Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber melalui wawancara. Data-data dari hasil observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap keberadaan Sintren. Wawancara yang dilakukan adalah mengenai bentuk musik iringan kesenian Sintren. Selanjutnya dokumentasi dilakukan dengan cara mencatat hasil wawancara dalam buku catatan dan merekam hasil wawancara dengan audio dan video recorder mengenai keberadaan Sintren. Kemudian data-data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dikumpulkan, dipilih, dan disesuaikan dengan topik permasalahan sehingga data yang diperoleh akan benar-benar objektif dan valid. Ketiga teknik pengumpulan data tersebut mempunyai peranan yang sama penting dan saling mendukung. Dalam pengujian keabsahan data, penelitian ini dilakukan dengan satu sumber yang sama yaitu pimpinan grup Sintren Brebes “Satria Nada” yang ada di desa Kedunguter, dari observasi diperoleh hasil diantaranya bentuk musik iringan kesenian Sintren yang ada di desa Kedunguter. Wawancara dilakukan pada tanggal 11 Mei sampai 14 Juni 2016 dengan narasumber Bapak Wijanarko, Bapak Suwatno, Bapak H. Tasori, dan Bapak Soegeng Rianto diperoleh hasil diantaranya bentuk musik dan instrumen yang digunakan, dan lagu yang dimainkan. Selanjutnya dari dokumentasi dilakukan pada tanggal 8 Mei sampai 22 Juni 2016 dengan Bapak H. Tasori diperoleh hasil diantaranya foto- foto yang berhubungan dengan instrumen yang digunakan serta kegiatan pentas, dan dokumen yang diperoleh dari pimpinan grup Sintren Brebes “Satria Nada”, piagam penghargaan yang pernah diterima Sintren “Satria Nada” desa Kedunguter Kabupaten Brebes. Dari ke 4 narasumber tersebut, ditemukan beberapa hal yang berpengaruh dan pendapat yang berbeda-beda dalam bentuk musik iringan kesenian Sintren di desa Kedunguter Kabupaten Brebes. Maka dengan adanya triangulasi akan ditemukan titik temu yang dapat dipertanggung jawabkan. 38

BAB IV BENTUK MUSIK IRINGAN KESENIAN SINTREN DI DESA

KEDUNGUTER KABUPATEN BREBES

A. Kesenian di Kabupaten Brebes

Pada aspek budaya, Kabupaten Brebes dipengaruhi oleh beberapa budaya yaitu budaya Jawa pesisir, Banyumasan, Cirebon, Sunda, serta pengaruh Islam. Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari bahasa yang digunakan oleh msyarakat Brebes adalah bahasa Jawa Brebes dan bahasa Sunda. Jenis kesenian yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Brebes diantaranya adalah buroq, tari topeng, kuda lumping, karawitan, orkes keroncong, orkes gambus, kosidah samrah rebana, terbang Jawa kencer, lengger, sandiwara marses, badha ngasa, bentha benthi, dut-dut keradut, ula-ula klabang, sintren, dangdut tarling, wayang kulit, wayang golek dan campursari. Terdapat beberapa tradisi yang dianggap menjadi bagian dari tradisi dan seni tradisional. Sejarah tentang gamelan yang ada di Kabupaten Brebes digunakan untuk sarana dakwah penyebaran Islam, karena memang keberadaan gamelan digunakan untuk sarana penyebaran agama Islam. Dimana gamelan Brebes dinamakan gamelan kemurangan atau gamelan losari. Gamelan Brebes bernada pelog yakni pelog miring dan pelog sorog, jenis gamelan ini biasanya digunakan untuk mengiringi tari topeng, tari kuda lumping, dan sintren.