13
3. Aspek-aspek Kepuasan Perkawinan
Rosen-Grandon dkk 2004 menjabarkan tiga aspek yang menentukan kepuasan perkawinan yaitu cinta, kesetiaan, dan nilai
kebersamaan. Ketiga aspek ini masing-masing memiliki indikator diantaranya sebagai berikut.
a. Cinta
Komponen cinta terdiri atas komunikasi dan afeksi, yaitu rasa nyaman yang dirasakan pasangan saat saling membagi dan menerima
informasi. Komunikasi meliputi keterbukaan, kejujuran, saling percaya dan menjadi pendengar yang baik. Afeksi meliputi saling
menghormati, kemampuan memaafkan, menunjukkan perasaan, memberikan perhatian dan peka terhadap kebutuhan pasangan.
b. Kesetiaan
Komponen kesetiaan terdiri atas sikap berkomitmen terhadap perkawinan, dan mampu membangun keintiman bersama pasangan.
c. Nilai-nilai bersama
Nilai-nilai bersama meliputi aturan yang telah disepakati oleh suami maupun istri dalam hal kepercayaan kepada Tuhan, kesepakatan dalam
menyelesaikan konflik, pengambilan keputusan bersama dalam manajemen konflik dan dalam hal berbagi peran mendidik anak.
Sementara itu, Wismanto 2004, menjabarkan karakteristik kepuasan perkawinan sebagai berikut:
a. Kesediaan berkorban untuk menerima perilaku pasangan.
14
b. Penyesuaian diadik, yaitu suami dan istri saling melakukan
penyesuaian dalam perkawinannya. c.
Kesetaraan pertukaran, yaitu keuntungan dari hasil hubungan suami- istri sesuai kontribusi yang telah diberikan masing-masing pasangan.
Artinya pasangan merasakan kepuasan dari hubungan perkawinan tersebut.
d. Persepsi terhadap perilaku pasangan, yaitu bagaimana cara pasangan
memandang perilaku pasangan dengan lebih positif. Menurut Collins Coltrane 1991, beberapa karakteristik
perkawinan yang memuaskan diantaranya yaitu, saling percaya, saling memahami, kehidupan seks yang menyenangkan, adanya anak, kesamaan
minat, berbagi pekerjaan rumah tangga, kehidupan ekonomi yang cukup. Lewis Spanier dalam Rosen-Grandon dkk 2004 menambahkan,
terdapat tiga proses interaksi yang terjadi dalam perkawinan yang memuaskan diantaranya pengambilan keputusan bersama, perasaan saling
memiliki antar pasangan dan saling mengekspresikan afeksi terhadap pasangannya.
Sementara itu, Myers dalam Desmita 2006 mengatakan, suatu hubungan akan langgeng apabila didasarkan pada persamaan minat dan
nilai, saling berbagi perasaan dan dukungan materi, serta secara intim membuka diri terhadap pasangan. Kebahagiaan perkawinan juga dapat
tercapai apabila terjadi peningkatan sumber daya ekonomi, pengambilan keputusan yang setara, sikap gender non tradisional, dan pembagian tugas
15
rumah tangga yang merata Papalia dan Feldman, 2014. Robinson Blanton 1993 juga mengungkapkan karakteristik dari kehidupan
perkawinan yang bahagia yaitu adanya keintiman, komitmen, komunikasi, kesetaraan gender, dan kesamaan orientasi agama.
Fowers Olson 1993 menjabarkan 10 aspek perkawinan yang memuaskan diantaranya:
a. Komunikasi
Laswell 1991 membagi komunikasi perkawinan menjadi lima elemen dasar, yaitu: keterbukaan diantara pasangan, kejujuran
terhadap pasangan, kemampuan untuk mempercayai satu sama lain, sikap empati terhadap pasangan, dan kemampuan menjadi pendengar
yang baik listening skill. b.
Waktu luang Aspek ini meliputi harapan-harapan dalam mengisi waktu luang
bersama pasangan dan apakah suatu kegiatan dilakukan sebagai pilihan individu atau pilihan bersama.
c. Orientasi keagamaan
Meliputi sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan pada suatu agama termasuk cara mendidik anak sesuai aturan keagamaan.
d. Strategi menangani konflik
Meliputi sikap saling mendukung dan percaya pada pasangan serta berdiskusi dalam mencapai penyelesaian masalah.
e. Manajemen keuangan
16
Berkaitan dengan cara pasangan mengatur keuangan, bentuk-bentuk pengeluaran dan pembuatan keputusan tentang keuangan.
f. Orientasi seksual
Meliputi kemampuan mengungkapkan hasrat dan cinta, dan mengenali tanda-tanda yang diberikan pasangan sehingga dapat tercipta kepuasan
seksual, memahami kebutuhan seksual pasangan. g.
Keluarga dan Teman Hal ini meliputi harapan dan perasaan senang menghabiskan waktu
bersama keluarga besar dan teman- teman, kesepakatan dalam membagi waktu antara pasangan dan keluarga atau teman, serta
kebebasan dalam menjalin hubungan dengan teman dan keluarga. h.
Pengasuhan anak Dalam hal ini pasangan membuat kesepakatan dalam hal jumlah anak,
peran suami istri dalam mengasuh dan mendidik anak, serta bagaimana pola pengasuhan yang diterapkan.
i. Personality Issue
Bagaimana cara pasangan menanggapi perilaku dan kebiasaan pasangannya, menerima dan memahami perilaku pasangan yang
berubah saat menikah. j.
Egalitarian Role Aspek ini meliputi sikap pengertian dari suami maupun istri dalam
menanggapi perannya masing-masing. Dalam hal ini suami maupun istri saling mengerti dan mendukung pasangannya, misalnya suami
17
yang tidak melarang istri bekerja dan tidak keberatan dengan pendapatan istri yang lebih besar darinya.
Berdasarkan uraian
diatas, aspek-aspek
dalam kepuasan
perkawinan antara lain: a.
Komunikasi, yang memiliki beberapa indikator diantaranya: 1
Keterbukaan dalam komunikasi 2
Kejujuran dalam menyampaikan informasi 3
Menjadi pendengar yang baik b.
Afeksi, yang memiliki indikator: 1
Memberikan perhatian pada pasangan c.
Kesetiaan, beberapa indikatornya antara lain: 1
Berkomitmen untuk hidup bersama pasangan selamanya d.
Kepuasan ekonomi 1
Puas dengan pendapatan pasangan 2
Sepakat dalam mengelola keuangan e.
Kepuasan seksual, memiliki beberapa indikator seperti: 1
Mampu mengungkapkan hasrat seksual 2
Mengenali kebutuhan seksual pasangan f.
Pembagian peran 1
Kesepakatan dalam berbagi pekerjaan rumahtangga 2
Kesepakatan dalam mendidik anak g.
Manajemen konflik 1
Kemampuan menyelesaikan masalah
18
2 Pengambilan keputusan bersama
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Perkawinan