Linearisasi Model Lalu Lintas
� � + �� = � � + �� � � + ��
� � + ��
� � + .
Order tingkat tinggi dalam ekspansi deret Taylor diabaikan. Oleh karena itu, didapat
� � + �� = � � . Dari ekspansi deret Taylor maka persamaan 3.3.6 menjadi
� + � �
� = ,
3.3.7 atau
� +
� =
3.3.8 dengan
= �
⁄ � .
Selanjutnya, kita akan menyelesaikan persamaan 3.3.8 yang terkait dengan linearisasi masalah lalu lintas. Kondisi awal kepadatan lalu lintas adalah usikan
awal kepadatan lalu lintas yang diketahui �
, =
. Didefinisikan koordinat ruang lain yaitu
′
yang bergerak dengan kecepatan konstan . Diasumsikan dua sistem koordinat dan
′
yang asalnya sama di =
lihat Gambar 3.5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.5 Kendaraan bergerak dengan kecepatan
Setelah waktu , sistem koordinat berpindah pada jarak karena kendaraan
bergerak dengan kecepatan konstan yang diilustrasikan oleh Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Ilustrasi
′ yang bergerak dengan kecepatan . Oleh karena itu, jika
′
= maka = . Di sisi lain pada
′
, =
′
+ atau
′
= − . Persamaan diferensial parsial yang dihasilkan dari linearisasi arus lalu lintas yang bergerak pada sistem koordinat akan diselidiki apa yang terjadi. Sebagai
gantinya, penyelesaiannya bergantung pada dan atau ′ dan . Pengubahan
variabel yang melibatkan turunan parsial dilakukan untuk memudahkan dalam menjelaskan perbedaan notasi setiap variabel yang digunakan. Variabel
′ dan ′
Bergerak dengan kecepatan =
′
=
=
=
′
= =
′ ′
dengan
′
= digunakan untuk bergeraknya sistem koordinat. Akibatnya, pengubahan variabel yang digunakan adalah
′
= − ,
′
= . Aturan rantai turunan parsial dilakukan untuk menyatakan persamaan
diferensial parsial dalam bentuk variabel baru yaitu =
′ ′
+ ′ ′
,
= ′ + ′ ,
= ′.
dan =
′ ′
+ ′ ′
,
=
′
− +
′
,
= −
′
+
′
.
Walaupun = ′ tetapi
� �
≠
� �
′
karena hasil tersebut diperoleh dari definisi dua turunan parsial.
� �
merupakan turunan terhadap waktu pada titik = , sedangkan
� �
′
merupakan turunan terhadap waktu terhadap titik
′
yang bergerak dengan kecepatan . Perubahan waktu mungkin berbeda pada kedua sistem tersebut. Hal
itu menekankan pada pentingnya memaparkan variabel waktu yang baru
′
, yang menyatakan perbedaan notasi antara titik dan titik
′
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Oleh karena itu, persamaan 3.3.8 pada sistem koordinat yang bergerak dengan kecepatan menjadi
− �
′
+ �
′
+ �
′
= , �
′
= . Persamaan diferensial parsial tersebut mempunyai penyelesaian
� =
′
, ∫ � = ∫
′
, � = konstan.
Untuk nilai yang berbeda, nilai � juga kemungkinan tidak konstan tetapi �
adalah fungsi terhadap
′
, � =
′
dengan
′
merupakan fungsi yang berubah –ubah terhadap
′
. Variabel aslinya adalah
� = −
. 3.3.9
Subtitusikan persamaan 3.3.9 ke persamaan 3.3.8. Dengan menggunakan aturan rantai diperoleh
� =
− −
, �
= −
, dan
� =
− −
, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
� = −
− .
Sehingga terbukti bahwa persamaan 3.3.8 dipenuhi oleh persamaan 3.3.9. Walaupun demikian, persamaan 3.3.8 melibatkan turunan parsial yang
bergantung terhadap dan yang dapat diintegralkan pada sistem koordinat yang bergerak dengan kecepatan . Penyelesaian secara umum persamaan 3.3.8
mengandung fungsi yang berubah-ubah, seperti pada Contoh 3. Penyelesaian umumnya adalah
� , =
− .
Tetapi �
, =
, sehingga =
. Akibatnya, penyelesaian dari persamaan diferensial parsial dipenuhi dengan kondisi awal
� , =
− ,
� , = � + −
. 3.3.10
Jika kendaraan bergerak dengan kecepatan konstan, maka kepadatan lalu lintas tetap sama. Kepadatan lalu lintas tersebut menyebar seperti gelombang yang
disebut gelombang kepadatan lalu lintas dengan kecepatan gelombang . Perlu dingat bahwa kecepatan kendaraan mungkin berbeda dari kecepatan saat kendaraan
tersebut bergerak. Sepanjang kurva yang −
= konstan, maka kepadatan lalu lintas akan tetap sama. Garis tersebut disebut karakteristik dari persamaan
diferensial parsial �
+ �
= . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam kasus ini, karakteristik adalah semua garis lurus dengan kecepatan , dengan
= ⁄ . Ilustrasi karakteristik yang bermacam-macam pada diagram
ruang dan waktu ditunjukkan pada Gambar 3.7. Masing –masing karakteristik,
kepadatan lalu lintas sama dengan nilai kepadatan lalu lintas itu sendiri saat = .
Perlu diingat bahwa � akan tetap konstan sepanjang karakteristik, tetapi � ⁄
dan � ⁄ mungkin tidak sama dengan nol yang diilustrasikan pada Gambar 3.8.
Gambar 3.7 Karakteristik dari
� ⁄ + � ⁄
= .
Gambar 3.8 Variasi kepadatan lalu lintas.
Berdasarkan ilustrasi di atas � ⁄ mungkin tidak sama dengan nol karena nilai
dari � mungkin bervariasi dengan nilai tertentu. Demikian pula, � ⁄ tidak
=
tertentu tertentu
� = � =
mungkin nol karena nilai dari � mungkin berubah dengan nilai tertentu. Dalam
Gambar 3.7 dan 3.8 diasumsikan yaitu
= � � . 3.3.11
Diagram Dasar Lalu Lintas Jalan diperlihatkan pada gambar 3.9. Kemungkinan, gradien yang positif berarti kepadatan lalu lintas lebih kecil daripada kapasitas jalan
yang bersesuaian, dan gradien yang negatif berarti kepadatan lalu lintas lebih besar daripada kapasitas jalan yang bersesuaian. Gradien dikatakan signifikan jika usikan
yang diberikan cukup kecil pada kepadatan lalu lintas yang seragam yang bergerak dengan kecepatan konstan yang sama dengan gradiennya seperti pada persamaan
3.3.11. Gelombang kecepatan kendaraan dapat bernilai positif atau negatif.
Gambar 3.9 Kurva kepadatan lalu lintas : kapasitas jalan.