Produktivitas Analisis Efisiensi Proses Pelayanan Divisi Produk Speedy dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis(DEA) di PT TELKOM. Tbk

dapat mengatasinya. DMU adalah organisasiorganisasi atau entitas-entitas yang akan diukur efisiensinya secara relatif terhadap sekelompok entitas lainnya yang homogen. Homogen berarti input dan output dari DMU yang dievaluasi harus samasejenis. DMU dapat berupa entitas komersial maupun publik, seperti bank komersial atau pemerintah, sekolah swasta atau negeri, rumah sakit, dan sebagainya. DEA ditemukan pertama kali oleh Farrell pada tahun 1957 dan dikembangkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes tahun 1978 yang dikenal dengan model CCR . Dalam model ini, suatu tingkat efisiensi dihitung melalui rasio output terhadap input dengan pembobotannya masing-masing. Untuk menentukan bobot tersebut dilakukan dengan program linier. Program linier merupakan sebuah model matematis yang mempunyai 2 komponen tujuan dan kendala. Fungsi tujuan objective function terdiri dari variabel-variabel keputusan. Contoh dari fungsi tujuan misalnya maksimasi laba atau minimasi biaya. Kendala merupakan pembatasan atas pencapaian yang ingin dicapai yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang dimiliki. Data Envelopment Analysis DEA diperkenalkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes 1978. Metode ini merupakan salah satu alat bantu evaluasi untuk meneliti kinerja dari suatu aktifitas dalam sebuah unit entitas. Nugroho dan Erwinta 2006 mengemukakan DEA adalah sebuah teknik pemrograman matematis yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi relative dari suatu kumpulan unit-unit pembuat keputusan decision making unitDMU dalam mengelola sumber daya input dengan jenis yang sama sehingga menjadi hasil output dengan jenis yang sama pula, dimana hubungan bentuk fungsi dari input ke output diketahui. Kemudian menurut Sitompul 2004, DEA adalah alat evaluasi atas aktivitas proses disuatu sistem atau unit kerja. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi komparatif atau relative antara satu unit dengan unit yang lain pada satu organisasi. Pengukuran secara relative ini menghasilkan dua atau lebih unit kerja yang memiliki efisiensi 100 yang dijadikan tolok ukur bagi unit kerja lain untuk menentukan langkah-langkah perbaikan. Dari pernyataan- pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode DEA ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu unit yang mana dengan menggunakan analisa ini dapat diketahui unit mana dan faktor apa yang harus ditingkatkan dalam unit tersebut. Secara prinsip metode DEA ini menganut pendekatan non parametric yang berbasis program linier Linier Programming. Beberapa software yang dapat digunakan untuk analisis DEA adalah Banxia Frontier Analysis BFA, Warwick for data envelopment analysis WDEA Kurnia, 2004, LINDO Adhi, 2012, dan lain sebagainya.

3.4. Kelebihan dan Kelemahan DEA

Setiap metode analisa pasti memiliki kelebihan maupun kekurangan begitu pula dengan metode DEA ini. Kelebihan teknik evaluasi ini adalah : 1. Dapat menangani multipler inputs dan multiple ouputs 2 Tidak perlu mengetahui hubungan antara input dan outputnya 3. Dapat digunakan dengan data input dan output yang berbeda unit 4. Hal yang diperbandingkan dapat terlihat secara langsung dari output olahan yang dihasilkan Sedangkan kelemahan dari analisa DEA ini adalah : 1. Untuk mengukur tingkat kesalahan dipengaruhi oleh tingkat signifikansi 2. Dalam DEA tidak mengukur tingkat efisiensi mutlak 3. Uji stastistik yang digunakan harus secara manual not applicable

3.5 Prinsip Kerja DEA

Data Envelopment Analysis Prinsip kerja DEA adalah dengan membandingkan data input dan data output dari suatu organisasi data, atau yang disebut dengan Decission Making Unit DMU,dengan data input dan output lainnya pada DMU yang sejenis. Perbandingan ini dilakukan untuk mendapatkan suatu nilai efisiensi. Efisiensi yang ditentukan dengan metode DEA adalah suatu nilai yang relatif, sehingga bukan merupakan suatu nilai mutlak yang dapat dicapai oleh suatu unit. DMU yang memiliki performansi terbaik akan memiliki tingkat efisiensi yang dinyatakan dalam nilai 100, sedangkan DMU lain yang berada dibawahnya akan memiliki nilai efisiensi yang bervariasi, yaitu di antara 0 hingga 100. Tahapan dalam pengukuran nilai efisiensi pada metode DEA adalah sebagai berikut : 1. Melakukan penentuan DMU decision making unit 2. Tentukan variabel input dan variabel output. 3. DIlakukan analisis untuk memperoleh nilai efisiensi relative.

3.6. Model DEA

4 Terdapat 2 model yang sering digunakan, yakni Constant Return to Scale CRS dan Charnes-Cooper-Rhodes CCR Super Efficiency DEA model CRS Constant Return to Scale dikenal juga dengan nama DEA model CCR Charnes-Cooper-Rhodes. Pada model ini diperkenalkan suatu ukuran efisiensi untuk masing-masing DMU yang merupakan rasio maksimum antara output yang terbobot dengan input yang terbobot. Masing-masing nilai bobot yang digunakan dalam rasio tersebut ditentukan dengan batasan bahwa rasio yang sama untuk tiap DMU harus memiliki nilai yang kurang dari atau sama dengan satu. Persamaan matematika untuk DEA model CRS dapat dituliskan sebagai berikut. Maximize ∑ 1 Subject to ∑ ∑ 2 ∑ 3 y r 0,r = 1,2,3 ……..s 4 x r 0,i = 1,2,3 …….m 5 j= 1,2,3,..n 6 Keterangan : u r = Nilai bobot output v i = Nilai bobot input y rj0 = Nilai output yang diamati dengan tipe ke-r dari DMU yang diuji x ij0 = Nilai input yang diamati dengan tipe ke-r dari DMU yang diuji y rj = Nilai output yang diamati dengan tipe ke-r dari DMU ke-j 5 4 Ramanathan, R. An Introduction Data Envelopment Analysis. Pages 25-26