Persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai dengan Kompetensi Inti-2
Variabel Koefisien
reliabilitas Nilai r
tabel
Keterangan
Persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai
dengan KI-2 O,912
0,6 Reliabel
J. Teknik Analisis Data
1. Analisis deskriptif
Analisis ini berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang yang berlaku umum. Untuk menarik
kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan, maka teknik analisis data dapat menggunakan ukuran tendensi sentral central
tendency. Ukuran tendensi sentral adalah suatu ukuran yang mengukur tendensi suatu himpunan data yang mengelompok atau
memusat dalam nilai numerik tertentu. Ada tiga metode mengukur tendensi sentral, yaitu rata-rata, median, dan modus.
a. Rata-rata Mean
Mean merupakan rata-rata dari sekumpulan data yang memberikan gambaran tentang sesuatu hal. Mean juga
bisa merupakan nilai rata-rata dari suatu jumlah populasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau juga menjadi rata-rata dari suatu jumlah sampel, dan dapat pula menjadi nilai rata-rata suatu kumpulan data
dengan beberapa nilai yang sama, bahkan nilai rata-rata dari kumpulan rata-rata. Jadi pengukuran mean ini dapat
digunakan untuk mengetahui rata-rata penilaian persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai Kompetensi Inti-2.
Formula untuk mean adalah sebagai berikut: ∑
Keterangan: = Rata-rata sampel
∑ = Jumlah nilai data sampel
= Banyaknya data yang dijadikan sampel b.
Median Median adalah nilai tengah dari rangkaian data yang
telah diurutkan, dari data dengan nilai paling kecil hingga yang terbesar atau sebaliknya. Dengan menghitung median
sutau rangkaian data, distribusinya akan terbagi menjadi dua bagian yang sama yakni separuh berada di bawah nilai
median, sedangkan separuhnya lagi berada di atas nilai median. Sehingga kita dapat mengetahui batas kategori,
jadi dalam penelitian ini median digunakan untuk mengetahui batas kategori persepsi siswa terhadap perilaku
guru sesuai Kompetensi Inti-2. Formula median adalah sebagai berikut:
1 Mencari letak median
Keterangan: P = Letak median
N = Jumlah data
2 Mencari nilai median
⁄
Keterangan: =
Median =
Tepi bawah kelas yang mengandung median
N =
Banyaknya data observasi BCF =
Frekuensi kumulatif di bawah kelas yang mengandung median
FMC = Frekuensi kelas yang mengandung
median CI
= Interval kelas
c. Modus
Modus adalah data yang memiliki frekuensi terbanyak atau paling sering terjadi. Pengukuran ini
dipergunakan untuk mengetahui kategori perilaku guru sesuai Kompetensi Inti-2 berdasarkan persepsi siswa.
Formula modus adalah sebagai berikut:
Keterangan: Mo
= Modus
BI =
Tepi bawah kelas yang mengandung modus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CI =
Interval kelas d
1
= Selisih frekuensi antara kelas yang
mengandung modus dengan
frekuensi sebelumnya d
2
= Selisih frekuensi antara kelas yang
mengandung modus dengan
frekuensi selanjutnya d.
Deviasi Standar Deviasi
standar atau
simpangan baku
serangkaiansekelompok data adalah akar kuadrat dari varians nya. Varians adalah rata-rata hitung dari kuadrat
deviasi selisih antara nilai data terhadap rata-rata hitung kelompok data tersebut setiap data atau pengamatan.
Formula deviasi standar adalah sebagai berikut:
√ ∑
Keterangan: s
= Deviasi standar
n =
Ukuran sampel X
= Rata-rata hitung
Xi =
Nilai data yang ke-i fi
= Frekuensi kelas ke-i
2. Pengujian normalitas
Pengujian normalitas adalah untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam
statistik parametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS, uji normalitas ini
menggunakan tes satu sampel kolomogorov smirnov test. Apabila PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 5, maka tidak ada hubungan antara distribusi
data dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data variabel tidak normal pada taraf signifikansi 5. Sedangkan apabila probabilitas
yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5, maka ada hubungan antara distribusi data dengan
distribusi teoritis sehingga sebaran data variabel normal pada taraf signifikansi 5. Berikut tabel hasil pengujian normalitas:
Tabel III.6 Pengujian normalitas
Persepsi siswa terhadap perilaku guru ditinjau dari Kompetensi Inti-2
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki distribusi normal, ini dapat kita lihat dari nilai Asymptotik Sig 2-
tailed 0,05. 3.
Pengujian hipotesis
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skortotal N
94 Normal Parameters
a
Mean 181.22
Std. Deviation 16.850
Most Extreme Differences
Absolute .080
Positive .056
Negative -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .780
Asymp. Sig. 2-tailed .578
a. Test distribution is Normal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk menguji hipotesis mengenai hubungan pelaksanaan kurikulum 2013 ditinjau dari Kompetensi Inti-2 dengan hasil
belajar pada mata pelajaran IPS menggunakan analisis korelasi bivariat.
Dasar pengambilan keputusan: Jika sig.2-tailed 0,05, maka H
1
ditolak Jika sig.2-tailed 0,05, maka H
1
diterima Setelah diketahui korelasinya selanjutnya diintepretasikan
kuat atau lemahnya hubungan dengan menggunakan table dibawah ini.
Tabel III.7 Intepretasi terhadap nilai r hasil analisis korelasi
Interval nilai r Intepretasi
0-1,99 Sangat lemah
0,2-0,399 Lemah
0,4-0,599 Cukup
0,6-0,799 Kuat
0,8-1 Sangat kuat
r berlaku untuk hasil negatif
Tabel III.8 Hasil uji korelasi bivariat persepsi siswa terhadap perilaku
guru yang sesuai kompetensi inti-2 dengan hasil belajar afektif sosial
Pada tabel III.8 dapat kita lihat bahwa persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai kompetensi inti-2 dengan hasil belajar afektif
sosial tidak ada hasil dalam Sig.2-tailed, oleh karena itu tidak dapat menggunakan uji korelasi sehingga menggunakan uji
deskripif. Hal ini disebabkan hasil belajar afektif sosial semua siswa mempunyai nilai yang sama semua yaitu B, hal ini
menunjukkan bahwa guru belum mampu menguasai Kurikulum 2013 dengan baik dalam hal penilaian afektif.
a. Pengujian korelasi bivariat variabel jujur dengan hasil
belajar
Tabel III.9 Hasil uji korelasi bivariat aspek jujur dengan hasil belajar
afektif sosial Persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai Kompetensi Inti-
2 dengan hasil belajar afektif sosial
Correlations
skor_total nilai_afektif
skor_total Pearson Correlation
1 .
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94 nilai_afektif Pearson Correlation
.
a
.
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
D a
ri tabel III.8 yang merupakan korelasi antara variabel jujur dengan hasil belajar afektif sosial tidak dapat dilakukan uji
korelasi karena salah satu variabel memiliki nilai sama semua, yaitu variabel hasil belajar afektif sosial. Hal ini
dapat dibuktikan dengan sig. 2-tailed yang tidak ada hasilnya, oleh karena tidak dapat menggunakan uji korelasi
maka menggunakan analisis data deskriptif. b.
Pengujian korelasi bivariat aspek disiplin dengan hasil belajar afektif sosial
Tabel III.10 Hasil uji korelasi bivariat aspek disiplin dengan hasil
belajar afektif sosial Persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai
Kompetensi Inti-2 dengan hasil belajar afektif sosial
Correlations
Jujur nilai_afektif
Jujur Pearson Correlation
1 .
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94 nilai_afektif Pearson Correlation
.
a
.
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
Dari tabel III.10 yang merupakan hasil pengujian korelasi bivariat antara aspek disiplin dengan hasil belajar afektif
sosial tidak dapat dilakukan pengujian korelasi, hal ini dikarenakan salah satu variabel memiliki nilai sama semua ,
yaitu variabel hasil belajar afektif sosial. Hal ini dapat ditunjukkan dengan tidak adanya hasil pada sig.2-tailed,
sehingga menggunakan analisis data deskriptif. c.
Pengujian korelasi aspek variabel tanggung jawab dengan hasil belajar afektif sosial
Tabel III.11 Hasil uji korelasi bivariat aspek tanggung jawab
dengan hasil belajar afektif sosial Persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai
Kompetensi Inti-2 dengan hasil belajar afektif sosial
Correlations
Disiplin nilai_afektif
Disiplin Pearson Correlation
1 .
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94 nilai_afektif
Pearson Correlation .
a
.
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
D Dari tabel III.10 yang merupakan hasil dari pengujian korelasi
bivariat antara aspek tanggung jawab dengan hasil belajar afektif sosial
tidak dapat dilakukan pengujian korelasi, karena salah satu variabel memiliki nilai sama semua, yaitu
variabel hasil belajar afektif sosial. Hal ini dapat dibuktikan dengan korelasi antara tanggung jawab dengan hasil belajar
afektif sosial tidak ada hasil pada sig.2-tailed, maka untuk menunjukkan korelasi ini digunakan analisis deskriptif.
d. Pengujian korelasi bivariat aspek toleransi dengan hasil
belajar afektif sosial
Tabel III.12 Hasil uji korelasi bivariat aspek toleransi dengan hasil
belajar afektif sosial Persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai
Kompetensi Inti-2 dengan hasil belajar afektif sosial
Correlations
Tanggung_jawab nilai_afektif Tanggung_jawab
Pearson Correlation
1 .
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94 nilai_afektif
Pearson Correlation
.
a
.
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
Dari tabel III.12 yang merupakan hasil dari pengujian
korelasi bivariat antara aspek toleransi dengan hasil belajar tidak dapat dilakukan pengujian korelasi, karena salah satu
variabel memiliki nilai sama semua, yaitu hasil belajar afektif sosial. Hal ini dapat dibuktikan dengan korelasi
antara toleransi dengan hasil belajar afektif sosial tidak ada hasil pada sig.2-tailed. Oleh sebab itu untuk menunjukkan
korelasi antara toleransi dengan hasil belajar afektif sosial menggunakan analisis deskriptif.
e. Pengujian korelasi bivariat aspek gotong royong dengan
hasil belajar afektif sosial
Tabel III.13 Hasil uji korelasi bivariat aspek gotong-royong dengan
hasil belajar afektif sosial Persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai
Kompetensi Inti-2 dengan hasil belajar afektif sosial
Correlations
Toleransi nilai_afektif Toleransi
Pearson Correlation 1
.
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94 nilai_afektif
Pearson Correlation .
a
.
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
Correlations
Gotong_royong nilai_afektif Gotong_royong Pearson Correlation
1 .
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94 nilai_afektif
Pearson Correlation .
a
.
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
Dari tabel III.13 yang merupakan hasil dari pengujian korelasi bivariat antara aspek gotong royong dengan hasil
belajar tidak dapat dilakukan pengujian korelasi, karena salah satu variabel memiliki nilai sama semua, yaitu hasil
belajar afektif sosial. Hal ini dapat dibuktikan dengan korelasi antara gotong royong dengan hasil belajar afektif
sosial tidak ada hasil pada sig.2-tailed. Oleh sebab itu untuk menunjukkan korelasi antara gotong royong dengan
hasil belajar afektif sosial menggunakan analisis deskriptif. f.
Pengujian korelasi bivariat aspek sopan santun dengan hasil belajar afektif sosial
Tabel III.14 Hasil uji korelasi bivariat aspek sopan santun dengan
hasil belajar afektif sosial Persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai
Kompetensi Inti-2 dengan hasil belajar afektif sosial
D D
a r
D ari tabel III.14 yang merupakan hasil dari pengujian korelasi
bivariat antara aspek sopan santun dengan hasil belajar tidak dapat dilakukan pengujian korelasi, karena salah satu
variabel memiliki nilai sama semua, yaitu hasil belajar afektif sosial. Hal ini dapat dibuktikan dengan korelasi
antara sopan santun dengan hasil belajar afektif sosial tidak ada hasil pada sig.2-tailed. Oleh sebab itu untuk
menunjukkan korelasi antara sopan santun dengan hasil belajar afektif sosial menggunakan analisis deskriptif.
g. Pengujian korelasi bivariat aspek percaya diri dengan hasil
belajar afektif sosial
Tabel III.15 Hasil uji korelasi bivariat aspek percaya diri dengan
hasil belajar afektif sosial Persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai
Kompetensi Inti-2 dengan hasil belajar afektif sosial
Correlations
Sopan_santun nilai_afektif
Sopan_santun Pearson Correlation
1 .
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94 nilai_afektif
Pearson Correlation .
a
.
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94 a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
D
a
ri tabel III.14 yang merupakan hasil dari pengujian korelasi bivariat antara aspek percaya diri dengan hasil
belajar tidak dapat dilakukan pengujian korelasi, karena salah satu variabel memiliki nilai sama semua, yaitu hasil
belajar afektif sosial. Hal ini dapat dibuktikan dengan korelasi antara percaya diri dengan hasil belajar afektif
sosial tidak ada hasil pada sig.2-tailed. Oleh sebab itu untuk menunjukkan korelasi antara percaya diri dengan
hasil belajar afektif sosial menggunakan analisis deskriptif.
Correlations
Percaya_diri nilai_afektif Percaya_diri Pearson Correlation
1 .
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94 nilai_afektif
Pearson Correlation .
a
.
a
Sig. 2-tailed .
N 94
94
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
74
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN