KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

Tabel 2.7 Lanjutan Tipe jalan bebas hambatan Lebar efektif jalur lalu lintas We FW V kmjam Tipe Alinyemen Datar Datar Datar Dua-lajur tak terbagi Total 6,5 7,0 7,5 -2 1 -1 1 -1 1 Sumber : MKJI 1997

2.6 KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

Arus lalu lintas adalah proses stokastik, dengan variasi-variasi acak dalam hal karakteristik kenderaandan karakteristik pengemudi serta interaksi di antara keduanya C. Jotin dan B. Kent, 2003. Ada 3 parameter utama yang digunakan untuk menganalisis karakteristik arus lalu lintas, yaitu kecepatan S, volume V, dan kepadatan D. 2.6.1 Kecepatan S Kecepatan didefenisikan sebagai suatu laju pergerakan, seperti jarak persatuan waktu, umumnya dalam kilometerjam atau miljam mph. Persamaan umumnya dinyatakan sebagai berikut : 2.4 Dimana, S = kecepatan lalu lintas kmjam d = jarak tempuh kenderaan km,m t = waktu tempuh kenderaan jam,detik Universitas Sumatera Utara Kecepatan pada umumnya dibagi menjadi 3 tiga jenis, yaitu : 1. Kecepatan setempat spot speed Kecepatan setempat spot speed kecepatan kendaraan pada suatu saat diukur dari suatu tempat yang ditentukan. Kecepatan setempat bisa diukur menggunakan beberpa alat, seperti : - Enoscope Alat ini terdiri dari sebuah kotak terbuka yang berisi sebuah cermin yang dipasang pada tripod pada tepi jalan sedemikian rupa sehingga jalur pandangn pengamatan berbelok 90 o . Pengamat berdiri pada ujung suatu bagian dengan enoscope pada bagian lain, dan mencatat waktu lewat suatu kendaraan yang melewati bagian ini dengan memakai stop-watch dengan ketelitian 110 detik. Alat ini hanya bisa digunakan pada jalan dengan lalu lintas kecil dan apabila kecepatannya tinggi maka jarak pengukuran waktu yang lebih panjang diperlukan. - Alat pencatat waktu elektronik Metode operasi pada alat ini adalah menghitung pada alat hitung counter jumlah pulsa yang diterima dari osilator kristal selama lewatnya roda depan suatu mobil pada dua tabung pneumatis di jalan. Lewatnya kendaraan pada tabung pertama akan menyebarkan suatu pulsa tekanan pada suatu tombol diafragma yang akan memulai operasi perhitungan waktu dan sebuah difragma lainnya akan menghentikan pencatatan waktu bila roda melewati tabung kedua. Universitas Sumatera Utara - Meter Kecepatan Radar dan Alat-Alat Optik Alat ini memancarkan gelombang elektro megnetik frekuensi tinggi dengan berkas sempit menuju kendaraan yang dipilih dan gelombang yang dipantulkan, yang panjangnya berubah tergantung pada kecepatan mobil, dikembalikan kepada unit penerima yang dikalibrasi untuk merekam langsung kecepatan setempat. - Fotografi Perekam Waktu time-lapse , Video dan Perekam Pena Metode ini memakai suatu kamera untuk merekam jarak yang ditempuh suatu kendaraan dalam periode waktu singkat yang dipilih. 2. Kecepatan Bergerak running speed Kecepatan Bergerak running speed adalah kecepatan kendaraan rata-rata pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak dan didapat dengan membagi panjang jalur dibagi dengan lama waktu kendaraan bergerak menempuh jalur tersebut. 3. Kecepatan Perjalanan jouney speed Kecepatan Perjalanan jouney speed adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat, dan merupakan jarak dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan lama waktu ini mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh hambatan penundaan lalu lintas. Universitas Sumatera Utara 2.6.2 Volume V Volume adalah sebuah peubah variabel yang paling penting pada teknik lalu lintas, dan pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang berhubungan dengan jumlah gerakan per satuan waktu pada lokasi tertentu F.D. Hobbs, 1995. Volume lalu lintas biasanya dinyatakan dalam satu satuan kenderaanjam smpjam. Untuk mendapatkan volume dalam satuan smp maka diperlukan faktor konversi dari berbagai macam kendaraan menjadi mobil penumpang, yaitu faktor ekuivalen mobil penumpang emp. Tabel 2.8 Ekuivalensi Kendaraan Penumpang emp untuk MW 22 UD JALAN Tipe Alinyemen Total Arus kendjam Emp MHV LB LT Datar 900 1.450 ≥2100 1,2 1,8 1,5 1,3 1,2 1,8 1,6 1,5 1,8 2,7 2,5 2,5 Bukit 700 1.200 ≥1.800 1,2 1,8 1,5 1,3 1,6 2,5 2,0 1,7 5,2 5,0 4,0 3,2 Gunung 500 1.000 ≥1.450 3,5 3,0 2,5 1,9 2,5 3,2 2,5 2,2 6,0 5,5 5,0 4,0 Sumber : MKJI 1997 Tabel 2.9 Ekuivalensi Kendaraan Penumpang emp untuk MW 42 D JALAN Tipe Alinyemen Total Arus kendjam Emp MW terbagi per arah kendjam MHV LB LT Datar 1250 2250 ≥2800 1,2 1,4 1,6 1,3 1,2 1,4 1,7 1,5 1,6 2,0 2,5 2,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.9 Lanjutan Tipe Alinyemen Total Arus kendjam Emp MW terbagi per arah kendjam MHV LB LT Bukit 900 1700 ≥2250 1,5 2,0 2,2 1,8 1,6 2,0 2,3 1,9 4,8 4,6 4,3 3,5 Gunung 700 1450 ≥2000 3,2 2 2.0 2,0 2,2 2,6 2,9 2,4 5,5 5,1 4,8 3,8 Sumber : MKJI 1997 Tabel 2.10 Ekuivalensi Kendaraan Penumpang emp untuk MW 62 D JALAN Tipe Alinyemen Arus kendjam Emp MW terbagi per arah kendjam MHV LB LT Datar 1.900 3.400 ≥4.150 1,2 1,4 1,6 1,3 1,2 1,4 1,7 1,5 1,6 2,0 2,5 2,0 Bukit 1.450 2.600 ≥3.300 1,8 2,0 2,2 1,8 1,6 2,0 2,3 1,9 4,8 4,6 4,3 3,5 Gunung 1.150 2.150 ≥3.000 3,2 2,9 2.6 2,0 2,2 2,6 2,9 2,4 5,5 5,1 4,8 3,8 Sumber : MKJI 1997 Keterangan: LV Kendaraan Ringan = kendaraan bermotor ber as dua dengan 4 empat roda dan dengan jarak as 2,0 m - 3,0 m Universitas Sumatera Utara meliputi: mobil penumpang, oplet, mikrobis,pick-up dan truk kecil MHV Kendaraan Berat = kendaraan bermotor dengan dua gandar, dengan jarak menengah 3,5 m - 5,0 mtermasuk bis kecil, truk dua as dengan dengan enam roda LT Truk Besar = truk tiga gandar dan truk kombinasi dengan jarak gandar 3,5 m LB Bis Besar = bis dengan dua atau tiga gandar dengan jarak as 5,0 m - 6,0 m. 2.6.3 Kepadatan D Kepadatan didefenisikan sebagai jumlah kenderaan yang menempati suatu panjang tertentu dari lajur atau jalan, dirata-ratakan terhadap waktu, biasanya dinyatakan dengan kenderaan per km kendkm. Nilai kepadatan diperoleh dari hasil bagi antara volume terhadap kecepatan kendaraan yang diperoleh dari hasil survei dilapangan. 2.5 Dimana, D = kepadatan lalu lintas kendkm V = volume lalu lintas kapasitas lalu lintas kendjam S = kecepatan lalu lintas kmjam, mdet Universitas Sumatera Utara

2.7 MODEL