Setting Rumah Rosyid Rumah Delia Medium Shot

c. Setting

a. Rumah Rosyid

Gambar 4.10 keadaan depan rumah dan meja makan keluarga Rosyid Pada gambar diatas menunjukkan rumah keluarga Rosyid dan isi dari dalamnya keluarga Rosyid. Disitu terlihat jelas bahwa kehidupan Rosyid sangat sederhana dan pas-pasan dengan konsep rumah model kuno, desain meja makannya dari baha kayu jati yang tidak dilapisi kaca diatasnya, dengan samping kanan kirinya banyak lemari-lemari buku dan ruang buat keluarga. Itu merupakan dari keluarga yang dari golongan ekonomi tidak terlalu kaya dan sangat sederhana.

b. Rumah Delia

Gambar 4.11 keadaan depan rumah dan meja makan keluarga Delia Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pada gambar diatas menunjukkan gambaran rumah dari Delia yang sebenarnya sebuah mobil yang diparkir didepan halaman rumah yang memiliki pagar dan desain ruang meja makan yang sangat berbeda dengan kehidupan Rosyid, disekitar ruang meja makan berkursi yang bagus dan di tiap dinding- dindingnya dipenuhi dengan lukisan atau gambar-gambar yang menunjukkan dari kehidupan yang ekonomis dan modern, Delia yang kaya dan berstatus agama,yaitu Nasrani. Pada gambar tersebut merupakan sebuah keadaan dimana kehidupan dari keluarga Delia yang Nasrani sangat memadai dari tingkatan ekonomi maupun sosial dibandingkan Rosyid.

d. Dialog

Tidak semua dialog dalam penelitian ini akan dibahas, melainkan hanya beberapa penggalan scene atau adegan yang menampakkan berbagai representasi cinta yang mulai dari cinta kepada kedua orang tuanya Philia, cinta kepada lawan jenis eros dan amor dan cinta pyang tidak dibolehkan dalam ajaran manapun, yaitu cinta yang beda agama. Dalam penelitian ini yang dibahas adalah dialog yang merepresentasikan cinta yang tersimpan didalam film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta”. Visual : internal. Dalam restoran Medium shot, karena gambar yang Nampak adalah pengambilan gambar dari kepala sampai lutut. Mimik : muka Rosyid dan Delia yang sedang khusuk berdoa sebelum makan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. penggalan scene ke 34 Scene. 4.1.1 Rosyid dan Delia berdoa sebelum makan Dialog : Delia : cid, berdoa dulu ya Analisis : Dialog diatas merupakan rasa toleransi antara delia dan roysid karena delia dari dulu sudah dibiasakan untuk berdoa sebelum makan, sehingga rosyidpun harus mengikuti kebiasaan tersebut. Penggalan scene ke 38 Visual : eksternal. Menuju kerumah Delia- malam hari, scene 38 Scene 4.1.2 Delia, diantar oleh Rosyid perjalanan pulang Long Shot Rosyid mengantar Delia pulang, setelah mmereka sama-sama menonton pertunjukkan seni malam itu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dialog : Delia : cid………,indahnya bersamamu Hahahahahaa Analisis : Dialog diatas merupakan sebuah ungkapan dari Delia, atas perasaan senang dan merasa bebas ketika bersama Rosyid. Seseorang yang merasakan cinta merasakan adanya sebuah perasaan nyaman, bahagia ketika berada didekat seseorang yang dicintai atau disayanginnya. Hal itu tersebut dijelaskan juga dalam buku ensklipodia cinta, bahwa kecenderungan seseorang untuk jatuh cinta kepada orang lain didasarkan kepada suatu perasaan yang bahagia, nyaman dan merasa istemewa atau didepan orang yang dicintainya. Penggalan scene 206,208 Visual : internal, didalam rumah Rosyid Scene 4.1.3. Rosyid sedang memandangi Scene 4.1.4 Rosyid dan uminya abahnya tidur umi dan abahnya Medium shot, Rosyid sedang nitip pesan kepada ibunya untuk abahnya pada malam menjelang tidur. Dialog : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Rosyid : bilang sama abah, Rosyid juga sayang banget sama abah umi : iya cid Analisis : Dialog diatas merupakan perwujudan dari sikap perasaan cinta dan sayang terhadap orang tuanya, dan menggambarkan bahwa Rosyid sebenarnya sangat sayang sama abahnya, meskipun disetiap harinya mereka selalu berantem dan tidak pernah akur. Bagaimanapun juga kasih sayang atau cinta terhadap orang tuanya itu tidak akan bisa lepas begitu saja dari kehidupan manusia. Penggalan scene 254 Visual : eksternal di teras rumah Rosyid Scene 4.1.5 Scene 4.1.6 Scene 4.1 7 Rosyid sedang berkumpul bersama orang tuanya diteras rumah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Medium Shot sebelum Rosyid tidur tiba-tiba ibunya mendekati dan minta dibuatkan puisi yang kemudian abahnya juga muncul dari belakang, dan iri minta dibuatkan puisinya juga. Dialog : Rosyid : membacakan Puisi untuk Uminya “Mamma yang tercinta…, akhirnya kutemukan juga jodohku…. seseorang yang bagai kau…. sederhana dalam tingkah dan bicara… serta sangat menyayangiku”. Umi : sedih banget….. Abah : cid, buatin abah puisi juga donk Masa’ umi doank Rosyid : kalau buatin buat abah itu harus tapa 70 x dulu baru bisa.. Abah : halah,,, alasan aja lu itu, abah pengen denger, apa isi hati lu tentang abah Rosyid : tertawa aja sendiri Umi : ayo cid, bikinin juga buat abah, kok ocid cuman ketawa aja sih Rosyid : berdiri dan membacakan puisi atau isi hatinya untuk abah Abah………. Aku terharu ketika melihat wajahmu yang lelah……. Abah …….. Tekadang aku tidak bisa membedakan ketika melihat engkau tersenyum….dan mengerikan sambil ketawa Abah : yah…,ocid kok mengerikan Abah, gak nyangka kamu jago juga bikin puisinya, lain kali bikini abah yang bener-bener bagus ya??? Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Analisis : Setelah uminya bilang, Rosyid pun berdiri dan mencoba menuruti seketika itu wajah dan hati abah langsung senang karena memang berharap ocid juga sayang, abah merasakan sebuah perasaan bahagia dan senang ketika melihat rosyid sudah mempersiapkan untuk mengambilnya puisinya. Hal ini merupakan sebuah gejala yang alamiah ketika seorang ayah berada didekat anaknya yang dicintainya. Perasaan nyaman,bahagia,terharu dapat menjadi sebuah dorongan untuk selalu bersama, dan tidak ingin kehilangan salah satu keluarganya. Meskipun dengan seharinya perlakuannya sangat tidak bisa diterima oleh anaknya. Penggalan scene 270,271 Visual : internal, Nabila diruang tamu rumah Rosyid Scene 4.1.8 Scene 4.1.9 Medium Shot Nabila saat pertama kali bicara dengan Rosyid, karena mereka baru dipertemukan oleh bibinya untuk dijodohkan ke Rosyid. Ekspresi wajah Nabila saat bertemu dan menatap Rosyid di ruang tamu Rosyid. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dialog : Nabila : kamu suka puisi ya cid?? Rosyid : iya,kok kamu tau Nabila : aku suka puisi-puisi kamu waktu di pertunjukkan seni.. Rosyid : kalau kamu suka, yah… kapan-kapan aku buatin puisi buat kamu Kalau boleh tau, kamu suka puisi apa?? Nabila : puisi cinta Analisis : Cinta merupakan sebuah perasaan yang selalu teringat, ingin bertemu dan ingin bersama dengan orang yang dicintai. Hal ini tampak pada scene di atas, nabila adalah wanita yang menganggumi Rosyid dan sudah lama menyukainya. Maka sejak pertama bertemu nabila juga bilang dia suka dengan puisi, itu dibuat sebagai alasan untuk bisa dibuatkan puisi oleh rosyid dan memdapat perhatiannya. Seseorang yang jatuh cinta cenderung melakukan sesuatu yang disukai oleh orang yang dicintainya, hal tersebut, sama seperti yang dilakukan nabila kepada Rosyid. Nabila mengatakan kalau suka puisi, agar membuat hati rosyid senang dan berfikir untuk membuatkannya. Penggalan scene 410,412 Visual : eksternal –rosyid dan Delia sedang berada di danau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Scene 4.1.10 Scene 4.1.11 long shot Delia mencoba mengajak Rosyid dengan berbicara serius tentang akan nasib hubungan yang selama ini mereka jalani. Dialog Delia : cid…,bagaimana hubungan tentang kita kedepannya, bukan dari cinta tapi, kenyataan yang kita hadapi kedapnnya ini nanti Apa kamu sudah siap cid??? Rosyid : kamu…….? Delia : nanyak balik Ragu..? Rosyid : kalau kamu siap, aku akan siap del…..? Delia : kalau aku belom siap???? Rosyid : aku gak mau maksa…, kita jalanin aj,sampai kita sudah siap Aku cuman gak mau kita salah ambil keputusan nantinya… Delia : aku sayang sama kamu cid?? Aku gak mau kehilangan kamu cid Rosyid : aku juga……. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Analisis : Dialog diatas menggambarkan sebuah luapan perasaan Delia dan Rosyid yang sedih dan bingung tentang sebuah hubungan mereka selama ini. Keduanya saling tidak ingin berpisah dan kehilangan. Hal tersebut merupakan suatu hubungan cinta yang terlarang. Hubungan cinta ini banyak ditentang dari keluarga masing-masing, karena perbedaan keyakinan yang dimilikinya. Namun Rosyid dan Delia berusaha bagimana cara untuk tetap mempertahankannya. Perasaan sedih dan kecewa diwujudkan dengan menemui Rosyid untuk membicarakan persoalan yang selama ini telah menjadi kendala. Hal tersebut merupakan hal yang wajar dirasakan oleh seseorang yang sedih dan kecewa terhadap orang yang dicintainya. Hal ini sama seperti yang dirasakan Delia, dia merasa sangat sedih dan butuh kejelasan dari suatu hubungan yang dijalaninya Penggalan scene 425,426 Visual : internal- Rosyid menemui Nabila dirumahnya Scene 4.1.12 Scene 4.1.13 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Medium shot Rosyid menemui Nabila dirumahnya karena ingin menjelaskan sesuatu bahwa hubungan yang mereka jalani salami ini hanya perasaan suka terhadap saudara atau adek kakak Dialog : Rosyid : sebagai anak kamu juga harus mau berpendapat tentang maumu? Nabila ; lagian, kamunya mang gak suka sama aku Rosyid : aku suka sama kamu, sebagai temen, sahabat,adek ataupun kakak Analisis Perkataan Rosyid yang terakhir adalah mengungkapkan isi hatinya selama ini pada Nabila, setelah mengungkapkan kalimat yang terakhir Rosyid pergi meninggalkan Nabila sendirian. Hal tersebut menggambarkan bahwa cinta itu tidak pernah salah dan tidak melihat siapapun yang terkena olehnyaoleh cinta tetapi cinta itu banyak sekali artiannya diantara cinta Rosyid saat bersama Nabila, dia menganggap cinta Rosyid saat ini hanya sebagai temen sahabat dan kakak, maka cinta itu harus dijelaskan sama orang yang dicintai supaya tidak salah pengertiannya. Penggalan scene 479,482,483 Visual : internal- Rosyid dan Delia sedang berada didalam gedung pertunjukkan seni Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Scene 4.1.14. Rosyid dan Delia Scene 4.1.15 Medium shot Delia menemui Rosyid untuk membicarakab hal terakhir yang akan mereka bahas dan menjadi keputusannya dari hubungan mereka selama ini. Dialog : Delia : Kamu inget gak, kamu pernah bilang jodoh itu tuhan yang ngatur, kita tidak akan pernah tahusampai hidup dengan siapa orang itu Rosyid : kita lihat aja nanti… Delia : kita bakal ketemu lagi kan, mungkin nanti di surga Analisis , Perkataan Delia yang terakhir menunjukkana kekecewaan yang sangat mendalam akan keputusan yang akan mereka ambil.hal tersebut sebenarnya menggambarkan bahwa sebenarnya perasaan cinta itu tidak pernah salah, cinta sebenarnya tidak pernah melihat perbedaan apapun didalmnnya termasuk agama Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Namun seseorangf yang sedang mengalami perasaan cinta tersebut, harus teatap dapa mampu menggunakan pikiran, logikanya agar tidak dikendalakan oleh cinta, namun orang tersebut yang harus dapat mengendalikan cinta tersebut. Cintra tidak jahat, namun karena cinta seseorang menjadi jahat, dapat menjadi baik tergantung seberapa dalamnya seseorang memahami makna dan arti cinta yang dirasakan. Hal ini juga dikemukakan didalam dua teori yang tentang cinta oleh Plato dan Freud. Hal ini juga sama seperti yang ditampilkana dalam film ini. Meskipun pada akhirnya Delia yang mencintai Rosyid sebagai seorang perempuan dan laki-laki yang salaing jatuh cinta. Namun karena perbedaan agama dan beban psikologis dari kedua orang tuanya, maka Rosyid dan Delia lebih baik memutuskannya untuk menjadi teman, atau sahabat. Karena Rosyid dan Delia harus tetap menggunakan logika dan pikirannya untuk masa depan dan menjaga keagamaan dari mereka agar tidak ada yang disakitkan. Waupun mengorbankan apa saja demi orang yang dicintai merupakan salah satu devinisi dan perwujudan dari rasa cinta. 4.2.2. Level Reperesentasi 4.2.2.1. Teknik pengambilan gambar Tekhnik pengambilan gambar yang digunakan dalam pembuatan film dapat dipergunakan untuk membantu penonton dalan mendeskripsikan cerita, perilaku, setting,action, dan lainnya. Ada tiga jenis shot gambar yang paling dasar yakni : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Long Shot LS Yakni gambar yang diambil jika objeknya adalah manusia maka dapat diukur antara lutut kaki hingga sedikit ruang diatas kepala dan pengambilan Long Shot ini dapat menampakkan latar belakang disekitar objek serta memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokohnya temasuk pada bahasa tubuhnya, ekspresi tubuhnya, gerak, cara berjalan, dan sebagainya dari ujung rambut sampai kaki yang dapat mengarah pada suatu karakter, situasi dan kondisi yang terjadi pada adegan tersebut. Penggalan scene 195 Scene 4.1 16 Rosyid,Delia dan teman berlari Shot pada gambar tersebut merupakan adegan saat Rosyid menyelamatkan Delia dan temannya untuk berlari keluar dari kerumunanan yang dilakukan oleh orang-orang LSM yang mendemo atau menuntut mereka untuk membubarkan ajaran yang menurut mereka telah dianggap sesat, padahal sebenarnya itu hanya salah paham dari mereka karena waktu itu Rosyid dan teman-teman senimannya mengadakan diskusi dengan dihadiri oleh Delia yang nasrani. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Selain menunjukan penampilan atau kostum yang digunakan, teknik Long Shot juga dapat menunjukan secara keseluruhan perilaku dari tokoh utama dalam film ini yang dapat dijadikan suatu karakter atau symbol.

b. Medium Shot

Yakni shot gambar yang jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur dari atas kepala sampai lutut. Pengambilan gambar dengan cara ini dapat memberikan informasi kepada penonton mengenai ekspresi dan karakter tokoh tersebut secara lebih dekat. penggalan scene ke 22 Scene 4.1.17. Rosyid, mengenalkan Delia kepada abahnya Pada gambar diatas menggambarkan Delia yang nekat untuk datang kerumah Rosyid dan diperkenalkan ke orang tua Rosyid,ketika ingin berjabat tangan ke abahnya Rosyid maka Abahnya pun langsung mengatup tangannya didada, kemudian Abahnya masuk kedalam rumah, dan membiarkan mereka berdua duduk di luar rumah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penggalan scene 206, 207 Gambar 4.1.18 Scene 4.1.19 Rosyid memandangi abahnya dan menatap uminya Analisis : Pengambilan Scene secara medium shot menampilkan sosok Rosyid yang sedang sedih dan menyesal akan pertengkaran yang sering terjadi dengan kedua orang tuanya. Sebenarnya dalam hatinya Rosyid sangat mencintai dan menyayangi kedua orang tuanya. Namun karena suatu perbedaan pendapat yang masih tidak bisa di selesaikan secara damai. Cinta juga mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu hal yang dapat membahgiakan orang yang ia cintainya. Hal tersebut juga di tampilkan kedalam film ini melalui sosok ibu yang sabar yang berusaha menghibur dan mengusap kepalanya Rosyid anaknya dengan belalaian lembut dari tangan ibunya sendiri.

c. Close-Up CU