KTK yang rendah sehingga memiliki sub kelas S2
wa nr
, serta tanah bereaksi basa yang dicirikan oleh pH H
2
O 7,3. Hardjowigeno 2007 menjelaskan bahwa pH yang tinggi merangsang tanah kahat Fe bila dalam kondisi aerob dan kahat Zn
bila kondisi anaerob atau tergenang. Potensial kehilangan N tinggi melalui volatilisasi bila pemberian pupuk N disebar. Kemungkinan terjadi fiksasi NH
4
oleh liat tipe 2:1.
Faktor pembatas utama pada klasiifikasi kesesuaian lahan adalah ketersediaan air wa yang diakibatkan oleh curah hujan di daerah penelitian
yang lebih rendah daripada syarat tumbuh yang diharapkan tanaman tebu. Tanaman tebu dalam pertumbuhannya sangat membutuhkan banyak air akan
tetapi tidak menghendaki adanya genangan. Curah hujan yang sangat rendah di wilayah ini menjadi faktor pembatas utama dalam pertumbuhan tanaman tebu.
2. Kecamatan Klampis
Kecamatan Klampis merupakan wilayah berbukit yang memiliki formasi pedologi dengan jenis tanah Alfisols dan berbahan induk kapur. Kemiringan
lereng berkisar antara 1 – 13 . Lokasi pengambilan sampel tanah di kecamatan
Klampis tersebar di tiga desa meliputi desa Buluk Agung. Larangan Glintong dan Mrandung. Beberapa varietas tebu yang telah dibudidayakan di kecamatan
klampis adalah PS 862, PS 864 dan PS 921 a. Desa Buluk Agung
Buluk Agung merupakan daerah berbukit dengan ketinggian 17 – 22 m
dpl. Kemiringan wilayah berkisar antara 1 – 5. Warna tanah didaerah ini adalah
Olive Yellow dengan hue - value - chroma 2,5 Y 68 dan Yellowish Red dengan hue - value - chroma 5 YR 56. Hasil evaluasi lahan menunjukkan bahwa wilayah
Buluk Agung memiliki unit LC
k
1-5 dalam kelas klasifikasi kemampuan kesuburan tanah. Sedangkan pada klasifikasi kesesuaian lahan, daerah tersebut
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memiliki sub kelas S2
wa rc nr eh pl
. Faktor pembatas kemampuan kesuburan tanah hanya pada cadangan mineral K yang rendah. Hal ini berkorelasi dengan kelas
kesesuaian lahan yang juga memiliki faktor pembatas nr yaitu pada nilai KTK yang rendah yaitu 7,24 Cmolkg. Faktor pembatas lain pada kelas kesesuaian
lahan adalah ketersediaan air wa, media perakaran rc , bahaya erosi eh, dan penyiapan lahan pl.
Kegiatan erosi yang terjadi di wilayah Buluk Agung tergolong ringan dengan kelas S2 pada kelas kesesuaian lahan. Hal ini bermuara pada degradasi
lahan yang tergambar dengan jelas pada tipe dan subtipe kemampuan kesuburan tanah yang memiliki tipe dan subtipe LC. Sedangkan faktor rc Root
Characteristic pada kelas kesesuaian lahan terkendala pada kedalaman tanah. Kedalaman tanah pada lokasi pengambilan sample tanah adalah 75 cm
sedangkan tanaman tebu menghendaki kedalaman tanah 75 cm untuk pertumbuhan optimalnya.
b. Desa Larangan Glintong Larangan Glintong adalah wilayah yang paling bergelombang dari seluruh
lokasi penelitian. Ketinggian tempat berkisar antara 42-52 m dpl. Kemiringan wilayah berkisar antara 1-13. Wilayah ini memiliki jenis tanah Alfisols dengan
formasi pedologi dan berbahan induk kapur. Daerah ini merupakan daerah yang telah mengalami degradasi lahan. Terbukti dengan ditemukannya banyak
permukaan batuan Rock yang terlihat pada top soil Lihat gambar 4. Akan tetapi masih banyak pula lahan yang berpotensi untuk dikembangkan
berdasarkan hasil evaluasi lahan. Vegetasi yang paling banyak ditemukan adalah jati dan siwalan dimana tumbuhan ini sering digunakan sebagai indikator
lahan marginal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hasil evaluasi lahan menunjukkan bahwa wilayah Larangan Glintong memiliki sub kelas S2
wa rc nr eh pl
pada klasifikasi kesesuaian lahan dan memiliki unit C
k
1-13 pada klasifikasi kemampuan kesuburan tanah. Faktor pembatas pada sub kelas kesesuaian lahan adalah ketersesiaan air
wa
, media perakaran
rc
, retensi hara
nr
, bahaya erosi
eh
, dan penyiapan lahan
pl
. Faktor penghambat pada ketersediaan air
wa
tetap pada curah hujan yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki tanaman tebu untuk syarat tumbuhnya. Faktor
penghambat media perakaran
rc
adalah pada kedalaman tanah yang 75 cm sedangkan tanaman tebu menghendaki pertumbuhannya pada tanah yang
memiliki solum 75 cm.
Gambar 3. Lapisan Batuan Rock yang Muncul Di Permukaan Top soil di Daerah Larangan
Glintong
Faktor penghambat retensi hara nr pada klasifikasi kesesuaian lahan adalah rendahnya KTK yang dihitung dari jumlah basa-basa dapat ditukar.
Konsekuensinya adalah kemampuan tanah Alfisols ini dalam menahan unsur hara, baik yang ada dalam tanah maupun yang diberikan melalui pupuk, sangat
rendah.
Faktor penghambat terakhir adalah penyiapan lahan lp. Dalam hal ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
faktor utama adalah jumlah prosentase batuan di permukaan dan singkapan batuan adalah 15 . Singkapan batuan berpengaruh terhadap penggunaan
lahan dan pengelolaan lahan. Persentase batuan yang tinggi terhadap keseluruhan tanah berpengaruh juga terhadap pertumbuhan perakaran tanaman
tebu. Perakaran tanaman tebu akan mengalami kesulitan menembus tanah dan mencari ruang untuk memperoleh hara dan air yang dibutuhkan.
c. Desa Mrandung Desa Mrandung merupakan wilayah dengan topografi yang beragam.
Beberapa diantaranya memiliki relief datar dan lainnya berbukit. Jenis tanah wilayah ini adalah Alfisols dengan formasi geologi dan berbahan induk kapur.
Ketinggian tempat berkisar antara 24-30 m dpl. Sedangkan kemiringan wilayah berkisar antara 1-5.
Vegetasi yang banyak ditemukan di wilayah ini adalah tanaman tebu dengan varietas PS 921 dan tanaman padi. Wilayah Mrandung memiliki
karakteristik tanah dengan warna Yellowish Red dengan hue - value - chroma 5 YR 58 dan Brownish Yellow dengan hue - value - chroma 10 YR 78. Jumlah
batuan permukaan tergolong cukup banyak Lihat gambar 5
Gambar 5. Singkapan Batuan yang Melebihi 15
di Desa
Mrandung, Kecamatan Klampis
.
Hasil Evaluasi lahan menunjukkan bahwa wilayah desa Mrandung
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memiliki sub kelas S2
wa rc eh pl
pada klasifikasi kesesuaian lahan dan memiliki unit LR
”
k
1-5 pada klasifikasi kemampuan kesuburan tanah. Dapat dilihat dengan jelas hubungan keterkaitan antara kelas kesesuaan lahan faktor pembatasnya
adalah media perakaran dengan faktor kedalaman tanah Lihat tabel 12 dan bahaya erosi yang tergolong dalam S2
eh
dengan kelas kemampuan kesuburan tanah yamg memiliki sub tipe R dimana hal ini berarti tanah mengalami
degradasi yang cukup berat sehingga mengikis tanah lapisan atas top soil dan pada akhirnya dalam kedalaman 75 cm telah ditemukan lapisan tidak tembus
akar yaitu Rock. Faktor penghambat lain untuk klasifikasi kesesuaian lahan adalah ketersediaan air
wa
yang masih berkaitan dengan rendahnya curah hujan di kawasan tersebut, bahaya erosi
eh
yang akan tetap terjadi mengingat lapisan top soil yang semakin menipis dan faktor penyiapan lahan dimana faktor
utama adalah jumlah persentase batuan di permukaan dan singkapan batuan melebihi batas toleran dalam pertumbuhan tanaman tebu yang optimal
3. Kecamatan Tanah Merah