4
menjadi pelaku seni yang handal dan bertanggung jawab” dan AMFPA merupakan yayasan yang memberikan wadah bagi mereka yang memiliki
keterbatasan fisik yaitu tidak dapat menggunakan kedua tangan untuk berkarya. Salah satu hasil nyata dari ketekunan seorang pelukis penyandang cacat
yang telah berprestasi hingga international adalah Agus. Agus merupakan anggota dari Yayasan Pelukis Mulut dan Kaki Internasional yang berpusat di
Swiss. Setiap bulan, Agus harus mengirim tiga lukisan ke Swiss. Untuk tiga lukisannya itu, Agus mendapat bayaran sebesar Rp6 juta. Setelah diseleksi, jika
dari lukisan-lukisan yang dikirimnya itu memenuhi syarat untuk dikomersilkan, apakah itu untuk motif post card, diikutkan pameran, dan bahkan dijual, Agus
dibayar sebesar Rp6 juta per lukisan yang lolos seleksi. Selama tujuh tahun berkiprah di yayasan itu, Agus menghitung telah 30 buah lukisannya yang telah
lolos seleksi. Dengan dana telah dikumpulkannya itu, Agus berharap bisa mewujudkan cita-citanya untuk membuka sanggar seni lukis bagi para
penyandang cacat. Sofwan, 2009 Dari isu –isu tersebut perlu adanya fasilitas yang dapat menampung
kebutuhan mereka para Penyandang cacat dalam hal berkreatifitas dan berkarya terutama di bidang seni lukis, dan juga menjadi tempat untuk mengelola dan
menyalurkan bakat-bakat seni lukis di Surabaya. Salah satunya dengan mendirikan sebuah sanggar seni lukis yang dikhususkan untuk kaum difabel,
dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung kondisi mereka. Sehingga dengan adanya wadah tersebut mereka akan dapat mengapresiasikan kreasi seni mereka
diatas kanvas dan dapat menjadi profesi bagi mereka.
1.2 Tujuan dan Sasaran Perancangan
Maksud dan tujuan hadirnya Sanggar Seni Lukis difabel di Surabaya ini lebih ditekankan untuk memberi tempat bagi para difabel untuk berkarya dan
berprofesi dibidang seni lukis .
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
Beberapa maksud dan tujuan tersebut antara lain:
Tujuan yang dicapai:
• Menyalurkan dan meningkatkan bakat seni masyrakat Surabaya terutama bagi
penyandang cacat. •
Memberikan keterampilan seni melukis bagi para kaum difabel sehingga mereka menjadi lebih produktif meski dalam keterbatasan fisik.
• Mendukung program Pemerintah yaitu menciptakan kesetaraan hak bagi
penyandang cacat, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 4 Tahun 1997 tentang Kesetaraan Hak Penyandang Cacat.
Sasaran yang dicapai
• Mendapatkan bangunan publik yang aksesibel nyaman diakses oleh
penderita keterbatasan fisik para difable. •
Mendapatkan bangunan yang berfungsi sebagai Sanggar Seni Lukis untuk kaum difabel yang memadai dan dapat mewadai kegiatan-kegiatan
didalamnya dengan baik.
1.3 Batas dan Asumsi
Obyek rancangan ini dibatasi khusus bagi kaum Difabel .Aspek yang dilayani dalam rancangan ini adalah bagi anak tuna daksa mulai dari umur 3tahun sd
15tahun yang melukis dengan menggunakan kaki atau mulut. Dengan pendekatan alam rancangan ini dihadirkan, yang juga sebagai materi pembelajaran bagi
mereka. Jumlah Penderita anak Tuna Daksa dari hasil survei Dinas Sosial yang terdata
sekitar 652 anak pada tahun 2009, diasumsikan sekitar 40 dapat ditampung, dikarenakan proyek ini hanya menampung anak yang memiliki disfunction
terhadap tangan mereka. Kepemilikan proyek di asumsikan milik yayasan, sehingga perlu adanya
pertimbangan faktor benefit untuk keberlangsungan sanggar ini.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
1.4 Metode Perancangan
Dalam menyelesaikan rancangan ini dengan baik maka perlu adanya beberapa metoda atau tahapan yang perlu dilakukan. Adapun tahapan tesebut dala
menyelesaiakan gagasan tersebut yaitu : A.
Pengumpulan Data Merupakan langka awal untuk mendapatkan keterangan atau infromasi
yang penting baik yang bersifat fisik atau nonfisik dari rancangan Sanggara Seni Lukis Difabel. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa cara
yaitu, dari Studi literature, studi banding, studi lapangan, serta wawancara dengan pihak terkait.
• Studi Literatur :
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai pokok permasalahan, perlu adanya Literature yang sesuai dengan permasalahan
yang diambil yaitu : 1.
Persyaratan teknis aksesibilitas pada bangunan umum dan lingkungan. KEPMEN. No. 468 KPTS 1998
2. Ernest Neuferts Standar. Jilid 1 dan 2, versi Bahasa Indonesia
• Studi lapangan:
Bertujuan untuk memperoleh gambaran obyektif tentang arah perencanaan yang berhubungan dengan proyek yang direncanakan,yaitu
dengan melakukan pengamatan langsung terhadap studi kasus •
Wawancara: Wawancara merupakan metoda yang dipakai untuk mengetahui data-data
atau informasi yang penting dari pihak-pihak yang telah berpengalaman yang berkaitan dengan judul tersebut. Sehingga bisa menjadi bahan
perbandingan dari data teori dan praktek.
B. Identifikasi Obyek Rancangan
Langka kedua yang dilakukan yaitu dengan melakukan analisa terhadap data-data yang diperoleh dari studi dan wawancara pada tahap pengumpulan
data, sehingga dapat ditarik kesimpulan masalah-masalah yang ada dari hasil analisa tersebut. Permasalahan ini yang akan dijadikan sebagai acuan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk merencanakan sebuah rancangan. Identifikasi Obyek rancangan meliputi :
• Mengidentifikasi dari studi kasus yang sesuai atau berkaitan dengan
judul proyek •
Memperhatikan kebutuhan pengguna sesuai kegiatan didalam rancangan •
Analisa obyek rancangan terhadap pengguna dan lingkungan sekitar C.
Konsep rancangan Setelah melalui proses identifikasi obyek dapat diketahui kebutuhan dan
solusi dari rancangan tersebut, sehingga pada tahap ini pedekatanya mengarah kepada design awal dan ide bentuk.
- Uraian
7 Diagram 1.1 Tahapan Perancangan
sumber : MK Azas Metode Perancangan Pendekatan
R Interpretasi
Studi obyek
Analisa dan
Kompilasi Standart
Pengumpulan Data
Refrensi Azas
dan Metode Perancangan
Penyusunan dan
Tema Gagasan
Ide Pengembangan
Ide
Konsep Rancang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
1.5 Sistematika Laporan