Teori tiga kebutuhan McClelland Definisi Konsep

c. Teori tiga kebutuhan McClelland

McClelland memberikan teori yang dikenal dengan McClelland Achievement Motivation Theory atau Teori Tiga Kebutuhan. McClelland dalam Siagian, 1996:167 menyatakan bahwa pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam apabila didasari bahwa setiap orang mempunyai tiga kebutuhan yaitu; 1 Need for achievement n Ach yaitu bahwa setiap orang ingin dipandang sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya. Bagi seseorang yang memiliki n Ach yang besar maka akan berusaha berbuat sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan orang lain. 2 Need for Power n Po yaitu kebutuhan akan kekuasaan yang menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Seseorang dengan n Po yang besar biasanya mempunyai kondisi persaingan dan orientasi status serta memberikan perhatian pada hal-hal yang memungkinkan untuk memperbesar pengaruhnya. 3 Need for Affiliation n Aff, kebutuhan Affiliasi merupakan kebutuhan nyata bagi manusia sebagai makhluk sosial terlepas dan kedudukan, jabatan, dan pekerjaan. Teori motivasi McClelland dapat dilihat implementasinya dalam kehidupan berorganisasi yaitu adanya 1 upaya seseorang untuk meraih kemajuan, berprestasi, umpan balik, dan tanggung jawab, 2 uraian tugas yang Universitas Sumatera Utara jelas dengan batas wewenang tertentu sehingga memudahkan dalam pengawasan, dan 3 upaya kerjasama yang baik dalam organisasi.

d. Teori motivasi dua faktor Herzberg

Frederick Herzberg dalam Terry dan Rue, 2000:175 mengembangkan teori motivasi, yang terutama sekali berkaitan dengan motivasi melalui pola kerja. Teori Herzberg didasarkan pada kepercayaan, bahwa faktor-faktor yang meniadakan motivasi demotivate atau membalikkan tum off. Pegawai- pegawai adalah berbeda dari faktor-faktor yang memotivasi atau mengembalikan turn on pegawai. Herzberg mempertahankan, bahwa faktor- faktor yang cenderung untuk meniadakan motivasi pegawai biasanya bersangkut paut dengan lingkungan kerja. Faktor-faktor ini meliputi hal-hal yaitu status kerja, relasi-relasi antar perorangan dengan para pegawai, gaya pengawasan yang diterima orang itu, kebijakan perusahaan, kepastian kerja, kondisi-kondisi kerja, upah, dan segi- segi kehidupan pribadi, yang dipengaruhi oleh situasi pekerjaan. Herzberg mengacu kepada faktor organisasi ini sebagai hygiene organisasi maintenance factors faktor-faktor keberhasilan atau pemeliharaan. Istilah-istilah ini dipilih, karena faktor-faktor dipahami sebagai mempunyai sifat preventive mencegah. Menurut Herzberg faktor-faktor yang memotivasikan orang banyak adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan kerja itu sendiri berlainan dengan dorongan kerja. Faktor-faktor ini dinamakan motivators dan mencakup keberhasilan, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, dan tantangan dengan kerja Universitas Sumatera Utara itu. Herzberg mempertahankan bahwa motivasi yang benar adalah terjadi kalau terdapat faktor-faktor motivators dan keberhasilan.

1.5.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi menurut Duncen 2002:203 adalah: 1. Faktor-faktor Sikap Sikap merupakan pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap seseorang dapat berubah. Apabila seseorang mempunyai sifat positif pada umumnya ia mempunyai motivasi yang kuat dalam dirinya, demikian pula sebaliknya. 2. Pengalaman Seseorang bertindak biasanya berdasarkan pada pengalaman mereka pada masa lalu. Ketika mereka melakukan sesuatu tindakan tersebut mendapatkan sesuatu yang baik, maka tindakan itu akan diulang kembali. 3. Harapan Semakin besar harapan seseorang untuk mendapatkan sesuatu semakin kuat pula motivasi yang ada pada diri mereka. 4. Kepribadian Kepribadian adalah keseluruhan cara yang digunakan seseorang untuk berkreasi dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian berpengaruh terhadap diri seseorang. Sebagai contoh kepribadian seseorang menentukan kecocokan dengan tugasnya yang akan menimbulkan faktor motivasional penting dalam krhidupan organisasionalnya. Universitas Sumatera Utara

1.5.2.6 Motivasi Kerja

Menurut Hasibuan 1999:95 menyebutkan bahwa motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Senada dengan definisi di atas, Siagian 1996:138 mengemukakan bahwa motivasi sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuannya dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Motivasi juga merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya. Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa: 1 Motivasi kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu organisasi yang berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, 2 Motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan organisasi, dan 3 Motivasi kerja yang diberikan kepada seseorang hanya efektif manakala di dalam diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil dalam organisasi. Universitas Sumatera Utara Dalam rangka untuk memotivasi bawahan dalam suatu organisasi, sangat ditentukan oleh kepiawaian seorang pimpinan untuk memahami faktor-faktor motivasi sebagai daya pendorong atau penguat reinforcement sehingga individu tergerak untuk bekerja dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap motivasi sangat penting artinya bagi pimpinan. Menurut Salusu 2000:429 bahwa seseorang bersedia melakukan suatu pekerjaan karena dirangsang oleh motivasi. Motivasi itu timbul karena faktor-faktor, sebagai berikut : 1 Adanya perasaan ingin mencapai sesuatu hasil dengan melakukan pekerjaan menantang dengan baik. 2 Suatu kebutuhan dari dalam diri sendiri yang ingin melakukan suatu pekerjaan yang baik. 3 Melakukan pekerjaan menurut perasaan adalah penting. 4 Apa yang dilakukan itu selalu berkaitan dengan suatu tujuan. 5 Apa yang dikerjakan itu adalah sesuatu yang menarik. 6 Melakukan pekerjaan dengan harapan akan ada promosi. 7 Mengerjakan sesuatu adalah membantu organisasi mencapai tujuannya. 8 Mengharapkan kemungkinan kenaikan penghasilan. 9 Mengerjakan sesuatu sebagai kredit untuk keperluan penilaian penampilan prestasi yang akan datang. 10 Untuk memperoleh penghargaan dan pengakuan dari atasan. 11 Melakukan sesuatu dengan kemungkinan bertambahnya kebebasan dalam pekerjaan. 12 Harapan akan pengakuan dari teman sejawat. Universitas Sumatera Utara 13 Melaksanakan tugas dengan tekad tidak menginginkan kelompoknya berpenampilan buruk. 14 Jaminan adanya keamanan kerja yang prima. 15 Mengerjakan sesuatu karena dorongan oleh kondisi fisik pekerjaan yang baik. Menurut Gomes 2001:180 bahwa faktor-faktor motivasi kerja terdiri dari dua bagian yaitu faktor individual dan faktor organisasional. Yang tergolong faktor individual adalah kebutuhan-kebutuhan needs, tujuan-tujuan goals, sikap attitudes, dan kemampuan ability. Sedangkan yang tergolong faktor organisasional meliputi; pembayaran gajiupah, keamanan pekerjaan, hubungan sesama pegawai, pengawasan, pujian, dan pekerjaan itu sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah dorongan atau semangat kerja yang bersumber baik dari dalam diri internal maupun dari luar eksternal untuk melakukan suatu pekerjaan dengan sebaik-baik agar menghasilkan kinerja yang lebih baik.

1.5.3 Organisasi

Pengertian organisasi menurut para ahli adalah sebagai berikut: 1. Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.” Universitas Sumatera Utara 2. Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.” 3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama- sama mencapai tujuan tertentu. 4. James D. Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human, association for the assignment of common purpose ” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama. 5. Chester L Bernard 1938 mengatakan bahwa “Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih Define organization as a system of cooperative of two or more persons yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama. 6. Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.” Organization is a collection people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives. Berdasarkan beberapa defenisi organisasi yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi adalah suatu wadah dimana sekumpulan orang saling bekerjasama di dalamnya sehingga terbentuk suatu hubungan kerja dalam rangka untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Universitas Sumatera Utara Prinsip-prinsip organisasi sering disebut juga sebagai azas-azas organisasi. Prinsip atau azas organisasi merupakan dasar, pondasi, atau suatu kebenaran yang menjadi pokok atau tumpuan berpikir. Menurut Henry Fayol dalam Wursanto 2002:219 ada 14 prinsip organisasi, yaitu sebagai berikut: 1. Pembagian kerja division of work. 2. Wewenang dan tanggung jawab authority and responsibility. 3. Prinsip disiplin discipline. 4. Prinsip kesatuan komando unity of command. 5. Prinsip kesatuan langkah unity of direction. 6. Prinsip subordinasi minat individu di bawah minat pada umumnya subordination of individual interest to general interest. 7. Prinsip pemberian hadiah remuneration. 8. Prinsip sentralisasi atau pemusatan centralization. 9. Prinsip jenjang hirarki line of authorityhierarchie. 10. Prinsip ketertiban order. 11. Prinsip kesamarataan equity. 12. Prinsip stabilitas jabatan pegawai stability of personel. 13. Prinsip inisiatif iniciative. 14. Prinsip kesatuan jiwa korp esprit de corp. Tujuan organsasi Tujuan organisasi adalah objek dimana organisasi mengarahkan sumber daya dan perhatiannya. Untuk mencapai tujuan organisasi, disusunlah perencanaan strategis yang diintegrasikan dengan perencanaan SDM. Dengan demikian maka mengetahui misi dan tujuan organisasi serta hubungannya dengan rencana strategis akan berpebgaruh pada perencanaan SDM yang efektif. Tujuan organisasi penting karena: Universitas Sumatera Utara 1. Tujuan memberikan pedoman terhadap arah dan upaya individu dan kelompok di dalam sebuah organisasi. 2. Tujuan mempengaruhi bagaimana organisasi merencanakan dan mengordinasikan aktivitasnya. 3. Penggunaan tujuan memberikan landasan untuk memotivasi individu agar bekerja dengan efektif dan efisien. 4. Tujuan menjadi basis untuk mengevaluasi dan mengendalikan aktifitas organisasi. Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah pola pelaporan hubungan formal, hirarki dan jenis divisi pekerjaan, serta merupakan alat untuk mengkoordinasikan berbagai bagian struktur organisasi yang berbeda akan mempengaruhi sistem manajemen SDM. Organisasi yang berbeda dalam tingkat spesialisasi pekerjaannya akan menggunakan hirarki untuk menyelesaikan masalah, bersandar pada kebijakan dan prosedur standar dan menerapkan sistem pengupahan yang mendorong kepatuhan pada kekuasaan. Akhirnya dalam perencanaan SDM harus mempertimbangkan struktur organisasi. Iklim Organisasi Iklim organisasi adalah kondisi lingkungan internal organisasiyang dirasakan anggotanya dan mempengaruhi perilaku. Organisasi yang memiliki iklim yang kondusif seperti adanya keterbukaan, kesempatan untuk berhasil, pekerjaan yang menantang, penghargaan terhadap pegawai, seleksi yang objektif dan lain-lain akan memerlukan praktek manajemen SDM yang berbeda dari organisasi yang beriklim otokratik. Contohnya dalam hal promosi pegawai yang menggunakan sistem kekerabatan akan berbeda tekniknya dengan organisasi yang promosinya berdasarkan sistem karir dan hal tersebut akan berpengaruh terhadap persepsi dan prilaku pegawai. Universitas Sumatera Utara

1.5.4 Manajemen Sumber Daya Manusia

Secara sederhana pengertian manajemen sumber daya manusia adalah mengelola, atau mengatur manusia. Menurut Henry Simamora 1995 manajemen SDM diartikan sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan terhadap individu organisasi atau kelompok kerja. Manajemen SDM juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus. Manajemen SDM yang efektif mengharuskan manajer untuk menemukan cara yang terbaik dalam mengkaryakan orang. Tapi dissamping itu manajemen SDM yang efektif juga mengharuskan agar anggota organisasi dapat mencapai tujuan pribadinya. Para manajer haruslah mencari berbagai cara untuk meningkatkan kepuasan karyawan, komitmennya, keterlibatannya dalam kehidupan organisasi, memperbaiki kualitas lingkungan kerja dan juga meningkatkan efisiensi dan produktifitas karyawan. Menurut Dessler 1997, jilid 1 manajemen SDM adalah kebijakan dan praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek orang atau SDM dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan penilaian. Menurut Mathis dan Jackson 2001, jilid 1 manajemen SDM berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasiuntuk menentukan efektifitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang untuk mewujudkan sasaran organisasi. Universitas Sumatera Utara Defenisi di atas memberikan gambaran bahwa manajemen SDM merupakan aktifitas atau kegiatan yang dilaksanakan dengan menerapkan fungsi- fungsi manajemen mulai dari merencanakan hingga pada fungsi pengendalian pada SDM sehingga sumber daya di dalam organisasi dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan karyawan, organisasi dan masyarakat.pencapaian tujuan dari ketiga pihak tersebut tidak dapat dipisahkan karena apabila ada tujuan yang tidak tercapai maka pendekatan manajemen SDM gagal. Pencapaian tujuan bersama merupakan hal yang utama dalam organisasi.

1.5.5 Manajemen Kinerja

Kinerja dalam bahasa asing yaitu performance yang berarti penampilan atau unjuk kerja atau prestasi. Benardin dan Russel dalam Keban 2004 menekankan kinerja pada outcome yang dihasilkan setelah suatu pekerjaan atau aktifitas dijalankan selama kurun waktu tertentu.dengan demikian kinerja mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh seorang pegawai selama periode tertentu dan tidak termasuk karakteristik pribadi pegawai yang dinilai. Outcome atau pencapian hasil dapat dinilai melalui pelaku, yaitu yang dihasilkan oleh individu kinerja individu, oleh kelompok kinerja kelompok, oleh institusi kinerja institusi. Universitas Sumatera Utara

I.6 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk meggambarkan secara abstrak sebuah kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social. Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan meggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian events yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Singarimbun.1995:33 Oleh karena itu, untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas agar penulis dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka penulis mengemukakan konsep-konsep antara lain: 1. Strategi Strategi dalam suatu organisasi merupakan cara untuk mencapai tujuan- tujuan, mengatasi segala kesulitan dengan suatu tujuan dan sebuah strategi tidak cukup dengan sebuah rencana belaka, namun strategi haruslah sampai pada penerapannya, sehingga demikianlah dikatakan bahwa strategi tidak semata-mata hanya sebuah pola perencanaan saja, namun bagaimana strategi tersebut dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber-sumber dan kemampuan yang dimilikinya. 2. Motivasi Motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya penggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan Universitas Sumatera Utara motivasi dalam diri seseorang yang melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi dipandang dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya. 3. Motivasi Kerja Motivasi kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu organisasi yang berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan organisasi, dan motivasi kerja yang diberikan kepada seseorang hanya efektif manakala di dalam diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil dalam organisasi. 4. Organisasi Organisasi adalah suatu wadah dimana sekumpulan orang saling bekerjasama di dalamnya sehingga terbentuk suatu hubungan kerja dalam rangka untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Prinsip-prinsip organisasi sering disebut juga sebagai azas-azas organisasi. Prinsip atau azas organisasi merupakan dasar, pondasi, atau suatu kebenaran yang menjadi pokok atau tumpuan berpikir.

1.7 Sistematika Penulisan