atau siapa teman anak mereka.
Beberapa pola asuh yang digunakan orangtua pada anak: a Pola asuh otoriter parent oriented, yaitu orang tua menerapkan disiplin yang kaku dan
Universitas Sumatera Utara
menuntut anak untuk mematuhi aturan-aturannya, membuat remaja menjadi frustasi. b Pola asuh permisif children centered merupakan pola asuh dimana orang tua
memberikan kebebasan pada anak, namun kurang disertai adanya batasan-batasan dalam berperilaku sehingga akan membuat anak mengalami kesulitan dalam
mengendalikan keinginan-keinginannya maupun dalam prilaku untuk menunda pemuasan.
c Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang mengutamakan adanya dialog antara anak dan orangtua, pola asuh ini akan lebih menguntungkan bagi anak,
karena selain memberikan kebebasan pada anak juga disertai adanya control dari orang tua sehingga apabila terjadi konflik atau perbedaan pendapat di antara mereka
dapat dibicarakan dan diselesaikan bersama Soetjaningsih, 2010, hlm. 152.
Dalam konteks bimbingan orang tua terhadap anak usia pra sekolah, Hoffman 1989 mengemukakan tiga jenis pola asuh orang tua, yaitu: 1 Pola asuh bina kasih
adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memberikan penjelasan yang masuk akal terhadap setiap keputusan dan
perlakuan yang diambil bagi anaknya. 2 Pola asuh unjuk kuasa adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memaksakan
kehendaknya untuk dipatuhi oleh anak meskipun sebenarnya anak tidak dapat menerimanya. 3 Pola asuh lepas kasih adalah pola asuh yang diterapkan orang tua
dalam mendidik anaknya dengan cara menarik sementara cinta kasihnya ketika anak tidak menjalankan apa yang dikehendaki orang tuanya, tetapi jika anak sudah mau
melaksanakan apa yang dikehendaki orang tuanya maka cinta kasihnya itu dikembalikan seperti sediakala.
Universitas Sumatera Utara
Dalam konteks pengembangan kepribadian remaja, termasuk di dalamnya pengembangan hubungan sosial, pola asuh yang disarankan oleh Hoffman 1989
untuk diterapkan adalah pola asuh bina kasih induction. Artinya, setiap keputusan yang diambil oleh orang tua tentang anak atau setiap perlakuan yang diberikan orang
tua terhadap anak harus senantiasa disertai dengan penjelasan atau alasan yang rasional. Dengan cara demikian, anak akan dapat menegmbangkan pemikirannya
untuk kemudian mengambil keputusan mengikuti atau tidak terhadap keputusan atau perlakuan orang tuanya Ali Asrori, 2010, hlm.102.
3. Peran orang tua
Peran orang tua sebagai guru pertama bagi anak mempunyai kesempatan paling besar untuk mempengaruhi kecerdasannya pada saat ia sangat peka terhadap
pengaruh luar. Dalam upaya mengembangkan dan meningktkan kecerdasan anak dengan taraf kecerdasan di atas rata-rata Prasetyono, 2007.hlm.31.
Peran orang tua direncanakan dan dikoordanasikan dengan baik. Sebagian orang, peran orang tua datang sebagai kejutan. Tren yang semakin berkembang
adalah orang tua sebagai manajer atas kehidupan anak. Orang tua memegang peranan penting sebagai manajer atas kesempatan anak, dalam memantau hubungan anak,
dan sebagai inisiator dan pengatur hubungan sosial Santrock, 2007.hlm.163.
4. Dasar –dasar tumbuh kembang
Menurut L.Wong 2008.hlm.109, mengemukakan bahwa : a pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat menbelah diri dan mensitesis
protein baru b perkembangan adalah perubahan dan perluasan secara bertahap c maturasi adalah peningkatan kompetensi dan kemampuan adaptasi d diferensiasi
Universitas Sumatera Utara
adalah proses modifikasi sel dan struktur awal secara sistematis untuk mencapai sifat fisik dan kimiawi yang spesifik.
5. Pola tumbuh kembang
Pola tumbuh kembang bersifat jelas, dapat diprediksi, kontinue, dan progresif. Pola atau kecenderungan ini juga bersifat universal dan mendasar bagi semua
individu, yaitu : 1 Kecenderungan arah yaitu tumbuh kembang yang terjadi dengan tahapan yang teratur dan saling terkait yakni : a Pola pertama adalah arah
sefalocaudal atau kepala ke kaki, bukti fisik dari kecenderungan ini terlihat selama periode pranatal dan periode perkembangan perilaku pascanatal b pola kedua
adalah proksimodistal atau dekat ke jauh. Kecenderungan ini menggunakan konsep dari tengah ke perifer, bersifat bilateral dan simetris c pola ketiga adalah
diferensiasi, menjelaskan dari tahap operasional sederhana ke aktivitas dan fungsi yang lebih kompleks.
2 Kecenderungan urutan yaitu semua dimensi tumbuh kembang terdapat urutan yang jelas dan dapat diperkirakan 3 Laju perkembangan yaitu
perkembangan memiliki urutan yang pasti dan tepat, namun laju perkembangan tidak sama 4 Periode sensitif yaitu batasan waktu selama proses pertumbuhan
ketika organisme berinteraksi dengan lingkungan tertentu secara spesifik.
6. Perkembangan kognitif
Menurut Diane 2010.hlm.323, dalam teori Piaget menjelaskan tentang : a perkembangan kognitif pada tahap praoperasional yaitu masa kanak-kanak awal dari
sekitar usia 2-7 tahun b tahap praoperasional adalah tahap utama kedua perkembangan kognitif dimana anak-anak semakin kompleks dalam menggunakan
pemikiran simbolis tetapi belum mampu menggunakan pemikiran logis c
Universitas Sumatera Utara
keunggulan pemikiran praoperasional adalah kemajuan dalam pemikiran simbolis diikuti oleh pertumbuhan pemahaman akan ruang, kausalitas, identitas, kategorisasi,
dan angka sebagai tempat anak melekatkan makna d sentrasi menghalangi anak praoperasional untuk memahami prinsip percakapan. Logika mereka juga terbatas
oleh irreversibility dan fokus kepada keadaan daripada transformasi.
7. Perkembangan awal masa kanak-kanak
Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan yang terjadi secara menyeluruh dalam diri seorang anak. Perkembangan anak sering disebut sebagai
perkembangan perilaku. Kajian perkembangan anak yang sering disoroti adalah perkembangan mental, perkembangan psikomotor, perkembangan sosial,
perkembangan emosi, bahasabicara, dan moral Bahiyatun, 2010, hlm.34. Perkembangan anak usia dini merupakan proses yang sangat kompleks.
Perkembangan emosi berkaitan dengan temperamen, perasaan, reaksi, konsep diri, dan harga diri. Emosi dan perasaan memainkan peranan dalam segala pengalaman
hidup, dalam bekerja, bermain, belajar dan interaksi antar manusia. Emosi bersifat universal dan evolusioner dalam membantu manusia untuk bertahan hidup,
menyesuaikan diri dan belajar Fridani, 2012.hlm.5.3. Masa kanak-kanak awal saat anak usia pra sekolah tumbuh lebih besar,
persentase kenaikan tinggi badan dan berat badan menurun di tiap tahun berikutnya. Pola pertumbuhan bervariasi pada setiap individu. Masalah pertumbuhan bawaan
merupakan penyebab kekerdilan tubuh yang tidak biasa, sering kali anak dapat diobati dengan hormon. Biasanya pengobatan ini diarahkan ke pituitary, kelenjar
utama tubuh, yang terletak pada dasar otak. Kelenjar ini melepaskan hormon yang berhubungan dengan pertumbuhan Santrock.2007.hlm.160.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hurlock 1980.hlm.108, ciri-ciri awal masa kanak-kanak tercermin dalam sebutan : a sebutan yang digunakan orang tua sebagai usia yang
mengundang masalah atau usia sulit b sebutan yang digunakan para pendidik sebagai usia pra sekolah c sebutan yang digunakan para ahli psikologi sebagai usia
kelompok. Anak pada usia prasekolah akan semakin mampu dalam menyampaikan emosi
dirinya dan emosi orang lain. Pada usia 2-3 tahun, mereka akan mengalami peningkatan kosa kata untuk menggambarkan emosi dan belajar lebih banyak
mengenai penyebab dan konsekuensi dari suatu perasaan. Pada usia 4-5 tahun anak akan semakin mampu untuk merefleksikan emosi dan mulai memahami bahwa
sebuah kejadian dapat menimbulkan emosi yang berbeda pada orang yang berbeda Santrock, 2007.hlm.17.
Menurut Bahiyatun 2010.hlm.22, masa pra sekolah disebut juga masa kanak- kanak awal. Beberapa ciri perkembangan pada masa pra sekolah adalah : a
perkembangan motorik yaitu bertambah matangnya perkembangan otak yang mengatur sistem saraf otot neuromuskuler memungkinkan anak-anak usia inilebih
lincah dan aktif gerak b perkembangan bahasa dan berpikir yaitu kemampuan pada bahasa lisan anak akan berkembang karena terjadi pematangan dari organ-organ
bicara dan fungsi berpikir, juga karena lingkungan ikut membantu perkembangannya.
Pendidikan pra sekolah di Jepang berbeda dengan yang terdapat di Amerika Serikat. Pra sekolah Jepang searah dengan nilai kultural yang dapat diterima,
berpusat pada masyarakat. Sekolah tersebut menekankan keterampilan dan sikap
Universitas Sumatera Utara
yang menghadirkan keharmonisan kelompok, seperti mengucapkan salam kepada guru dengan benar Diane, 2010.hlm.356.
Menurut Nugraha 2012.hlm.2.26, variasi ciri perkembangan pada setiap anak yaitu : a Faktor Bawaan adalah sifat yang dibawa sejak anak lahir seperti penyabar,
pemarah, pendiam, banyak bicara, cerdas, atau tidak cerdas. Keadaan fisik seperti warna kulit, bentuk hidung, sampai rambut. Faktor bawaan merupakan warisan dari
sifat ibubapak, atau pengaruh sewaktu anak berada dalam kandungan, misalnya pengaruh gizi, dan penyakit. Faktor bawaan dapat mempercepat, menghambat, atau
melemahkan pengaruh dari lingkungan. b Faktor Lingkungan adalah faktor dari luar diri yang mempengaruhi proses
perkembangan anak. Faktor tersebut meliputi suasana dan cara pendidikan lingkungan tertentu, lingkungan rumah atau keluarganya, dan hal lain seperti sarana
dan prasarana yang tersedia misalnya alat bermain atau lapangan beramain. Faktor lingkungan dapat merangsang berkembangnya fungsi tertentu dari anak yang dapat
menghambat atau mengganggu kelangsungan perkembangan anak. Pada tahun 1995, tumbuh kembang seorang individual seorang anak harus
diperhatikan dari perkembangan fisik, perkembangan kognitif, parkembangan bahasa dan bicara, perkembangan sosial, perkembangan emosional, perkembangan
kemampuan kreativitas, serta perkembangan personalitas Julia, 2007.hlm.114. Menurut Hurlock 1980.hlm.111, tugas dalam perkembangan pada awal masa
kanak-kanak : a perkembangan fisik, yaitu : tinggi, berat, perbandingan tubuh, postur tubuh, tulang dan otot, lemak, gigi b kebiasaan fisiologis c keterampilan
pada awal masa kanak-kanak, yaitu : keterampilan tangan dan kaki d kemajuan
Universitas Sumatera Utara
berbicara dalam awal masa kanak-kanak, yaitu : peningkatan dalam pengertian, penigkatan dalam keterampilan berbicara isi pembicaraan dan jumlah bicara.
Menurut Wiwien 2008.hlm.92, pendekatan proses pendidikan terbagi menjadi: a pendekatan environmentalis b pendekatan hereditas c pendekatan
interaksionis. Menurut Christine 2008.hlm.9, perkembangan kecerdasan ada beberapa
bagian yaitu : a kecerdasan linguistik-verbal, yaitu mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini
secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran dalam berbicara, membaca, dan menulis b kecerdasan matematis-logis, yaitu kemampuan untuk
menangani bilangan dan perhitungan, pola pikir yang logis dan ilmiah c kecerdasan visual-spasial, yaitu kecerdasan yang dimiliki oleh arsitek, insinyur mesin, seniman,
fotografer, pilot, navigator, pemahat dan penemu d kecerdasan ritmik-musikal, yaitu diungkapkan melalui apresiasi musik rekaman maupun langsung, dan melalui
pendengaran irama natural yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari e kecerdasan kinestetik, yaitu membangun hubungan yang penting antara pikiran dan tubuh untuk
memeanipulasi objek dan menciptakan gerakan f kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana
hati, maksud dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak g kecerdasan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk memahami diri sendiri dan
bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
C. Dasar Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan orang tua terhadap pola asuh otoriter, otoritatif dan permisif pada anak usia pra sekolah di RA.Asy-
Universitas Sumatera Utara
syakirin. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
total sampling. Penelitian ini dilakukan di RA.Asy-syakirin Medan. Analisa data digunakan univariat. Hasil uji statistik diperoleh dari 35 responden mayoritas
berumur 26-40 tahun sebanyak 25 responden 71,4, berpendidikan mayoritas perguruan tinggi sebanyak 18 responden 51,4, pekerjaan mayoritas wiraswasta
sebanyak 18 responden 51,4, dan mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 27 responden 77,1. Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa pengetahuan
orangtua terhadap pola asuh otoriter, otoritatif, dan permisif pada anak usia pra sekolah, orangtua lebih banyak memilih pola asuh otoritatif yang diterapkan pada
anaknya. Penelitian yang dilakukan oleh fenia tentang Pola Asuh Orang Tua terhadap
Tingkat Kreativitas Anak pada tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan antara pola asuh orang tua dan tingkat kreatifitas anak di TK
Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kediri. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua dan anak-anak di TK
Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kediri. Menggunakan total sampling, diperoleh 132 responden yang memenuhi criteria inklusi. Independen variabelnya adalah pola
asuh orang tua sedangkan dependen variabelnya adalah tingkat kreativitas anak-anak. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara terstruktur dan kuesioner. Data-
data tersebut dianalisa menggunakan uji statistik lambda dengan tingkat kemaknaan p = 0.05. Hasilnya menunjukkan kemaknaan ρ = 0,028, yang berarti Ho ditolak,
sehingga terdapat hubungan antara tingkat kreativitas anak dan pola suh orang tua di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kediri.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh ika tentang Hubungan Tipe Pola Asuh Orang Tua Dengan EmotionalQuotient EQ Pada Anak Usia Prasekolah 3-5 Tahun Di
TK Islam Al-Fattaah Sumampir Purwokerto Utara. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tipe pola asuh orang tua dengan EQ pada
anak usia prasekolah 3-5 tahun di TK Islam Al-Fattaah Sumampir Purwokerto Utara. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 51orang tua siswa di TK Islam Al-
Fattaah Sumampir Purwokerto Utara. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tipe pola asuh
orang tua adalah kuesioner, sedangkan untuk mengumpulkan data tentang EQ anak dengan menggunakan lembar observasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah
analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di TK Islam Al-Fattaah Sumampir Purwokerto Utara. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua anak siswa di TK Islam Al-Fattaah Sumampir Purwokerto Utara yang berjumlah 126 anak dan seluruh orang tua dari anak yang ada
di TK Islam Al-Fattaah Sumampir Purwokerto Utara yang berjumlah 126 orang tua. Hasil analisis diketahui bahwa nilai p= 0,000, yaitu p a 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa, terdapat hubungan antara tipe pola asuh orang tua dengan EQ pada anak usia prasekolah di TK Islam Al-Fattaah Sumampir Purwokerto Utara.
Penelitian ini berbeda dari tujuan, desain penelitian, analisis data, jumlah sampel, populasi, variabel, dan responden peneliti ini melibatkan orang tua di
RA.Asy-syakirin, peneliti fenia melibatkan semua orang tua dan anak-anak di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kediri, sedangkan peneliti ika melibatkan semua
anak siswa di TK Islam Al-Fattaah Sumampir Purwokerto Utara yang berjumlah 126 anak dan seluruh orang tua dari anak yang ada di TK Islam Al-Fattaah
Sumampir Purwokerto Utara yang berjumlah 126 orang tua.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep