Stres Saudara Kandung TINJAUAN PUSTAKA
dan orang dewasa lainnya. Namun anak juga dapat mengalami perasaan inferior
yang terjadi
akibat ketidaksuksesan
perkembangan keterampilan dan mencari teman Nasir dan Muhith, 2011. Rasa
inferioritas yakni perasaan kurang berharga dapat diperoleh dari anak itu sendiri maupun lingkungan sosial mereka. Banyak anak mengalami
stres akibat konflik di rumah, lingkungan sekolah, dan komunitas lingkungan Wong, 2009.
Jika dilihat berdasarkan teori tugas perkembangan menurut Robert Havighurst dalam Nasir dan Muhith 2011, menyebutkan tahap
perkembangan anak usia sekolah diantaranya belajar bergaul dengan teman sebaya, belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas dan
feminitas, mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, membangun moralias, pencapaian kemandirian
dan membangun perilaku dalam kelompok sosial maupun institusi sekolah.
Teori perkembangan kognitif Piaget juga menjelaskan bahwa pada usia 8-11 tahun anak memasuki tahap operasional konkret dimana anak
mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk
bisa memecahkannya.
Sedangkan berdasarkan
teori perkembangan moral Kohlberg, anak usia 9-11 tahun memasuki tingkat
morelitas konvensional dimana keinginan untuk menyenangkan dan membantu orang lain merupakan hal yang paling sering Nasir dan
Muhith, 2011.
Wong 2009 mengkategorikan remaja dalam tiga tahap yaitu usia 11-14 tahun merupakan periode remaja awal, usia 15-17 tahun periode
remaja pertengahan, dan usia 18-20 tahun sebagai periode remaja akhir. Ketika anak memasuki usia remaja, pemikiran dan perilaku mereka
berfluktuasi antara masa anak dan masa dewasa. Mereka tumbuh dewasa dan dengan cepat menuju ke arah kematangan yang mungkin
melampaui koping mereka Wong, 2009. Banyak hal yang dialami dan terjadi pada masa remaja. Apabila masa ini tidak ditangani secara
bijaksana dan dihadapi dengan baik maka timbul stres yang berdampak pada kedewasaan seseorang Mumpuni Wulandari, 2010.
Pada remaja, konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologis, lebih menyesuaikan diri dengan standar kelompok, dan timbul
perasaaan takut ditolak oleh teman sebaya. Pada tahap ini hubungan anak dengan orang tua mencapai titik terendah dimana anak mulai
melepaskan diri dari orang tua. Suasana hati berubah-ubah emosi labil sehingga stres meningkat terutama pada saat terjadi konflik Nasir dan
Muhith, 2011. Pada remaja dapat terjadi kegagalan dalam mengembangkan rasa
identitas, yaitu kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak adekuat, isolasi, dan keragu-raguan. Remaja memiliki tugas
perkembangan yaitu membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman sebaya, pencapaian peran sosial, dan pencapaian
kemandirian emosi baik dari orang tua, saudara, maupun orang lain Nasir dan Muhith, 2011.
Bagan 2.1. Kerangka Teori
Sumber: Nasir dan Muhith 2011,
Maramis 2004, Fauziah 2005, Kristanti 2013, Ambarini 2006
Sumber-sumber stres:
- Sumber stres dari
individu
- Sumber stres dalam
keluarga
- Sumber stres dalam
lingkungan dan
komunitas. Autisme
Stres Saudara kandung
Karakteristik Saudara Kandung:
- Jenis kelamin
- Usia
- Urutan lahir
Dampak stres:
- Perilaku yang tidak efisien dan tidak
efektif -
Tidak mampu memanfaatkan sumber daya yang adaptif
- Sedikit menggunakan sistem
- Membebani dan mempengaruhi
kepribadian -
Menurunkan kemampuan dalam melawan virus atau bakteri
- Lapang persepsi semakin
menyempit -
Proses kognisi menjadi kaku -
Mengganggu kesehatan fisik dan emosi
- Menghancurkan motivasi
- Dapat merusak hubungan pribadi
individu dengan sosialnya
Penyebab Stres:
- Frustasi
- Konflik
- Krisis
- Tekanan
Orang tua
33