Penerapan KHI secara Musyawarah Keluarga di Masyarakat Kecamatan

82 memutuskan perkara, disamping itu menjadikan Mashlahat Mursalah sebagai dasar hukum dalam memutuskan perkara. bahwa penggantian tempat ahli waris ahli waris pengganti pada Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam untuk kemaslahatan berupa perlindungan terhadap mereka yang termarjinal hanya oleh penafsiran klasik.

2. Penerapan KHI secara Musyawarah Keluarga di Masyarakat Kecamatan

Banda Sakti Kota Lhokseumawe Pada waktu pembagian faraidh di desa biasanya selalu terjadi perdebatan antar keluarga yang intinya pada masalah cucu karena menggantikan kedudukan orang tuanya yang lebih dulu meninggal dari kakek atau neneknya. Masalahnya kenapa dapat digantikan sedangkan cucu yang demikian menurut masyarakat Aceh disebut Patah Titi tidak berhak mendapat harta dari pembagian warisan. Kebiasaan yang terjadi di desa pada waktu pembagian warisan yang terlibat dalam pembagian harta warisan adalah orang-orang yang dianggap memiliki ilmu dan pengaruh ditingkat desa. Biasanya tokoh ulama dan tokoh adat dalam hal ini MPU Mejelis Permusyawaratan Ulama dan MAA Majelis Adat Aceh, mereka menyelesaikan masalah tersebut berdasarkan fikih klasik. 129 Mayoritas masyarakat berpendapat bahwa terhadap si cucu segala kebutuhannya akan ditanggung oleh walinya. Secara adat wali tidak dapat mengelak terhadap tanggung jawab kepada cucu-cucu yang telah meninggal orang tuanya, di 129 Murtalabuddin, Tokoh MAA Majelis Adat Aceh, wawancara tanggal 13 Maret 2014 di Desa Simpang Empat Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Universitas Sumatera Utara 83 dalam forum keluarga si wali tersebut biasanya tidak membantah karena kewajibannya. 130 Muslinawati Binti Daud warga desa Kuta Blang, kami 6 enam bersaudara, ibu kami telah lebih dahulu meninggal dibandingkan dengan kakek kami, kami dibesarkan oleh ayah kami. Pembagian warisan yang dilakukan oleh keluarga ibu dan kami tidak mendapatkan hak apapun dari warisan kakek kami. 131 Rosmiati salah seorang warga desa Hagu Selatan, kami sudah patah titi kata para Tokoh Ulama dan Adat Aceh, kami tidak berhak mendapat harta warisan dari almarhum kakek kami, karena ayah kami terlebih dahulu meninggal dibandingkan kakek. 132 Maimumit, saya tidak mendapat apa-pun dari keluarga Ibu saya karena ibu saya terlebih dahulu meninggal dari kakek saya, sehingga kami tidak mendapat warisan dan kami tidak menuntut karena para tokoh ulama dan adat serta masyarakat aceh menyatakan bahwa kami telah patah titi. 133 Harmansyah, Kepala Desa Teumpok Teungoh, Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe menjelaskan, bahwa sebahagian masyarakat di wilayah desanya belum menerima sistem ahli waris pengganti penggantian tempat ahli waris seperti yang tersebut dalam Pasal 185 KHI, dengan alasan tidak ada sumber hukumnya di dalam 130 Ibid 131 Muslina, Warga Desa KutaBlang, wawancara tanggal 15 Maret 2014. 132 Rosmiati, warga Desa Hagu Selatan, wawancara tanggal 17 Maret 2014. 133 Maimumit, warga Desa Hagu Barat Laut, wawancara tanggal 18 Maret 2014. Universitas Sumatera Utara 84 Al-Qur’an dan Hadits Rasul, pendapat ini muncul dikalangan Teungku pesantren di desa kami. 134 Rusdi, Kepala Desa Mongeudong, Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe menjelaskan bahwa ia bersama aparatur desanya pernah menyelesaikan satu perkara ahli waris penggantipenggantian tempat ahli waris berdasarkan Fikih Klasik di Meunasah setempat. 135 Ketua Majelis Permusyawaran Ulama MPU Kota Lhokseumawe menjelaskan, bahwa kami dalam memfatwakan kasus-kasus ahli waris penggantipenggantian tempat ahli waris berdasarkan konsep fikih yang sudah lama berlaku dan di berlakukan di dalam masyarakat Aceh, dalam konsep fikih tidak mengenal penggantian tempat ahli waris ahli waris pengganti karena dalam Al- Qur’an dan Hadist tidak ada. 136 Berdasarkan uraian diatas, hasil wawancara dengan ahli waris pengganti penggantian tempat ahli waris di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe umumnya beragama Islam dan di dalam melakukan pembagian warisan pada kelompok masyarakat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh Tokoh Ulama dan Adat. Sebahagian besar tokoh agama dan adat masih berpegang pada kitab fikih klasik yang ditulis oleh para fukaha terdahulu dalam menyelesaikan masalah warisan, mereka tidak mau memperhatikan perkembangan hukum Islam, mereka menganggap hukum 134 Harmansyah, Geuchik Desa Teumpok Teungoh , wawancara tanggal 15 Maret 2014 .di Desa Teumpok Teugoh Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe. 135 Rusdi, Geuchik di Desa Mongeudong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe 136 Abdul Manan Sulaiman, Tokoh Masyarakat Desa Teumpok Teungoh Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseuamawe, wawancara tanggal 15 Maret 2014. Universitas Sumatera Utara 85 Islam statis, tidak dapat di kembangkan dengan daya nalar pikiran manusia ijtihad, mereka menganggap pintu ijtihad itu sudah tertutup. Pada kenyataanya Rasulullah SAW tidak pernah memerintahkan untuk menutup pintu ijitihad setelah beliau wafat, ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW sangat terbatas, sedangkan kasus tidak pernah terbatas dan terus-menerus akan lahir kasus baru, disaat ayat Al-Qur’an tidak turun lagi dan Nabi Muhammad SAW sudah wafat. Sekiranya para ulama tidak berijitihad untuk mencari terhadap kasus yang baru maka akan terjadi kekosongan hukum karena ayat Al-Qur’an tidak turun lagi dan Nabi Muhammad SAW sudah wafat. B. Alasan-alasan Tokoh Ulama Dan Adat Dalam Menolak Penyelesaian Kasus Penggantian Tempat Ahli Waris Ahli Waris Pengganti di Mahkamah Syar’iyah Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe .

1. Hasil Mubahasah Tokoh Ulama

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

3 81 109

Analisis Yuridis Penerapan Khi Dalam Penggantian Tempat Ahli Waris/Ahli Waris Pengganti Pada Masyarakat Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe

0 70 127

Kinerja Kantor Kecamatan Banda Sakti Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Kota Lhokseumawe

0 51 128

Strategi Pemberdayaan Ekonomi Sosial Masyarakat Nelayan Berbasis Komunitas Ibu Rumah Tangga Di Desa Pusong Baru Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe

8 96 108

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

2 27 161

Analisa Yuridis Penetapan Ahli Waris Berdasarkan Hukum Waris BW (Putusan Pengadilan Negeri Jember No. 67/Pdt.G/2011/PN.Jr)

5 33 10

Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 25

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 9

BAB II KONSEP PENGGANTIAN TEMPAT AHLI WARIS AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM KEWARISAN ISLAM A. Tinjauan Umum tentang Hukum Kewarisan Islam - Analisis Yuridis Penerapan Khi Dalam Penggantian Tempat Ahli Waris/Ahli Waris Pengganti Pada Masyarakat Kecamatan

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Penerapan Khi Dalam Penggantian Tempat Ahli Waris/Ahli Waris Pengganti Pada Masyarakat Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe

0 0 33