Strategi Member MLM dalam Pencapaian Jenjang Karier (Studi Deskriptif Pada Upline MLM Oriflame di Kota Medan)

(1)

STRATEGI MEMBER MULTI LEVEL MARKETING (MLM) DALAM PENCAPAIAN JENJANG KARIER

(Studi Deskriptif : Pada Upline MLM Oriflame di Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Disusun Oleh:

SANTI JULIANTI V. NAINGGOLAN 080901036

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN SOSIOLOGI

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Santi Julianti V.N.

NIM : 080901036 Departemen : Sosiologi

Judul : Strategi Member MLM dalam Pencapaian Jenjang Karier ( Studi Deskriptif Pada Upline MLM Oriflame di Kota Medan )

Dosen Pembimbing Ketua Departemen Sosiologi

(Dra. Ria Manurung, M.Si) ( Dra. Lina Sudarwati, M.Si) NIP. 19621203 198903 2 001 NIP. 19660318 198903 2 001

Dekan FISIP USU

(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si) NIP. 19680525 199203 1 002


(3)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Strategi Member dalam Pencapaian Jenjang Karier dengan studi deskriptif pada upline Multi Level Marketing (MLM) Oriflame Medan. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena ada strategi yang dilakukan oleh upline kepada downline untuk mencapai jenjang karier yang ada di Oriflame dengan membentuk kelompok melalui perekrutan dan mempertahankan

downline. Gambaran ini membuat peneliti tertarik untuk memaparkan mengenai

hal yang dilakukan upline Multi Level Marketing (MLM) Oriflame dalam mencapai jenjang karier.

Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisis dan informan dalam penelitian ini adalah 4 (empat) orang yang telah terdaftar menjadi member Oriflame dan sudah menjadi upline serta 3 (tiga) orang pemakai produk Oriflame dimulai dari anak sekolah SMA, kuliah dan pekerja.

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa dengan merekrut dan mempertahankan downline merupakan strategi seorang upline untuk mencapai jenjang karier yang ada di Oriflame. Strategi upline dalam merekrut berupa menawarkan produk melalui katalog terbaru, mengajak orang lain untuk bergabung dan menghadiri beragam pertemuan Oriflame. Selain merekrut, upline juga harus mempertahankan downline dengan melakukan follow up (menghubungi) mereka kembali secara intens baik dari media elektronik maupun bertemu langsung, serta menjadi teman sharing saat downline sedang mengalami kesulitan dalam menjalankan bisnis Oriflame dan memberitahu produk terbaru serta mengajak downline ke kegiatan Oriflame. Di dalam mempertahankan

downline ada dikenal dengan istilah kohesivitas yang mengacu pada

kecenderungan para anggota agar tetap bersatu. Kohesivitas terbentuk oleh faktor-faktor yang membuat semua anggota kelompok bersama-sama memelihara kekompakan diantara mereka. Kepuasan atas hasil kerja pada setiap member itu pun berbeda-beda sehingga memungkinkan para upline dan downline untuk bekerja sama dalam bentuk kebutuhan serta harapan yang berbeda. Keuntungan yang didapat melalui tiap tingkatan yang diberikan Oriflame menimbulkan stimulus yang baik buat para upline untuk lebih giat merekrut dan mempertahankan downline. Keuntungan tersebut bisa didapat melalui penjualan produk dimana setiap produk yang dijual menghasilkan poin. Mencapai titel tertinggi, seorang upline akan membentuk group untuk dapat menguatkan dan membantu dalam penjualan produk dan pengumpulan poin.


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan penyertaan-Nya pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Strategi Member dalam Pencapaian Jenjang Karier dengan studi deskriptif pada

Upline MLM Oriflame di Kota Medan, disusun sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini menjelaskan mengenai bagaimana strategi para member khususnya upline untuk mencapai jenjang karier di MLM Oriflame dengan merekrut dan mempertahankan downline yang dimiliki.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan terselesaikan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tiada henti-hentinya penulis ucapkan kepada orangtua tercinta Alm. Ayahanda dan ibunda I. D. Pasaribu, S.Pd yang telah merawat dan membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan ketulusan yang mendalam serta mendidik penulis dengan kesabaran, semangat dan doa yang begitu suci dan ikhlas kepada penulis, serta kepada adik-adik penulis Arnold Revaldo dan Sutan Mahalalel yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.


(5)

Melalui penulisan ini penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si. selaku Ketua Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan segenap ilmu pengetahuan semasa perkuliahan.

3. Drs. Muba Simanihuruk, M.Si. selaku Sekretaris Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan sebagai penguji dalam ujian seminar proposal.

4. Ibu Dra. Ria Manurung, M.Si selaku dosen pembimbing dan juga dosen wali penulis yang telah banyak mencurahkan waktu, tenaga atas ide-ide dan pemikiran dalam membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.

5. Segenap dosen, staff dan seluruh pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Kak Fenni Khairifa dan Kak Nurbaiti yang telah cukup banyak membantu penulis selama masa perkuliahan dalam hal administrasi.

6. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat Sosiologi 2008 yang sangat penulis sayangi buat Vanny Virgita Batubara S.Sos, Octa Virna Saragih, Riama Siringo S.Sos, Fitri Aprillia, Frisillia Pardosi, Sri Hutabarat, Diki Handika, Robby Surya Sitompul S.Sos, Alexander Giovanni Simamora, Belman Siagian S.Sos, Amos Pasaribu S.Sos, Richard Rajagukguk S.Sos, Heberlin


(6)

Tinambunan, Sondang F.Y.H S.Sos, Nari Boang Manalu S.sos, Hendra Hutagalung, Desi R.P.M S.Sos, Lenny Nababan S.Sos, dan banyak lagi yang belum penulis sebutkan yang selalu bersama-sama selama perkuliahan hingga sampai saat ini dan masa yang akan datang.

7. Kakak dan abang senior penulis yang baik hati Gorenty Okseva Manurung S.Sos, Prabu Tamba S.Sos, dan M.Gifari S.Sos yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Abang, kakak, teman dan sahabat penulis di NHKBP Melati yang memberi motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Para informan, yaitu Upline MLM Oriflame yang telah bersedia memberikan waktu dan kesempatan untuk memberikan informasi yang sangat dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi terdapat berbagai kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan saran-saran yang sifatnya membangun demi kebaikan tulisan ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan akhir kata dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Medan, 29 April 2014 Penulis

NIM: 080901036 Santi Julianti V.N.


(7)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAKSI... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan Penelitian... 7

1.4 Manfaat Penelitian... 7

1.5 Definisi Konsep... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Multi Level Marketing (MLM)... 9

2.2 Teori Pertukaran Sosial... 12

2.3 Strategi... 16

2.4 Sosiologi Organisasi ……….. 18

2.5 Kelompok Sosial ……… 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 22

3.2 Lokasi Penelitian... 22

3.3 Unit Analisis dan Informan... 22

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 23


(8)

3.6 Jadwal Kegiatan... 26

3.7 Keterbatasan Penelitian... 26

BAB IV DESKRIPSI DAN HASIL INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 28

4.1.1 Sejarah Oriflame ………... 28

4.1.2 Sejarah Oriflame di Indonesia ………... 29

4.1.3 Sejarah Oriflame di Medan ………... 29

4.1.4 Visi dan misi Perusahaan Oriflame …... 30

` 4.1.5 Fasilitas dan Kegiatan Perusahaan Oriflame ... 30

4.1.6 Kode etik perusahaan Oriflame dan produk yang dimiliki .. 31

4.1.8 Struktur dan Tanggung Jawab Perusahaan Oriflame ……… 32

4.1.9 Jenjang Karier Perusahaan Oriflame ……….... 35

4.2 Profil Informan... 42

4.3 Strategi yang dilakukan upline ... 47

4.3.1 Strategi Merekrut downline ... 47

4.3.1.1 Strategi upline Diamond Director merekrut downline ... 47

4.3.1.2 Strategi upline Saphire Director merekrut downline ... 50

4.3.1.3 Strategi upline Senior Gold Director merekrut downline ... 52

4.3.1.4 Strategi upline Gold Director merekrut downline ... 54


(9)

4.3.2.1 Strategi upline Diamond Director

mempertahankan downline ... 57 4.3.2.2 Strategi upline Saphire Director

mempertahankan downline ... 59 4.3.2.3 Strategi upline Senior Gold Director

mempertahankan downline ... 61 4.3.2.4 Strategi upline Gold Director

mempertahankan downline ... 62 4.4 Tahapan Mencapai Hasil Maksimal ... 64 4.6 Kepercayaan Konsumen terhadap Produk Oriflame ... 69 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan... 73 5.2 Saran... 76 DAFTAR DUSTAKA


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk Jaringan MLM Binary/ Piramida ... 10

Gambar 2.2 Bentuk Jaringan MLM Matahari ... 10

Gambar 2.3 Sistem Penjualan MLM ... 11

Gambar 4.1 Struktur danTanggung Jawab PT Oriflame ... 32

Gambar 4.2 Jenjang Karier Diamond Director ... 38

Gambar 4.3 Jenjang Karier Saphire Director ... 39

Gambar 4.4 Jenjang Karier Senior Gold Director ... 40


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar lampiran interview guide Lampiran 2 : Transkrip wawancara


(12)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Strategi Member dalam Pencapaian Jenjang Karier dengan studi deskriptif pada upline Multi Level Marketing (MLM) Oriflame Medan. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena ada strategi yang dilakukan oleh upline kepada downline untuk mencapai jenjang karier yang ada di Oriflame dengan membentuk kelompok melalui perekrutan dan mempertahankan

downline. Gambaran ini membuat peneliti tertarik untuk memaparkan mengenai

hal yang dilakukan upline Multi Level Marketing (MLM) Oriflame dalam mencapai jenjang karier.

Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisis dan informan dalam penelitian ini adalah 4 (empat) orang yang telah terdaftar menjadi member Oriflame dan sudah menjadi upline serta 3 (tiga) orang pemakai produk Oriflame dimulai dari anak sekolah SMA, kuliah dan pekerja.

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa dengan merekrut dan mempertahankan downline merupakan strategi seorang upline untuk mencapai jenjang karier yang ada di Oriflame. Strategi upline dalam merekrut berupa menawarkan produk melalui katalog terbaru, mengajak orang lain untuk bergabung dan menghadiri beragam pertemuan Oriflame. Selain merekrut, upline juga harus mempertahankan downline dengan melakukan follow up (menghubungi) mereka kembali secara intens baik dari media elektronik maupun bertemu langsung, serta menjadi teman sharing saat downline sedang mengalami kesulitan dalam menjalankan bisnis Oriflame dan memberitahu produk terbaru serta mengajak downline ke kegiatan Oriflame. Di dalam mempertahankan

downline ada dikenal dengan istilah kohesivitas yang mengacu pada

kecenderungan para anggota agar tetap bersatu. Kohesivitas terbentuk oleh faktor-faktor yang membuat semua anggota kelompok bersama-sama memelihara kekompakan diantara mereka. Kepuasan atas hasil kerja pada setiap member itu pun berbeda-beda sehingga memungkinkan para upline dan downline untuk bekerja sama dalam bentuk kebutuhan serta harapan yang berbeda. Keuntungan yang didapat melalui tiap tingkatan yang diberikan Oriflame menimbulkan stimulus yang baik buat para upline untuk lebih giat merekrut dan mempertahankan downline. Keuntungan tersebut bisa didapat melalui penjualan produk dimana setiap produk yang dijual menghasilkan poin. Mencapai titel tertinggi, seorang upline akan membentuk group untuk dapat menguatkan dan membantu dalam penjualan produk dan pengumpulan poin.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga menjadikan mereka sebagai makhluk sosial yang akan melakukan interaksi di dalam hidupnya. Interaksi sosial antar individu menjadikan suatu hubungan sosial yang dilihat bagaimana masyarakat mempengaruhi ekonomi dan juga sebaliknya bagaimana ekonomi mempengaruhi masyarakat (Damsar, 2009:11). Hal ini menjadi salah satu bentuk dari pertukaran sosial secara ekonomi di mana masyarakat akan mencari keuntungan (profit) untuk mempertahankan hidupnya.

Bentuk pertukaran sosial berdasarkan ekonomi melihat bahwa dalam masyarakat akan ditemukan arena pertukaran dimana orang-orang akan saling bertukar ganjaran (punnihsment) dan hadiah (reward) serta akan melakukan tindakan atau usaha dalam mendapat keuntungan (profit). Tindakan yang dilakukan rasional berdasarkan perhitungan untung dan rugi (costs). Pengetahuan tentang pekerjaan apa yang dikerjakan dan membawa keuntungan bagi dirinya sendiri, menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk rasional dan senantiasa menghitung serta membuat pilihan yang dapat memperbesar kesenangan pribadi atau keuntungan pribadi dan mengurangi penderitaan atau menekan biaya (costs).

Salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia untuk mendapatkan keuntungan dan sudah berkembang sampai saat ini adalah pemasaran secara langsung. Pemasaran seperti ini sering disebut dengan bisnis Multi Level Marketing (MLM) yang dimana anggota (member) menjadi pelaku/ aktor utama.


(14)

Multi Level Marketing (MLM) merupakan suatu cara menjual produk secara langsung kepada pelanggannya melalui anggota (member).

Karateristik dalam MLM bahwa penjual akan menjadi member saat sudah membayar pendaftaran. Daya tarik menjadi member adalah mendapatkan keuntungan dalam waktu tertentu saat menjual produk dengan syarat dan ketentuan yang jelas. Member akan mendapatkan komisi dari proses penjualan produk, baik yang pribadi maupun penjualan saat gorup. Saat menjual produk secara pribadi, member akan mendapatkan keuntungan langsung sekitar 21-30% dan saat penjualan group member akan mendapatkan keuntungan juga. Keuntungan yang didapat member saat penjualan group/ jaringan didasarkan pada banyak nya group/ jaringan yang dimiliki. Saat group/ jaringan yang dimiliki semakin banyak maka semakin besar pula lah keuntungan yang akan didapat. 31/01/2012, pukul 11.30).

Member merupakan keseluruhan anggota yang sudah terdaftar dan

menjadi anggota aktif dalam menjalankan bisnis MLM. Menjadi member bisnis MLM akan ditemukan struktur organisasi dimana adanya hubungan pola kewenangan yang memperlihatkan fungsi hubungan antara struktur atas dengan struktur bawah. Pada setiap tingkat kewenangan organisasi itu ada seorang pemimpin dengan sejumlah orang yang menjadi pengikut. Sebutan yang diberikan kepada orang yang menduduki struktur atas dalam bisnis MLM adalah upline, dan sebutan untuk struktur bawah adalah downline. Upline ialah orang yang mengajak/ merekrut dan mendaftarkan seseorang menjadi anggota sebuah perusahaan MLM, dan untuk menjadi upline harus memiliki anggota dibawahnya


(15)

yang disebut dengan downline. Downline ialah orang yang direkrut untuk bergabung dan memasarkan produk. Saat downline ingin menjadi upline, maka

downline harus merekrut downline baru lagi. Jadi upline dan downline ini

merupakan satu kesatuan dari member.

Salah satu bisnis Multi Level Marketing (MLM) yang menjadikan member sebagai pelaku/ aktor utama dalam menjalankan bisnis adalah bisnis Multi Level Marketing (MLM) Oriflame. Oriflame beroperasi dan berkantor pusat di Jakarta pada Tahun 1986. Oriflame merupakan perusahaan kosmetik yang menawarkan produk kosmetik dan perawatan kulit alami berkualitas tinggi melalui jaringan penjual mandiri (independent sales force). 13 cabang dan ribuan member yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Salah satu cabang Oriflame yang tersebar di seluruh Indonesia berada di Kota Medan yang terletak di jalan A.H.Nasution Komplek Trend Trade Center (lurusan asrama haji). Oriflame dijadikan sebagai pelopor pertama MLM di Indonesia. Oriflame menjadi pasar pertama di Asia dan telah berjaya selama 22 tahun. Oriflame Indonesia merupakan perusahaan kosmetika dengan sistem penjualan mandiri nomor 1 (satu) di Indonesia saat ini member Oriflame di Medan yang sudah terdaftar ada sekitar 35.000 orang. (Sumber: PT.Orido Alam Ayu Cabang Medan).

Di dalam bisnis MLM Oriflame, perusahaan Oriflame memiliki jenjang peringkat/ jenjang karier yang berbeda-beda dengan berbagai syarat pencapaian peringkat itu sendiri. Tahapan pencapaian peringkat demi peringkat memang


(16)

dirancang untuk memberikan sebuah reward (hadiah), komisi (hasil penjualan) dan bonus (hasil pengumpulan poin) oleh perusahaan karena upaya member dalam mengembangkan sebuah jaringan bisnis MLM Oriflame. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi setiap member untuk mendapatkan hasil dari kerja keras mereka. Sistem MLM seperti ini mengutamakan kepentingan, kerja keras dan loyalitas untuk mencapai kesuksesan. Adapun gambaran jenjang karier/ jenjang peringkat yang tertinggi di perusahaan MLM Oriflame Medan (Sumber: PT Oriflame Cabang Medan) adalah sebagai berikut :

a. Diamond Director, Menjadi seorang Diamond Director upline harus bisa menjadikan 6 (enam) orang Director dari downline yang dimilikinya dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Saat sudah mencapai peringkat

Diamond Director maka upline akan mendapatkan komisi (penghasilan)

rata-rata Rp 460 juta pertahun dan bonus (hasil pengumpulan poin) Rp 40 juta perbulan. Selain itu seorang Diamond Director juga akan mendapatkan reward (hadiah) perjalanan ke luar negeri 2 (dua) kali setahun dan mobil new Honda CRV gratis.

b. Saphire Director, Menjadi seorang Saphire Director upline harus bisa menjadikan 4 (empat) orang Director dari downline yang dimilikinya selama 1 (satu) tahun dan berhak mendapatkan bonus (hasil pengumpulan poin) Rp 28 juta perbulan dan komisi (penghasilan) rata-rata Rp 240 juta pertahun. Selain itu seorang Saphire Director juga akan mendapatkan reward (hadiah) perjalanan ke luar negeri 1 (satu) kali dalam setahun dan mendapat tiket untuk 2 orang.


(17)

c. Senior Gold Director, Menjadi seorang Senior Gold Director upline harus bisa menjadikan 3 (tiga) orang Director dari downline yang dimiliki selama 1 (satu) tahun dan berhak mendapatkan bonus (hasil pengumpulan poin) Rp 21 juta perbulan dan komisi (penghasilan) rata-rata Rp 180 juta pertahun. Selain itu seorang Senior Gold Director juga akan mendapatkan reward (hadiah) perjalanan ke luar negeri 1 (satu) kali dalam setahun. d. Gold Director, Menjadi seorang Gold Director upline harus bisa

menjadikan 2 (dua) orang Director dari downline yang dimiliki selama 1 (satu) tahun dan berhak mendapatkan bonus (hasil pengumpulan poin) Rp 14 juta perbulan dan komisi (penghasilan) rata-rata Rp 120 juta pertahun. Selain itu seorang Gold Director juga akan mendapatkan reward (hadiah) perjalanan ke luar negeri 1 (satu) kali dalam setahun.

Untuk mencapai jenjang karier di MLM Oriflame, seorang upline harus mengumpulkan poin dari penjualan poduk secara individu maupun group dalam sebulan. Penjualan produk menghasilkan poin dan poin ini yang dikumpulkan selama sebulan untuk digunakan sebagai pencapaian target di tiap jenjang karier/ tingkatan. Bonus yang didapat setiap upline berasal dari poin yang dikumpul selama sebulan dan hadiah dari bonus itu berupa uang. Poin ini berlaku 1 (satu) bulan dan untuk bulan berikutnya mengumpulkan poin lagi dan memilih tingkatan mana yang ingin dicapai. Apabila jumlah poin yang didapat dalam sebulan telah mencapai target, maka secara otomatis upline akan mencapai tingkatan yang sesuai dengan jumlah poin yang didapat.

Banyaknya poin yang menjadi syarat untuk mencapai jenjang karier/ tingkatan di MLM Oriflame membuat para upline tidak dapat mengerjakannya


(18)

secara sendiri. Para upline memerlukan bantuan dari downline dan harus bekerja keras. Di dalam mencapai kategori tingkat Diamond Director yang paling tertinggi di kota Medan, seorang upline harus didukung anggota tim yang memiliki solidaritas kuat untuk mendukung pencapaian poin. Pencapaian poin yang tinggi hanya bisa didapatkan bila ada kerja sama dari setiap anggota tim. Dalam sosiologi kerja sama merupakan usaha terkoordinasi diantara anggota kelompok yang diarahkan untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam pencapaian poin tersebut upline tidak hanya menjual produk, akan tetapi harus mampu membangun jaringan. Upline harus memiliki downline yang kuat dalam menjual produk. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi setiap

member yang ingin naik jenjang karier/ peringkat. Menurut Bierstedit (dalam

Kamanto, 2004:126) ada jenis kelompok asosiasi yang dimana para anggotanya mempunyai kesadaran dalam persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Kepentingan bersama yang dimiliki upline dan downline Oriflame membuat mereka akan bekerja sama dan bekerja keras untuk mencapai target poin yang diinginkan sehingga mereka akan menjadi tim yang kuat untuk mendukung pencapaian poin tersebut. Tim yang bergabung untuk mencapai keuntungan haruslah mempunyai kerja sama dan kepentingan bersama. Adanya hubungan yang satu dengan yang lain membuat tim dalam mencapai target akan saling memberikan kontribusi yang membangun. Hal ini lah yang menarik bagi peneliti untuk melihat bagaimana strategi upline dalam pencapaian jenjang karier MLM Oriflame di Kota Medan.


(19)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut dan latar belakang yang sudah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana strategi upline dalam pencapaian jenjang karier Multi Level Marketing (MLM) Oriflame di Kota Medan ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dan diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi upline dalam pencapaian jenjang karier MLM Oriflame khususnya di Kota Medan.

1.4Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan mampu dan dapat memberikan manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain, terlebih lagi untuk ilmu pengetahuan. Untuk itu manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat melatih kemampuan penulis untuk membiasakan diri membuat dan membaca karya tulis.

2. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu sosial mengenai strategi upline dalam pencapaian jenjang karier MLM Oriflame khususnya di Kota Medan yang dapat berkontribusi terhadap perusahaannya.


(20)

3. Menambah rujukan bagi Departemen Sosiologi FISIP USU mengenai studi tentang strategi upline dalam pencapaian jenjang karier MLM Oriflame.

1.5 Defenisi Konsep

Konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian, antara lain : 1. Member

Sebutan untuk anggota MLM yang terdaftar dan aktif menjalankan bisnis MLM. Member memiliki peranan yang penting dan mendapatkan keuntungan melalui penjualan produk secara pribadi maupun group. Di dalam member akan ditemukan upline dan downline. Upline ialah orang yang mengajak/merekrut dan mendaftarkan seseorang menjadi anggota sebuah perusahaan MLM, dan untuk menjadi upline harus memiliki anggota dibawahnya yang disebut dengan downline. Downline ialah orang yang direkrut untuk bergabung dan memasarkan produk. Saat downline ingin menjadi upline, maka downline harus merekrut downline baru lagi. Jadi upline dan downline ini merupakan satu kesatuan dari member.

2. Strategi

Strategi merupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan ataupun seseorang dalam mencapai sasaran yang diinginkan. Adapun dalam penelitian ini strategi yang dimaksud adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh upline dalam merekrut dan mempertahankan downline yang ada.


(21)

3. MLM ( Multi Level Marketing )

Multi Level Marketing merupakan networking marketing (pemasaran berjenjang) yang dimana memasarkan dan mendistribusikan produk dengan pelayanan secara langsung ke konsumen melalui member.

4. Oriflame

Perusahaan kosmetika yang menawarkan produk kosmetik dan perawatan kulit alami berkualitas tinggi melalui jaringan penjual mandiri (independent sales force).


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Multi Level Marketing (MLM)

Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing (pemasaran berjenjang) atau direct selling yang merupakan salah satu bisnis yang berhubungan dengan pemasaran dan pendistribusian produk. MLM ini dilakukan melalui banyak level (tingkatan) dan memerlukan peran anggota (member).

Member pada MLM memiliki jenjang atau tingkatan yakni, Upline dan Downline.

Seorang Upline harus memiliki Downline untuk mendapatkan jenjang yang lebih tinggi, dan Downline adalah setiap orang yang direkrut oleh Upline dalam pendistribusian produk MLM dan demikian selanjutnya. Artinya, keanggotaan merupakan inti dari pemasaran Multi Level Marketing (MLM) dan tugas pokoknya adalah melakukan penjualan dan memperbesar jaringan di bawahnya.

Di dalam Multi Level Marketing (MLM) terdapat 2 (dua) bentuk sistem jaringan yang dijalankan oleh perusahaan MLM yakni sistem binary/ piramida dan sistem matahari orang-orang yang pertama atau lebih dulu bergabung sebagai anggota. Pada sistem jaringan binary, upline hanya dapat membentuk jaringan kanan-kiri. Kita misalkan upline A dapat merekrut lebih dari 2 (dua) orang B,C dan D. B dan C akan menjadi downline dari A dimana B dan C akan berada pada tingkatan pertama. D yang menjadi orang ke 3 (tiga) harus dilimpahkan sebagai downline dari B atau C dan D akan berada pada tingkatan kedua. Lebih jelasnya mengenai jaringan ini dapat dilihat dari gambaran di bawah ini :


(23)

Gambar 2.1 Bentuk Jaringan MLM Binary/ Piramida

Level 1

Level 2

Pada sistem jaringan MLM binary/ piramida, perusahaan hanya akan memberikan komisi (hasil penjualan) jika jaringan kiri dan kanan seimbang. Oleh karena itu jika kita menginginkan komisi maka harus dapat menyeimbangkan jaringan kiri dan kanan. Pada akhirnya kita harus bekerja keras untuk menyeimbangkan jaringan kiri dan kanan dengan merekrut member baru yang akan diletakkan ke downline kita yang belum seimbang.

Sistem jaringan MLM matahari memberikan kebebasan untuk membangun jaringan. Setiap member diperkenankan membuka jaringan selebar mungkin dan sebanyak-banyaknya. Artinya para pelaku MLM tersebut dapat membuka jaringan dengan beberapa orang dengan pola menyebar. Lebih jelasnya mengenai jaringan ini dapat dilihat dari gambaran di bawah ini :

Gambar 2.2 Bentuk Jaringan MLM Matahari B

D

A

C


(24)

Sistem jaringan MLM matahari memberikan kebebasan kepada member untuk melebarkan jaringan yang dimiliki dan sistem seperti ini dilihat adil karena siapa yang bekerja itu yang akan mendapatkan hasil, sedangkan yang tidak bekerja tidak akan mendapatkan hasil. Semakin keras kita bekerja, maka akan semakin besar jaringan di bawah kita dan akan semakin besar hasil yang akan kita dapatkan. Sistem jaringan matahari dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan baik yang di tingkat bawah maupun yang ditingkat atas.

Sistem pemasaran atau penjualan pada MLM dapat dilakukan secara pribadi dan secara group/jaringan. Siklus penjualan MLM atau direct selling atau pemasaran langsung dapat dilihat dalam gambar berikut :

Gambar 2.3 Sistem Penjualan MLM

Sistem penjualan MLM seperti ini membuat biaya distribusi menjadi rendah dan produk yang dijual juga tidak sembarangan ada. Produk yang dipesan juga hanya bisa didapat melalui distributor independen/member dan bisa dikatakan kalau pelaku dan yang mempromosikan MLM ini adalah para member dan konsumen yang kemudian direkrut jadi anggota. Pemasaran dan penjualan produk seperti ini akan memberikan keuntungan langsung sekitar 21% buat

member.

Semakin banyak group/ jaringan yang terbentuk maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Penghasilan yang diperoleh dari penjualan produk MLM disebut komisi. Selain komisi, dari penjualan setiap produk, member

Produsen Distributor


(25)

mendapat bonus poin dan poin tersebut dapat dikumpulkan dalam jangka waktu sebulan dan akan mempunyai nilai uang. Harga 1 (satu) poin adalah Rp. 5.500. Jika seorang member saja berhasil mengumpulkan 10 poin dari penjualan produk pribadinya maka ia akan mendapatkan keuntungan sebesar 10xRp 5.500=Rp 55.000. Apalagi jika member tersebut sudah membangun jaringannya maka bonus yang didapat dan hasil penjualan produk akan lebih banyak lagi.

Makin banyak poin yang dikumpulkan, member akan mendapatkan lebih banyak keuntungan yang diperoleh. Komisi (penghasilan) dan bonus (hasil pengumpulan poin) yang akan diperoleh member, akan ditambah dengan pedapatan reward (hadiah) berupa perjalanan ke luar negeri dan mobil gratis apabila dapat mencapai jenjang/ peringkat tertentu. Seorang upline akan cepat naik jenjang/ peringkat melalui penjualan produk yang banyak dan merekrut

downline juga.

2.2 Teori Pertukaran

Teori pertukaran Homans (dalam Ritzer, 2007:360) terletak pada sekumpulan proposisi fundamental yang menerangkan setidaknya antara dua individu yang berinteraksi. Hubungan mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi yang terdiri dari unsur ganjaran, pengorbanan dan keuntungan. Ganjaran merupakan segala hal yang diperoleh melalui adanya pengorbanan, sedangkan pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan, dan keuntungan adalah ganjaran dikurangi oleh pengorbanan. Jadi, perilaku sosial terdiri atas pertukaran paling sedikit antara dua orang berdasarkan


(26)

perhitungan untung rugi. Dalam hal ini, Homans menggunakan contoh jenis hubungan pertukaran yang menjadi sasaran perhatiannya.

Bayangkan dua orang sedang melakukan pekerjaan tulis-menulis di sebuah kantor. Menurut peraturan kantor, masing-masing harus mengerjakan pekerjaannya sendiri atau bila memerlukan bantuan ia harus berkonsultasi dengan pengawas. Salah seorang diantaranya, sebut saja Person, tak begitu terampil bekerja dan hanya akan dapat bekerja lebih baik dan lebih cepat bila ia mendapat bantuan dari waktu ke waktu. Meski peraturan kantor membolehkan, ia enggan berkonsultasi dengan pengawas karena dengan mengakui ketidakmampuannya dapat merugikan peluangnya untuk promosi. Malahan ia mencari orang lain, sebut saja Dicky, untuk meminta bantuannya. Dicky lebih berpengalaman bekerja ketimbang Person. Dicky dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik dan cepat dan melewatkan waktu istirahat dan mempunyai alasan untuk mengira bahwa pengawas takkan memeriksa pelanggaran peraturan yang dibuatnya. Dicky membantu Person dan imbalannya Person menyatakan terima kasih dan persetujuannya kepada Dicky. Kedua orang itu telah bertukar bantuan dan persetujuan (Homans dalam Ritzer, 2007:361).

Teori pertukaran Homans bertumpu pada asumsi bahwa orang terlibat dalam perilaku untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman. Pertukaran perilaku untuk memperoleh ganjaran adalah prinsip dasar dalam transaksi ekonomi sederhana. Seseorang dapat mempertukarkan pelayanannya/ jasa untuk memperoleh upah. Homans percaya bahwa proses pertukaran dapat dijelaskan lewat proporsional yang ada (Margareth Poloma, 2000:59). Dari keenam penjelasan proposional yang ada, bisnis Oriflame ini bisa dijelaskan lewat empat proposisi dengan memusatkan perhatian pada jenis situasi.

1. Proposisi sukses

Proposisi ini mengungkapkan bahwa untuk semua tindakan yang dilakukan seseorang, semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah, semakin besar kemungkinan orang melakukan tindakan itu (Homans dalam Ritzer, 2007:361). Kaitan proposisi ini dengan perekrutan anggota Oriflame, seorang upline memberikan stimulus yang baik untuk menimbulkan keinginan


(27)

kepada calon downline yang baru untuk bergabung yang dimulai dengan perkenalan pertama yang menyenangkan, menunjukkan katalog yang terbaru, menunjukkan produk-produk unggulan dan memberikan informasi yang menarik. Ketika calon downline sudah menyatakan diri untuk ikut sebagai member tetap maka upline memberikan arahan dalam hal kecantikan juga cara untuk menjalankan bisnis. Hal ini akan berpengaruh pada sikap downline yang juga menjadi member Oriflame serta menunjang keberhasilan upline.

2. Proposisi pendorong

Proposisi ini mengungkapkan bila dalam kejadian di masa lalu dorongan tertentu atau sekumpulan dorongan telah menyebabkan tindakan orang yang diberi hadiah, maka akan semakin serupa dorongan kini dengan dorongan di masa lalu, makin besar kemungkinan orang melakukan tindakan serupa (Ritzer 2007:364). Berkaitan dengan Oriflame, maka jika seorang member mengetahui dengan memberikan perhatian yang baik pada bisnis yang dijalaninya dan mendapatkan keuntungan kepadanya, maka ia akan melakukan perhatian yang sama dengan yang sedang dijalaninya. Semakin seorang member giat dalam menjalani bisnis ini maka ia akan mendapat hal yang lebih.

3. Proposisi nilai

Proposisi ini menjelaskan makin tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia melakukan tindakan itu. Di sini Homans memperkenalkan konsep hadiah dan hukuman. Hadiah adalah tindakan dengan nilai positif, makin tinggi nilai hadiah, makin besar kemungkinan mendatangkan perilaku yang diinginkan. Hukuman adalah tindakan dengan nilai negatif, makin tinggi nilai hukuman berarti makin kecil kemungkinan aktor mewujudkan


(28)

perilaku yang tak diinginkan. Pada bisnis Oriflame, member harus semangat dalam merekrut dan menjalankan bisnisnya karena pada tiap tingkatan levelnya menghasilkan hadiah yang berbeda dalam setiap tingkatannya. Semakin banyak

member merekrut calon downline dan mempertahankan downlinenya maka hadiah

yang diperoleh setiap bulan meningkat. Bonus yang diperoleh pada setiap tingkatannya menjadi salah satu penarik bagi setiap member. Bila para member tidak dapat menjalankan bisnis Oriflame, maka member tidak mendapatkan bonus.

4. Proposisi rasionalitas

Dalam memilih di antara berbagai tindakan alternantif, seseorang akan memilih satu diantaranya, yang dia anggap saat itu memiliki value sebagai hasil, dikalikan dengan probabilitas untuk mendapatkan hasil yang lebih besar. Artinya, aktor yang bertindak sesuai dengan proposisi rasionalitas adalah yang memaksimalkan kegunaannya. Proposisi ini menerangkan kepada kita bahwa apakah orang akan melakukan tindakan atau tidak tergantung pada persepsi mereka mengenai peluang sukses. Dari hal tersebut di atas dapat dilihat bahwa seorang member adalah aktor yang di mana mencari keuntungan rasional yaitu hadiah dan memperoleh tingkatan yang lebih tinggi. Semakin tinggi tingkatan yang diperoleh oleh seorang member akan memberikan keuntungan yang lebih dalam menjalankan bisnis Oriflame. Rasionalitas seorang member dapat dilihat di sini sebagi pencari keuntungan, bahwa seseorang yang menjalankan sebuah usaha atau bisnis akan mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh dalam setiap aksinya. Merekrut member baru dan menjual produk yang banyak akan menghasilkan keuntungan yang besar bagi seorang member tetap. Reaksi yang


(29)

positif atau negatif dipengaruhi oleh masa lalu, yang akan menentukan pada perilaku si masa depan (Ritzer, 2007:356).

2.3 Strategi

Strategi merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan ataupun seseorang dalam mencapai sasaran yang diinginkan. Strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih untuk mengalokasikan usaha suatu perusahaan (M.Fuad, Christian.H, 2000:94,95). Strategi yang dimaksud adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh upline dalam merekrut dan mempertahankan downline yang ada. Teori tentang strategi dengan asumsi tersendiri yang mampu menjelaskan peristiwa yang menyangkut strategi, diantaranya sebagai berikut :

a. Classical Theory (Teori Klasik)

Clasiccal theory atau teori klasik menekankan pada perencanaan dalam

suatu strategi untuk mencapai kesuksesan penting yakni memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. . Strategi merekrut downline merupakan cara upline akan mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh tidak secara langsung diterima oleh, namun dapat dalam jangka panjang. Upline harus mampu memotivasi downline untuk bisa bekerja sama dalam mengumpulkan poin dari penjualan produk group dan terus merekrut calon downline yang baru.

b. Systemic Theory

Asumsi dari teori ini berbeda dengan teori klasik, perbedaannya ialah bagaimana bertahan dalam situasi yang ada. Dalam bidang bisnis teori sistemik ini sendiri berpandangan bahwa kegiatan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari


(30)

hubungan sosial seperti keluarga, teman kerja, teman kuliah, tetangga, teman dekat, dan siapa pun yang mereka temui di jalan. Faktor-faktor sosial mempengaruhi cara dan menentukan strategi apa yang cocok untuk menghadapi keada Pada bisnis Oriflame setiap upline akan mengajak orang-orang terdekat terlebih dahulu, seperti anggota keluarga, teman kerja, teman kuliah, dan tetangga, untuk dijadikan sebagai dowline baru. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengembangan bisnis Oriflame secara efektif dan efisien karena hanya membutuhkan ruang yang tidak terlalu luas serta waktu yang singkat.

c. Motivasi

Vroom (dalam Liliweri, 1997:329) menjelaskan bahwa motivasi adalah sebuah proses untuk menentukan pilihan yang membuat seseorang merasa sukarela atas pekerjaannya. Motivasi selalu digunakan untuk menggambarkan dorongan manusia yang membuat manusia itu bekerja, misalnya keinginan dan kebutuhan dari dalam diri untuk memperoleh sesuatu dari pekerjaanya. Halloran (dalam Liliweri, 1997: 323) mengemukakan bahwa bentuk motivasi yang dapat dikenakan kepada manusia dengan memberikan insentif, yang dimana ini merupakan tindakan seperti pemberian hadiah dan prestise (penghargaan). Adanya hadiah dari setiap jenjang karier di Oriflame menjadikan ini salah satu strategi dalam bentuk motivasi yang memicu setiap member untuk bekerja. Usaha

member dalam mencapai jenjang karier diberikan prestise (penghargaan) oleh

perusahaan dengan adanya komisi (hasil penjualan produk),bonus (hasil pengumpulan poin) dan reward (hadiah).


(31)

Kesuksesan dalam mengembangkan bisnis Multi level marketing (MLM) tidak akan terlepas dari kemampuan upline yang wajib dimiliki dalam hal memberikan dorongan serta motivasi kepada downline. Memimpin dengan memberikan contoh adalah cara terbaik untuk memotivasi downline kita. Dalam hal ini yang di maksud dari memberikan contoh adalah selalu membantu mengarahkan si downline akan berbagai cara untuk fokus membangun bisnisnya, membantu mereka memahami poin apa saja yang bisa meningkatkan kesuksesan, dan membantu downline jika memiliki kendala dalam menjalankan bisnis. Memberikan panduan berarti membangun relasi yang baik antara upline dan

downline. Upline harus selalu memotivasi dengan selalu memberikan semangat

bagi downline.

2.4 Sosiologi Organisasi

Sosiologi organisasi mengenal 3 (tiga) unit kajian organisasi, yaitu kajian terhadap individu, hubungan antar pribadi dalam kelompok kerja atau hubungan antar pribadi dalam organisasi dan kajian terhadap organisasi formal atau organisasi besar (Liliweri, 1997:7). Ditinjau dari segi sosiologi, organisasi merupakan satuan sosial atau komunitas khusus yang merupakan gabungan dan ikatan pribadi. Individu perlu berinteraksi karena didorong oleh faktor keberadaannya sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin memenuhi kebutuhan diri sendiri, karena itu individu membutuhkan orang lain.

Manusia organisasi adalah manusia yang mempunyai kemauan, kemampuan untuk bekerja sama dalam suatu wadah. Manusia mulai sadar bahwa melalui kerja sama maka akan memperoleh hasil yang efektif dan efisien. Di dalam bisnis MLM Oriflame kemampuan untuk bekerja sama antara upline dan


(32)

downline menjadi hal yang paling diutamakan. Terbentuknya kelompok karena

adanya persamaan dalam kebutuhan akan berkelompok membuat setiap anggota tim akan saling membutuhkan bantuan individu yang lain untuk saling bekerja sama.

Satu organisasi tidak mungkin ada kalau tidak memiliki sekelompok orang sebagai anggota, di mana anggota akan menyesuaikan diri karena kepentingan bersama. Kelompok tidak mungkin ada kalau tidak ada struktur dan hierarki yang menempatkan kedudukan para anggotanya. Struktur dan hierarki pun tidak mungkin ada kalau tidak ada pengelompokan tugas dan fungsi. Tugas dan fungsi yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi pun tidak akan berhasil kalau tidak ada komunikasi. Sosiologi memandang komunikasi dalam organisasi bersifat ‘inherent’ dengan mata rantai komando atau perintah. Perintah itu berdasarkan struktur/hierarki kewenangan yang vertikal maupun horizontal yang menunjukkan kejelasan hubungan atau alur pekerjaan (Liliwer, 1997:276).

Weber (dalam Liliweri, 1997:6) menyatakan bahwa organisasi yang baik harus mempunyai struktur dan fungsi yang mampu menjelaskan pembagian tugas dan fungsi, serta mekanisme reward dan punishment. Organisasi merupakan sistem hubungan perilaku sosial dari sejumlah orang yang dapat diajak berpartisipasi. Setiap ganjaran yang diberikan kepada anggota bermaksud agar anggota itu bergiat dan faktor motivasi dapat membantu para anggota. Adanya reward (hadiah) yang diberikan oleh Oriflame untuk setiap usaha yang dilakukan membuat setiap member lebih membentuk tim yang solid dan mampu untuk bekerja sama.


(33)

2.5 Kelompok Sosial

Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan dalam berkelompok. 11/02/2014, pukul 11.40 ). Kelompok sosial sangat penting karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Menurut Bierstedit (dalam Kamanto, 2004:126) kelompok dapat dibedakan berdasarkan kriteria dan jenis kelompok. Di dalam jenis kelompok asosiasi para anggota mempunyai kesadaran dalam persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Kepentingan bersama yang dimiliki upline dan downline Oriflame yang tergabung sebagai

member membuat mereka akan bekerja sama untuk mencapai target poin yang

diinginkan. Di samping itu diantara para anggota kelompok akan dijumpai hubungan sosial (kontak dan komunikasi).

Merton (dalam Kamanto, 2004:127) menyebutkan ada 3 (tiga) kriteria objektif bagi suatu kelompok antara lain kelompok ditandai oleh sering terjadinya interaksi, pihak yang berinteraksi mendefinisikan diri mereka sebagai anggota dan pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok. Di dalam pembentukan kelompok mengikuti 3 (tiga) tahap yaitu tahap orientasi, tahap evaluasi dan tahap kontrol atau mencari perbaikan (Liliweri, 1997:173). Pada tahap orientasi individu masih berusaha untuk mengenal pihak lain dari luar. Individu akan melontarkan gagasan dan ide untuk menyatukan pendapat. Setelah waktu tertentu individu akan melihat adanya reaksi dari pihak lain dan disitulah individu itu sendiri akan meningkatkan interaksi dan relasi. Mulai lah individu


(34)

akan melakukan tindakan untuk mengevaluasi apakah pihak lain ini bisa dijadikan sebagai relasi di dalam kelompok. Selama berapa lama individu akan mengontrol interaksi dan relasi yang akan diubah menjadi transaksi antarpribadi. Itulah yang terjadi dalam proses pembentukan kelompok.

Emile Durkheim (dalam Liliweri, 1997:175) adalah seorang ilmuwan sosial yang mengajurkan istilah komunitas profesional sebagai faktor yang bertanggung jawab atas peningkatan dan kemunduran kohesivitas dan solidaritas kelompok. istilah kohesi dan kohesivitas mengacu pada kecenderungan para anggota kelompok agar tetap bersatu. Hal ini dapat diukur dengan ada atau tidaknya semangat kerja sama dalam satuan waktu tertentu. Deutcher dan Deutcher (dalam Liliweri, 1997:175) menyebutkan bahwa kohesivitas terbentuk oleh faktor yang membuat semua anggota kelompok bersama-sama memelihara kekompakan di antar mereka dan anggota kelompok cenderung termotivasi untuk bekerja sama. Keadaan kohesivitas kelompok ikut memberikan kontribusi terhadap tingkat efektivitas kelompok. Pengukuran tingkat efektivitas dapat dipandang dari sejauh mana manusia tersebut dapat bekerja sama dalam beragam bentuk kebutuhan serta harapan yang berbeda-beda. Kepuasan atas hasil kerja sama pun berbeda-beda diantara manusia.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan, mencari dan menganalisis faktor-faktor mengenai suatu masalah. Penelitian mencakup aktivitas menelaah suatu masalah dengan metode ilmiah secara terancang dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang terandalkan kebenarannya (obyektif dan sahih). Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Melalui pemahaman yang dialami oleh subjek peneliti secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode ilmiah (Moleong, 2006:1). Pendekatan deskriptif adalah untuk membuat gambaran yang lebih detail.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jalan A. H. Nasution Komplek Trend Trade

Center ( lurusan asrama haji ) Medan, dimana lokasi ini merupakan kantor cabang

dari Perusahaan MLM (Multi Level Marketing) Oriflame di kota Medan. Alasan pemilihan lokasi ini karena merupakan titik temu antara konsumen, calon

downline dan juga upline MLM Oriflame di kota Medan.

3.3Unit Analisis dan Informan

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Dalam penelitian biasanya yang menjadi unit analisisnya bisa berupa individu, kelompok yang kemudian disebut sebagai informan atau responden (Hamidi, 2010 : 59).


(36)

Informan terbagi atas informan kunci dan informan biasa, informan kunci yaitu informan yang memiliki kriteria sebagai berikut:

- Upline sudah terdaftar dan aktif menjalankan bisnis Oriflame

- Upline yang memiliki titel Diamond Director sampai Gold Director

Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh peneliti. Informan merupakan orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin, 2007: 108).

Adapun informan yang menjadi subjek penelitian adalah para upline Oriflame Kota Medan. Dari para upline ini peneliti akan menggali informasi mengenai strategi upline MLM Oriflame dalam pencapaian jenjang karier di Kota Medan. Jumlah informan adalah 7 (tujuh) orang. Dari kedua kriteria di atas telah ditemukan 4 (empat) orang informan kunci yaitu, TR (Titel Diamond Director), MS (Titel Saphire Director) YG (Titel Senior Gold Director), dan EM (Titel Gold

Director), sedangkan informan biasa adalah informan tambahan dalam

mengumpulkan data di lapangan. Terdapat tiga informan biasa yaitu, WI, YH dan SN.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Dalam pengumpulan data pada tujuh orang bagian dari Oriflame. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data primer adalah dengan cara:

a. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan


(37)

penginderaan (Bungin 2007: 115). Pengamatan secara langsung kepada objek yang diteliti guna melihat strategi para upline Oriflame di Kota Medan.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam yang dimaksud adalah percakapan yang sifatnya luwes, terbuka dan tidak baku. Wawancara diadakan dengan pertemuan berulangkali secara langsung dengan informan yaitu upline dan

downline Oriflame, dan informan mengungkapkan informasi atau data

yang diharapkan dengan bahasanya sendiri. Pedoman wawancara

(interview guide), digunakan hanya sebatas instrumen pembantu bagi si

peneliti yang sifatnya monoton. Wawancara berjalan secara tidak berstruktur (terbuka, bicara apa saja) dalam garis besar yang terstruktur yang mengarah untuk menjawab permasalahan peneliti. Adapun pertanyaan yang diajukan adalah tentang riwayat hidup informan, mengenal produk Oriflame dan bisnisnya, sejak kapan bergabung dengan bisnis Oriflame, ketertarikan menjalani bisnis ini , dan lain sebagainya.

2. Data sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari berbagai buku-buku referensi, dokumen dan internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.


(38)

3.5 Interpretasi Data

Intrepetasi data merupakan tahap penyederhanaan data setelah data dan informasi yang dibutuhkan dan diharapkan telah terkumpul. Data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini akan diinterpretasikan berdasarkan dukungan teori dalam tinjauan pustaka yang telah ditetapkan, sampai pada akhirnya akan disusun sebagai laporan akhir peneiltian.

Dalam penelitian kualitatif, tahap analisis dan interpretasi data diawali dengan proses observasi dan wawancara mendalam yang berkenaan dengan permasalahan penelitian. Sehingga untuk kemudian, data-data yang diperoleh akan dikategorikan dan dikaitkan satu dengan yang lainnya agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif.


(39)

3.6 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan

Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pra proposal 

2. ACC penelitian  3. Penyusunan proposal

penelitian

 

4. Seminar proposal penelitian

5. Revisi proposal

penelitian

6. Penelitian lapangan    

7. Pengumpulan data dan analisa data

   

8. Bimbingan skripsi     

9. Penulisan laporan akhir       

10. Sidang meja hijau 

3.7 Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengalami beberapa kendala dan keterbatasan yaitu :

1. Dalam memilih infroman, peneliti kesulitan dalam menemui para informan yang akan diwawancarai. Susahnya menemui informan diakibatkan waktu mereka yang begitu padat dan sulit untuk di


(40)

temui sehingga membuat waktu peneliti habis dengan begitu saja tanpa mendapatkan hasil.

2. Dalam mewawancarai para informan, peneliti harus mencari waktu yang tepat dengan informan agar mereka dapat diwawancarai dengan santai tanpa ada ada rasa terburu-buru.

3. Dalam melakukan wawancara, para informan terkadang tidak nyambung jawabannya dengan pertanyaan yang diajukan peneliti, sehingga ini membuat peneliti bekerja keras lagi untuk menjelaskan lebih lagi agar informan dapat memahami pertanyaan.


(41)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Oriflame

Perusahaan Oriflame bergerak di bidang produksi dan penjualan barang didirikan tahun 1967 oleh dua bersaudara Jonas dan Robert af Jochnick dari swedia, yang ingin menciptakan perusahaan kosmetika mengandung bahan dasar alami. Mereka mengembangkan formulasi yang aman, efektif, serta dengan wewangian yang lembut. Seri perawatan kulit Oriflame Swedish Care diluncurkan dalam waktu singkat. Saat ini, telah digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia. akses pada 26/01/2012, pukul 10.15).

Perluasan wilayah penjualan merupakan konsekuensi alami dari kesuksesan Oriflame di Swedia. Hanya dalam waktu dua tahun, perusahaan ini berkembang ke Finlandia, Denmark dan Norwegia, dan pada pertengahan tahun 80-an, Oriflame telah digunakan oleh wanita di negara-negara yang sangat jauh, seperti di Indonesia. Oriflame Cosmetics saat ini adalah perusahaan kosmetik dengan perkembangan tercepat di dunia. Oriflame memiliki kantor penjualan di 60 negara dan merupakan pemimpin pasar di lebih dari 30 negara. Jaringan penjualan yang terdiri dari 2 juta konsultan mandiri yang memasarkan rangkaian lengkap perawatan kulit, wewangian dan kosmetik. Meskipun berkembang dengan cepat, Oriflame tidak pernah sekalipun melupakan konsep bisnis awalnya. (Sumber dari sejarah perusahaan indonesia


(42)

4.1.2 Sejarah Oriflame di Indonesia

Oriflame Indonesia (PT. Orindo Alam Ayu) merupakan perusahaan kosmetik dan perawatan tubuh dengan sistem penjualan mandiri. Sejak tahun 1986 Oriflame Indonesia menjadi pasar pertama di Asia dan sudah memiliki 13 cabang dan ribuan member yang tersebar luas diseluruh Indonesia. Oriflame dipimpin oleh seorang CEO (Chief Executive Officer) yang saat ini dipegang oleh Johan Nordstrom dan berkantor pusat di Jalan Bulungan No.16 Jakarta. Selain di Jakarta, Oriflame juga ada di kota Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Pekanbaru, Yogyakarta, Semarang, Balikpapan, Makassar, Denpasar dan Manado. pukul 11.00).

4.1.3 Sejarah Oriflame di Medan

PT Oriflame didirikan di Kota Medan awal tahun 2000 dan menjadi nomor 2 (dua) terbesar dengan perkembangan yang pesat. Sebagaimana yang dituturkan oleh informan ASM ( Areal Sales Manager ), R (Lk, 29 thn) sebagai berikut :

“Kota Medan menjadi nomor dua terbesar di seluruh Asia yang perkembangannya sangat pesat, sehingga didirikanlah di awal tahun 2000 Perusahaan Oriflame di sini. Dulunya sebelum ada perusahaan ini, member yang sudah tahu bisnis ini sudah aktif berbisnis d rumah-rumah. Melihat ini maka pemimpin yang ada di Jakarta menyarankan untuk mendirikan perusahaan Oriflame di Medan agar orang-orang yang ingin bergabung bisa berkumpul dan menjalankan bisnis ini”

Banyaknya orang yang bergabung di bisnis ini membuat lokasi perusahaan Oriflame yang dulu tidak sanggup untuk menampung member jika berkumpul di Oriflame. Melihat kondisi seperti ini, maka perusahaan Oriflame dipindahkan ke lokasi yang lebih luas dan bisa menampung semua anggota jika sedang


(43)

berkumpul. Sebagaimana yang dituturkan oleh informan ASM (Areal Sales Manager), R (Lk, 29 thn) sebagai berikut :

“Awalnya Oriflame ini berada di jalan Ir. H. Juanda dan beroperasi sangat lama di sana, akan tetapi karena ruangannya disana tidak besar dan juga anggota Oriflame yang semakin berkembang pesat maka kantor Oriflame pindah ke Jalan A.H.Nasution Komplek Trend Trade Center (lurusan asrama haji) Medan yang di mana kantor sekarang sudah besar. Bulan maret 2012 kantor Oriflame sudah beroperasi di Jalan A.H.Nasution. Member Oriflame sampai saat ini yang terdaftar ada sekitar lebih dari 30.000.000, akan tetapi jumlah member yang aktif lebih sedikit ketimbang yang mendaftar”

4.1.4 Visi dan Misi Perusahaan Oriflame

Perusahaan Oriflame memiliki visi dan misi untuk acuan dalam berbisnis. Adanya visi dan misi perusahaan Oriflame di Medan membuat semakin jelas arah bisnis dan tujuan didirikannya perusahaan ini. Sebagaimana yang dituturkan oleh informan ASM ( Areal Sales Manager ), R (Lk, 29 thn) sebagai berikut :

“Visi dan misi Oriflame di Medan sama dengan visi misi Perusahaan Oriflame di dunia. Visi nya adalah menjadi Perusahaan nomor satu dengan menjual barang secara langsung (direct selling) sedangkan misi nya memenuhi impian semua orang dan membuka peluang buat semua orang untuk mempunyai penghasilannya sendiri”

4.1.5 Fasilitas dan Kegiatan Perusahaan Oriflame

Dipindahkannya perusahaan Oriflame ke lokasi yang lebih luas membuat semakin banyak fasilitas yang ditawarkan ke setiap anggota yang ada. Ruangan yang luas menjadikan perusahaan Oriflame ini mampu menampung jumlah anggota yang banyak, dan ini menjadi keuntungan buat semua angggota karena tidak lagi berdesak-desakan jika berkumpul di dalam.

Adanya fasilitas yang ditawarkan oleh perusahaan Oriflame sangat membantu buat semua anggota. Kelancaran anggota dalam menjalankan bisnis


(44)

menjadi keuntungan juga buat perusahaan Oriflame. Sebagaimana yang dituturkan oleh informan ASM (Areal Sales Manager), R (Lk, 29 thn) sebagai berikut :

“Fasilitas yang ada di kantor Oriflame ini ada ruang training yang dimana digunakan untuk kegiatan Oriflame. Selain itu ada ball room untuk pertemuan dan pelatihan anggota serta tempatnya sangat besar untuk menampung jumlah anggota yang banyak. Ada juga customer care dan tempat pelayanan langsung untuk pengorderan barang, pembayaran barang serta pendaftaran anggota baru. Selain itu ada fasilitas wifi yang bisa digunakan member untuk mengorder secara langsung, kantin dan toilet.”

Aktivitas perusahaan Oriflame dimulai dari hari Senin sampai Sabtu. Minggu dan libur umum perusahaan Oriflame tidak beraktivitas. Sebagaimana yang dituturkan oleh informan ASM (Areal Sales Manager), R (Lk, 29 thn) sebagai berikut :

“Kantor Oriflame beroperasi dari hari Senin-Sabtu. Senin-Kamis kantor Oriflame buka dari jam 09.30-19.00 wib. Jumat dan Sabtu buka dari jam 09.00-19.00 wib. Minggu dan libur umum kantor ini tidak beroperasi”

4.1.6 Kode etik perusahaan Oriflame dan produk yang dimiliki

Perusahaan Oriflame Medan memiliki kode etik bagi karyawan, dimana mereka tidak diperbolehkan menjadi seorang member. Karyawan yang bekerja di perusahaan Oriflame hanya diperbolehkan untuk pengguna produk yang dimiliki oleh Oriflame. Sebagaimana yang dituturkan oleh informan ASM (Areal Sales Manager), R (Lk, 29 thn) sebagai berikut :

“Semua karyawan yang ada di Oriflame tidak boleh menjadi member karena akan dikhawatirkan ada konflik intern dan juga sudah ada di peraturan kode etik member bahwa karyawan hanya bisa menggunakan produk yang dimiliki Oriflame saja.”

Produk yang dimiliki oleh Oriflame memiliki 5 kategori produk yang dipasarkan kepada semua konsumen produk Oriflame. Sebagaimana yang


(45)

dituturkan oleh informan ASM (Areal Sales Manager), R (Lk, 29 thn) sebagai berikut :

“Oriflame mempunyai 5 kategori produk yang diantaranya skin

care (untuk perawatan kulit), personal body care (perawatan dari ujung rambut sampai ujung kaki), colour cosmetik (perawatan kosmetik yang warna-warni seperti lipstick, alat make-up, kutek, dsb), fragrance (parfume) dan yang terbaru nutrishake (untuk perawatan bobot tubuh yang berlebih)”

4.1.7 Struktur dan Tanggung Jawab Perusahaan Oriflame

PT Oriflame memiliki struktur dan tanggung jawab organisasi. Struktur Organisasi dapat terbentuk karena adanya kelompok manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok yang sudah ditetapkan. Struktur Organisasi PT Oriflame Cabang Medan berbentuk garis dan staf yang ramping karena tidak melakukan kegiatan produksi dan hanya memperkerjakan orang dalam bidang administratif. Gambaran ini dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.1 Struktur danTanggung Jawab PT Oriflame

Sumber : PT Oriflame Cabang Medan, 2000

Operation Supervisor

Warehouse Supervisor Cashier/Customer Service Supervisor

Staff Gudang

Delivery Office

Boy Customer Service Cashier KAM


(46)

Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian pada PT Oriflame Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. KAM (Key Account Manager)

a. Memimpin dan mengelola cabang sesuai dengan pedoman dan pengarahan yang digariskan kantor pusat.

b. Membawahi, mengawasi, dan mengkoordinasikan semua bagian lainnya yang terdapat pada kantor cabang.

c. Bertanggung jawab dan memberikan laporan berkala berupa data dan informasi lainnya mengenai kegiatan operasional perusahaan ke kantor pusat.

d. Memotivasi Consultant Oriflame untuk meningkatkan pejualan.

2. Operation Supervisor

a. Melaksanakan program penjualan sesuai dengan rencana/program yang telah disusun dan menilai pelaksanaannya untuk meningkatkan penjualan produk.

b. Menyusun dan membuat laporan bulanan mengenai perkembangan penjualan perusahaan.

3. Warehouse Supervisor

a. Bertanggung jawab terhadap gudang dan mengelola orang-orang yang di gudang.

b. Membuat laporan bulanan mengenai persediaan barang di gudang kepada KAM (Key Account Manager).


(47)

c. Bertanggung jawab atas penerimaan barang-barang yang dikirim dari kantor pusat.

d. Menerima laporan penerimaan dan pengeluaran barang-barang, dan berita acara apabila barang kurang diterima.

4. Cashier/Customer Service (CS) Supervisor a. Bertanggung jawab dan mengelola Cashier.

b. Bertanggung jawab dan mengelola Customer Service.

5. Cashier, Staff Gudang, dan Customer Service

Sama-sama memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh Consultant (member) Oriflame. (Sumber: Wawancara Areal Sales Manager

Oriflame, Medan)

Pada perusahaan Oriflame dikenal sebutan member yang merupakan pelaku utama dalam penjualan produk. Member bukan menjadi bagian dari struktur perusahaan Oriflame secara langsung, mereka berada di luar struktur perusahaan Oriflame, namun member memiliki peran penting dalam memajukan perusahaan.

Member tidak bergaji seperti karyawan di perusahaan Oriflame. Member

mendapatkan penghasilan dari keuntungan menjual produk dan pengumpulan bonus poin dari produk secara pribadi maupun group. Member menjadi penyalur produk secara langsung ke konsumen tanpa melewati distribusi ke toko, swalayan, pasar dan lain-lain. Member berinteraksi dengan perusahan pada urusan administrasi saat awal pendaftaran, pemesanan produk, pembayaran produk, keluhan konsumen mengenai produk yang kurang memuaskan dan penerimaan


(48)

komisi, bonus serta hadiah. Saat melakukan pertemuan para member kadang melakukannya di kantor Oriflame. Akan tetapi ini tergantung dengan upline yang mensponsori mereka apa ingin di kantor Oriflame atau di luar kantor. Masa berlaku member di Oriflame dimulai saat member menerima keanggotaan setelah mendaftar dan berlaku untuk periode selama 12 bulan. Keanggotan member dapat diperpanjang setiap tahunnya atas persetujuan dari Oriflame. Jika member aktif dalam menjalankan bisnis, maka member tidak perlu lagi memperpanjang keanggotaan. Perpanjangan keanggotaan diperuntukkan buat member yang tidak aktif dan ingin aktif kembali.

4.1.9 Jenjang Karier Perusahaan Oriflame

Perusahaan Oriflame membuat jenjang karier untuk member yang dimiliki. Hal ini dilakukan agar setiap member memiliki target untuk pencapaian tingkatan. Tingkatan ini diasarkan pada penjualan produk yang dimana setiap produk memiliki poin dan pada banyaknya jaringan yang dibangun.

Gambaran jenjang karier MLM Oriflame termasuk kedalam sistem jaringan matahari yang dimana memberikan kebebasan untuk membangun jaringan. Setiap member diperkenankan membuka jaringan selebar mungkin dan sebanyak-banyaknya. Artinya para pelaku MLM tersebut dapat membuka jaringan dengan beberapa orang dengan pola menyebar.

Adapun gambaran level dasar di Oriflame Medan dimulai dari Konsultan 3% sampai Director sebagai berikut : (Sumber : PT Oriflame Cabang Medan)

a. Konsultant 3% (K 3%), menjadi Konsultant 3% seorang upline harus berhasil mengumpulkan 200 bonus poin dari penjualan produk Oriflame


(49)

secara pribadi maupun group dalam 1 (satu) bulan dan akan mendapatkan bonus Rp 50.000.

b. Konsultant 6% (K 6%), menjadi Konsultant 6% seorang upline harus berhasil mengumpulkan 600 bonus poin dari penjualan produk Oriflame secara pribadi maupun group dalam 1 (satu) bulan dan akan mendapatkan bonus Rp 100.000-200.000.

c. Konsultant 9% (K 9%), menjadi Konsultant 9% seorang upline harus berhasil mengumpulkan 1200 bonus poin dari penjualan produk Oriflame secara pribadi maupun group dalam 1 (satu) bulan dan akan mendapatkan bonus Rp 300.000-500.000

d. Manager 12% (M 12%), menjadi Manager 12% seorang upline harus berhasil mengumpulkan 2400 bonus poin dari penjualan produk Oriflame baik secara pribadi maupun group dalam sebulan dan akan mendapatkan bonus Rp 650.000-900.000.

e. Manager 15% (M 15%), untuk menjadi Manager 15% seorang upline harus berhasil mengumpulkan 4000 bonus poin dari penjualan produk Oriflame baik secara pribadi maupun group dalam 1 (satu) bulan dan akan mendapatkan bonus Rp 1.000.000-1.500.000.

f. Manager 18% (M 18%), untuk menjadi Manager 18% seorang upline harus berhasil mengumpulkan 6600 bonus poin dari penjualan produk Oriflame baik secara pribadi maupun group dalam 1 (satu) bulan dan akan mendapatkan bonus Rp 2.000.000-3.000.000.

g. Senior Manager 21% (SM 21%), menjadi Senior Manager 21% upline harus berhasil mengumpulkan 10.000 bonus poin dari penjualan produk


(50)

Oriflame secara pribadi maupun group dalam hitungan 1 (satu) bulan dan akan mendapatkan bonus Rp 4.000.000-7.000.000.

h. Director, menjadi seorang Director upline harus memenuhi kriteria sebagai Senior Manager 21% (SM 21%) selama 6 (enam) kali dalam 1 (satu) tahun dan berhak mendapatkan bonus Rp 7 juta perbulan dan komisi (penghasilan) rata-rata sebesar Rp 72 juta pertahun serta ditambah tiket gratis menghadiri Director Seminar dan Gala Dinner.

Selain jenjang karier dasar di atas, ada juga jenjang karier Oriflame yang tertinggi di Medan dimulai dari Diamond Director yang memiliki penghasilan Rp 460 juta pertahun dan bonus rata-rata Rp 40 juta perbulan, Saphire Director memiliki penghasilan Rp 240 juta pertahun dan bonus rata-rata Rp 28 juta perbulan, Senior Gold Director memiliki penghasilan Rp 180 juta pertahun dan bonus rata-rata Rp 21 juta perbulan dan Gold Director yang memiliki penghasilan Rp 120 juta pertahun dan bonus rata-rata Rp 14 juta perbulan. Gambaran jenjang karier anggota Oriflame tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

a. Diamond Director

Seorang upline saat ingin menjadi Diamond Director harus berhasil menjadikan 6 (enam) orang Director dari downline yang dimilikinya selama 1 (satu) tahun dan berhak mendapatkan penghasilan rata-rata sekitar Rp 460 juta pertahun dan bonus rata-rata Rp 40 juta perbulan. Gambaran menjadi Diamond Director dapat dilihat sebagai berikut: (Sumber : PT Oriflame Cabang Medan).


(51)

Gambar 4.2 Jenjang Karier Diamond Director

Sumber : PT Oriflame Cabang Medan

Keterangan : Director, SM 21% : Senior Manager; M 18% : Manager 18%; M 15% : Manager 15%; M 12% : Manager 12%; K 9% : Konsultan 9%; K 6% : Konsultan 6%; K 3% : Konsultan 3%

b. Saphire Director

Seorang upline saat ingin menjadi Saphire Director, harus berhasil menjadikan 4 (empat) orang Director dari downline yang dimilikinya selama 1 (satu) tahun dan berhak mendapatkan penghasilan rata-rata sekitar Rp 240 juta

Director Director Director Director SM 21% SM 21%

SM 21% SM 21%

M 18% M 18%

M 18% M 18%

M 15% M 15%

M 15%

M 12% M 12%

M 12% M 12%

K 9% K 9% K 9%

K 9% M 15%

K 6% K 6% K 6%

K 6%

K 3% K 3% K 3% K 3%

DIAMOND DIRECTOR

Director

Director

SM 21%

SM 21%

M 18% M 18%

M 15% M 15%

M 12% M 12%

K 9% K 9%

K 3% K 3%

K 6% K 6%


(52)

pertahun dan bonus rata-rata Rp 28 juta perbulan. Gambaran menjadi Saphire

Director dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.3 Jenjang Karier Saphire Director

Sumber : PT Oriflame Cabang Medan

Keterangan : Director; SM 21% : Senior Manager; M 18% : Manager 18%; M 15% : Manager 15%; M 12% : Manager 12%; K 9% : Konsultan 9%; K 6% : Konsultan 6%; K 3% : Konsultan 3%

c. Senior Gold Director

Seorang upline saat ingin menjadi Senior Gold Director, harus berhasil menjadikan 3 (tiga) orang Director dari downline yang dimilikinya selama 1

Saphire Director

Director Director

Director Director

SM 21%

SM 21% SM 21%

SM 21%

M 18%

M 18% M 18%

M 18%

M 15%

M 15% M 15%

M 12% M 12%

M 12%

M 12%

K 9% K 9%

K 9% K 9%

M 15%

K 6% K 6%

K 6% K 6%

K 3% K 3%


(53)

(satu) tahun dan berhak mendapatkan penghasilan rata-rata sekitar Rp 180 juta pertahun dan bonus rata-rata Rp 21 juta perbulan. Gambaran menjadi Senior Gold

Director dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.4 Jenjang Karier Senior Gold Director

Sumber : PT Oriflame Cabang Medan

Keterangan : Director; SM 21% : Senior Manager; M 18% : Manager 18%; M 15% : Manager 15%; M 12% : Manager 12%; K 9% : Konsultan 9%; K 6% : Konsultan 6%; K 3% : Konsultan 3%

Director

Senior Gold Director

Director Director

SM 21% SM 21% SM 21%

M 18% M 18% M 18%

M 15% M 15% M 15%

M 12% M 12% M 12%

K 9% K 9% K 9%

K 6% K 6% K 6%


(54)

d. Gold Director

Saat menjadi Gold Director, upline harus berhasil menjadikan 2 (dua) orang Director dari downline yang dimilikinya selama 1 (satu) tahun dan berhak mendapatkan penghasilan rata sekitar Rp 120 juta pertahun dan bonus rata-rata Rp 14 juta perbulan. Gambaran Gold Director dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.5 Jenjang Karier Gold Director

Sumber : PT Oriflame Cabang Medan

Keterangan : Director; SM 21% : Senior Manager; M 18% : Manager 18%; M 15% : Manager 15%; M 12% : Manager 12%; K 9% : Konsultan 9%; K 6% : Konsultan 6%; K 3% : Konsultan 3%

Director

Gold Director

Director

SM 21% SM 21%

M 18% M 18%

M 15% M 15%

M 12% M 12%

K 9% K 9%

K 6% K 6%


(55)

4.2 Profil Informan

Profil informan dalam penelitian ini merupakan Upline MLM Oriflame dan konsumen di Kota Medan. Berikut adalah daftar 4 upline dan konsumen yang menjadi informan dalam penelitian ini:

1. ( Lk, 50 tahun dan titel Diamond Director)

TR adalah seorang bapak yang sudah berusia 50 tahun dan memiliki titel

Diamond Director. TR sudah berkeluarga dan memiliki seorang isteri dan anak.

TR bertempat tinggal di Brastagi dan sudah mengenal Oriflame pada tahun 1995. Bisnis Oriflame ini diperkenalkan pertama kali oleh isteri dan adiknya. Sebelum bergabung dengan Oriflame TR pernah bekerja di hotel dan kontraktor, akan tetapi saat itu moneter dan TR kehilangan pekerjaannya. TR akhirnya menjadi supir angkot dan penghasilan yang di dapat sedikit. Di Tahun 1999 TR memutuskan untuk bergabung ke bisnis Oriflame dan sudah hampir 14 tahun menjalankan dengan sungguh-sungguh. Dengan keseriusan TR dalam menjalankan bisnis Oriflame, TR mendapatkan hadiah untuk menginap di hotel mewah, jalan-jalan keluar negeri, dan mendapatkan mobil senilai 370 juta. Perjalanan ke luar negeri ini sudah 10 kali didapatkan dari Oriflame. Oriflame memberikan bonus ke TR Rp 40 juta perbulan. Titel Diamond Director bisa didapat bila sudah berhasil menciptakan 6 Director yang ada dibawahnya.

2. MS ( Pr, 24 tahun dan titel Saphire Director)

MS berusia 24 tahun sudah berkeluarga dan memiliki titel Saphire

Director. MS bersuku Batak Toba dan memiliki seorang suami. MS bertempat


(56)

Oriflame saat duduk dibangku SMA. Saat duduk dibangku kuliah MS mulai mengenal bisnis Oriflame dan MS tahu dari teman kampusnya. MS bergabung dengan bisnis Oriflame sekitar 3 tahun. MS menganggap bisnis Oriflame sangat simpel, sistematis dan bisa merubah serta mewujudkan impian. MS mengajak teman kampus dan orang yang dia jumpai dijalanan untuk bergabung menjadi

member. MS mempunyai downline 60 orang, tapi yang aktif sekitar 30 orang.

MS mendapatkan penghasilan rata-rata Rp 240 juta per tahun dan mendapatkan bonus Rp 28 juta perbulan. Selain itu juga mendapatkan Pin Recognition, undangan menghadiri gala dinner untuk 2 (dua) orang, undangan menghadiri Director seminar dan perjalanan ke luar negri yang sudah diikuti MS ke dubai.

. MS mempertahankan member dengan memfollow up mereka, seperti mengabari jika ada acara Oriflame dan mengajak mereka kepertemuan untuk memotivasi mereka. Selain itu juga MS selalu mengarahkan downline yang dimilikinya untuk melihat succes plan (jenjang karier) yang dimiliki oleh Oriflame, dengan begitu maka downline yang dimiliki akan tetap bertahan dan

succes plan (jenjang karier) itu ada setiap bulannya.

3. YG ( Lk, 35 tahun dan titel Senior Gold Director)

YG sudah mengenal Oriflame 2 tahun dan memiliki titel Senior Gold

Director. YG lahir di Medan dan sekarang tinggal di Perumahan Simalingkar

Medan. YG pernah bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta. Pada saat perusahaan tempat YG bekerja melakukan pengurangan pekerja, YG pun di PHK. YG pun kehilangan pekerjaan. Kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat


(57)

maka YG memutuskan untuk bergabung ke bisnis Oriflame dan menjadikan bisnis ini menjadi mata pencahariannya.

Penghasilan YG rata-rata Rp 180 juta pertahun dan berhak mendapat bonus Rp 21 juta perbulan. Selain itu YG mendapatkan Pin Recognition, undangan menghadiri gala dinner untuk 2 (dua) orang, undangan menghadiri Director seminar dan perjalanan ke luar negri ke swedia.

YG memiliki downline 20 orang. Untuk merekrut downline YG menyebarkan selebaran untuk datang kepertemuan di Oriflame serta sahabat, tetangga dan keluarganya. YG mengungkapkan bahwa menjadi seorang member harus membayar uang pendaftaran sebesar Rp 48.900, akan tetapi apabila ada promo maka uang pendaftarannya bisa menjadi Rp 39.900. Selain itu mengisi formulir pendaftaran yang diberikan oleh upline/promotor, foto kopi KTP dan foto kopi rekening bank. YG memperkenalkan bisnis Oriflame dengan mengenalkan katalog mulai dari promo dan menjelaskan tingkatan/ level di bisnis ini. YG melakukan follow up untuk mempertahakan downline. Strategi YG melakukan pendekatan kepada downline membuat mereka merasa nyaman dan enjoy dalam berbisnis.

4. EM ( Pr, 26 tahun dan titel Gold Director)

EM berusia 26 tahun sudah berkeluarga dan memiliki titel Gold Director. EM bertempat tinggal di padang bulan Medan. EM memiliki 25 orang downline dan mengenal produk Oriflame dari SMA. EM mengenal bisnis Oriflame semenjak kuliah dan diajak teman kampusnya. EM mengajak teman dan sepupu untuk menjadi downline. Saat EM merekrut downline, EM mengajak berkenalan terlebih dahulu terus membuka pembicaraan dan lanjut menawarkan produk


(58)

Oriflame. Saat mulai tertarik maka EM mulai menawarkan apa mau menjadi

member. Saat ingin menjadi member maka mereka hanya membayar uang

pendaftaran Rp 39.900 dan foto kopi KTP 1 lembar. Penghasilan yang didapatkan EM rata-rata Rp 120 juta pertahun dan mendapatkan bonus Rp 14 juta perbulan dan juga mendapatkan Pin Recognition, undangan menghadiri gala dinner untuk 2 (dua) orang, undangan menghadiri Director seminar dan perjalanan ke bali.

Untuk mempertahankan downline, EM selalu memfollow up dengan memberi mereka promo yang ditawarkan Oriflame melalui sms, bbm maupun telepon. Selain itu dalam 3 bulan pertama, downline yang baru direkrut akan mendapat hadiah dari Oriflame dan itu bisa membuat mereka akan bertahan. Di waktu yang 3 bulan itulah EM juga membantu downline nya untuk membangun jaringan yang mereka miliki, sehingga mereka akan merasa rugi apabila meninggalkan bisnis ini.

4.2.1. Informan biasa 1. WI ( Pr, 17 tahun )

Siswi yang masih duduk di kelas 3 SMA ini sudah mengenal dan menggunakan produk Oriflame sejak tahun 2012. WI adalah anak kedua dari tiga bersaudara dan mengenal produk Oriflame dari kakaknya sendiri. WI sering memesan produk Oriflame dari teman sekolah dan produk yang dipesan seperti make-up, body cream dan lipgloss. Cara mendapatkan produk ini WI hanya melihat dari katalog, memberikan kode produk yang ingin dibeli dan sekitar 2-3 hari barang yang dipesan pun datang.


(59)

2. YH ( Pr, 24 tahun )

YH adalah mahasiswi semester akhir di Fakultas ISIP USU. YH tinggal di perumahan simalingkar dan bersuku Batak Toba. YH merupakan anak kedua dari 5 bersaudara dikeluarganya dan mengenal produk Oriflame sejak SMA. YH mulai menggunakan produk Oriflame setelah tamat SMA dan produk yang digunakan adalah body cream. YH lebih suka menggunakan produk Oriflame karena produknya tidak memberikan efek yang buruk ke kulit YH. YH tidak mempunyai penegluaran khusus dalam membeli produk Oriflame. YH mendapatkan produk ini dengan melihat dari katalog, memesan dengan memberikan kode produk dan 2-3 hari produk yang dipesan sudah ada.

3. SN ( Pr, 26 tahun )

SN merupakan karyawati di bank swasta dan mengenal produk Oriflame sejak duduk di bangku kuliah. SN tinggal di kemuning raya Helvetia Medan dan bersuku Batak Toba. SN mengenal produk Oriflame dari teman kampus. SN menggunakan produk Oriflame sejak semester 5 dan tertarik menggunakan produk ini karena teman dekatnya sudah menggunakan dan kelihatan cantik. Produk yang SN beli dari Oriflame ada alat make-up, lipstik maupun lipgloss,

body cream, parfume, fondation maupun cream untuk perawatan kulit. Selama

menggunakan produk Oriflame SN merasa cocok dan tidak ada efek samping untuk kulitnya. SN mendapatkan produk ini melihat katalog yang diberikan teman dekatnya. SN langsung melihat produk apa yang ingin dipesan dan langsung memberikan kode produk.


(1)

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan

Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai strategi

upline MLM Oriflame dalam pencapaian jenjang karier di Kota Medan adalah

sebagai berikut :

1. Strategi upline dalam pembentukan kelompok adalah perekrutan.. Adapun strategi upline dalam merekrut downline adalah sebagai berikut :

a. Strategi upline Diamond Director saat merekrut downline adalah dengan mengajak orang lain untuk bergabung, berbicara dengan 3 (tiga) orang baru serta menawarkan katalog Oriflame yang ada produk unggulannya, upline memberitahukan hasil yang didapat dari bisnis Oriflame, dan mengajak downline menghadiri pertemuan Oriflame

b. Strategi upline Saphire Director saat merekrut downline dengan mengajak orang lain untuk bergabung, berkenalan, menunjukkan katalog Oriflame dan menyarankan menjadi

member, dan mengundang downline ke acara pertemuan

Oriflame

c. Strategi upline Senior Gold Director saat merekrut downline adalah dengan mengajak orang lain untuk bergabung, melakukan pendekatan dengan berkenalan, memperkenalkan


(2)

katalog Oriflame dan menjelaskan bisnisnya, serta mengajak

downline menghadiri pertemuan Oriflame

d. Strategi upline Gold Director saat merekrut downline adalah dengan mengajak orang lain untuk bergabung, melakukan pendekatan dengan menunjukkan katalog Oriflame dan menawarkan produk unggulan Oriflame, dan meyakinkan

downline dengan mengajak ke pertemuan Oriflame.

2. Strategi upline dalam pembentukan kelompok selanjutnya adalah mempertahankan downline. Adapun yang menjadi strategi upline dalam mempertahankan downline adalah sebagai berikut :

a. Strategi upline Diamond Director saat mempertahankan

downline adalah dengan menciptakan suasana yang nyaman,

memotivasi dan menjadi teman sharing downline, memberitahu produk terbaru dan mengajak downline ke kegiatan Oriflame. b. Strategi upline Saphire Director saat mempertahankan

downline dengan menghubungi downline, menjadi teman sharing dan mengarahkan ke jenjang karier, memberitahu

produk terbaru dan mengajak downline ke kegiatan Oriflame. c. Strategi upline Senior Gold Director dalam mempertahankan

downline adalah dengan menghubungi downline dan menjadi

teman sharing, memberitahu produk terbaru dan mengajak

downline ke kegiatan Oriflame.

d. Strategi upline Gold Director dalam mempertahankan


(3)

kepertemuan dan membantu downline untuk membangun jaringannya, memberitahu promo dan produk terbaru, serta membuat target dalam penjualan selama sebulan.

3. Gambaran jenjang karier MLM Oriflame termasuk kedalam sistem jaringan matahari dimana member diberikan kebebasan untuk membangun jaringan. Setiap member diperkenankan membuka jaringan selebar mungkin dan sebanyak-banyaknya. Artinya para pelaku MLM tersebut dapat membuka jaringan dengan beberapa orang dengan pola menyebar. Setiap jenjang karier/ tingkatan yang diberikan Oriflame memiliki syarat tersendiri dan dapat dicapai oleh setiap upline. Keuntungan yang didapat juga berbeda-beda dan ini membuat member akan berlomba menjual produk dan membangun jaringannya.

4. Seorang member akan mencari keuntungan rasional dengan memilih di antara berbagai tindakan alternantif yang dianggap sangat menguntungkan. Menekuni bisnis Oriflame maka member bertindak sesuai dengan proposisi rasionalitas yang bisa membantu kebutuhan hidupnya dan mencapai hasil maksimal dari apa yang dikerjakannya.

5. Berkembangnya bisnis Oriflame tidak terlepas dari kerja sama diantara semua pihak yang ada baik dari member, karyawan maupun konsumen Oriflame. Hubungan pelanggan antara pembeli dan penjual merupakan hubungan yang didasarkan atas kerja sama.


(4)

5.2 SARAN

Dari hasil penelitian mengenai strategi upline MLM Oriflame dalam pencapaian jenjang karier di Kota Medan, peneliti memiliki saran atau masukan sebagai berikut :

1. Dalam soal produk, PT Oriflame harus mempertahankan atau pun meningkatkan kualitas yang dimiliki untuk kepuasan pelanggan setianya.

2. Peningkatan kualitas karyawan Oriflame dari berbagai bidang juga harus ditingkatkan agar semua pihak yang terlibat bisa bekerja sama dan berhubungan dengan member/ konsumen.

3. Dalam situasi persaingan dari segi bisnis maupun produk kecantikan, PT Oriflame dapat melakukan promosi yang baru melalui media elektronik, pameran atau promosi lainnya yang memudahkan konsumen untuk mengenal produk Oriflame dan tidak bergantung pada


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2007. Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT BumiAksara.

Bambang Rudito dan Melia Famiola. 2008. Social Maping-Metode Pemetaan

Sosial. Bandung: Rekayasa sains.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Damsar , 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana.

DR. Alo Liliweri, 1997. Sosiologi Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya

George Ritzer dan Douglas J.Goodman, 2007.Teori Sosiologi Modern Edisi

Keenam. Jakarta: Kencana.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif : Aplikasi Praktis Pembuatan

Proposal dan Laporan Penelitian. Malang : UMM Press

Maleong, Lexy .2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya..

M. Fuad, Christin H, Nurlela, Sugiarto,Paulus,Y.E.F, 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Poloma, Margaret M. 2000. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi (edisi revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.


(6)

Sumberlain :

Apldiakses pada tanggal 31/01/2012,pada pukul 10.00)

Bedah sistem MLM, Priyadi

Bisnis Oriflame.

31/01/2012, pukul 11.45)

Kegiatan ekonomi konsumen produsen, Wardayadi.

(http://wardayadi.wordpress.com/kegiatan-ekonomi-konsumen-produsen/ di akses pada tanggal 11/02/2014, pukul 11.00).

Materi dinamika kelompok, Dewawika.

Memahami arti kepercayaan, Mohammad sholeh. (http://mohamad sholeh.wordpress.com/2010/07/04/memahami-arti-kepercayaan-positive-thinking/ diakses pada 31/01/2012, pukul 12.00)

Oriflame Indonesia.

Sejarah perusahaan oriflame.

Sistem jaringan mlm binary matahari.

Strategi. 10.00)

Teori strategi richard whittington. (http://meylysania.unair.ac.id/artikel/teori-strategi-richard-whittington.html).