2.4.4. Unsur – unsur Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi 2001:164 unsur pokok pengendalian intern adalah:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas. 2.
sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan,
dan biaya. 3.
Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Sedangkan American Institute of Certified Publik Accuntant
AICPA tentang pengendalian intern yang dialih bahasa oleh Soemarjo Tjitrosidojo Samsul dan Mustofa,1992:75 memberikan ciri – ciri suatu
sistem pengendalian intern yang memuaskan mencakup hal – hal berikut : 1.
Suatu organisasi yang didalamnya terdapat pemisahan yang sesuai di antara berbagai tanggung jawab fungsional.
2. Suatu sistem pengotorisasian pemberian wewenang dan prosedur
pencatatan yang memadai, untuk memungkinkan pengendalian akunting yang wajar atas harga utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktek – praktek yang sehat untuk digunakan diterapkan dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi masing – masing bagian operasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Derajat mutu para pegawai yang cocok dengan tanggung jawab
mereka. Jadi unsur pengendalian intern terdiri dari struktur organisasi yang
memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya, Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, karyawan
yang bermutu.
2.4.5. Sistem Pengendalian Intern Persediaan
Pengendalian intern terhadap persediaan dapat mencapai efektifitas yang maksimal dalam sistem apabila diterapkan pencatatan yang cermat
dan lengkap serta pengkoordinasian kegiatan kepada berbagai tingakat operasi. Menurut Wilson dan Campbell 1986:449 untuk menghindarkan
kekurangan dan koreksi persediaan karena kelemahan pengendalian intern, maka dapat diterapkan cara – cara sebagai berikut :
1. Memelihara tempat yang aman bagi bahan
2. Pemindahan bahan baku dari satu lokasi ke lokasi lainnya harus
dilakukan sesuai surat permintaan yang telah disetujui oleh yang berwenang
3. Pemisahan tugas sehingga mereka yang menyelenggarakan catatan
pembukuan tidak menangani penerimaan ataupun pengeluaran bahan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Mengadakan inventarisasi persediaan secara rotasi dan hasilnya
direkonsiliasi dengan catatan persediaan 5.
Mengharuskan auditor intern untuk melakukan penilaian secara mendalam mengenai sistem pengendalian persediaan
6. Menganalisa catatan persediaan untuk menetapkan setiap
kelemahan yang mungkin terjadi 7.
Mengevaluasi tenaga kerja yang menangani persediaan dan mengecek latar belakang mereka
8. Melakukan survey periodik mengenai keamanan persediaan dan
mengeliminasi kesempatan berbuat curang. Jadi pengendalian intern terhadap persediaan dapat mencapai
efektifitas yang maksimal dalam sistem apabila diterapkan pencatatan yang cermat dan lengkap serta pengkoordinasian kegiatan kepada berbagai
tingkat operasi.
2.4.6. Pengendalian Intern Sistem Penghitung Fisik Persediaan.