Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 5.7 dibawah ini. Tabel 5.7 Hasil Uji T-Independent Pengaruh Peningkatan Konsentrasi pada Kelompok Intevensi dan Kelompok Kontrol di SMA YAPIM Medan Tahun 2014 No. Kelompok Mean SD SE Nilai P N 1 Intervensi : Peningkatan konsentrasi 10 1,410 0,315 0,742 20 2 Kontrol : Peningkatan konsentrasi 40 2,664 0,596 20

B. Pembahasan

Pada pembahasan akan diuraikan tentang hasil penelitian dan membandingkan hasil penelitian ini dengan literatur untuk melihat pengaruh music Mozart terhadap peningkatan konsentrasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden pada kelompok intervensi sebagian besar adalah yang berumur 16 tahun dengan jenis kelamin perempuan. Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar adalah yang berumur 16 dan 17 tahun dengan jenis kelamin perempuan. Menurut Piaget perkembangan kognitif remaja yang berumur 11 tahun ke atas atau awal remaja hingga dewasa berada pada tahap operasi formal yaitu operasi-operasi berpikir tidak lagi terbatas pada obyek-obyek konkrit, tetapi dapat pula pada proposisi verbal dan kondisi hipotetik Anggelina Wahyuni, 2013, hlm. 4. Universitas Sumatera Utara Nilai pretest pada kelompok intervensi memiliki nilai rata-rata yaitu 8,45 dan satandar deviasi 1,731. Pada posttest, nilai rata-rata yaitu 8,35 dan standart deviasi yaitu 1,785. Sedangkan pada kelompok kontrol pretest memiliki nilai rata- rata yaitu 7,45 dan satandar deviasi 3,017 dan pada posttest, nilai rata-rata yaitu 7,85 dan standart deviasi yaitu 2,834. Nilai gain score peningkatan pada kelompok kontrol mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi daripada gain score kelompok intervensi yaitu 40 dengan satandar deviasi 2,664. Tingginya gain score pada kelompok kontrol dapat disebabkan oleh penggunaan musik Jazz yang diberikan oleh peneliti. Musik Jazz mempunyai pengaruh pada perkembangan saraf - saraf otak karena memiliki ritme yang teratur dan bergenre yang sangat berperan dalam proses pematangan hemisfer otak kanan. Selain itu, juga dapat berpengaruh pada hemisfer sebelah kiri yang disebabkan karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan juga sebaliknya Kompasiana, 2012 ¶ 5. Hasil uji t-dependent diperoleh pada kelompok intervensi memperoleh nilai prettest rata-rata 8,45 dengan standar deviasi 1,731. Sedangkan pada posttest memperoleh nilai rata-rata 8,35 dengan standar deviasi 1,785. Nilai rata-rata perbedaan antara pengukuran pertama dan pengukuran kedua adalah 100 dengan standar deviasi 1,410. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,755, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata peningkatan konsentrasi siswa pretest dan posttest pada kelompok intervensi. Sedangkan hasil uji t-dependent pada kelompok kontrol mempunyai nilai rata-rata pada pretest yaitu 7,45 dengan standart deviasi 3,017. Pada posttest mempunyai nilai rata-rata yaitu 7,85 dengan standart deviasi 2,834. Perbedaan mean pada kelompok kontrol Universitas Sumatera Utara yaitu 400 dengan standart deviasi yaitu 2,664. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,510, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata konsentrasi siswa prettest dan posttest pada kelompok kontrol. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan musik Mozart dan musik jazz dalam meningkatkan konsentrasi siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa musik Mozart mapun musik Jazz sama-sama tidak selalu dapat meningkatkan konsentrasi belajar. Musik Mozart adalah bagian dari jenis musik klasik. Menurut Penelitian yang dilakukan Sigman 2005, hal 17, mengenai efektifitas penggunaan musik latar di kelas dalam meningkatkan konsentrasi, menghasilkan kesimpulan, bahwa musik tidak mempengaruhi konsentrasi belajar. Hal ini terbukti dari tidak adanya perbedaan yang signifikan hasil survei dengan menggunakan skala Likert antara pretest dan posttest pada penelitian tersebut. Pengaruh musik dalam konsentrasi belajar disebabkan oleh minimal tujuh faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu 1 emosi tertentu yang dibangkitkan oleh jenis musik tertentu, 2 preferensi musik siswa, 3 pengethuan siswa tentang topik yang dipelajari, 4 teknik berpikir yang dibutuhkan, 5 volume music, 6 karakter musik dan 7 waktu pemutaran musik Salim, 2010, hlm. 26. Penelitian yang dilakukan oleh Salim 2010, hlm 31, menyatakan bahwa musik yang dipakai dalam proses pembelajaran memiliki pengaruh terhadap konsentrasi belajar siswa. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif ataupun negatif tergantung dari faktor penyebabnya. Hasil uji t-independent diperoleh rata-rata peningkatan konsentrasi setelah diberikan perlakukan musik Mozart pada kelompok intervensi yaitu 10 dengan Universitas Sumatera Utara standar deviasi 1,410. Sedangkan pada kelompok kontrol mempunyai nilai rata- rata yaitu 40 dengan standar deviasi 2,664. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,742. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap perubahan tingkat konsentasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa musik klasik Mozart tidak selalu mempengaruhi tingkat konsentrasi belajar siswa. Menurut Chou dalam Salim 2010, hlm. 29, menemukan bahwa musik dapat selalu mengganggu konsentrasi belajar seseorang. Chou berhipotesa bahwa hal tersebut karena musik klasik memiliki melodi yang menarik perhatian yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar seseorang. Konsentrasi efektif merupakan suatu proses terfokusnya perhatian seseorang terhadap suatu objekkegiatan yang sedang dilakukan dengan maksimal, hal tersebut terjadi secara otomatis dan mudah karena orang yang bersangkutan tersebut mampu melakukan kegiatan yang sedang dilakukannya. Jika seseorang merasa sulit berkonsentrasi salah satu penyebab utamanya adalah orang tersebut belum mampu menikmati kegiatan yang sedang dilakukan Hakim, 2002, hlm. 5. Tidak adanya pengaruh penggunaan musik Mozart terhadap peningkatan konsentrasi siswa dikarenakan bahwa musik tersebut adalah jenis musik yang jarang didengar dan asing bagi siswa. Hal tersebut membuat siswa tidak menyukainya dan kemudian akan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Raharja Hum 2011 yang menyatakan bahwa musik yang akrab dengan siswa akan memiliki efek postif sedangkan musik yang tidak akrab atau jarang didengar seperti klasik Barat Universitas Sumatera Utara memiliki efek negatif pada kenyamanan belajar. Hal tersebut membuat sulit berkonsentrasi sehingga prestasi mereka turun. Penelitian yang dilakukan oleh Jakob Pietschnig, Martin Voracek and Anton K. Formann di University of Vienna, Austria menemukan bahwa tidak ada efek apapun terhadap kemampuan kognitif apabila orang dewasa atau bayi sering mendengar lagu klasik. Berdasarkan penelitian tersebut yang melibatkan 3000 partisipator menemukan bahwa tidak ada stimulus atau sesuatu yang mendorong peningkatan kemampuan spasial seseorang setelah mendengarkan musik Mozart Tempo, 2012¶ 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sigman dan Budi Rahaja juga menyimpulkan bahwa musik klasik tidak memberikan efek terhadap konsentrasi, bahkan mengganggu konsentrasi belajar. Atas dasar itu, maka perlu dilakukan kembali penelitian lebih lanjut untuk melihat pergaruh musik klasik terhadap daya tahan konsentrasi dalam belajar Hidayat, hlm 166.

C. Keterbatasan Penelitian