4. Communication Effects Pyramid Piramida Efek Komunikasi

sekitar garasi belakang rumah sampai tempat-tempat eksotis di dunia. Lighting merupakan efek pencahayaan yang ditampilkan dalam iklan televisi yang digunakan sebagai pelengkap iklan. Efek pencahayaan ini dapat juga digunakan untuk mempertegas suatu adegan yang muncul dalam iklan televisi. Efek ini juga sering dipakai untuk memanipulasi sebuah adegan-adegan yang dramatis pada sebuah iklan. Graphics merupakan keseluruhan efek grafis yang ada pada sebuah iklan televisi yang dapat berupa tulisan seperti ilustrasi tagline, info produk, dsb, desain grafis, ataupun ilustrasi foto. Ada juga yang dikenal dengan istilah stock footage yakni merupakan rekaman, baik yang berupa video ataupun gambar yang tidak mungkin diambil langsung pada saat syuting sebuah iklan, contohnya adalah rekaman dari satelit atau roket atau adegan Perang Dunia II. Dewasa ini unsur graphics cukup memegang peranan penting dalam sebuah iklan televisi karena didukung oleh perkembangan teknologi multimedia yang cukup pesat. Pacing merupakan kecepatan dari setiap frame ataupun adegan yang ditampilkan dalam sebuah iklan televisi. Pacing mendeskripsikan seberapa cepat atau seberapa lambat sebuah adegan iklan itu berlangsung. Ada beberapa pesan dari iklan televisi yang lebih bagus menggunakan pacing yang lambat. Namun ada juga yang malah jauh lebih baik ditampilkan dengan pacing yang cepat Wells, et al, 1992: 459-460.

2. 4. Communication Effects Pyramid Piramida Efek Komunikasi

Universitas Sumatera Utara Iklan dan promosi merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dibangun seperti sebuah piramida. Proses pertama adalah pencapaian tujuan pada level-level piramida yang kebih rendah yakni pada tahap awareness kesadaran dan tahap knowledge pengetahuan tahap comprehension pemahaman. Tahap berikutnya adalah mengajak para konsumen yang sebelumnya telah cukup aware atau cukup sadar dan telah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang suatu produk baik yang berupa barang atau jasa menuju level yang lebih tinggi di piramida. Piramida komunikasi ini memiliki tingkat kesulitannya tersendiri dalam mencapai level-level yang ada di dalamnya. Pada piramida komunikasi ini level awal yang terletak di dasar piramida cenderung lebih mudah dilakukan daripada level-level di atasnya seperti pada tahap trial percobaan atau tahap repurchase pembelian kembali. Tabel 4. Universitas Sumatera Utara Efek Iklan pada Konsumen: Pergerakan dari Tahap Penyadaran menuju Tindakan Membeli Dimensi-Dimensi Tingkah Laku yang Berhubungan Pergerakan Menuju Tindakan Membeli Contoh dari Tipe-tipe Iklan atau Promosi yang Relevan pada Tiap Tahap Konatif : Bidang Motif. Iklan menstimulasi atau mengarahkan keinginan. Afektif: Bidang Emosi. Iklan mengubah sikap dan perasaan. Kognitif: Bidang pikiran. Iklan menyediakan informasi dan fakta Purchase Tindakan Membeli Conviction Tahap Peneguhan Preference Tahap Pemilihan Liking Tahap Menyukai Knowledge Tahap Pengetahuan Awareness Tahap Penyadaran Point-of-Purchase Iklan Toko Eceran Deals ”Last Chance Offers” Daya Tarik Harga Testimonial Iklan-iklan Kompetitif Argumentative Copy. ”Image” copy Status Daya tarik yang glamor Pengumuman Descriptive Copy Iklan-Iklan terkategorikan Slogan Jingle Skywriting Teaser Campaigns Belch, 1995: 225 Universitas Sumatera Utara Tahap demi tahap pada piramida efek komunikasi adalah sebagai berikut: Tahap pertama dari piramida komunikasi mempunyai tujuan utama untuk menciptakan tingkat kesadaran yang tinggi akan sebuah produk diantara target konsumennya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara repetisi iklan yang gencar di media massa yang segmentasi pasarnya sesuai dengan segmentasi produk yang diiklankan. Tahap berikutnya di piramida komunikasi adalah mengkomunikasikan informasi sehingga target konsumen tidak hanya ”sadar” akan sebuah produk tetapi juga cukup mengerti mengenai fitur serta keunggulan dari produk yang diiklankan. Pada tahap ini sebuah iklan dituntut untuk dapat mengkomunikasikan bahwa produknyalah yang terbaik diantara produk lain yang sejenis. Pada tahap selanjutnya, kampanye promosi ataupun iklan didesain semaksimal mungkin untuk menciptakan perasaan positif para konsumen terhadap produk setelah melihat iklan tersebut. Para konsumen yang sebelumnya telah cukup ”sadar” terhadap sebuah merek harus diarahkan menuju tahap afektif yakni tahap Liking menyukai dan Preference pemilihan. Iklan tersebut juga harus mengkomunikasikan secara efektif tentang keunggulan-keunggulan produknya untuk menciptakan citra yang menarik bagi produk tersebut. Setelah tahap di atas tercapai, target konsumen akan bergerak menuju tahap tindakan pada level paling atas piramida. Pada tahap ini rencana promosi juga didesain untuk menciptakan sikap konsumen yang ”mencoba” produk tersebut, yang nantinya akan dipengaruhi bukan hanya oleh iklan tetapi juga teknik promosi penjualan seperti ”sampling” pemberian suatu produk kepada konsumen secara cuma-cuma dan sebagainya. Tujuan paling utama dari rencana Universitas Sumatera Utara promosi adalah untuk membuat konsumen menjadi loyal terhadap merek yang diiklankan. Hal ini bertujuan agar para konsumen tersebut akan membeli ulang produk yang diiklankan. Pembelian ulang dan penggunaan secara reguler daris ebuah produk akan tergantung kepda evaluasi para konsumen setelah menggunakannya. Program promosi ini tentu saja membutuhkan iklan dan promosi penjualan yang berkesinambungan. Hal ini dibutuhkan bukan hanya untuk mempertahankan para konsumen yang telah mencoba dan menggunakan produk secara reguler, namun juga untuk mengajak konsumen-konsumen baru melalui piramida komunikasi agar mencoba menggunakan produk tersebut. Jadi pada tahap akhir piramida komunikasi memiliki tujuan untuk mengembangkan, memelihara dan menjaga agar konsumennya tetap menggunakan suatu produk secara teratur. Gambar 3. Communication Effects Pyramid Re- purchase Trial Preference Liking KnowledgeComprehension Awareness Belch, 1995: 226 Universitas Sumatera Utara

2. 5. Model of Copy Testing Effect